RIZKY ANDIANTO NRP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November Penelitian ini

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A JW Hatulesila. Analisis Spasial Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk Penanganan Perubahan Iklim di Kota Ambon. Abstrak

TINJAUAN PUSTAKA. Secara geografis DAS Besitang terletak antara 03 o o LU. (perhitungan luas menggunakan perangkat GIS).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta 3

Pemanfaatan Data Landsat-8 dan MODIS untuk Identifikasi Daerah Bekas Terbakar Menggunakan Metode NDVI (Studi Kasus: Kawasan Gunung Bromo)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. 23 LAMPIRAN

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

KERUSAKAN MANGROVE SERTA KORELASINYA TERHADAP TINGKAT INTRUSI AIR LAUT (STUDI KASUS DI DESA PANTAI BAHAGIA KECAMATAN MUARA GEMBONG KABUPATEN BEKASI)

PENDAHULUAN. hutan yang luas diberbagai benua di bumi menyebabkan karbon yang tersimpan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (Juni, 2013) ISSN: ( Print)

Kajian Nilai Indeks Vegetasi Di Daerah Perkotaan Menggunakan Citra FORMOSAT-2 Studi Kasus: Surabaya Timur L/O/G/O

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penambangan batubara pada umumnya di Indonesia adalah sistem

Gambar 1. Peta DAS penelitian

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

09 - Penginderaan Jauh dan Pengolahan Citra Dijital. by: Ahmad Syauqi Ahsan

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring Perubahan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Persebaran Lahan Produksi Kelapa Sawit di Indonesia Sumber : Badan Koordinasi dan Penanaman Modal

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) merupakan tanaman yang

TINJAUAN PUSTAKA. Pendugaan Cadangan Karbon pada Berbagai Tingkat Lahan. Menurut Hairiah 2001 menyatakan bahwa pada ekosistem daratan,

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Lampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN VEGETASI BERDASARKAN NILAI NDVI DAN FAKTOR BIOFISIK LAHAN DI CAGAR ALAM DOLOK SIBUAL-BUALI SKRIPSI

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

ANALISIS KERAPATAN VEGETASI PADA KELAS TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI LEPAN

LOKASI PENELITIAN 12/20/2011. Latar Belakang. Tujuan. Manfaat. Kondisi Umum

Latar belakang. Kerusakan hutan. Perlu usaha: Perlindungan Pemantauan 22/06/2012

KAJIAN BIOFISIK LAHAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN ACEH TIMUR ISWAHYUDI

TINJAUAN PUSTAKA. dipengaruhi pasang surut air laut. Tumbuhan mangrove memiliki kemampuan

METODOLOGI PENELITIAN

SIDANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KERUSAKAN HUTAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 7 DAN LANDSAT

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

Analisa Kondisi Ekosistem Mangrove Menggunakan Data Citra Satelit Multitemporal dan Multilevel (Studi Kasus: Pesisir Utara Surabaya)

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Indeks Vegetasi Menggunakan Citra Satelit FORMOSAT-2 Di Daerah Perkotaan (Studi Kasus: Surabaya Timur)

PERUBAHAN LUAS EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI TIMUR SURABAYA

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di :

METODE. Waktu dan Tempat

Manfaat METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

ESTIMASI STOK KARBON MENGGUNAKAN CITRA ALOS AVNIR-2 DI HUTAN WANAGAMA KABUPATEN GUNUNGKIDUL. Agus Aryandi

ix

PERUBAHAN LUAS DAN KERAPATAN EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI TIMUR SURABAYA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-572

Gambar 4.15 Kenampakan Satuan Dataran Aluvial. Foto menghadap selatan.

Pemetaan Tingkat Kekeringan Berdasarkan Parameter Indeks TVDI Data Citra Satelit Landsat-8 (Studi Kasus: Provinsi Jawa Timur)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

REVIEW JURNAL INTERNASIONAL TENTANG PENGINDRAAN JAUH (REMOTE SENSING)

PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DENGAN PENGOLAHAN CITRA YANG DIAMBIL DARI PESAWAT TERBANG MINI

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Indeks Vegetasi menggunakan Data Satelit NOAA/AVHRR dan TERRA/AQUA-MODIS

Sudaryanto dan Melania Swetika Rini*

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Analisa Kesehatan Mangrove Berdasarkan Nilai Normalized Difference Vegetation Index Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Oleh : Hernandi Kustandyo ( ) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB III METODE PENELITIAN

Geo Image 6 (1) (2017) Geo Image.

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. and R.W. Kiefer., 1979). Penggunaan penginderaan jauh dalam mendeteksi luas

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

PEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE DI MADURA DENGAN MEMANFAATKAN CITRA DARI GOOGLE EARTH DAN CITRA LDCM

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN HASIL

III. METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi dan Morfologi Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Klasifikasi ilmiah orangutan Sumatera menurut Groves (2001) adalah

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian. 3.2 Bahan dan Alat

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Suhu Udara Perkotaan

Transkripsi:

ANALISA INDEKS VEGETASI UNTUK IDENTIFIKASI TINGKAT KERAPATAN VEGETASI HUTAN GAMBUT MENGGUNAKAN CITRA AIRBORNE HYPERSPECTRAL HYMAP ( Studi kasus : Daerah Hutan Gambut Kabupaten Katingan dan Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah ) RIZKY ANDIANTO NRP 3509 100 036

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Salah satu isu global yang sedang marak diperbincangkan di dunia sekarang adalah isu tentang pemanasan global dan adanya gas rumah kaca ( greenhouse gases ). Pada bulan September tahun 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pernyataan pada puncak G-20 di Pittsburgh ( Amerika Serikat ) yaitu mengurangi gas rumah kaca ( greenhouse gases ) sebesar 26% melalui National Appropriate Mitigation and Adaptation (NAMA) hingga tahun 2020 dan menjadi 40% dengan bantuan internasional Dalam menanggapi hal tersebut banyak penelitian dilakukan dan diupayakan untuk mendeteksi adanya kandungan karbon dan untuk meneliti gas rumah kaca yang sudah dihasilkan dari hutan primer dan lahan gambut di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN penelitian Edita Yudia tahun 2000 tentang studi indeks vegetasi untuk identifikasi vegetasi hutan rawa gambut melalui analisis digital data landsat TM dengan menggunakan indeks vegetasi NDVI, RVI, GVI, BVI, dan WVI dan dengan menggunakan data canopy cover untuk dikorelasikan dengan data hasil indeks vegetasi Dasar pemikiran : Hyperspectral > Multipectral

BAB I PENDAHULUAN Bagaimana hasil nilai indeks vegetasi untuk mengidentifikasi tingkat kerapatan vegetasi hutan gambut pada citra Hymap Kalimantan Tengah tahun 2011 di daerah hutan gambut di Kabupaten Katingan dan Kabupaten Pulang Pisau provinsi Kalimantan Tengah? Batasan: a. Citra yang digunakan adalah citra Airborne Hyperspectral Hymap Kalimantan Tengah tahun 2011 dengan wilayah Studi pada test site 1 yang terletak di Kabupaten Katingan dan test site 2 di Kabupaten Pulang Pisau yang terletak di Provinsi Kalimantan Tengah. b. Metode analisa indeks vegetasi yang digunakan adalah NDVI, RDVI, dan MSR.

BAB I PENDAHULUAN Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah : a. Menghitung nilai indeks vegetasi pada hutan gambut menggunakan NDVI, RDVI, dan MSR. b. Membandingkan dan menganalisa hasil indeks vegetasi NDVI, RDVI, dan MSR c. Membuat Peta Kerapatan Vegetasi pada Hutan Gambut Kabupaten Katingan dan Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah tahun 2011. d. Melakukan evaluasi pada hasil Peta Kerapatan Vegetasi dengan peraturan UU RKTN tahun 2011 tentang kawasan hutan gambut. Manfaat dari penelitian ini adalah adanya informasi perbedaan nilai indeks vegetasi antara NDVI, RDVI, dan MSR menggunakan citra Hymap pada hutan gambut di daerah Kalimantan Tengah sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk penggunaan penelitian sebagai informasi seberapa besar vegetasi pada area tersebut yang dapat teridentifikasi dan juga dapat menjadi pertimbangan untuk melakukan vegetasi pada hutan gambut yang lebih lanjut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA hutan rawa gambut adalah salah satu tahap suksesi dari hutan rawa dimana memiliki ph rendah, miskin mineral dan tingkat dekomposisi alami yang rendah. Pada beberapa wilayah terdapat hutan rawa gambut yang dipengaruhi oleh air sungai sehingga terdapat dekomposisi bahan organik yang tinggi. Indeks vegetasi adalah besaran nilai kehijauan vegetasi yang diperoleh dari pengolahan sinyal dijital data nilai kecerahan (brightness) beberapa kanal sensor satelit. Untuk pemantauan vegetasi, dilakukan proses pembandingan antara tingkat kecerahan kanal cahaya merah (red) dan kanal cahaya inframerah dekat (near infrared).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Algoritma Normalized difference Vegetation Index (NDVI) (Rouse et al., 1974) adalah : RDVI dikembangkan untuk melinierisasikan hubungannya dengan variable fisik dari suatu vegetasi. Tujuan dari RDVI sendiri adalah untuk mengkombinasi manfaat dari Difference vegetation Index (DVI = NIRRed) dan NDVI untuk nilai LAI tinggi dan rendah. RDVI kurang sensitive terhadap klorofil daripada NDVI. (Driss Haboudane et al, 2003 ). Persamaannya adalah berikut ini :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA MSR telah disarankan sebagai perbaikan dari RDVI dalam hal sensitivitas pada parameter biofisik vegetasi melalui kombinasinya dengan simple ratio (SR = NIR/Red). SR dan MSR dianggap lebih mendekati secara linear terhadap parameter vegetasi. MSR dimaksudkan untuk meningkatkan linearitas dan mengatasi batas saturasi RDVI. MSR merupakan indeks yang paling berpengaruh terhadap variable klorofil daripada NDVI dan MSR ( Driss Haboudane et al, 2003 ). Persamaannya adalah berikut ini :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Crown cover atau biasa disebut dengan crown closure, canopy cover, atau canopy closure dapat diartikan sebagai persen dari kanopi di atas lantai hutan. Pengertian lain dari crown cover adalah proporsi dari suatu tegakan ditutupi oleh tajuk pohon hidup. Crown cover membantu memprediksi volume, kerapatan tegakan, lebar tajuk dan faktor kompetisi tajuk. Indeks vegetasi berkorelasi kuat dengan klorofil atau canopy nitrogen sehingga memungkinkan untuk mengidentifikasi canopy metrics seperti leaf area atau tutupannya secara penginderaan jauh ( Burak P. dan Craig M., 2009 ). Maka dari itu, penelitian ini menggunakan crown cover sebagai validator dari indeks vegetasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Lokasi pada penelitian adalah kawasan hutan gambut Kabupaten Katingan dan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah yang terletak di koordinat ( 1º56 29.68 LS, 113º27 27.86 BT ) ( 1º47 58.88 LS, 113º38 3.29 BT ) pada test site 1 dan ( 2º26 3.39 LS, 113º51 13.42 BT ) ( 2º14 13.55 LS, 114º7 38.41 BT ) pada test site 2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Data Spasial berupa citra Hymap Kalimantan Tengah tanggal 15 Juli dan 16 Juli tahun 2011. b. Data non spasial berupa data survai lapangan menggunakan data prosentase crown cover, dan data sekunder. Data crown cover diambil menggunakan kamera fish-eye di pusat dari setiap 10m subquadrat (Lampiran A).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah : a. Perangkat Keras Notebook b. Perangkat Lunak Sistem Operasi Microsoft Windows XP Professional ArcGIS 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk menganalisa perbedaan antar nilai indeks vegetasi digunakan metode analisa regresi antara nilai indeks vegetasi dengan data persentase crown cover. Indeks vegetasi yang digunakan pada penelitian ini adalah NDVI, RDVI, dan MSR dan menggunakan panjang gelombang 705 750 nm dan 670 800 nm. Namun untuk MSR hanya menggunakan panjang gelombang 705 750 nm. a

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada hasil regresi antara nilai indeks vegetasi dengan data crown cover yang ditunjukkan oleh tabel 4.6 terlihat bahwa indeks vegetasi yang memmiliki korelasi yang besarnya lebih dari 80% dengan data crown cover adalah MSR (705,750) yaitu sebesar 89.3%, RDVI (670,800) yaitu sebesar 82.3%, dan NDVI (705,750) yaitu sebesar 90.6%. Sasaran akhir dari penyusunan algoritma ini adalah pembuatan peta kerapatan vegetasi pada hutan gambut di Kalimantan Tengah dengan menggunakan algoritma terbaik yang telah dibentuk.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, vegetasi yang teridentifikasi atau yang dihasilkan dari algoritma indeks vegetasi yang dgunakan akan dilakukan evaluasi dengan peraturan atau Undang undang yang terkait. Peta kerapatan vegetasi yang dihasilkan akan dioverlaykan dengan Peta Arahan Indikatif RKTN 2011 2030 Pulau Kalimantan sesuai dengan UU RKTN Tahun 2011. Sebelum dilakukan overlay, Peta Arahan Indikatif RKTN 2011 2030 Pulau Kalimantan terlebih dahulu dilakukan proses georeferencing. Hasil evaluasi terhadap Arahan Indikatif RKTN 2011 2030 adalah Pada test site 1 terdapat 0.002% dari vegetasi yang termasuk dalam kawasan hutan alam dan lahan gambut, 0.067% termasuk dalam kawasan pengusahaan kecil, dan 2.883% termasuk dalam kawasan perusahaan skala besar (HA/HT). Namun pada test site 2 84% vegetasi termasuk pada dalam kawasan arahan kebijakan. Ini menunjukkan bahwa adanya hutan gambut di Kalimantan Tengah yang tidak termasuk pada kawasan hutan alam dan lahan gambut. Sehingga diperlukan adanya evaluasi yang lebih lanjut tentang kesesuaian kawasan arahan kebijakan UU RKTN tahun 2011.

BAB V PENUTUP

BAB V PENUTUP Dari penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Rentang nilai NDVI pada panjang gelombang (670,800)nm pada citra Hymap test site 1 adalah -0.750 - -0.909, pada test site 2 lajur 1-5 adalah (-0.442-0.997), pada test site 2 lajur 7-16 adalah (-0.348-0.947). NDVI pada panjang gelombang (705,750)nm pada citra Hymap test site 1 adalah (-0.835-0.514), pada test site 2 lajur 1-5 adalah (-0.340-0.996), pada test site 2 lajur 7-16 adalah (-0.635-0.963). Rentang nilai RDVI pada panjang gelombang (670,800)nm pada citra Hymap test site 1 adalah (-0.651-0.976), padatest site 2 lajur 1-5 adalah (-0.270 0.775), padatest site 2 lajur 7-16 adalah (-0.382-0.978). sedangkan pada panjang gelombang (705,750)nm pada citra Hymap test site 1 adalah (-0.251-0.591), pada test site 2 lajur 1-5 adalah (-0.251 0.591), pada test site 2 lajur 7-16 adalah (-0.242-0.909). Dan rentang nilai MSR padapanjang gelombang (705,750)nm pada citra Hymap test site 1 adalah (-0.825-0.853), pada test site 2 lajur 1-5 adalah (-0.415 0.925), pada test site 2 lajur 7-16 adalah (-0.740-0.909). 2. Indeks Vegetasi NDVI pada panjang gelombang 705 750 nm menghasilkan hubungan korelasi yang paling baik yaitu sebesar 0.906. 3. Kelas presentase kerapatan vegetasi yang dihasilkan adalah sebanyak 6 kelas yang terdiri dari kelas sangat rapat ( NDVI : 0.995-1.114), rapat ( NDVI: 0.885 0.996), sedang ( NDVI : 0.772 0.886), rendah ( NDVI: 0.657 0.771), jarang ( NDVI: 0.542 0.656), dan sangat jarang ( NDVI: 0.384 0.541). Kelas prosentase kerapatan vegetasi yang paling dominan adalah kelas dengan zona kerapatan rendah pada test site 1 dan test site 2 pada lajur 1-5 dan zona kerapatan jarang pada test site 2 lajur 7-16. Sedangkan kelas dengan prosentase persebaran yang paling rendah adalah kelas zona kerapatan sangat rapat pada kedua test site. 4. Hasil evaluasi terhadap Arahan Indikatif RKTN 2011 2030 adalah Pada test site 1 terdapat 0.002% dari vegetasi yang termasuk dalam kawasan hutan alam dan lahan gambut, 0.067% termasuk dalam kawasan pengusahaan skala kecil, dan 2.883% termasuk dalam kawasan perusahaan skala besar (HA/HT). Namun pada test site 2 84% vegetasi termasuk pada kawasan konservasi dan sisanya tidak termasuk dalam kawasan arahan kebijakan. Beberapa saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut : 1. Pemilihan dan penggunaan citra beresolusi tinggi sebaiknya disesuaikan dengan tujuan interpretasi agar lebih efektif dan efisien. 2. Untuk penentuan indeks vegetasi dan panjang gelombang yang digunakan sebaiknya lebih disesuaikan dengan objek penelitian.