PERENCANAAN KEBERLANGSUNGAN BISNIS(BUSINESS CONTINUITY PLAN) TANTRI HIDAYATI SINAGA STT HARAPAN MEDAN

dokumen-dokumen yang mirip
Business Continuity and Disaster Recovery Plan

BAB III ANALISIS METODOLOGI

Business Continuity and Disaster Recovery Plan

BUSINESS CONTINUITY PLAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BANK INDONESIA

MANAJEMEN KEBERLANGSUNGAN USAHA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem

ABSTRAK. Kata Kunci : Disaster Recovery Plan, Business Continuity Plan, Bencana. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini telah masuk dalam era digital dan teknologi

Business Continuity Plan & Disaster Recovery Plan. Abdul Aziz

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan bisnis (business continuity) merupakan sebuah hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan sangat erat kaitannya dengan Teknologi Informasi (TI),

BUSINESS CONTINUITY PLAN & DISASTER RECOVERY PLAN

ICT Continuity with Confidence

MANAGEMENT SOLUTION IT MANAGEMENT CONSULT TING IT MANAGEMENT CONSULTING PT. MULTIMEDIA SOLUSI PRIMA

ANALISIS BUSINESS CONTINUITY PLAN (BCP) PADA UNIT PENYELENGGARAAN KLIRING - KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX (SUMATERA UTARA DAN ACEH)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Berikut merupakan bagan kerangka pikir penulisan thesis ini :

Pentingnya Analisa Dampak Bisnis/ Business Impact Analysis (BIA) Bagi Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meminimalisasi risiko tersebut, bank diharapkan memiliki Business

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dimensi Kelembagaan. Kebijakan Kelembagaan 1. Perencanaan 0.5

DISASTER RECOVERY PLANNING

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bussiness Continuity Management Sistem Informasi Akademik: Proses, Kendala, Risiko dan Rekomendasi

Perancangan Business Continuty Plan (BCP) Layanan Sistem Informasi Pada STMIK AMIKOM Purwokerto

Penyusunan Perencanaan Keberlangsungan Bisnis PT PLN (Persero) APD Jateng dan DIY dengan ISO dan Metode OCTAVE

Disaster Recovery Planning

Kata kunci Business Continuity Plan (BCP), ISO 22301:2012, Bank of Japan, Dutch Financial Sector, risiko, teknologi informasi.

Business Continuity Management Sistem Pembayaran

ABSTRAK. Kata Kunci: Disaster Recovery Plan

TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN SIM-RS DIREKTUR RS KARITAS

DAFTAR ISI. On System Review Pemeriksaan Prosedur Eksisting untuk Database Backup dan Recovery. PLN Dis Jabar & Banten - LPPM ITB

BAB II LANDASAN TEORI. darurat lainnya memiliki implikasi yang besar terhadap hal-hal lain yang menyangkut

1 BAB I PENDAHULUAN. penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

Langkah langkah FRAP. Daftar Risiko. Risk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aktivitas penunjang yang cukup penting pada PT sebagai

Pengembangan Rencana Penanggulangan Bencana (Disaster Recovery Planning) untuk Data Center ITB

SERVICE LEVEL AGREEMENT (SLA) LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Operasional

PERANCANGAN PROSEDUR DISASTER RECOVERY PLAN (DRP) ATAS ASET TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. XXX

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X

Disaster Management. Transkrip Minggu 2: Manajemen Bencana, Tanggap Darurat dan Business Continuity Management

Pertemuan 11 Manajemen Risiko

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

Business Continuity Planning Disaster Recovery Planning

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI. Kuesioner yang dibuat mencakup 15 bagian dari IT Risk Management yang. 6. Rencana Kontingensi/Pemulihan Bencana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Peran sistem informasi makin dirasakan dalam segala aspek bisnis dan

DISASTER RECOVERY PLANNING DALAM MANAJEMEN RESIKO PERENCANAAN PROYEK SISTEM INFORMASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24/POJK.04/2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FUNGSI-FUNGSI MANAJER INVESTASI

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM

Kesepakatan Tingkat Layanan Service Level Agreement (SLA)

KONSEP TATA KELOLA TI

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam

Model Perusahaan Asuransi: Proteksi dan Teknik Keamanan Sistem Informasi

DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT)

Security Sistem Informasi.

Judul Bab: Perencanaan Keberlanjutan Bisnis dan Pemulihan dari Bencana

Satu yang terkenal diantaranya adalah metode OCTAVE.

LAMPIRAN I. Kuisioner I : Management Awareness

BAB I PENDAHULUAN. arus dana dalam suatu perekonomian. Jika sebuah bank mengalami permasalahan,

BAB II LANDASAN TEORI

Kebijakan Manajemen Risiko

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

BAB II LANDASAN TEORI

Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum

TEKNIK AUDIT DATA CENTER DAN DISASTER RECOVERY. Titien S. Sukamto

PERANCANGAN SISTEM RECOVERY DATABASE MENGGUNAKAN METODE MIRRORING. Linda Elisa Sinaga A

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV ini akan membahas hasil analisis dalam perencanaan

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

FRAMEWORK, STANDAR, DAN REGULASI. Titien S. Sukamto

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB 4 PEMBAHASAN. PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisa Proses Tata Kelola Sistem Call Center 123

Struktur Organisasi dan Prosedur Continuity Planning pada Layanan Akademik Telkom University

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Information Technology Service Continuity Management (ITSCM)

Manajemen Resiko Proyek

1.1 Latar Belakang Masalah

- 1 - UMUM. Mengingat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI. audit dari wawancara dengan manajer yang terkait dan bagian bagian yang

IT RISK ASSESSMENT DI BIRO ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI (BAKA) UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

KUESIONER. Nama Responden. Bagian/Jabatan

Penerapan ISO 27001:2013 Sistem Manajemen Keamanan Informasi DCN & DCO GSIT BCA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMBUATAN DISASTER RECOVERY PLAN (DRP) BERDASARKAN ISO/IEC 24762: 2008 DI ITS SURABAYA (STUDI KASUS DI PUSAT DATA DAN JARINGAN BTSI)

BAB 5 PENUTUP. Pendidikan Kabupaten Brebes, maka efektivitas untuk 5 (lima) unsur SPIP pada

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI PLN

RISK ASSESSMENT DAN BUSINESS IMPACT ANALYSIS SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN DISASTER RECOVERY PLAN (STUDI KASUS DI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Menimbang. Mengingat. Menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Disater Recovery Center (DRC) adalah fasilitas Back-up data dan sistem

Transkripsi:

PERENCANAAN KEBERLANGSUNGAN BISNIS(BUSINESS CONTINUITY PLAN) TANTRI HIDAYATI SINAGA STT HARAPAN MEDAN

PENGERTIAN BUSINESS CONTINUITY PLAN Perencanaan Keberlangsungan Bisnis (Business Continuity Plan/BCP) adalah proses otomatis atau pun manual yang dirancang untuk mengurangi ancaman terhadap fungsi-fungsi penting organisasi, sehingga menjamin kontinuitas layanan bagi operasi yang penting. Perencanaan keberlangsungan bisnis dibuat untuk mencegah tertundanya aktivitas bisnis normal. BCP didisain untuk melindungi proses bisnis vital dari kerusakan atau bencana yang terjadi secara alamiah atau perbuatan manusia, dan kerugian yang ditimbulkan dari tidak tersedianya proses bisnis normal (rutin, seperti biasa). Business Continuity Plan merupakan strategi untuk meminimalisir efek dari ganguan dan mengupayakan berjalannya kembali proses bisnis suatu organisasi atau perusahaan.

PENGERTIAN BUSINESS CONTINUITY PLAN Kejadian atau hal-hal yang menahan proses bisnis adalah segala sesuatu gangguan keamanan yang terduga dan tak terduga yang bisa mematikan operasi normal bisnis dalam kurun waktu tertentu. Tujuan dari BCP adalah untuk meminimalisir efek dari kejadian atau bencana tersebut dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Manfaat utama dari Business Continuity Plan adalah untuk mereduksi risiko kerugiaan keuangan dan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memulihkan diri dari bencana atau gangguan sesegera mungkin. Perencanaan keberlangsungan bisnis juga harus dapat membantu meminimalisir biaya dan mengurangi risiko sehubungan dengan kejadian bencana tersebut.

PENGERTIAN BUSINESS CONTINUITY PLAN Business Continuity Plan perlu memperhatikan semua area proses informasi kritis dari perusahaan, seperti hal di bawah ini; LAN, WAN, dan server Hubungan telekomunikasi dan komunikasi data Lokasi dan ruang kerja Aplikasi, software, dan data Media dan tempat penyimpanan rekaman/data Proses produksi dan staf-staf yang bekerja

PENTINGNYA BUSINESS CONTINUITY PLAN Memiliki sebuah BCP dipandang sebagai sebuah jaminan kebijakan yang memberikan kontribusi pada good governance -nya sebuah bisnis. Namun, tidak semua industri atau negara di dunia menyadari pentingnya nilai BCP. Di seluruh dunia, industri jasa keuangan adalah terdepan dibanding industri lainnya dalam persyaratan BCP yang up todate dan tested. Regulasi-regulasi ini ditegakkan dengan audit-audit internal dan eksternal dan dalam kasus-kasus ekstrim dengan berbagai sanksi dan denda. Beberapa badan regulasi tertentu mengawasi persyaratan mutlak untuk BCP di negara-negara yang berbeda.

PENTINGNYA BUSINESS CONTINUITY PLAN Di AS, ada US Federal Reserve Board yang melakukan tugas ini. Kemudian di Singapura, ada Monetary Authority of Singapore (MAS) dan di Hong Kong ada Hong Kong Monetary Authority (HKMA). Biasanya badan-badan seperti ini selalu mengikuti best practise dari seluruh dunia dan menyebarluaskannya ke institusi-institusi di bawahnya. Dampaknya, sebagian besar dari masyarakat terjamin dan tenang bahwa jika ada bencana yang menimpa bank, perusahaan sekuritas, asuransi atau institusi keuangan lainnya yang menjadi rekan usaha atau penyedia jasa untuk masyarakat, mereka mampu bertahan dari peristiwa tersebut untuk melanjutkan pelayanan kepada masyarakat sebagai customer atau rekan bisnis dalam periode waktu yang sewajarnya.

PENTINGNYA BUSINESS CONTINUITY PLAN Proses perencanaan suatu business continuity plan (BCP) akan memungkinkan perusahaan atau organisasi menemukan dan mengurangi (reduce) ancamanancaman, merespon (respond) suatu peristiwa ketika peristiwa itu terjadi, pemulihan (recover) dari dampak langsung suatu peristiwa atau bencana, dan akhirnya mengembalikan (restore) operasi menjadi seperti semula. Reduce, respond, recover dan restore ini lebih dikenal sebagai Empat R di BCP.

PENGEMBANGAN BUSINESS CONTINUITY PLAN Untuk membangun sebuah BCP dibutuhkan informasi-informasi dari beberapa bagian yang berbeda seperti pengetahuan mengenai pengoperasian, pemahaman mengenai fungsi-fungsi bisnis yang penting di dalam pengoperasian, penentuan waktu sasaran pemulihan (recovery) untuk fungsi-fungsi ini, memahami ancaman lokal, pengetahuan mengenai regulasi lokal, dan beberapa hal lainnya. Orang yang bertugas sebagai koordinator BCP harus memimpin usaha ini selayaknya seorang project manager, seperti halnya inisiatif-inisiatif formal lainnya yang lazim dilakukan sebuah perusahaan. Namun demikian, memahami seluk beluk pengoperasian perusahaan atau organisasi akan sangat membantu dalam menyiapkan planning yang relevan dan praktis. Beberapa team leader yang bertanggung jawab terhadap berbagai aspek pengoperasian perusahaan harus dilibatkan untuk membantu memahami fungsi-fungsi bisnis yang penting, dan membantu membuat prioritas dan menentukan recovery time objectives (RTO).

PENGEMBANGAN BUSINESS CONTINUITY PLAN Ada empat element atau langkah-langkah dalam membangun sebuah BCP yang baik, yaitu meliputi: Pembuatan Cakupan dan Rencana. Tahapan ini menandai dimulainya proses BCP. Hal yang dilakukan adalah membuat lingkup dan elemen lainnya yang diperlukan untuk menentukan parameter dari rencana. Business Impact Assassment (BIA). Proses ini dilakukan sebelum membuat Disaster Recovery Plan. BIA digunakan untuk membantu unit bisnis memahami dampak dari bencana. Tahapan ini adalah meliputi pelaksanaan analisa risiko dan menentukan dampak terhadap perusahaan jika potential loss yang teridentifikasi oleh risk analysis sungguh-sungguh terjadi.

PENGEMBANGAN BUSINESS CONTINUITY PLAN Pembuatan Business Continuity Plan. Tahapan ini menggunakan informasi yang didapat pada proses BIA untuk mengembangkan business continuity plan yang sebenarnya. Proses pengembangannya adalah meliputi rencana implementasi, rencana pengujian, dan pemeliharaan rencana yang dijalankan. Tahapan ini juga menentukan strategi pengoperasian business recovery alternatif untuk pemulihan bisnis dan kapabilitas TI di dalam periode recovery time yang sudah ditentukan. Persetujuan dan Implementasi. Proses ini terdiri dari mendapatkan persetujuan akhir dari manajemen senior, penyiapan sebuah program awareness korporat dan menerapkan prosedur pemeliharaan untuk meng-update rencana sesuai dengan kebutuhan.