BAB I PENDAHULUAN. tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, mereka seolah-olah tak pernah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) UNTUK ANAK USIA DINI

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan. Mulai dari bayi, anak-anak, remaja kemudian menjadi dewasa dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah membentuk pribadi anak menjadi seorang dewasa yang. berdiri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu anugerah yang yang terbesar dan sangat berharga

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak pra sekolah adalah anak yang berumur bulan, pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

TUMBUH KEMBANG ANAK. Mei Vita Cahya Ningsih. Tumbuh (pertumbuhan) berkenaan dengan pertumbuhan ukuran organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat bermain

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal ini sesuai dengan undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang

Tangani PAUD Secara Holistik-Integratif! Monday, 04 November :18

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. karena menentukan dasar kehidupan selanjutnya (Susilaningrum, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. PAUD merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN. By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Mansur,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. tahun pertama dalam kehidupannya yang merupakan. lingkungan bagi anak untuk memperoleh stimulasi psikososial.

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

Parental Community: Sebuah Langkah untuk Memajukan PAUD. Leonie N. W.,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH

MEMBENTUK BUAH HATI MENJADI PRIBADI TANGGUH DAN PERCAYA DIRI

KONSEP dan MAKNA BELAJAR Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Status nutrisi adalah kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh asupan dan

BAB IV ANALISIS URGENSI PENGENALAN BUKU SEJAK USIA DINI DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA ANAK

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. proses pematangan dan belajar (Wong, 1995) fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki potensi yang harus dikembangkan. Anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. usia kanak-kanak mulai dari 0-6 tahun adalah masa the golden age atau masa usia. sehingga potensi yang dimilikinya semakin terasah.

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah pendekatan pedagogis. dalam penyelenggaraan pendidikan anak yang dimulai dari saat periode

PENGURANGAN JAM KERJA BAGI PEREMPUAN: PROBLEM ATAU SOLUSI PERSPEKTIF PENDIDIKAN OLEH NURLENA RIFAI

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah olah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. bimbingan dan pengarahan anak tidak akan faham dan tidak tahu cara

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH

BAB II KAJIAN TEORI. sehari-hari. Perilaku sosial mempengaruhi penyesuaian sosial individu. Individu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan, karena anak memiliki karakteristik yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, mereka seolah-olah tak pernah berhenti bereksplorasi dan belajar. Anak bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu secara alamiah, merupakan makluk sosial,unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek dan merupakan masa yang paling potensial untuk belajar. Masalah yang dikeluhkan orang tua tentang anak-anak mereka seakanakan tidak pernah berakhir terutama pada tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan telah menjadikan perubahan pada diri anak, maka perubahan perilaku tidak akan menjadi masalah bagi orang tua, apabila anak tidak menunjukkan tanda penyimpangan, akan tetapi anak telah menunjukkan tanda yang mengarah ke hal negatif akan membuat cemas bagi sebagian orang tua. Anak usia dini merupakan periode sensitif (sensitive period) selama masa inilah anak secara khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya. Pada masa ini anak siap melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memahami dan menguasai lingkungannya baik secara sengaja maupun tidak sengaja.pada masa peka inilah terjadi pematangan fungsifungsi fisik dan psikis, sehingga anak siap merespon dan mewujudkan 1

2 semua tugas-tugas perkembangan yang diharapkan muncul pada pola perilakunya sehari-hari. Kecemasan orang tua disebabkan oleh timbulnya perbuatan negatif anak yang dapat merugikan masa depannya, maka kecemasan orang tua cukup beralasan sebab anak kemungkinan akan berbuat apa saja tanpa berpikir resiko yang akan ditanggungnya atas perbuatannya, keadaan ini tentu akan mengancam masa depannya. Meity H.Idris (2012:37) menarik kesimpulan bahwa : terjadinya penyimpangan perilaku anak disebabkan oleh kurang adanya ketergantungan anak dengan orang tua, sebab pemikiran antara anak dan orang tua tidak pernah sama atau selaras dalam berbagai hal, misalnya keinginan anak untuk memperoleh perlindungan, dukungan dan asuhan dari orang tua didalam berbagai aspek kehidupan anak. Selain itu yang terjadi kemungkinan tidak berfungsinya sistem sosial di lingkungan tempat tinggalnya, sebab perilaku anak merupakan reaksi atas perlakuan lingkungan terhadap dirinya. Anak sebagai aset besar dalam keluarga, maka perlu menyiapkan anak yang siap hidup, maka orang tua harus siap dalam pola pengasuhan sebagai contoh dan teladan pertama bagi anak, oleh sebab itu menurut Paulo Penc, (2004:112) berpendapat bahwa orang tua harus siap dalam menjaga emosinya (emotional-ready), orang tua siap untuk menjalani gaya hidup pada zamannya seperti bijak dalam menggunakan teknologi (lifestyle-ready) dan orang tua siap berpendidikan (education-ready) karena mendidik anak adalah tanggung jawab orang tua. Anak usia dini berada dalam masa keemasan disepanjang rentang usia perkembangan manusia.

3 Kekeliruan orang tua di dalam menerapkan pola asuh bagi anak usia dini akan berdampak pada anak, misalnya anak tidak mandiri, tidak kreatif, suka cengeng dan tidak mengerti instruksi orang, sebab pada hakekatnya anak adalah makluk individu yang membangun sendiri pengetahuannya. Anak lahir dengan membawa sejumlah potensi yang siap untuk ditumbuhkembangkan asalkan lingkungan menyiapkan situasi dan kondisi yang dapat merangsang kemunculan dari potensi tersembunyi tersebut. Fakta yang terjadi di orang tua maupun dilingkungan sekolah adalah, pertama; selalu mendikte/menyetir anak, seharusnya jalinlah komunikasi secara terbuka dan menyenangkan dengan anak, namun tetap dengan batasan-batasan tertentu agar anak pun terbuka dengan orang tuanya, kedua; orang tua/pendidik masih membatasi ruang gerak bermain anak dengan kata-kata larangan seperti awas, jangan dan tidak boleh pada hal dunia anak adalah bermain jadi orang tua harus memberi pemahaman kepada anaknya, ketiga; orang tua/pendidik masih ada yang memperlakukan anak secara negatif dengan menggunakan kata-kata yang tidak mendidik seperti bodoh, kamu tidak tahu apa-apa dan anak nakal, maka orang tua seharusnya berusaha menghindari tindakan memarahi anak tanpa sebab atau menyuruh anak seenaknya, keempat; masih ditemui orang tua/pendidik yang memberikan hukuman terhadap anak usia dini, baik secara fisik, verbal dan psikologis. Akibat dari orang tua yang sering memberi hukuman akan menjadikan anak kelak suka memaki dan berkelahi, kelima; orang tua masih memberikan menu harian yang tidak sehat seperti makanan instan, makanan rendah gizi dan kurang variasi, sebab makanan instan terdapat zat pengawet yang berbahaya bagi kesehatan anak dalam mengkonsumsi yang berlebihan,

4 keenam; orang tua tidak membatasi dan mendampingi anak dalam melihat tayangan televisi. Sebagai orang tua selalu mengutamakan kedisiplinan tetap harus di utamakan dalam membina anak sejak kecil seperti menonton televisi dibatasi waktunya, bangun tidur tepat waktu merupakan bentuk pengajaran kedisiplinan dan tanggungjawab orang tua terhadap anak, ketujuh; orang tua/pendidik masih ada yang membanding-bandingkan anak dengan anak lain. Setiap anak terlahir memiliki karakteristik yang unik dengan segala kekurangan dan orang tua jangan membandingkan anak orang lain, hal ini akan berdampak pada tertanamnya sikap rendah diri anak, kedelapan; orang tua kurang memberikan kasih sayang kepada anak yang pada hal keluarga tempat interaksi dalam ikatan batin yang kuat antara anggotanya sesuai dengan status dan peranan masing-masing dalam keluarga, maka perlu adanya kerjasama antara ayah dan ibu, orang tua dan keluarga dalam mempersiapkan anak-anak sejak usia dini (0-6 tahun) untuk menjadi anak yang tangguh dalam menghadapi hidupnya. Setiap orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang bahagia dimasa depannya.besar harapan dan keinginan orang tua akan kesuksesan anaknya, melahirkan kepedulian dan semangat terhadap upaya meningkatkan semua kecerdasan anaknya melalui pendidikan. Pola asuh yang diberikan orang tua merupakan pintu gerbang pertama pendidikan bagi anak dirumah. Pola asuh anak pada masa usia dini sangat penting dalam memberikan landasan dasar untuk tumbuh kembangnya dasar-dasar pengetahuan, kemampuan sosial dan ketrampilan sebagai embrio kemandirian pada anak. Pola asuh yang dilakukan orang tua juga tidak memungkinkan untuk mengaktualisasikan semua potensi yang

5 tersembunyi (the hidden potency) dalam diri masing-masing anak, sehingga akan terwujud dalam bentuk perilaku nyata yang dapat diamati (the actual potency), maka secara operasional pola asuh bagi anak usia dini harus mencakup seluruh domain mulai dari emosional,sosial,kognitif,fisik dan harus mencakup sikap dan disposisi yang dikehendaki, keterampilan dan proses, pengetahuan dan pemahaman. Kemandirian anak merupakan kemampuan anak untuk melakukan kegiatan dan tugas sehari-hari dengan sendiri atau dengan sedikit bimbingan sesuai dengan tahap perkembangan dan kemampuan anak. Selain itu kemandirian juga dapat diartikan sebagai suatu sikap individu yang diperolah secara komulatif selama perkembangan, dimana individu terus belajar untuk bersikap mandiri untuk menghadapi berbagai situasi dilingkungan, sehingga individu tersebut pada akhirnya mampu berpikir dan bertindak sendiri. Seorang yang mandiri biasanya aktif,kreatif, kompeten,tidak tergantung pada orang lain dan tampak spontan. Ciri-ciri yang mandiri untuk anak usia dini yaitu dapat melakukan aktivitas secara sendiri, meskipun tetap dengan pengawasan orang dewasa, dapat membuat keputusandan pilihan sesuai dengan pandangan yang diperoleh dari melihat perilaku atau perbuatan orang-orang disekitarnya, dapat bersosialisasi dengan orang lain tanpa perlu ditemani orang tua dan dapat mengontrol emosinya bahkan dapat berempati terhadap orang lain. Pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua, sebaiknya dimulai saat terjadinya pembuahan/konsepsi, persiapan kehamilan, masa kehamilan, sampai pasca kehamilan secara holistik dan terpadu, sehingga anak tumbuh menjadi manusia seutuhnya.masa janin (0-9 bulan) sejak anak berada

6 didalam kandungan ibunya, diharapkan orang tua mulai melakukan komunikasi atau berinteraksi dengan janinnya, baik dalam perkataan maupun perbuatan yang baik dan benar terhadap janinnya. Masa kehamilan sedemikian pentingnya, karena akan menentukan sifat bawaan individu yang diperoleh oleh kedua orang tuanya, maka dalam periode ini perhatian orang tua jauh lebih penting dalam rentang kehidupan manusia karena sifat bawaan individu akan berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya. Ada beberapa pola asuh yang dilakukan orang tua pada periode ini adalah kasih sayang yang ikhlas dan kelembutan antara ayah dan ibu, beribadah, membaca kitab suci, mendengarkan musik, berdoa dan mendongeng. Masa bayi (0-24 bulan) bayi baru dilahirkan, maka orang tua, keluarga dan orangorang disekitar kita menyambut dengan penuh suka cita dan senantiasa mendoakan kehadirannya dengan berbagai pola asuh antara lain seperti menyampaikan kabar gembira tentang kedatangan bayi menyambut dengan doa dan harapan baik, ayah menyerukan puji dan syukur kepada Tuhan sang pencipta, menyiapkan nama serta perawatan kesehatan bayi. Masa batita berada pada rentang usia 0-2 tahun merupakan masa kritis bayi yang penuh ketergantungan dimana individu relatif tidak berdaya dan tergantung dengan orang lain sampai usia dua tahun. Kemudian ketergantungan anak bergeser saat anak mulai senang beraktivitas dengan belajar mengulang dan meniru apa yang dilihatnya serta anak bersikap berani mencoba apapun tanpa memikirkan akibatnya. Pola asuh periode batita adalah antara lain mengajarkan disiplin dengan ketegasan dan harus mengajarkan berbicara atau berkomunikasi dengan lambat, namun suara jelas dan kalimat yang benar, sehingga anak mengerti yang dimaksud orang tua karena hal ini

7 mendorong anak menjadi pendengar yang baik. Pada usia inipun perilaku sosial anak mulai terbentuk, maka berikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan sesuai kemampuan dirinya sendiri, namun jauhkan dari hal-hal yang berbahaya dan usahakan orang tuanya atau keluarga selalu mendampinginya. Selain orang tua siapkan buku-buku bergambar dan ceritakan tentang gambar tersebut kemudian orang tua buatkan suatu pertanyaan atau memulai percakapan dengan gambar itu, kemudian latih anak dengan pola asuh yang mengstimulasi fisiknya, sehingga otot-ototnya menjadi kuat dan rangsang anak dengan kegiatan yang dapat mengembangkan imajinasi serta kreativitasnya, namun orang tua harus royal memberikan pujian dan dorongan atas apa yang dilakukan oleh anak. Masa balita/prasekolah (2-6 tahun) pola asuh orang tua pada balita yang wajib diperhatikan adalah memberikan kasih sayang, membiasakan disiplin, memberikan teladan yang baik, membiasakan etika dan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari, misalnya biasakan makan dan minum dengan menggunakan tangan kanan, berdoa sebelum dan sesudah makan dan ajarkan anak berterimakasih ketika menerima kebaikan atau pemberian dari orang. Pada masa-masa inilah anak memerlukan pola asuh dan stimulasi bermain dan belajar yang akan menentukan bagaimana kelak akan tumbuh menjadi anak yang cerdas ataukah anak yang biasa saja. Berdasarkan latar belakang ini, maka penulis tertarik melakukan penelitian lebih kedalam tentang hubungan pola asuh dengan sikap kemandirian anak dengan judul penelitian Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kemandirian Anak Usia Dini di PAUD Sinar SuryaMedan- Amplas.

8 1.2. Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah yang akan dibahas didalam penelitian ini adalah: 1. Kurang adanya hubungan komunikasi orang tua dengan anak sejak anak usia dini. 2. Kurangadanya perhatian kasih sayang yang tulus dari kedua orang tua yang mempengaruhi sikap kemandirian anak usia dini. 3. Kurang adanya disiplin orang tua terhadap kebiasaan pola hidup yang teraturtanpa memberikan hukuman terhadap anak usia dini. 1.3. Batasan Masalah Dari latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi permasalahan mengenai pola asuh orang tua terhadap sikap kemandirian anak usia dini dengan rentang usia 3-6 tahun ditk-b Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sinar Surya Medan - Amplas, Kota Medan. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ada, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini secara terperinci dan jelas. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah orang tua membangun hubungan komunikasi yang efektif terhadap anak?.

9 2. Bagaimana pola asuh orang tua untuk memberikan kasih sayang yang tulus terhadap anak?. 3. Apakah orang tuamenerapkan disiplin terkait dengan kebiasaan hidup teratur tanpa memberikan hukuman terhadap anak?. 1.5. Tujuan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang: 1. Membangun komunikasi yang efektif antara orang tua dengan anak sesuai dengan perkembanganusia anak. 2. Mengetahui pola asuh tua orang tua dengan memberikan kasih sayang yang tulus terhadap anak. 3. Menerapkan disiplin dan kebiasaan hidupyang teraturantara orang tua dengan anak usia dini tanpa memberikan hukuman. 1.6. Manfaat Penelitian Dari kegiatan penelitian ini kiranya dapat diambil beberapa manfaat demi kepentingan orang tua untuk memberikan pola asuh yang tepat. Dengan demikian penelitian ini akan diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak antara lain: 1. Peneliti Dapat mengaplikasikan teori yang telah didapat dan mengetahui kaitan antara teori dengan penerapan di masyarakat. Selain itu juga dapat dijadikan referensi untuk kajian lebih lanjut dalam perkembangan teoriteori pendidikan anak usia dini.

10 2. Masyarakat Sebagai bahan masukan dan informasi bagi orang tua yang memiliki anak usia 3-6 tahun untuk meningkatkan pola asuh yang baik bagi anakanak mereka sehingga kemandirian anak dapat tercapai. 3. Institusi Pelayanan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan sebagai bahan tinjauan keilmuan dalam bidang manajemen keperawatan anak, dan dapat meningkatkan mutu pelayanan di sekolah khususnya tentang hubungan antara pola asuh orang tua dengan kemandirian anak di PAUD Sinar Surya Medan - Amplas, Kota Medan. 4. Institusi Pendidikan Dapat memberikan data tentang berbagai tipe pola asuh dalam hubungannya dengan kemandirian pada anak, sehingga dapat dijadikan dasar dalam membuat kurikulum pembelajaran khususnya pada anakusia dini.