BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sektor perbankan dipilih karenakan perusahaan perbankan memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
Sandi Prianggoro / Pembimbing Sundari., SE.,MM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

maksimum, rata-rata, dan deviasi standar tentang masing-masing variabel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia periode Penelitian ini meggunakan data sekunder yaitu dari

BAB IV ANALISIA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan tahun 2015 berdasarkan metode purposive sampling pada. TABEL 4. 1 Prosedur Pengambilan Sampel

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif GC

NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Iman Murtono Soenhadji, Ph.D

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Kinerja Lingkungan

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor

BAB III METODE PENELITIAN. Djarwanto, 2012: 93). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemilihan sampel dengan metode purposive sampling terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya, dan reputasi KAP terhadap opini audit going concern pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI), Forum for Corporate

PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah berjumlah 120 perusahaan. Sampel

YENIASARI RIZKIA BUDI AKUNTANSI PEMBIMBING : Rina Nofiyanti, SE., MM

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Data Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin (RB) Amanda yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Non Financial yang listing

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

BAB 4 PEMBAHASAN. beberapa kategori, sehingga dapat dilihat banyaknya elemen yang termasuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun Berdasarkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perbedaan Status Gizi Z-Score (IMT/U) berdasarkan Usia Remaja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan pembahasan tentang penelitian yang dilakukan. Pengujian dalam penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nama : Farisah Hasniar NPM : Fakultas : Ekonomi Jurusa : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. Widyatmini

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. mahasiswa. Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh

BAB III METODE PENELITIAN

significantly not influented to audit opinion going concern, liquidity ratio significantly not influented to audit opinion going concern, Activity rat

LAMPIRAN 1. Hasil Tabulasi Kuesioner Harga (X 1 ) Butir Soal/item No. Responden. Skor Total. Universitas Sumatera Utara

Gambaran Duplikasi Penomoran Rekam Medis. Gambaran Kualifikasi Pendidikan. Gambaran Pengetahuan. Statistics pemberian nomor. N Valid 60.

PENGARUH UKURAN KAP, FEE AUDIT, DAN AUDIT TENURETERHADAP KUALITAS AUDIT

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di buku Indonesia Stock Exchange (IDX) yang mengeluarkan obligasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. menunjukkan adanya financial distress pada perusahaan-perusahaan manufaktur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PENELITIAN. Pengaruh Iklim Kelompok Kerja Terhadap Tingkat Penjualan pada Divisi. Pemasaran PT. X

LAMPIRAN 1. KUESIONER PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

by: Maulidah Rahmita Supervisor: Dr.Waseso Segoro UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA

NET SALES SAMPEL PENELITIAN. Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri ( Di nyatakan dalam jutaan rupiah ) Net Sales (2008)

: Josy N Tampubolo NPM : Dosen Pembimbing : FX Aji Sukarno, SE., MM

Data Kewajiban Pajak Tangguhan Bersih terkait dengan Komponen Akrual dan Pencadangan atas Pendapatan dan Beban (ND_ACC) Sampel Penelitian

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PRAKTIK MANAJEMEN LABA, PRICE EARNING RATIO,

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI DISCLAIMER BPK TERHADAP LAPORAN KEUANGAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DI JAKARTA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. resmi pemerintahan daerah yang terdapat di internet. Horizon waktu yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. statistik deskriptif untuk memperoleh gambaran atau deskripsi variabel-variabel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang, Kepulauan Riau ABSTRAK

NI - Dep

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kuisioner Penelitian Pengaruh Harga, Loaksi, Promosi, dan Gaya Hidup Terhadap Minat Pembelian Ulang Ke SOGO Department Store Sun Plaza Medan

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas,

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR LAMPIRAN. Daftar Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia Periode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laporan tahunan selama periode pengamatan yakni Selain itu,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini memakai obyek penelitian pada perusahaan sektor perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015. Sektor perbankan dipilih karenakan perusahaan perbankan memiliki struktur keuangan yang unik dan sebagian besar masih dikontrol dan disupervisi oleh badan pemerintahan (Yaputro dan Felizia, 2012). Pada periode 2011-2015 jumlah keseluruhan perusahaan sektor perbankan yang listing di BEI adalah 43. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive sample. Berdasarkan kriteria yang ditentukan, diperoleh sampel penelitian sebanyak 10 perusahaan untuk 5 tahun periode sehingga jumlah sampel penelitian adalah 50. Ringkasan perolehan sampel penelitian disajikan dalam table 4.1: Table 4.1 Sampel penelitain No Kriteria 2011 2012 2013 2014 2015 1 Perusahaan Sektor Perbankan 30 30 31 34 43 yang terdaftar di BEI 2 Perusahaan Sektor perbankan (5) (5) (7) (9) (13) yang terdaftar di BEI pada tahun 2011 dan diatasnya 3 Perusahaan Sektor Perbankan yang tidak memiliki informasi (15) (15) (14) (15) (20) lengkap berkaitan variabel penelitian dan tidak berganti auditor selama 2 tahun berturut-turut 4 Total sampel penelitian 10 10 10 10 10 Sumber:Data Sekunder Diolah (2016) 38

39 Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Hasil dari statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui hasil-hasil data deskriptif seperti jumlah data, mean, standar deviasi, angka terendah dan tertinggi serta standar eror. Diuji ini terlihat bentuk table ringkasan dari data yang telah diinput. Hasil statistik deskriptif dapat dilihat pada Tabel dibawah ini: Tabel 4.2 Uji statistik deskriptif pergantian_auditor opini_audit audit_delay aktivitas_komite_audit pertumbuhan_ perusahaan keahlian_aktkeu_komau Valid N (lis twise) Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation 50 0 1.54.503 50 0 1.58.499 50.311111.977778.76711111.177067174 50 4 46 12.36 9.710 50 -.135641.172115.01755753.041469663 50.333333.800000.56533333.149103139 50 Sumber : Data Sekunder Diolah (2016) Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa dari 50 sampel perusahaan didapat sebagai berikut: a. Pergantian auditor mempunyai nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum 1 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,503. Nilai ratarata sebesar 0,54 menunjukan sebagian besar dari 50 sampel perusahaan yang diteliti hampir 54% melakukan pergantian auditor dan sisanya tidak melakukan pergantian auditor.

40 b. Opini audit Going concern yang menerangkan mengenai opini audit going concern memiliki nilai 0 dan nilai maksimum 1. Nilai rata-rata sebesar 0,58 menunjukan bahwa hampir separuh dari sampel perusahaan yang diteliti mendapatkan opini audit going concer. Dengan nilai standar deviasi 0,50. c. Audit delay memiliki nilai rata-rata 0,767 dengan nilai minimum 0,311 dan nilai maksimum 0,977, sedangkan nilai standar deviasi lebih kecil yaitu 0,177 dari nilai rata-rata. Hal ini memiliki arti fluktuasi yang terjadi pada data yang ada adalah kecil. d. Aktivitas komite audit memiliki nilai rata-rata 12,36 dengan nilai minimum 4 dan maksimum 46. Dengan nilai standar deviasi 9,71. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas komite audit tiap perusahaan melakukan pertemuan atau rapat rata-rata tiap tahunnya adalah sebanyak 12 kali dalam setahun atau dalam sebulan melakukan sekali. e. Pertumbuhan perusahaan memiliki nilai maksimum 1149,567, nilai minimum -89,471, dan rata-rata data untuk pertumbuhan perusahaan 71,931. Nilai standar deviasinya yaitu 242,542. Dari hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa dari 50 sampel perusahaan yang diteliti ada yang mengalami penurunan pertumbuhan perusahaannya dengan nilai -89,471 dan dari 50 sampel tersebut rata-rata pertumbuhan perusahaannya 71,931. Karena selisih nilai

41 rata-rata dengan standar deviasi besar dapat dinyatakan bahwa fluktuasi dari data juga besar. f. Keahlian akuntansi dan keuangan komite audit memiliki nilai minimum 33,33, nilai maksimum 80 dengan rata-rata 56,33. Nilai standar deviasi 14,91. Dapat disimpulkan bahwa anggota komite audit yang memiliki keahlian akuntansi dan keuangan minimal diwakili oleh 1 orang yang ahli hingga 3 orang. Dan rata-rata tiap perusahaan memiliki 2-3 orang yang ahli dikomite audit tersebut. 2. Kelayakan model regresi Kelayakan model regresi diuji menggunakan Hosmer and Lomeshow s Goodness of Fit Test. Hasil dari pengolahan data yang telah ditentukan dapat dilihat dari Tabel dibawah ini: Tabel 4.3 Uji Hosmer and Lemeshow Hosmer and Lemeshow Test Step 1 Chi-square df Sig. 9.126 8.332 Sumber : Data Sekunder Diolah (2016) Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai Chi-Square 9,126 dengan nilai sig adalah 0,332 yang nilainya lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model mampu memberikan prediksi nilai observasi atau dapat dikatakan bahwa model dapat diterima karena cocok dengan model observasi dari data yang sebenarnya.

42 3. Menilai keseluruhan model (Overvall Model Fit) Likehood L dari model merupakan probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan dari data yang diinput. Dibawah ini Tabel 4.4 adalah hasil dari Likehood L: Tabel 4.4 Perbandingan nilai -2 Log Likelohood Model -2LL -2LL 1 Step 0 68,994 Step 1 66,747 2 Step 0 68,994 Step 1 66,733 Sumber : Data Sekunder Diolah (2016) Pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai -2LL untuk step 0 pada model 1 adalah 68,994 dan step 1 mengalami penurunan menjadi 66,747. Untuk -2LL untuk step 0 pada model 2 adalah 68,994 dan step 1 mengalami penurunan 66,733. Penurunan nilai -2LL pada kedua model menunjukkan model regresi yang baik atau model yang dihipotesiskan fit dengan data. Dan dari penurunan nilai -2LL yang cukup tersebut memungkinkan adanya hubungan atara variabel bebas dengan variabel terikat.

43 4. Koefisien determinasi (Nagelkerke R Square) Cox and Snell R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R 2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi Likehood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit untuk diinterpretasikan. Besar nilai koefisien determinasi dapat dilihat di Tabel 4.5 dengan ditunjukkannya nilai Nagelkerke s R Square: Model 1 Step 1 Tabel 4.5 Nilai Nagelkerke s R Square Model Summary -2 Log Cox & Snell Nagelkerke likelihood R Square R Square 66.747 a.044.059 a. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter es timates changed by less than.001. Model 2 Step 1 Model Summary -2 Log Cox & Snell Nagelkerke likelihood R Square R Square 66.733 a.044.059 a. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter es timates changed by less than.001. Sumber : Data Sekunder Diolah (2016) Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pada model 1 variabel dependen yaitu pergantian auditor dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu opini audit going concern, audit delay, aktivitas komite dan pertumbuhan perusahaan sebesar 5,9% sisanya sebesar 94,1%

44 dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Pada model 2 bahwa variabel dependen pergantian auditor dapat dijelaskan oleh variabel independen opini audit going concern dan variabel moderasi kahlian akuntansi dan keuangan komite audit dengan variabel independen penelitian lainnya sebesar 5,9%, sisanya sebesar 94,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. 5. Matrik klasifikasi Menujukkan kekuatan dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan adanya perpindahan auditor secara voluntary yang dilakukan oleh perusahaan. Hasil dari matrik klasifikasi dapat dilihad di Tabel 4.6 dibawah ini: Tabel 4.6 Matrik klasifikasi Model 1 dan Model 2 Classification Table a Predicted Observed Step 1 pergantian_auditor Overall Percentage a. The cut value is.500 tidak berganti auditor berganti auditor pergantian_auditor tidak berganti berganti Percentage auditor auditor Correct 12 11 52.2 9 18 66.7 60.0 Sumber : Data Sekunder Diolah (2016) Dari Tabel 4.6 matrik klasifikasi dapat ditunjukkan bahwa kekuatan prediksi kemungkinan perusahaan mengalami pergantian auditor pada model 1 dan 2 sebesar 66,7%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan

45 model regresi yang digunakan terdapat sebanyak 9 perusahaan (66,7%) yang diprediksi akan melakukan pergantian auditor dari total 12 perusahaan yang diprediksi tidak melakukan pergantian auditor dari total 50 perusahan sampel amatan. 6. Menguji Koefisien Regresi Hasil pengujian koefisien regresi logistik dengan nilai signifikan 0,05 disajikan dalam Tabel 4.7: Tabel 4.7 Koefisien Regresi Model 1 Step 1 a Step 1 a opini_audit audit_delay aktivitas_komite_audit pertumbuhan_ perusahaan Constant Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B).799.607 1.732 1.188 2.223.579 1.945.089 1.766 1.785.014.037.152 1.697 1.015-3.484 7.186.235 1.628.031 -.857 1.809.224 1.636.425 a. Variable(s) entered on step 1: opini_audit, audit_delay, aktivitas_komite_audit, pertumbuhan_perusahaan. Model 2 opini_audit audit_delay aktivitas_komite_audit pertumbuhan_ perusahaan keahlian_aktkeu_komau pp_kakka Constant Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B).616 2.347.069 1.793 1.851.568 1.972.083 1.773 1.765.015.037.158 1.691 1.015-3.514 7.255.235 1.628.030 -.371 3.116.014 1.905.690.322 4.038.006 1.936 1.380 -.642 2.540.064 1.800.526 a. Variable(s) entered on step 1: opini_audit, audit_delay, aktivitas_komite_audit, pertumbuhan_perusahaan, keahlian_aktkeu_komau, pp_kakka. Sumber : Data Sekunder Diolah (2016)

46 Dari Tabel 4.7 dapat disimpulkan untuk membuat rumus persamaan regresi, yaitu: Model 1: Model 2: Dari persamaan model regresi dapat dijelasakan mengenai uji hipotesis yaitu: a. Pengujian hipotesis pertama (H1) Variabel opini audit going concern memiliki koefisisen 0,799 dan secara statistic tidak signifikan karena nilai sig lebih dari 0,05 yaitu 0,188 sehingga dapat disimpulkan bahwa opini audit going concern tidak berpengaruh positif terhadap pergantian auditor. b. Pengujian hipotesis kedua (H2) Variabel audit delay memiliki koefisien 0,579 dan secara statistic tidak signifikan karena nilai sig lebih dari 0,05 yaitu 0,766 sehingga dapat disimpulkan bahwa audit delay tidak berpengaruh terhadap pergantian auditor. c. Pengujian hipotesis ketiga (H3) Variabel aktivitas komite audit memiliki koefisien 0,014 dan secara statistic tidak signifikan karena nilai sig lebih dari 0,05 yaitu

47 0,697 sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas komite audit tidak berpengaruh terhadap pergantian auditor. d. Pengujian hipotesis keempat (H4) Variabel pertumbuhan perusahaan memiliki koefisien -3,484 dan secara statistic tidak signifikan karena nilai sig lebih besar dari 0,05 yaitu 0,628 sehingga pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap pergantian auditor. e. Pengujian hipotesis kelima (H5) Variabel moderasi keahlian akuntansi dan keuangan komite audit memiliki koefisien 0,322 dan secara statistik tidak signifikan karena nilai sig lebih besar dari 0,05 yaitu 0,936 sehingga dapat disimpulkan bahwa keahlian akuntansi dan keuangan komite audit tidak dapat memoderasi pengaruh opini audit going concern terhadap pergantian auditor. B. Pembahasan 1. Opini audit going concern berpengaruh positif terhadap pergantian auditor Dari hasil pengujian regresi logistik ditunjukkan bahwa variabel opini audit going concern tidak memiliki pengaruh positif terhadap pergantian auditor. Hal ini dapat terlihat dari hasil uji hipotesis dimana nilai going_concern signifikan pada 0,188 dimana 0,188 lebih besar dari taraf signifikan 0,05 atau 5%. Dengan demikian hipotesis pertama

48 (H1) dalam penelitian ini ditolak yang menyatakan bahwa opini audit going concern berpengaruh positif terhadap pergantian auditor. Hal ini terjadi dikarenakan opini yang dikeluarkan oleh auditor mengenai going concern suatu perusahaan akan menyebabkan perusahaan tersebut memiliki pandangan dikalangan investor bahwa perusahaan tersebut masih diperhitungkan mengenai masalah keberlangsungan perusahaannya. Auditor yang beranggapan keberlangsungan hidup dari perusahaan masih dapat diperhitungkan dapat menyebabkan para investor berpikir ulang dalam melakukan investasi diperusahaan tersebut. Perusahaan tidak akan melakukan pergantian auditor karena beranggapan bahwa hal yang dilakukan dalam perusahaan memang sudah sesuai dengan yang sebenarnya yang tidak perlu ditutupi dikalangangan investor. Para pihak manajemen perusahaan akan beranggapan bahwa meskipun diganti atau tidaknya auditor jika keadaan dalam perusahan memang sedang buruk maka opini yang dikeluarkan oleh auditor lain akan sama dengan opini auditor sebelumnya. Hasil ini sejalan dengan penelitian Sukraptiwi dan Latrini (2015). 2. Audit delay berpengaruh positif terhadap pergantian auditor Dari hasil pengujian regresi logistik ditunjukkan bahwa variabel audit delay tidak memiliki pengaruh terhadap pergantian auditor. Hal ini dapat terlihat dari hasil uji hipotesis dimana nilai audit_delay

49 signifikan pada 0,766 dimana 0,766 lebih besar dari taraf signifikan 0,05 atau 5%. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini ditolak yang menyatakan bahwa audit delay berpengaruh positif terhadap pergantian auditor. Hasil dari penelitiain ini bertentangan dengan penelitian Pawitri dan Yadyana (2015) bahwa dengan terjadinya keterlambatan penerbitan laporan keuangan ke publik akan mengakibatkan kurangnya kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga pihak perusahaan akan melakukan pergantian auditor. Hal ini terjadi dimungkinan keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan yang dilakukan oleh pihak manajemen dan adanya kerumitan yang kurang dipahami oleh pihak auditor. Keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan auditan juga dipengaruhi dari aspek Good Corporate Governance perusahaan yang dapat menyebabkan auditor sulit memahami laporan keuangan yang diaudit (Yaputro dan Felizia, 2012). Kesulitan atas kurangnya pemahaman dari pihak auditor yang menyebakan terjadinya keterlambatan penyampaian tidak berpengaruh dalam perusahaan melakukan pergantian auditor. Dengan bergantinya auditor belum tentu auditor baru lebih mengerti akan situasi didalam perusahaan dan belum tentu dapat melaksanakan pengauditan secara tepat waktu. Penyesuaian auditor terhadap lingkungan perusahaan

50 belum tentu dapat dilaksanakan secara cepat, membutuh proses yang dimungkinkan setiap individu auditor berbeda-beda. Keterlambatan yang dilakukan auditor memberikan pengaruh atas opini yang akan dibuat. Opini yang dibuat oleh auditor sesuai dengan keadaan dari perusahaan. Perusahaan tidak mengganti auditor untuk mempertahankan pemahamandari auditor agar pada periode berikutnya diharapkan auditor menjadi lebih tepat waktu dalam menerbitkan opini. Dengan tidak mengganti auditor juga dikarenakan bila auditor diganti biaya yang dikeluarkan perusahaan akan bertambah untuk membiayai auditor agar dapat menyesuaikan dengan lingkungan perusahaan yang diauditnya. Hasil ini sejalan dengan penelitian Adhiputra (2015). 3. Aktivitas komite audit berpengaruh terhadap pergantian auditor Dari hasil pengujian regresi logistik ditunjukkan bahwa variabel aktivitas komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap pergantian auditor. Hal ini dapat terlihat dari hasil uji hipotesis dimana nilai aktivitas_komite_audit signifikan pada 0,697 dimana 0,697 lebih besar dari taraf signifikan 0,05 atau 5%. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) dalam penelitian ini ditolak yang menyatakan bahwa aktivitas komite audit berpengaruh terhadap pergantian auditor. Pertemuan rutin dari komite audit dilakukan hanya sebagai bentuk formalitas. Dengan adanya pertemuan tersebut pihak komite audit dengan pihak auditor dapat menjalin komunikasi sehingga

51 kencenderungan melakukan pergantian auditor lebih sedikit (Gendron dan Bedard, 2006). Dengan dilakukannya pertemuan secara periodik juga mencegah dan mengurangi terjadinya kesalahan untuk melakukan pengambilan keputusan jika terjadi masalah didalam perusahaan. Dalam melakukan aktivitas komite audit juga memperkirakan yang akan terjadi kedepannya untuk perusahaan. Untuk melakukan pergantian auditor pun pihak komite audit memberikan perhitungan sehingga dengan aktivitas komite audit yang sering dilakukan menyebabkan pergantian auditor menjadi lebih sulit kecuali untuk menaati peraturan. Hal ini sejalan dengan penelitian Merawati, dkk (2013) dan Sukraptiwi dan Latrini (2015). 4. Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap pergantian auditor Dari hasil pengujian regresi logistik ditunjukkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap pergantian auditor. Hal ini dapat terlihat dari hasil uji hipotesis dimana nilai pertumbuhan_perusahaan signifikan pada 0,628 dimana 0,628 lebih besar dari taraf signifikan 0,05 atau 5%. Dengan demikian hipotesis keempat (H4) dalam penelitian ini ditolak yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap pergantian auditor.

52 Dari hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Syactiadi dan Henny (2012) yang menyebutkan suatu perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan akan cenderung melakukan pergantian auditor dengan kualitas yang lebih baik untuk mengikuti pertumbuhan perusahaan. Hal ini terjadi karena perusahaan selalu memiliki nilai pertumbuhan yang positif. Meskipun memiliki nilai negatif atau mengalami penurunan perusahaan tidak akan melakukan pergantian auditor karena akan menambah biaya atas penyesuaian auditor baru. Pertumbuhan perusahaan yang semakin baik menyebabkan perusahaan mengganti auditornya yang lebih baik juga. Dengan digantinya auditor belum tentu menyebakan hal baik juga terjadi didalam perusahaan. Bergantinya auditor bisa menyebabkan bertambahnya biaya yang lebih besar atau malah reputasi dari perusahaan akan turun dimata para investor. Perusahaan akan mempertahankan perusahaannya agar tidak terjadi kesalah pahaman dan menyebabkan terjadinya pergantian auditor. Hal ini sejalan dengan penelitian Dewi (2016). 5. Keahlian akuntansi dan keuangan komite audit memperlemah pengaruh opini audit going concern terhadap pergantian auditor Dari hasil pengujian regresi logistik ditunjukkan bahwa variabel moderasi keahlian akuntansi dan keuangan komite audit tidak dapat memoderasi pengaruh opini audit going concern terhadap pergantian auditor. Hal ini dapat terlihat dari hasil uji hipotesis pada model kedua

53 dimana nilai gc_kakka signifikan pada 0,936 dimana 0,936 lebih besar dari taraf signifikan 0,05 atau 5%. Dengan demikian hipotesis kelima (H5) dalam penelitian ini ditolak yang menyatakan bahwa audit keahlian akuntansi dan keuangan komite audit memperlemah pengaruh opini audit going concern terhadap pergantian auditor. Untuk hasil uji nilai Nagelkerke s R Square memperlihatkan bahwa 5,9% merupakan variabel independen dan variabel moderasi yang dapat menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pergantian auditor. Hal ini dikarenakan keahlian akuntansi dan keuangan komite audit bukanlah variabel moderasi. Dengan diterbitkannya opini audit going concern yang berpengaruh terhadap pergantian auditor pihak komite audit tidak memberikan dampak apapun atas pembentukan opini audit yang dibuat. Keahlian akuntansi dan keuangan komite audit merupakan hal yang wajib dimiliki dimana komite audit diharapkan dapat menjaga integritas proses pelaporan laporan keuangan. Komite auditlah yang memiliki tugas untuk memberikan rekomendasi dalam melakukan penunjukkan dan penggantian auditor. Anggota komite audit yang memiliki keahlian berbeda-beda dimaksudkan untuk melakukan pertukaran pendapat sehingga dapat mengelola perusahaan secara baik. Dengan pengalaman dari masingmasing komite audit dapat memperkuat system pengendalian internal dari perusahaan sehingga manajemen perusahaan masih cukup kuat

54 sehingga tidak dapat memoderasi pengaruh opini audit going concern terhadap pergantian auditor. Penelitian ini sejalan dengan penelitain Adhiputra dan penelitian Sukraptiwi dan Latrini (2015) yang menjelaskan bahwa keahlian akuntansi dan keuangan komite audit tidak memberikan dampak atas pengaruh opini auid going concern terhadap pergantian auditor.

55 Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Penelitian Variabel Independen Variabel Dependen Opini Audit Going Concern Audit Delay Aktivitas Komite Audit Pertumbuhan Perusahaan Keahlian Akuntansi dan Keuangan Memoderasi pengaruh Opini Audit Going Concern Pergantian Auditor (+)X (+)X (+)X (-)X (-)X Keterangan: :Variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau hipotesis diterima. X :Variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau hipotesis ditolak. Penelitian ini bertujuana untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian auditor pada perusahaan perbankan di Indonesia periode 2011-2015. Dalam Tabel 4.8 dapat dilihat ringkasan hasil penelitian. Hasil yang dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini tidak ada variable yang berpengaruh terhadap pergantian auditor. Faktor baik yang bersumber dari klien atau perusahaan maupun dari pihak eksternal yaitu auditor tidak memiliki pengaruh atas pergantian auditor. Faktor eksternal dari auditor sendiri yang mengakibatkan adanya pergantian. Dimungkinkan karena hasil pendapat yang tidak sesuai atas keinginan

56 dari perusahan yang membuat pergantian auditor tetapi didalam penelitian ini tidak memberikan bukti bahwa opini audit memberikan pengaruuh atas pergantian auditor. Bisa juga atas keahlian yang dimiliki dari auditor yang kurang sesuai atas bidang yang diauditornya. Sehingga hasil opini yang dibuat tidak dapat menggambarkan perusahaan yang sebenarnya. Sedangkan secara internal perusahaan tidak memberikan pengaruh atas pergantian auditor. Dikarenakan di internal perusahaan masih menginginkan auditor yang sama agar biaya yang ditimbulkan saat mengganti auditor dapat dihindari. Pergantian auditor yang secara terus menerus memberikan dampak buruk terhadap pandangan investor. Investor akan memberikan pandangan negatif atas bergantinya auditor jika pergantian tersebut bukan dikarenakan peraturan yang harus dilaksanakan.