PERAN DINAS KOPERASI DAN UKM DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI KOTA SAMARINDA

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI TENTANG UPAYA UPT

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) PADA JENJANG SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA

PERAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA GUNUNG BAYAN KECAMATAN MUARA PAHU KABUPATEN KUTAI BARAT. Sunarsih 1

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : Veteran Jawa Timur

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

SKRIPSI PERAN PEMERINTAH. Disusun Oleh : ANDRIYAN SOSIAL DAN SURABAYA 2011

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PLN DALAM PENYALURAN LISTRIK DI KECAMATAN MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

Jurnal Dharma Bhakti Ekuitas Vol. 01 No. 02, Maret 2017 ISSN :

KINERJA PEGAWAI DALAM PELAYANAN PUBLIK

PERAN DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) DALAM PEMBERDAYAAN PENGRAJIN SARUNG SAMARINDA DI KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

PELAYANAN KESEHATAN BAGI BALITA DI POSYANDU CEMPAKA 2 KELURAHAN BERBAS TENGAH KECAMATAN BONTANG SELATAN KOTA BONTANG

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN

Menimbang: a. bahwa Koperasi dan Usaha Kecil memiliki peran dan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

IRMA DESKAYANTI 1. Abstrak

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PEMUTIHAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) DI KECAMATAN BABULU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

STUDI TENTANG PELAYANAN PARKIR WISATA BONTANG KUALA OLEH KANTOR DINAS PERHUBUNGANKOTA BONTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

Muhamad Syarif 1. Kata Kunci: Kinerja Pegawai Kantor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI BANTEN L A P O R A N K E T U A P A N I T I A

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

KREDIT TANPA JAMINAN

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

PERAN KEPALA DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN FISIK DI DESA MUKTI UTAMA KECAMATAN LONG MESANGAT KABUPATEN KUTAI TIMUR

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DAERAH PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN...

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KEBERPIHAKAN BUPATI/WALIKOTA TERHADAP PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM DI JAWA TENGAH TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. nasional telah menunjukkan bahwa kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

PENINGKATAN KEMAMPUAN APARATUR DESA DALAM UPAYA PELAKSANAAN TUGAS ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI KANTOR DESA MUARA BADAK ULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

Oleh: LIES FAHIMAH. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Tengah

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) KEPADA USAHA KECIL DAN MENENGAH DI KOTA SAMARINDA

: KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH ORGANISASI : DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH Halaman. 135.

PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **)

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 103 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 3 TAHUN 2015 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 18 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat yang dikhususkan pada

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah untuk

PENYEDIAAN LISTRIK OLEH PT. PLN (PERSERO) LONG IRAM DI KECAMATAN LONG IRAM KABUPATEN KUTAI BARAT

PENERAPAN PRINSIP ALOKASI DANA KAMPUNG (ADK) DALAM PEMBANGUNAN DI KAMPUNG INTU LINGAU KECAMATAN NYUATAN KABUPATEN KUTAI BARAT

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN BAGI PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Maulidatul Hasanah 1

TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA SAMARINDA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR: 3 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah menunjukkan bahwa usaha Mikro, Kecil, dan. Menengah (UMKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan

KONTRIBUSI DANA BAGI HASIL TAHUN 2014 SEBAGAI SUMBER PEMASUKAN BAGI PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Ekat Mafriyanto 1

KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA SAMARIDA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL

Jakarta, 2000, hlm Hendrojogi, Koperasi: Azas-Azas, Teori, dan Praktik, Ed. 3, Cet. 4, PT. Grafindo Persada,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN KENDAL

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk melakukan sebuah penelitian, metode penelitian hendaklah tersusun

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

Ratna 1. Universitas Mulawarman

Dinas KUKM Provinsi Kalimantan Barat Jl. Sutan Syahrir No. 5 Pontianak

pemberdayaan koperasi dan usaha mikro di kabupaten Lamongan Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kabupaten Lamongan

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

Pendi 1. Universitas Mulawarman

Syabab Azhar Basyir 1

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BAB I PENDAHULUAN memiliki tujuan yang mulia yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia dan

Transkripsi:

ejournal Administrasi Negara Volume 5, (Nomor 2 ) 2017: 5844-5855 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 PERAN DINAS KOPERASI DAN UKM DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI KOTA SAMARINDA Dwi Sepriono Nur 1 ABSTRAK Dwi Sepriono Nur. Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Kota Samarinda di bawah bimbingan Dr. Fajar Apriani, S.Sos. M.Si selaku pembimbing I dan Hj. Hariati, S.sos. M.Si selaku pembimbing II. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan peran Dinas Koperasi dan UKM dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) dan untuk mengetahui faktor-faktor penghambat pendukung peran Dinas Koperasi dan UKM dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Kota Samarinda Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan data sekunder yang berkaitan dengan situasi dan kondisi empiris. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga cara yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu model interaktif yang terdiri dari kondensasi data, penyajian data dan penyimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan iklim usaha yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM dalam rangka menumbuhkan jumlah UKM di Kota Samarinda dengan memberikan kemudahan perijinan serta dukungan serta regulasi yang kuat agar UKM dapat berdaya saing dan mampu tumbuh berkembang, pertumbuhan unit-unit usaha baru yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM yaitu melakukan kegiatan Temu UKM dalam upaya peningkatan jumlah pelaku UKM di Kota Samarinda. Pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM meliputi kegiatan peningkatan Kapasitas SDM melalui pelatihan serta pemasaran produk UKM di Kota Samarinda. Faktor pendukung kegiatan pemberdayaan UKM di Kota Samarinda meliputi dukungan fasilitasi pembiayaan dari perbankan serta dukungan dari asosiasi UKM yang berperan aktif dalam mendukung program pemberdayaan Dinas Koperasi dan UKM sedangkan faktor penghambat keterlambatan anggaran dan minimnya tenaga penyuluh UKM. Diharapkan terus adanya inovasi dari Dinas Koperasi 1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman Email: dwisepribul@gmail.com

Peran Dinas Koperasi dan UKM Dalam Pemberdayaan UMKM (Dwi Sepriono Nur) dan UKM untuk lebih meningkatkan pelayanan sehingga UMKM di Kota Samarinda dapat tumbuh berkembang dan memiliki daya saing Kata Kunci : Peran Dinas Koperasi dan UKM, Pemberdayaan UMKM PENDAHULUAN Latar Belakang Berdasarkan data dari Disperindagkop Provinsi Kalimantan Timur, perkembangan usaha mikro di Provinsi Kalimantan Timur hingga akhir tahun 2013.Perkembangan usaha mikro dari tahun 2009 sampai tahun 2013. Pada tahun 2009 jumlah pelaku usaha mikro berjumlah 14.146 unit menjadi 17.929 unit pada tahun 2010, dan mengalami kenaikan sebesar 3.783 unit atau 21,09 %. Pada tahun 2012 jumlah pelaku usaha mikro berjumlah 20.524 unit menjadi 35.339 unit pada tahun 2013 naik sebesar 14.815 unit atau 41,92 % usaha mikro. Pada tahun 2009 jumlah pelaku usaha kecil berjumlah 366.408 unit menjadi 377.413 unit pada tahun 2010, dan mengalami kenaikan sebesar 11.005 unit atau 2,92 %. Pada tahun 2012 jumlah pelaku usaha kecil berjumlah 406.006 unit menjadi 409.086 unit pada tahun 2013 naik sebesar 3.080 unit atau 0,75 % dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 820.238 orang. Pada tahun 2009 jumlah pelaku usaha menengah berjumlah 817 unit menjadi 833 unit pada tahun 2010, dan mengalami kenaikan sebesar 16 unit atau 1,92 %. Pada tahun 2012 jumlah pelaku usaha menengah berjumlah 908 unit menjadi 921 unit pada tahun 2013 naik sebesar 4 unit atau 0,43 % dengan jumlah tenaga kerja terserap sebesar 15.069 orang Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, peran Dinas Koperasi dan UMKM dalam memberdayakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Samarinda tidaklah berjalan sepenuhnya sesuai dengan program pemberdayaan yang sudah dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada, karena masih ada permasalahan-permasalahan yang diantaranya adalah: 1. Banyaknya pelaku usaha mikro, kecil dan menengah di Kota Samarinda yang belum memiliki ijin (legalitas) Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (IUMK)yang sampai saat ini tahun 2016 berjumlah 7.539 unit atau 18,97 % dari jumlah 39.745 unit usaha di Kota Samarinda. 2. Minimnya sosialisasi dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Samarinda tentang program pemerintah khususnya Kementrian UMKM dan Koperasi tentang fasilitas bantuan modal usaha yang menurut informasi dari Dinas Koperasi dan UMKM tercatat tidak ada kegiatan untuk dukungan kegiatan sosialisasi yang dimaksud. Berdasarkan uraian tersebut di atas tentang perkembangan UMKM mulai dari tingkat provinsi serta tingkat Kota khususnya Kota Samarinda serta kontribusi terhadap pertumbuhan daerah seperti ekomomi, penyediaan lapangan 5857

ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 2, 2017: 5856-5867 kerja dan lain-lain, dan juga permasalahan yang masih dihadapi oleh instansi yang berwenang dalam melakukan pemberdayaan yaitu Dinas Koperasi dan UMKM Kota Samarinda termasuk juga para pelaku UMKM itu sendiri maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian yaitu: Peran Dinas Koperasi dan UMKM dalam Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Samarinda. Rumusan Masalah 1. Bagaimana peran Dinas Koperasi dan UMKM dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Samarinda? 2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat peran Dinas Koperasi dan UMKM dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Samarinda? Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan peran Dinas Koperasi dan UMKM dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan upaya yang dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Samarinda melalui UMKM. 2. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat peran Dinas Koperasi dan UMKM dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Samarinda Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Memberikan informasi dan rekomendasi bagi aparatur instansi Dinas Koperasi dan UMKM Kota Samarinda maupun kepada komponen masyarakat mengenai peranan Dinas Koperasi dan UMKM dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Samarinda. 2. Manfaat Teoritis Dapat menjadi bahan perbandingan dalam rangka penelitian dan pengembangan lebih lanjut bagi bidang studi Ilmu Administrasi Negara khususnya kajian tentang peran pemerintah dalam pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Samarinda. KERANGKA DASAR TEORI Teori Kelembagaan Syahyuti (2007:2) menyatakan bahwa kelembagaan memiliki inti kajian kepada prilaku dengan nilai, norma dan aturan yang mengikuti dibelakangnya. Dari pendapat diatas nilai, norma dan aturan merupakan syarat dari utama dalam lembaga untuk menjalankan fungsinya sesuai dengan aturan yang mengikat pada kelembagaan tersebut. Arsyad (2010:11) menyatakan bahwa lembaga institusi atau kelembagaan adalah aturan-aturan (constraints) yang diciptakan oleh manusia untuk mengatur dan membentuk interaksi politik, sosial dan ekonomi. Aturan-aturan tersebut 5858

Peran Dinas Koperasi dan UKM Dalam Pemberdayaan UMKM (Dwi Sepriono Nur) terdiri dari aturan-aturan formal (misalnya: peraturan-peraturan, undang-undang, konstitusi) dan aturan-aturan informal (misalnya: norma sosial,konvensi, adat istiadat, sistem nilai) serta proses penegakan aturan tersebut Dalam penelitian ini lembaga yang melakukan pemberdayaan UKM adalah Dinas Koperasi dan UKM Kota Samarinda yang mengaturnya SKPD. SKPD adalah Pemerintah Daerah (Provinsi maupun Kabupaten/Kota) di Indonesia. SKPD adalah pelaksana fungsi eksekutif yang harus berkoordinasi agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan dengan baik. Dasar hukum yang berlaku sejak tahun 2004 untuk pembentukan SKPD adalah Pasal 120 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Peran Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan terhadap sesuatu. Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peran.peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam kemasyarakatan. Posisi dalam masyarakat merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses, jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Soekanto (1990:269) berpendapat bahwa peranan mencakup tiga hal: 1. Peran mencakup norma-norma yang berhubungan dengan posisi oleh tempat dalam masyarakat, peranan ini merupakan rangkaian dalam peraturan yang membatasi kehidupan masyarakat. 2. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dan organisasi. 3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting dari struktur sosial. Pemberdayaan UMKM Hikmat (2010:3) mengartikan pemberdayaan adalah sebagai proses pengambilan keputusan oleh orang-orang yang secara konsekuen melaksanakan keputusan tersebut. Pengambilan keputusan tersebut merupakan hasil dari perencanaan yang dilakukan oleh orang dalam kegiatan organisasi baik keputusan secara individu maupun kolektif berdasarkan aturan dan norma yang berlaku dalam organisasi. Anwar (2007:1) menyatakan pemberdayaan adalah kemampuan individu yang bersenyawa dengan individu-individu lainnya dalam masyarakat untuk membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. Memberdayakan masyarakat adalah upaya memperkuat unsur-unsur keberdayaan itu untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang berada dalam kondisi yang tidak mampu dengan mengandalkan kekuatannya sendiri sehingga dapat 5859

ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 2, 2017: 5856-5867 keluar dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan, atau proses memampukan dan memandirikan masyarakat. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, mendefenisikan pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim usaha dan pengembangan usaha terhadap usaha Mikro, Kecil dan Menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha tangguh dan mandiri. Dapat disimpulkan dari beberapa pengertian tentang pemberdayaan diatas bahwa pemberdayaan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh instansi atau orang dengan maksud untuk menumbuhkan atau mengembangkan terhadap hal yang menjadi objek yang diberdayakan sehingga menjadi lebih bertumbuh dan berkembang, dalam hal ini pertumbuhan dan perkembangan UMKM di Kota Samarinda. UMKM Pada dasarnya definisi UMKM menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, didefinisikan sebagai berikut : 1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini. 2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini. 3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini. Definisi Konsepsional Definisi konsepsional untuk peran Dinas Koperasi dan UMKM adalah upaya yang dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM dalam pengembagan UMKM menjadi usaha yang tangguh, mandiri serta berdaya saing dengan pelaku usaha lainnya di Kota Samarinda. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian 5860

Peran Dinas Koperasi dan UKM Dalam Pemberdayaan UMKM (Dwi Sepriono Nur) Berdasarkan pada masalah yang diangkat dalam penelitian ini maka jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Melalui jenis penelitian deskriptif kualitatif dapat diketahui secara obyektif peran Dinas Koperasi dan UMKM Kota Samarinda ditinjau dari kajian akademis. Oleh karena itu, dalam rangka pendalaman terhadap peran Dinas Koperasi dan UMKM Kota Samarinda tersebut, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Fokus Penelitian Adapun fokus dalam penelitian ini adalah pada Peran Dinas Koperasi dan UMKM dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Samarinda tentang program-program pemberdayaan UMKM serta kebijakan yang mendukung dalam memberdayakan UMKM di Kota Samarinda sebagai berikut : 1. Peran Dinas Koperasi dan UMKM dalam pemberdayaan UMKM sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 22 Tahun 2015 bagi pelaku UMKM di Kota Samarinda meliputi : 1. Pertumbuhan iklim usaha 2. Pertumbuhan unit-unit usaha baru 3. Pembinaan usaha. 2. Faktor yang mendukung dan menghambat peran Dinas Koperasi dan UMK dalam pemberdayaan UMKM di Kota Samarinda. Sumber dan Jenis Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Kuncoro (2009:148) menyebutkan data primer diperoleh melalui survei lapangan dengan menggunakan semua metode pengumpulan data orisinal, data primer sebagai data yang dikumpulkan dari sumber-sumber asli. Maka sumber data dalam penelitian ini terbagi atas 2 jenis sebagai berikut : 1. Data primer, diperoleh melalui wawancara kepada key informan dan informan. Dalam penentuan responden key informan pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik purposive sampling. key informan adalah Kepala Dinas KOperasi dan UKM pada Dinas Koperasi dan UMK Kota Samarinda, sedangkan informan dalam penelitian ini adalah kepala bidang pemberdayaan UMK dan staff Pemberdayaan UMK, Asosiasi UMKM di Kota Samarinda dan para pelaku UMKM di Kota Samarinda. 2. Data sekunder mengutip buku literatur, jurnal, tulisan-tulisan serta dokumendokumen data dari Dinas Koperasi dan UMK Kota Samarinda yang berkaitan dengan program pemberdayaan UMK yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Teknik Pengumpulan Data Guna memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 5861

ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 2, 2017: 5856-5867 1. Penelitian kepustakaan (library research) 2. Penelitian lapangan (field work research) Penelitian yang dilakukan langsung ke obyek penelitian yang akan diteliti guna memperoleh data yang diperlukan. Penulis melakukan penelitian pada Dinas Koperasi dan UMKM Kota Samarinda yaitu : a. Wawancara (interview) b. Dokumentasi Teknik Analisis Data Sesuai dengan jenis penelitian di atas, maka peneliti menggunakan model interaktif dari Miles, Huberman dan Saldana (2014:33) untuk menganalisis data hasil penelitian. Di dalam analisis data kualitatif terdapat tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersama (1) kondensasi data (2) penyajian data, dan (3) penyimpulan atau verifikasi. Adapun model interaktif yang dimaksud sebagai berikut: Komponen-komponen analisis data model interaktif dijelaskan sebagai berikut: 1. Kondensasi Data (Data Condensation) 2. Penyajian Data (Data Display) 3. Kesimpulan, Penarikan atau Verifikasi (Drawing/Verification Conclusion) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum UMKM Kota Samarinda Pertumbuhan ekonomi di Kota Samarinda mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang signifikan, perkembangan tersebut tidak terlepas dari perkembangan serta peningkatan jumlah unit usaha di semua sektor, baik dari jumlah maupun jenis usaha yang dilakukan oleh pelaku UKM yang berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat khususnya di Kota Samarinda. Hal ini memberikan sinyal dan tren Positif bagi perkembangan ekonomi daerah serta memberikan dampak langsung bagi perkembangan Kota Samarinda. Hingga tahun 2016 menurut data dari Bidang Pemberdayaan UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Samarinda mencatat pertumbuhan UKM setiap tahun meningkat, baik dari jumlah maupun jenis usaha yang oleh pelaku UKM di Kota Samarinda. Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan UKM di Kota Samarinda Peran dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Samarinda salah satunya adalah melakukan pemberdayaan pada UKM di Kota Samarinda yang telah tertuang dalam program kerja Dinas Koperasi dan UKM Kota Samarinda. Upaya yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Samarinda diharapkan dapat mendorong terwujudnya UKM sebagai kekuatan perekonomian yang dapat meningkatkan kesejahteraan masayarakat. a. Pertumbuhan Iklim Usaha 5862

Peran Dinas Koperasi dan UKM Dalam Pemberdayaan UMKM (Dwi Sepriono Nur) Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa perizinan sangat membantu bagi pelaku UKM untuk memudahkan dalam mengakses kredit untuk pembiayaan UKM, Iklim usaha yang baik akan berdampak pada peningkatan dan perkembangan kegiatan ekonomi masyarakat, dengan kata lain iklim yang kondusif menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat untuk berusaha (berinvestasi) di Kota Samarinda akan meningkat. Pemerintah daerah menumbuhkan iklim usaha dengan menetapkan peraturan dan regulasi untuk mendukung iklim usaha UKM di Kota Samarinda yang meliputi aspek pendanaan, sarana prasarana, informasi usaha, promosi dagang serta dukungan kelembagaan. Dengan adanya kegiatan tersebut akan memicu pertambahan UKM, kenaikan tersebut secara langsung akan memicu pertumbuhan ekonomi dan berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan pelaku UKM di Kota Samarinda juga tidak terlepas dari peran pemberdayaan Dinas Koperasi dan UKM. Peran tersebut dapat terlihat dari sejauh mana upaya yang dilakukan dalam menumbuhkan dan mengembangkan UKM sesuai dengan Peraturan Walikota Samarinda nomor 22 tahun 2015 agar lebih berdaya saing dan berkualitas dengan harapan meningkatnya pendapatan serta taraf hidup masyarakat dari kegiatan usaha UKM khususnya di Kota Samarinda. b. Pertumbuhan Unit-unit Usaha Baru Dari hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan pelaksanaan program dalam rangka penumbuhan usaha baru dilakukan melalui Temu Bisnis UKM dimana pelaku UKM dan mitra saling bertemu dalam membantu usaha UKM. Peran strategis Dinas Koperasi dan UKM Kota Samarinda yaitu mendukung dan memfasilitasi kegiatan temu bisnis antara pelaku UKM dan mitra perbankan serta lembaga keuangan dalam upaya untuk meningkatkan kapasitas dan memperkuat bisnis UKM dengan harapan meningkatnya jumlah volume usaha dan pasar produksi bagi pelaku UKM yang mengikuti kegiatan tersebut Sejalan dengan kebijakan pemerintah melalui Peraturan Walikota Nomor 25 Tahun 2015 yang memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya maka pembinaan usaha kecil, menengah dan koperasi melibatkan seluruh komponen di daerah. Pembinaan Usaha Dari hasil penelitian diketahui bahwa dalam pembinaan usaha Dinas Koperasi dan UKM Kota Samarinda selalu berusaha untuk memajukan kualitas dan kuantitas para pelaku usaha di Kota Samarinda, antara lain terhadap produkproduk unggulan seperti makanan, kuliner, oleh-oleh dan barang khas daerah 5863

ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 2, 2017: 5856-5867 Kota Samarinda. Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan pemberdayaan UKM yaitu melalui kegiatan pendampingan. Pendampingan yang dimaksud adalah memberikan pemahaman dan aktualisasi yang nyata untuk keberhasilan kegiatan untuk meningkatkan daya saing bagi pelaku UKM di Kota Samarinda dengan melakukan pelatihan, bimbingan maupun fasilitasi bantuan informasi pemberian kredit perbankan lewat KUR (Kredit Usaha Rakyat) dalam upaya meningkatkan kapasitas pelaku UKM, meskipun ada sebagian informan yang menyatakan belum pernah mendapatkan pembinaan dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Samarinda. Dalam hal pendampingan dalam kegiatan pemberdayaan UKM merupakan upaya yang sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 25 Tahun 2015 yaitu pemberdayaan UKM, untuk mewujudkan kapasitas pelaku UKM yang baik maka perlu adanya bimbingan serta arahan teknis maupun non teknis yang pada akhirnya pelaku UKM sehingga pelaku usaha mampu memperkuat dirinya menjadi lebih kuat, tangguh dan mandiri dan memiliki daya saing demi mengembangkan usahanya jauh lebih baik. Faktor yang Mendukung Peran Pemberdayaan Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan UKM di Kota Samarinda Adapun faktor pendukung peran Dinas Koperasi dan UKM Kota Samarinda dalam pemberdayaan UKM sebagai berikut : 1. Adanya dukungan dari perbankan kepada UKM terkait pemberian modal bagi pelaku UKM di Kota Samarinda yang sangat membantu pelaku UKM dalam meningkatkan usahanya. Fasilitas dukungan yang diberikan oleh perbankan melalui mekanisme pemberian kredit dengan bunga yang rendah akan sangat membantu pelaku UKM dalam meningkatkan skala usaha menjadi lebih besar dari sebelumnya. Selain itu dengan dukungan tersebut membuat pangsa pasar produk UKM akan semakin terbuka dan kemampuan UKM untuk melaksanakan ekspansi pasar juga menjadi terbuka, serta mendorong terjadinya efisensi kegiatan produksi bagi UKM sehingga kapasitas produksi baik dari kualitas dan kuantitas menjadi lebih baik oleh karena adanya penambahan modal untuk kegiatan produksi dari pemberian kredit dari perbankan. 2. Peran aktif asosiasi dalam mendukung kegiatan pemberdayaan UKM yang memiliki kontribusi yang tinggi dalam upaya memberdayakan pelaku UKM khususnya di Kota Samarinda. Lembaga atau asosiasi sangat penting dan menjadi mitra strategis Dinas Koperasi dan UKM Kota Samarinda dalam pengembangan dan pembinaan UKM menjadi lebih efektif dan efisien. Hal tersebut nampak ketika Dinas Koperasi dan UKM Kota Samarinda melakukan kegiatan 5864

Peran Dinas Koperasi dan UKM Dalam Pemberdayaan UMKM (Dwi Sepriono Nur) pembinaan tidak mengalami kesulitan untuk menghubungi pelaku UKM karena umumnya para pelaku UKM terlibat secara keanggotaan dalam lembaga seperti, Forum Kube (Kelompok Usaha Bersama), Dekopinda (Dewan Koperasi Indonesia Daerah Kota Samarinda), serta FPPM (Forum Pedagang Pasar Malam Kota Samarinda) yang menjadi mitra Dinas Koperasi dan UKM Kota Samarinda. Faktor yang Menghambat Peran Pemberdayaan Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan UKM di Kota Samarinda Adapun faktor penghambat peran Dinas Koperasi dan UKM Kota Samarinda dalam pemberdayaan UKM sebagai berikut : 1. Keterlambatan dalam penyediaan anggaran untuk pemberdayaan usaha kecil dan mikro menyebabkan terhambatnya pelaksanaan kegiatan dan dukungan bagi pelaku UKM. Hal tersebut akan berdampak pada daya serap anggaran dan target realisasi kegiatan yang kurang maksimal dan secara tidak langsung akan menyebabkan penurunan kinerja Dinas Koperasi dan UKM dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan UKM di Kota Samarinda. 2. Terbatasnya jumlah pegawai penyuluh dari sisi kualitas maupun kuantitas penyuluh itu sendiri. Dukungan dari stakeholder akan sangat berpengaruh terhadap pembangunan SDM bagi pelaku UKM di Kota Samarinda yang akan berdampak pada pelaksanaan penyuluhan pendidikan dan pelatihan usaha menjadi kurang optimal karena pada pelaksanaan pemberdayaan usaha kecil yang berupa pendidikan, pelatihan dan penyuluhan biasanya dilaksanakan oleh pegawai struktural yang sekaligus merangkap menjadi penyuluh. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) juga merupakan salah satu kendala serius bagi perkembangan UKM di Kota Samarinda, KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian dan wawancara penulis mengenai peran Dinas Koperasi dan UKM dalam memberdayakan UKM di Kota Samarinda maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Peran yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM dalam pemberdayaan UKM di Kota Samarinda meliputi : a. Pertumbuhan Iklim Usaha sudah cukup baik karena dari dinas terkait sangat berperan dalam memudahkan pelaku UKM dalam mengakses kredit untuk pembiayaan UKM dan kepastian hukum dalam menjalankan kegiatan usahanya sehingga iklim usaha menjadi kondusif. b. Pertumbuhan Unit-unit Usaha Baru dirasa sudah cukup baik Dinas terkait sudah melaksanakan dan mempunyai peran yang strategis dalam 5865

ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 2, 2017: 5856-5867 memberikan dukungan dan fasilitasi kegiatan temu bisnis antara pelaku UKM dan mitra perbankan. c. Pembinaan Usaha pelaksanaan pembinaan usaha berjalan dengan baik karena dalam kegiatan pendampingan melalui pelatihan, bimbingan maupun fasilitasi bantuan informasi pemberian kredit perbankan lewat KUR (Kredit Usaha Rakyat) dalam upaya meningkatkan kapasitas pelaku UKM. 2. Faktor pendukung dan penghambat Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam pemberdayaan UKM di Kota Samarinda: a. Faktor pendukung Dukungan dari perbankan kepada UKM terkait pemberian modal bagi pelaku UKM di Kota Samarinda yang sangat baik karena membantu pelaku UKM dalam meningkatkan usahanya serta peran aktif asosiasi dalam mendukung kegiatan pemberdayaan UKM yang memiliki kontribusi yang tinggi dalam upaya memberdayakan pelaku UKM khususnya di Kota Samarinda. b. Faktor penghambat Keterlambatan dalam penyediaan anggaran untuk pemberdayaan usaha kecil dan mikro menyebabkan terhambatnya pelaksanaan kegiatan dan dukungan bagi pelaku UKM serta terbatasnya jumlah pegawai penyuluh dari sisi kualitas maupun kuantitas penyuluh. Saran Dari hasil pembahasan diatas maka penulis akan memberikan saran dan masukan bagi Dinas Koperasi dan UKM Kota Samarinda sebagai berikut : 1. Dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Samarinda seharusnya dapat meningkatkan kinerja dalam melayani masyarakat untuk mengurus IUMK dengan inovasi teknologi secara online agar masyarakat dan pelaku usaha lebih mudah mengakses informasi untuk membantu mengurus perijinan. 2. Diperlukan temu kemitraan sesering mungkin antara pelaku UMKM dan perbankan. Untuk mengelar pertemuan event atau acara agar makin banyak pelaku UMKM khususnya di Kota Samarinda yang dapat mengakses kegiatan guna meningkatkan kapasitas maupun kuantitas pelaku UMKM itu sendiri. 3. Perlu adanya peningkatan kegiatan pelayanan dan pendampingan guna untuk meningkatkan kemampuan SDM pelaku UMKM. sehingga mampu bersaing dan UMKM dapat bertumbuh kembang dengan program KUR menjadi maksimal. 4. Diperlukannya dukungan anggaran yang memadai dari pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan UKM di Kota Samarinda mengingat UKM memiliki kontribusi besar pagi perekonomian khusunya Kota Samarinda. 5. Perlu adanya penambahan tenaga pegawai bagi Dinas Koperasi dan UKM Kota Samarinda agar dalam melakukan kegiatan pelayanan, penyuluhan 5866

Peran Dinas Koperasi dan UKM Dalam Pemberdayaan UMKM (Dwi Sepriono Nur) pendidikan dan juga pelatihan terhadap pelaku UKM agar lebih baik dari segi kualitas maupun kuantitas, 6. Perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai penelitian secara menyeluruh mengenai pengembangan UKM khusunya di Kota Samrinda untuk menciptakan produk UKM yang berkualtias dan berdaya saing. DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku : Anwar. 2007. Manajemen Pemberdayaan Perempuan. Bandung :Alfabeta. Arsyad, Lincolin. 2010. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Hikmat, R. Harry. 2010. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Edisi Revisi. Cetakan Kelima. Bandung: Humaniora Utama Press. Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketujuh. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Miles, Matthew B, A. Michael Huberman dan Johnny Saldana. 2014. Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook. Edisi Ketiga. Sage Publications: Inc. Soekanto, Soerjono. 1990. Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial. Surabaya: Ghalia Indonesia..2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Syahyuti. 2007. Kebijakan Pengembangan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai Kelembagaan Ekonomi di Perdesaan. Bogor: Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 5 Nomor 3 Tahun 2007. Dokumen-dokumen : Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Peraturan Daerah Kalimantan Timur Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Peraturan Walikota Samarinda Nomor 22 Tahun 2015 tentang Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Surat Kabar Harian Kaltim Post Rabu, 4 Mei 2016. Lahir 7.294 Usaha Baru/Halaman 37. Sumber Internet : www:http://kaltim.tribunnews.com/ukm-meningkat-kurangi-angkapengangguran-di-samarinda diakses tanggal 27 Agustus 2015) 5867