BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengalami peningkatan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Tim Cancer Helps, 2010). Data di Eropa pada tahun 1988 dan 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan masalah perkembangan dan memiliki karakteristik dan. kebutuhan yang berbeda dengan anak perkembangan normal lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. dan menurun pada usia 10 tahun (Hoffbrand, 2005). Berdasarkan data tahun 2010 dari American Cancer Society, jumlah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. awam menyebutnya dengan tumor ganas. Menurut World Health Organization /

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. otak (Dipiro et.al, 2005). Epilepsi dapat dialami oleh setiap orang baik laki-laki

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Transisi epidemiologis di bidang kesehatan mengakibatkan beban ganda

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. wanita dan penyebab kematian tertinggi pada wanita umur tahun (Bland,

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyebabkan kematian. Angka tersebut menunjukan peningkatan sebesar 70%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization (WHO), kematian akibat kanker di

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

PENILAIAN KUALITAS HIDUP ANAK PENDERITA KANKER (Assessment of Quality of Life in Cancer Children)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yaitu fisik, psikologis, dan sosial. Leukemia adalah kanker yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dari hasil gangguan jantung fungsional atau struktural yang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang menderita asma hingga saat ini. Prevalensi asma di Indonesia tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang ringan sampai efek yang berat (Dickinson et al., 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2008; American Cancer. sisanya sebagian besar AML (Rudolph, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua

BAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker adalah salah satu penyakit yang dapat terjadi pada anak. Kejadian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keluarga berfungsi tinggi untuk membantu dalam menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. umum kanker pada anak-anak dibawah usia 15 tahun dengan mayoritas

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun. berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. standar dan ekspektasi individu tersebut (WHO, 1993). Pengukuran kualitas

Study Deskriptif Children Well Being Anak Penderita Leukimia All di Rumah Cinta Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Populasi orang berusia lanjut di dunia saat ini mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di RS Islam Surakarta, pada tahun 2013 pasien kanker

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berbasis kompetensi. Penilaian diperlukan sebagai bentuk dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah keganasan yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proporsi usia lanjut (WHO, 2005, pp. 8-9). Di Indonesia, data survei kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu. imun, hal ini terjadi karena virus HIV menggunakan DNA dari CD4 + dan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung kronis dan berdampak bagi penderita, keluarga dan. populasi dewasa, dengan angka kejadian terbesar pada tahun kelompok

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Semarang

Kata kunci: kualitas hidup, faktor yang terkait, orang dewasa, epilepsi, Nigeria

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kolonoskopi saat ini merupakan salah satu alat diagnostik dan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup penduduk adalah salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan prima dalam bidang kesehatan kepada masyarakat.

ARTIKEL ILMIAH ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio. ANALISIS JURNAL: The Effect of Performing Preoperative. pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I. Pendahuluan. cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian. Kanker adalah suatu

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial, dan ekonomi individu, yang dapat menyerang berbagai usia dan

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER DENGAN STATUS SOSIAL EKONOMI RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit

BAB I PENDAHULUAN. tulang, ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis beserta pengobatannya mempunyai dampak besar terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut (LLA). LLA merupakan penyakit keganasan yang paling sering terjadi dari semua kasus kanker anak (Duchoslav, 2010). Seiring dengan peningkatan kejadian leukemia pada anak selama 20 tahun terakhir, kualitas hidup anak LLA menjadi hal penting untuk diperhatikan (Hick, et al., 2003; Eiser, 2005). Kualitas hidup merupakan sesuatu yang bersifat subyektif dan multidimensional (Paramita, 2006). Kualitas hidup pada anak dengan kanker menggambarkan dampak potensial dari penyakit atau pengobatan yang mempengaruhi fungsi atau aspek kehidupan dilihat dari persepsi pasien (Umiati et al., 2010). Penialian kualitas hidup memberikan manfaat bagi tenaga medis untuk menginformasikan efek penyakit kanker yang diderita, membantu penderita, keluarga, dan tenaga medis untuk membuat keputusan klinis, sebagai faktor prognosis, pengembangan program pelatihan untuk para professional kesehatan dan menciptakan intervensi psikososial di bidang onkologi (Hanafi, 2010). Penelitian mengenai kualitas hidup anak leukemia telah banyak dilakukan di beberapa negara, termasuk Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Umiati et al., (2010) melaporkan tingkat kualitas hidup yang tinggi pada anak yang 1

2 menjalani kemoterapi, namun masih ditemukan kualitas hidup yang rendah pada dimensi psikologis dan fisik pada anak usia 13-18 tahun. Kualitas hidup rendah juga ditemukan pada dimensi fisik dan kognitif pada anak usia 6-12 tahun. Puspita (2011) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa kualitas hidup pada pasien leukemia cenderung masih rendah dan terus mengalami penurunan dikarenakan upaya-upaya pengobatan yang dilakukan penderita belum maksimal. Di India, Bansal et al., (2013) membandingkan kualitas hidup anak LLA dengan saudara kandung dan anak sehat lainya. Hasilnya menunjukkan bahwa kualitas hidup anak-anak LLA selama terapi maintenance lebih buruk dibandingkan dengan kualitas hidup saudara kandung maupun dengan anak sehat lainnya. Penelitian Sung et al., (2009) di Kanada menyebutkan bahwa kualitas hidup anak LLA cenderung lebih baik selama menjalani kemoterapi dan anak LLA dengan saudara kandung yang juga penderita penyakit kronis memiliki kualitas hidup yang rendah. Dalam penelitian ini juga disebutkan bahwa kualitas hidup anak LLA dipengaruhi oleh faktor anak (demografi, diagnostik dan pengobatan), faktor orang tua (pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dan kondisi kesehatan pengasuh utamanya) serta karakteristik keluarganya (kondisi saudara dan sosial ekonomi keluarga). Menurut Klassen et al., (2011) kualitas hidup anak kanker dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, tingkat keparahan penyakit, faktor anak (usia saat penilaian, jenis kelamin, usia saat diagnosis, ras, koping) dan faktor keluarga (kesehatan dan kesejahteraan orang tua, status sosial ekonomi, koping orang tua,

3 fungsi keluarga, stress orang tua, gaya pengasuhan). Sedangkan pada anak leukemia berdasarkan penelitian Hicks et al., (2003) kualitas hidup dipengaruhi oleh fakor fisik dan gejala yang menyertai (nyeri, kelelahan, gangguan kemapuan fungsional, nafsu makan), faktor psikologi (kecemasan, depresi, ketakutan), faktor sosial (keuangan keluarga, status anak dalam keluarga, pendidikan orang tua) dan faktor spiritual (pemahaman makna dari sakitnya, tingkat keimanan, harapan, ketidakpastian). Landolt et al., (2006) menyebutkan bahwa penyesuaian psikologis orang tua juga berpengaruh terhadap kualitas hidup anak leukemia, terutama pada fungsi kognitif anak. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Laslo (1998) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa koping orang tua berpengaruh terhadap penyesuaian diri anak LLA yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kualitas hidupnya. Kehidupan seorang anak masih bergantung pada keluarganya baik dari fisik, psikologis dan sosial, sehingga peran orang tua sangatlah penting dalam mendukung dan mengurangi stressor pada anak akibat penyakit yang dialaminya (Suryati, 2010). Agar tetap dapat memberikan pengasuhan yang baik bagi anaknya, orang tua harus dapat beradaptasi dengan stressor yang dihadapinya. Semakin baik kualitas pengasuhan yang diterima anak, semakin baik pula status kesehatan mereka, begitupula sebaliknya (Weitzner et al., 1999). Koping yang digunakan orang tua dalam menghadapi stressor akan mempengaruhi koping anak (Suryati, 2010). Koping adalah keputusan memilih sebuah perilaku yang dilakukan untuk menghadapi sebuah stressor (Hukum,

4 2012). Dalam penelitian ini koping merupakan perilaku yang digunakan orang tua dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan penyakit LLA yang diderita anaknya. Penelitian tentang koping yang pada orang tua anak dengan kanker yang masih menjalani perawatan kemoterapi menunjukkan bahwa koping yang sering digunakan orang tua adalah perilaku aktif mengatasi masalah, menunjukkan perilaku berduka, prilaku pasif seperti mengisolasi diri, perilaku menghindar dari masalah, mencari dukungan sosial, mengekspresikan emosi negatif, dan restrukturisasi kognitif (Norberg et al, 2005). Penelitian lain oleh Eiser et al., (2005) menyatakan bahwa ada hubungan antara kekhawatrian dan rendahnya kualitas hidup ibu dengan kualitas hidup anak penderita kanker. Koping orang tua juga mempengaruhi kualitas hidup anak penderita penyakit kronis. Penelitian Sales (2008) membuktikan bahwa ibu yang menggunakan approach-oriented coping (perilaku aktif, restrukturisasi kognitif, mencari dukungan sosial) menunjukkan kualitas hidup yang lebih baik pada anak penderita asma. Sebaliknya ibu yang menggunakan koping menghindar menunjukkan kualitas hidup yang lebih rendah. Dalam penelitian Landolt et al., (2006) menunjukkan adanya hubungan antara penyesuaian psikologis orang tua dengan kualitas hidup pasien kanker anak. Penyesuaian psikologis yang baik akan berpengaruh baik pada kualitas hidup anak, khususnya dalam domain emosional. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkanbahwa penyesuaian psikologis orang tua tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup anak dengan penyakit kronis,

5 seperti fenilketonuria atau sindrom nefrotik (Landolt et al., 2002; Ruth et al., 2004). Data yang menjelaskan tentang hubungan koping orang tua dengan kualitas hidup anak masih terbatas, oleh karena itu masih perlu dilakukan penelitian terkait hal tersebut. Anak penderita LLA memiliki permasalahan yang cukup komplek. Oleh karena itu, optimalisasi peran perawat pada keluarga dengan anak LLA sangat penting. Optimalisasi peran perawat pada keluarga dapat dilakukan dengan memberikan masukan pada orang tua tentang perilaku yang sebaiknya dilakukan orang tua untuk membantu meningkatkan kualitas hidup anak LLA. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti hubunganantara koping orang tua dengankualitas hidup anak penderita Leukemia Limfoblastik Akut di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan suatu masalah yaitu Apakah ada hubungan antara koping orang tua dengan kualitas hidup anak penderita Leukemia Limfoblastik Akut di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan antara koping orang tua dengan kualitas hidup anak penderita Leukemia Limfoblastik Akut di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

6 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui gambaran kualitas hidup anak penderita Leukemia Limfoblastik Akut di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. b. Untuk mengetahui gambaran koping yang digunakan orang tua anak penderita Leukemia Limfoblastik Akut di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan masukan dalam khasanah ilmu pengetahuan tentang hubungan antara koping orang tua dengan kualitas hidup anak penderita Leukemia Limfoblastik Akut di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. 2. Manfaat Praktis a. Bagi instansi rumah sakit Memberi gambaran informasi tentang kualitas hidup anak penderita Leukemia Limfoblastik Akut sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan pelayanan kesehatan pasien. b. Bagi perawat Memberi masukan dan informasi sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga penderita Leukemia Limfoblastik Akut.

7 c. Bagi keluarga Menambah pengetahuan dan memberikan masukan tentang pentingnya keluarga memiliki koping yang baik untuk meningkatkan kualitas hidup anak penderita Leukemia Limfoblastik Akut. d. Bagi peneliti Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai landasan bagi peneliti selanjutnya. E. Keaslian Penelitian Penelitian dengan judul Hubungan Antara Koping Orang Tua dengan Kualitas Hidup Anak Penderita Leukemia Limfoblastik Akut di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta berdasarkan sepengetahuan peneliti belum pernah dilakukan. Penelitian lain yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sitaresmi et al., (2008) dengan judul Health-related quality of life assessment in Indonesian childhood acute lymphoblastic leukemia. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Pengumpulan data menggunakan PedsQL TM 4.0 Generic Core Scale dan PedsQL TM 3.0 Cancer Module. Analisis data menggunakan Independent- Sample T test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas hidup anak LLA yang berusia 2-5 tahun memiliki lebih banyak masalah dalam subskala kecemasan prosedural, kecemasan pengobatan dan komunikasi dibandingkan anak yang usianya lebih tua.

8 Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak variabel penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal berupa kualitas hidup anak, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat berupa koping orang tua dan kualitas hidup anak. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada subyek yang akan diteliti, yaitu anak penderita LLA. 2. Novrianda (2013) dengan judul Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Hidup Anak Leukemia Limfositik Akut yang Menjalani Kemoterapi di Ruang Rawat Kronis Instalasi Rawat Inap Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Pengumpulan data menggunakan PedsQL TM 4.0 Generic Core Scale, PedsQL TM 3.0 Cancer Module, dan kuesioner peran perawat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia, jenis kelamin responden dan sosial ekonomi keluarga dengan rata-rata skor total dan subskala PedsQL TM 4.0 Generic Core Scale. Sedangkan ada hubungan yang signifikan antara usia responden dengan rata-rata skor subskala kecemasan prosedural dan kecemasan pengobatan PedsQL TM 3.0 Cancer Module. Peran perawat merupakan faktor prediktor kualitas hidup anak pada PedsQL TM 4.0 Generic Core Scale dan PedsQL TM 3.0 Cancer Module. Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak variabel bebas. Variabel bebas pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, fase kemoterapi, sosial ekonomi keluarga, dan peran perawat, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah koping orang tua. Persamaan dengan penelitian ini

9 terletak pada variabel terikat yang akan diteliti, yaitu kualitas hidup anak LLA. 3. Sales et al., (2008) dengan judul The Role of Parental Coping in Children with Asthma s Psychological Well-being and Asthma-related Quality of Life. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental menggunakan rancangan cohort. Pengumpulan data anak mengggunakan Paediatric Asthma Quality of Life Questionnaire, Children s Coping Strategy Checklist dan How- I-Feel Questionnaire (STAIC-T). Data orang tua diperoleh dengan menggunakan kuesioner State-Trait Anxiety Measure (STAI-Y2), COPE Scale, Paediatric Asthma Caregiver s Quality of Life Questionnaire, dan Family Inventory of Life Events and Changes (FILE). Analisis data menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara koping ibu dengan kualitas hidup anak penderita asma. Ibu yang menggunakan approach coping menunjukkan kualitas hidup yang lebih baik pada anak penderita asma, sebaliknya ibu yang menggunakan avoidance coping menunjukkan kualitas hidup yang lebih rendah. Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak pada subyek. Subyek penelitian ini adalah yaitu anak penderita asma, sedangkan penelitian yang akan dilakukan subyek yang diteliti adalah anak penderita LLA. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada variabel bebas dan variabel terikat yang akan diteliti, yaitu koping orang tua dan kualitas hidup anak. 4. Suryati (2010) dengan judul Hubungan Koping Orang Tua dan Karekteristik Anak dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Batita dan

10 Prasekolah Penderita Leukemia Limfositik Akut di RSAB Harapan Kita Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental menggunakan rancangan cross sectional. Data dikumpulkan mengguankan kuesioner koping orang tua dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Analisis data menggunakan uji korelasi phi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara mekanisme koping orang tua dengan pertumbuhan dan perkembangan anak LLA. Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak pada variabel terikat penelitian.variabel terikat pada penelitian ini adalah pertumbuhan dan perkembangan anak, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah kualitas hidup anak. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada variabel bebas yang akan diteliti, yaitu koping pada orang tua pasien anak penderita LLA. 5. Radiastanti (2005) dengan judul Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Koping Orang Tua Anak Leukemia Limfoblastik Akut Di RS Dr. Sardjito Jogjakarta. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental menggunakan rancangan cross sectional. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner Inventory Of Socially Supportive Behaviors (ISSB) dan data koping menggunakan Ways of Coping. Analisis data menggunakan korelasi Product Moment Pearson, Uji T Independen dan Anova. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan sosial dengan koping orang tua.

11 Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak variabel penelitian. Variabel bebas pada penelitian ini adalah dukungan sosial, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah koping orang tua. Variabel terikat pada penelitian ini adalah koping orang tua, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah kualitas hidup. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada subyek yang akan diteliti, yaitu anak penderita LLA.