Keywords: monorail, moda choice models, binomial logit models, stated preference.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan atau mesin. Transportasi merupakan fasilitas yang sangat penting dalam perkembangan suatu

ANALISA PEMILIHAN MODA KERETA API DAN BUS (STUDI KASUS: MEDAN PEMATANG SIANTAR)

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang terdiri dari segi keamanan,

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah suatu usaha pemindahan manusia, hewan atau barang dari satu

KOMPETISI PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG ANTAR KOTA ANTARA MODA KERETA API DAN BUS (Studi Kasus : Rute Bandung Jakarta) TESIS MAGISTER

ALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANG- KOTA PARIAMAN)

PERBEDAAN FASILITAS PARKIR UNTUK MENDORONG MAHASISWA BERKENDARA BERSAMA KE KAMPUS

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA ANGKUTAN UMUM DAN SEPEDA MOTOR UNTUK MAKSUD KERJA. Karnawan Joko Setyono. Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang

BAB I PENDAHULUAN. negara sedang berkembang, maka perencanaan transportasi sangat erat

KAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG)

THESIS ABDUL GAUS NRP :

KOMPETISI PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG BERDASARKAN MODEL LOGIT-BINOMIAL-SELISIH DAN LOGIT-BINOMIAL-NISBAH

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA

PEMILIHAN MODA TENAGA PENGAJAR UNIVERSITASS SEBELAS MARET KE KAMPUS METODE STATED PREFERENCE

MODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB I PENDAHULUAN. Bandar Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandara baru untuk

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KERETA API DAN BUS RUTE MAKASSAR PAREPARE DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

BAB VIII APLIKASI MODEL

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KENDARAAN PRIBADI DAN BUS KAMPUS Ronny Esha 1, Reza Aipassa 2, Rudy Setiawan 3

KAJIAN POTENSI PERPINDAHAN PENUMPANG DARI BUS PATAS KE KERETA API EKSEKUTIF BIMA (RUTE MALANG-SURABAYA)DENGAN METODE STATED PREFERENCE

Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, November 2009

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA

PELAYANAN DAN TARIF KERETA API PERKOTAAN DI YOGYAKARTA

PEMODELAN PEMILIHAN MODA ANTARA BUS DAN TRAVEL DENGAN METODE STATED PREFERENCE RUTE PALANGKARAYA BANJARMASIN

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN MAHASISWA DENGAN SEPEDA MOTOR

ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI BUS DENGAN METODE STATED PREFERENCE (STUDI KASUS MEDAN - SIDIKALANG) LEO GANDA SILALAHI

STUDI POTENSI PENUMPANG PADA RENCANA PEMBANGUNAN BANDAR UDARA DI TULUNGAGUNG NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Umum. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan. manusia, karena transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. suatu bandara perlu didukung oleh sarana angkutan umum yang handal dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH ANGKUTAN ONLINE TERHADAP PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI PUBLIK DI KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK MALALAYANG - PUSAT KOTA)

PERBEDAAN FASILITAS PARKIR UNTUK MENDORONG MAHASISWA BERKENDARA BERSAMA KE KAMPUS

ANALISIS BIAYA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UNTUK PERJALANAN KERJA (Studi Kasus: Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT)

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk

MODEL PEMILIHAN ANGKUTAN TAKSI DI KOTA MEDAN (TEKNIK STATED PREFERENCE)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil survei kuisioner memberikan hasil sebagai berikut:

PEMILIHAN MODA TENAGA PENGAJAR UNIVERSITASS SEBELAS MARET KE KAMPUS METODE STATED PREFERENCE

STUDI PEMILIHAN MODA ANGKUTAN UMUM ANTAR PROVINSI MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE (STUDI KASUS : MEDAN LHOKSEUMAWE)

ANALISIS PEMILIHAN MODA ANTARA BUS DAN KERETA API (STUDI KASUS : MEDAN TANJUNGBALAI) A. Diisi oleh surveyor

Pemilihan Moda Transportasi ke Kampus oleh Mahasiswa Universitas Brawijaya

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

NILAI WAKTU KENDARAAN PRIBADI DI KOTA BANDA ACEH

MODEL PEMILIHAN MODA ANTAR JEMPUT KARYAWAN DI UNS

KAJIAN MODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN BARANG ANTARA KERETA API DAN TRUK ( Studi Kasus : Rute Pematang Siantar - Belawan ) TESIS MAGISTER

MODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG KAPAL ROLL ON ROLL OFF (PT.ASDP) & KAPAL CEPAT (SWASTA)

RAHARDYAN INDRYA PRAMESTY NIM. I

MODEL PEMILIHAN MODA OLEH PELAJAR UNTUK TUJUAN SEKOLAH

PROBABILITAS PERALIHAN PENGGUNA BUS DAMRI KEPADA MODA TRANSPORTASI LIGHT RAIL TRANSIT MENGGUNAKAN MODEL LOGIT BINER TESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Karena dalam

ANALISA PROBABILITAS PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANTARA SEPEDA MOTOR DENGAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA LHOKSEUMAWE

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi penggunaan angkutan umum (angkot atau bemo) sangat

STUDI KEBUTUHAN TAKSI DI KOTA MALANG DENGAN TEKNIK STATED PREFERENCE

ANALISIS PEMILIHAN MODA ANTARA JAKARTA LRT DENGAN KENDARAAN PRIBADI MENGGUNAKAN MODEL PEMILIHAN DISKRIT

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh terbatasnya sistem

ANALISA PROBABILITAS PENGGUNA JEMBATAN SURAMADU DAN KAPAL FERRY PADA RUTE SURABAYA MADURA

TUGAS AKHIR ANALISIS BIAYA PERJALANAN KOMUTER PNS PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNS UNTUK MENDUKUNG PROGRAM GREEN CAMPUS

MODEL PEMILIHAN MODA ATAS PELAYANAN MONOREL JAKARTA BERDASARKAN DATA STATED PREFERENCE (SP)

Sri Hastuti W. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta Telp.

KAJIAN PERMINTAAN BUS KORIDOR CIBIRU DAGO MENGGUNAKAN TEKNIK STATED PREFERENCE

ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI MEDAN-RANTAU PRAPAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

PERMODELAN BANGKITAN TARIKAN PADA TATA GUNA LAHAN SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA DI PALEMBANG

PENGEMBANGAN SURVAI STATED PREFERENCE UNTUK MODEL PILIHAN MODA DI KOTA PALANGKA RAYA

BAB IV METODOLOGI Umum

PROBABILITAS PERPINDAHAN MODA DARI BUS KE KERETA API DALAM RENCANA RE-AKTIVASI JALUR KERETA API JEMBER-PANARUKAN

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGGUNAAN MODA PERJALANAN KOMUTER PNS PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

PEMILIHAN MODA PERJALANAN

PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KENDARAAN PRIBADI DAN BUS TRANS MALANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PRERFERNCE

MODEL PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN DALAM PROVINSI

1. PERUBAHAN BIAYA PERJALANAN (COST) ANTARA KAPAL RORO & KAPAL CEPAT. Pasti Pilih Kapal Roro. Mungkin Pilih Kapal Roro

KAJIAN POTENSI PENUMPANG ANGKUTAN KERETA API LINTAS MADURA (BANGKALAN SUMENEP PP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA

PASSENGER PUBLIC TRANSPORTATION MODE CHOICE COMPETITION BETWEEN BUS AND STATION WAGON

PERENCANAAN RUTE BUS PENUMPANG DARI BANDARA JUANDA MENUJU BEBERAPA KOTA DI SEKITAR SURABAYA

STUDI AKURASI INFORMASI WAKTU PERJALANAN SKRIPSI

Peningkatan Pelayanan Bus Transjakarta Berdasarkan Preferensi Pengguna (Studi Kasus: Koridor I Blok M Kota, Jakarta)

Kajian Variabel Pemilihan Rute Berdasarkan Persepsi Pengguna Jalan Dengan Teknik Stated Preference

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten)

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan tranportasi atau perangkutan adalah bagian kegiatan ekonomi yang. dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

PEMILIHAN MODA ANTARA TRAVEL DENGAN BUS EKSEKUTIF CITRA TRANS RUTE KOTA MADIUN - MALANG NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL KONSENTRASI TRANSPORTASI

KINERJA OPERASI BUS EKSEKUTIF DAN TRAVEL RUTE BANDAR LAMPUNG BANDUNG. Dwi Herianto 1) Syukur Sebayang 1) Arengga Vinata 2)

ANALISIS DEMAND BUS RAPID TRANSIT PADA MERR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kebutuhan mendasar bagi manusia untuk melakukan kegiatannya

MODEL PEMILIHAN DAN TINGKAT KEBUTUHAN ANGKUTAN TAKSI DI KOTA PADANG

PENGEMBANGAN SURVAI STATED PREFERENCE UNTUK MODEL PILIHAN MODA DI KOTA PALANGKA RAYA Oleh: Raudah 1), Sutan P. Silitonga 2), dan Desriantomy 3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai

Kuliah Pertemuan Ke-12. Mode Choice Model (Model Pemilihan Moda)

Model Hubungan Parameter Lalu Lintas Menggunakan Model Greenshields dan Greenberg

ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UNTUK PERJALANAN KERJA ANTARA SHUTTLE SERVICE DAN KERETA API DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERRENCE

ANALISIS LAYANAN SHUTTLE UNTUK MENGOPTIMALKAN FASILITAS PARKIR DI KAMPUS

KOMPETISI PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG ANTARA MODA JALAN RAYA (MIKROLET/BISON) DAN MODA JALAN REL (KA.KOMUTER) RUTE : SURABAYA-SIDOARJO

ANALISIS TINGKAT KEBUTURAN ANGKUTAN TAKSI KOTA BANDUNG DENG.4N TEKNIK STATED PREFERENCE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh

MODEL PEMILIHAN MODA BUSWAY DAN SEPEDA MOTOR STUDI KASUS : KORIDOR BLOK M - KOTA

Analisis Pelayanan Penumpang Kereta Api Prambanan Ekspres (Prameks) Trayek Yogyakarta - Solo

NILAI WAKTU PENGGUNA PESAWAT TERBANG STUDI KASUS: RUTE PADANG-JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PELUANG INVESTASI PEMBANGUNAN LRT DAN BRT

KAJIAN PREFERENSI MODA ANGKUTAN BARANG ANTARA TRUK DAN ANGKUTAN SUNGAI PADA PERGERAKAN DI SUNGAI KAPUAS KALIMANTAN BARAT

Transkripsi:

KAJIAN PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANTARA ANGKUTAN KOTA DENGAN MONOREL MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE (STUDI KASUS : RENCANA PEMBANGUNAN MONOREL KOTA MEDAN) Suparta Sihite Student Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering University of Sumatra Utara Phone : (+62) 857 6643 0138 supartasihite@gmail.com Medis Sejahtera Surbakti Lecturer Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering University of Sumatra Utara Phone : (+62) 813 9656 5879 medissurbakti@yahoo.com Abstract Reliable, secure and convenient transportation are some of the reasons that make public in urban areas choose a kind of transportation that will make it easier to reach their destination. This is the root of the problem of transportation in the city of Medan, where the existing public transport in the city of Medan is still inadequate in quality and quantity that make public started to left public transport and switch to private vehicles that use pretty much space on the road. Traffic demand that exceeds supply of road capacity resulting in congestion dan traffic jam that should be resolved with improved public transport which is reliable, safe and comfortable. The government of Medan city has proclaimed the used of monorail as one of Mass Rapid Transit that expected increasing the role of public transportation more optimal in order solve the Medan City transportation problem. The goal of this observation is to get the information about the probability of the transition of passengers choice from the conventional public transportation to the city monorail transportation. Data is obtained the result of quantitative survey such a questionnaire from the passengers by stated preference method and the infulence of the attributes used are travel cost, waiting time and travel time. The result of the survey were collected and then analyzed by linear regression and modelling is done by using a binomial logit models. The results of the linear regression analysis using SPSS programme is obtained moda choise model that is (U MONOREL U ANGKUTAN KOTA ) = 0.159-0.014X 1-0.048X 2-0.062X 3, the X 1 variable of the travel cost, X 2 is variable of the waiting time, while X 3 is the variable of the travel time. From the results obtained, the attribute of the travel time becomes the biggest aspect in the choice of moda.. Keywords: monorail, moda choice models, binomial logit models, stated preference. Abstrak Transportasi yang handal, aman dan nyaman merupakan beberapa alasan penduduk di daerah perkotaan memilih moda transportasi yang akan memudahkannya dalam mencapai tempat tujuannya. Hal inilah yang menjadi akar permasalahan transportasi di Kota Medan dimana kondisi eksisting angkutan umum di Kota Medan masih kurang memadai dari segi kualitas dan kuantitas sehingga angkutan umum mulai ditinggalkan masyarakat dan beralih ke kendaraan pribadi yang banyak menggunakan ruang jalan. Permintaan lalu lintas yang melebihi penyediaan ruang jalan mengakibatkan kepadatan dan kemacetan lalu lintas yang seharusnya dapat diselesaikan dengan perbaikan kondisi angkutan umum yang handal, aman dan nyaman. Pemerintah Kota Medan telah mencanangkan pemberdayaan penggunaan monorel sebagai salah satu Sistem Angkutan Umum Massa (SAUM) yang diharapkan dapat meningkatkan peranan angkutan umum yang lebih optimal dalam penyelesaian permasalahan transportasi di Kota Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar probabilitas perpindahan pengguna angkutan kota ke monorel. Data

diperoleh dari hasil survey kuisioner terhadap penumpang angkutan kota dengan menggunakan metode stated preference dan digunakan atribut pengaruh berupa biaya perjalanan, waktu tunggu dan waktu tempuh. Hasil survey dikumpulkan dan kemudian dilakukan analisa regresi linear dan pemodelan dilakukan dengan menggunakan model logit binomial. Dari hasil analisa regresi linear dengan menggunakan program SPSS didapat model pemilihan moda yaitu (U MONOREL U ANGKUTAN KOTA) = 0.159-0.014X 1-0.048X 2-0.062X 3, dengan X 1 merupakan variabel biaya perjalanan, X 2 merupakan variabel waktu tunggu dan X 3 merupakan variabel waktu tempuh. Dari hasil yang diperoleh atribut waktu tempuh adalah atribut yang paling berpengaruh dalam model pemilihan moda tersebut. Kata Kunci: monorel, pemilihan moda, model logit binomial, stated preference. PENDAHULUAN Transportasi merupakan fasilitas yang sangat penting dalam perkembangan suatu daerah. Seiring bertumbuhnya suatu daerah atau kota, baik itu dari segi ekonomi maupun dari jumlah penduduk maka akan berdampak pada peningkatan pemakaian jasa transportasi termasuk di dalamnya penggunaan jasa angkutan umum untuk pergerakannya. Transportasi yang handal, aman dan nyaman merupakan beberapa alasan penduduk di daerah perkotaan memilih moda transportasi yang akan memudahkannya dalam mencapai tempat tujuannya. Hal inilah yang menjadi akar permasalahan transportasi di Kota Medan dimana kondisi eksisting angkutan umum di Kota Medan masih kurang memadai dari segi kualitas dan kuantitas sehingga angkutan umum mulai ditinggalkan masyarakat dan beralih ke kendaraan pribadi yang banyak menggunakan ruang jalan. Permintaan lalu lintas yang melebihi penyediaan ruang jalan mengakibatkan kepadatan dan kemacetan lalu lintas yang seharusnya dapat diselesaikan dengan perbaikan kondisi angkutan umum yang handal, aman dan nyaman. Untuk menghindari permasalahan transportasi yang lebih kompleks di masa yang akan datang maka diperlukan suatu perencanaan dan penanganan yang baik terutama untuk mengantisipasi kecenderungan meningkatnya perubahan fungsi suatu zona atau kawasan dalam jangka panjang. Dalam RTRW Kota Medan pemerintah telah mencanangkan penggunaan monorel sebagai salah satu Sistem Angkutan Umum Massa (SAUM) yang diharapkan dapat meningkatkan peranan angkutan umum yang lebih optimal dalam penyelesaian permasalahan transportasi di Kota Medan dan pada saat ini pembangunan monorel di Kota Medan masih dalam tahap studi. Monorel merupakan salah satu Sistem Angkutan Umum Massa (SAUM) yang berbasis rel. Transportasi umum yang berbasis rel cenderung bebas dari kemacetan sehingga dapat disimpulkan bahwa waktu tempuh yang dihasilkan akan semakin berkurang dengan daya angkut penumpang yang cukup besar. Pembangunan monorel ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat atas angkutan umum perkotaan yang memiliki kenyamanan perjalanan yang memadai, kecepatan yang tinggi, efisien, handal dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. Dengan adanya alternatif pemilihan kedua moda angkutan umum tersebut sehingga dianggap perlu untuk menganalisis pemodelan terhadap perilaku calon

pengguna monorel terhadap angkutan kota yang merupakan angkutan umum eksisting di Kota Medan. Sehingga dengan adanya pemodelan pemilihan moda dalam penelitian ini dapat diketahui kecenderungan dan besarnya permintaan penumpang angkutan kota terhadap monorel. Angkutan kota dijadikan sebagai pembanding moda monorel karena kesamaan fungsi kedua moda tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik pengguna angkutan kota dan untuk mengetahui berapa besar probabilitas perpindahan pengguna angkutan kota ke monorel. TINJAUAN PUSTAKA Model Pemilihan Moda Transportasi (Mode Choice Models), yaitu pemodelan atau tahapan proses perencanaan angkutan yang berfungsi untuk menentukan pembebanan perjalanan atau mengetahui jumlah (dalam arti proporsi) orang dan barang yang akan menggunakan atau memilih berbagai moda transportasi yang tersedia untuk melayani suatu titik asal-tujuan tertentu, demi beberapa maksud perjalanan tertentu pula.( Tamin, 2000) Faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan moda dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok (Fidel Miro, 2005), yaitu: 1. Kelompok faktor karekteristik si pelaku perjalanan (traveler characteristics factor). 2. Kelompok faktor karakteristik perjalanan (travel charecteristics factor). 3. Kelompok faktor karakteristik sistem transportasi (transportation system characteristics factor). 4. Kelompok faktor karakteristik kota dan zona. Untuk Indonesia pemilihan moda juga dipengaruhi oleh budaya dan tradisi. Misalnya pada hari raya lebaran dan tahun baru, masyarakat dari kota cenderung melakukan perjalanan ke daerah tempat tinggal orangtua atau keluarga peristiwa ini sering disebut dengan mudik lebaran. Model Logit Biner/Binomial Pada model logit binomial ini, konsumen dihadapkan pada dua pilihan moda, dimana moda yang akan dipilih adalah berupa moda yang mempunyai nilai utilitas yang paling tinggi dan utilitas dianggap sebagai variabel acak dengan residu Gumbel yang tersebar bebas dan identik. Dalam penelitian ini, pengambil keputusan dapat memilih moda angkutan kota atau memilih moda monorel. Selanjutnya probabilitas memilih monorel disebut dengan P MR, sehingga probabilitas menggunakan moda eksisting adalah P EKS = 1- P MR. Jika P MR dinyatakan sebagai kombinasi linier antara peubah bebas (atribut pemilihan moda) (Ardiansah dan Adiputra, 2012), maka persamaannya dapat dinyatakan sebagai berikut: P MR = b 0 + b 1 ( X 1 ) + b 2 ( X 2 ) + b n ( X n ) dimana: b 0 b 1,b 2 b n X 1, X 2, X n = konstanta = koefisen parameter model = perbedaan atribut antara monorel dengan esksiting

Apabila harga peubahnya terlalu besar kemungkinan untuk menghasilkan nilai probabilitas prediksi yang tidak terbatas dapat terjadi. Pertimbangan rasio logaritma natural antar P MR dengan 1-P MR. Apabila P MR meningkat dari no ke satu maka ln meningkat dari negatif ke arah positif tak hingga. Karena P MR dan ln tersebut merupakan kombinasu tak linier dari peubah bebas, maka selanjutnya dapat ditulis sebagai persamaan utilitas moda (Ardiansah dan Adiputra, 2012) : dimana: sehingga: ln = (U MR U AK ) (U MR U AK ) = perbedaan utilitas monorel dengan angkutan kota (U MR U AK ) = b 0 + b 1 ( X 1 ) ln = b 0 + b 1 ( X 1 ) sehingga persamaan tersebut dapat dinyatakan: P MR = = P AK = 1 - P MR = dimana: P MR = probabilitas pemilihan moda monorel P AK = probabilitas pemilihan moda eksisting U MR = fungsi utilitas moda monorel = fungsi utilitas moda eskisting U AK Stated preference adalah sebuah pendekatan dengan menyampaikan pernyataan pilihan (option) berupa sebuah hipotesa untuk dinilai oleh responden. Teknik Stated Preference pertama kali dikembangkan pada akhir tahun 1970-an. Hasil dari Stated Preference berupa respon atau jawaban dari responden untuk situasi yang berbeda. Dalam penelitian ini digunakan teknik choice experiment dimana jawaban dari responden dinyatakan dalam skala numerik yaitu skala pilihan antara 1-5 yang selanjutnya pilihan dari responden tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk probabilitas. Skala pilihan tersebut sudah mewakili pernyataan-pernyataan seperti pada tabel 1 berikut.

Skala Tabel 1. Transformasi Skala Kualitatif Menjadi Skala Kuantitatif Pernyataan Skala Probabilitas (P) Utilitas 1 Pasti memilih monorel 0.9 2.1972 2 Mungkin memilih monorel 0.7 0.8473 3 Pilihan berimbang 0.5 0.0000 4 Mungkin memilih moda angkutan 0.3-0.8473 kota 5 Pasti memilih moda angkutan kota 0.1-2.1972 Sumber : Ardiansah dan Adiputra, 2012. DATA DAN SURVEY Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki bagaimana karakterisik perjalanan pengguna moda angkutan kota serta bagaimana potensi dan model perpindahannya ke moda monorel di sepanjang rencana rute 1 (satu) sesuai dengan tahap awal studi perencanaan pembangunan monorel di Kota Medan. Adapun ruas-ruas jalan yang direncanakan akan dilintasi monorel untuk rute satu adalah Jalan Balai Kota Jalan Guru Patimpus Jalan Gatot Subroto Jalan Gagak Hitam Jalan Ngumban Surbakti Jalan A.H. Nasution Jalan Sisingamangaraja Jalan Mesjid Raya Jalan Katamso Jalan Pemuda Jalan Ahmad Yani Jalan Balai Kota. Survei pengumpulan data primer pada penelitian ini menggunakan teknik stated preference dimana kepada responden dilakukan wawancara dan diberi kuesioner survei untuk diisi. Menurut Glenn D. Israel dalam jurnalnya Determining Sample Size menyebutkan bahwa jumlah sampel yang diambil untuk jumlah populasi lebih besar dari 100.000 dengan tingkat ketelitian ± 10%, jumlah sampel yang diambil adalah sebesar 100 buah. Dalam penelitian ini diasumsikan jumlah pengguna moda angkutan kota yang merupakan jumlah populasi dalam penelitian lebih besar dari 100.000 sehingga dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah 100 responden yang merupakan pengguna angkutan kota. Ln ANALISIS Adapun hasil uji korelasi dengan menggunakan program SPSS versi 18.0 terhadap persamaan linier fungsi selisih utilitas adalah sebagai berikut : Tabel 2 Matriks Korelasi untuk Pengguna Angkutan Kota Y X1 X2 X3 Y 1.000-0.540-0.566 0.630 X1-0.540 1.000 0.419 0.000 X2-0.566 0.419 1.000-0.832 X3 0.630 0.000-0.832 1.000

dimana: X 1 = Selisih atribut biaya perjalanan antara angkutan kota dan monorel X 2 = Selisih atribut waktu tunggu antara angkutan kota dan monorel X 3 = Selisih atribut waktu tempuh antara angkutan kota dan monorel Y = Skala numerik Dalam matrik korelasi di atas dapat diinterprestasikan bahwa semua variabel bebas (biaya perjalanan, waktu tunggu, waktu tempuh) mempunyai korelasi yang lemah dengan variabel terikat. Persaman Model Monorel dengan Angkutan Kota Model pemilihan moda antara monorel dengan angkutan kota yang diperoleh dalam studi ini adalah dengan model logit binomial dengan fungsi utilitas antara kedua moda dalam bentuk persamaan linear. Persamaan selisih utilitas monorel dan angkutan kota dengan nilai R 2 tertinggi yang didapat dari hasil pengolahan SPSS adalah: (U MONOREL U ANGKUTAN KOTA ) = 0.159-0.014X 1-0.048X 2-0.062X 3 dimana : X 1 = Biaya Perjalanan X 2 = Waktu Tunggu = Waktu Tempuh X 3 Sehingga probabilitas pemilihan moda antara monorel dan angkutan kota adalah: P MR = P AK = 1 - P MR Grafik Pemilihan Moda Antara Monorel dengan Angkutan Kota Grafik pemilihan moda merupakan hubungan antar probabilitas pemilihan moda dengan selisih utilitas monorel dengan angkutan kota. Bila biaya perjalanan, waktu tunggu dan waktu tempuh antara monorel dan angkutan kota adalah sama, maka utilitas monorel sama dengan angkutan kota sehingga probabilitas antara monorel dan angkutan kota r akan seimbang (Pr monorel = Pr angkutan kota = 0,5). Besarnya utilitas dan probabilitas pemilihan moda antara monorel dan angkutan kota dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini. Gambar 1. Grafik Pemilihan Moda Antara Monorel dan Angkutan Kota

Sensitivitas Terhadap Biaya Perjalanan Berdasarkan analisa sensitivitas terhadap perubahan atribut biaya perjalanan antara monorel dan angkutan kota ditunjukkan pada gambar 2 berikut: Gambar 2. Sensitivitas Model Terhadap Perubahan Biaya Perjalanan Antara Monorel dengan Angkutan Kota Dari grafik dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: a. Untuk grafik probabilitas monorel memperlihatkan arah kemiringan garis negatif, yaitu semakin besar selisih perbedaan biaya perjalanan akan semakin memperkecil pobabilitas pemilihan monorel. b. Dengan hanya memperhatikan perubahan selisih biaya perjalanan, untuk kompetisi pemilihan moda antara monorel dan angkutan kota dapat dijelaskan bahwa probabilitas pemilihan monorel akan lebih besar daripada angkutan kota apabila selisih biaya perjalanan antara monorel dan angkutan kota lebih kecil Rp. 5.000,-. Sensitivitas Terhadap Waktu Tunggu Berdasarkan analisa sensitivitas terhadap perubahan atribut waktu tunggu antara monorel dan angkutan kota ditunjukkan pada gambar 3 berikut: Gambar 3. Sensitivitas Model Terhadap Perubahan Biaya Waktu Tunggu Antara Monorel dengan Angkutan Kota Dari grafik dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

a. Untuk grafik probabilitas monorel memperlihatkan arah kemiringan garis negatif, yaitu semakin besar selisih perbedaan waktu tunggu akan semakin memperkecil pobabilitas pemilihan monorel. b. Dengan hanya memperhatikan perubahan selisih waktu tunggu, untuk kompetisi pemilihan moda antara monorel dan angkutan kota dapat dijelaskan bahwa probabilitas pemilihan monorel akan lebih besar daripada sepeda motor apabila selisih waktu tunggu antara monorel dan angkutan kota lebih kecil dari -5 menit (monorel lebih cepat 5 menit). Sensitivitas Terhadap Waktu Tempuh Berdasarkan analisa sensitivitas terhadap perubahan atribut waktu tempuh antara monorel dan angkutan kota ditunjukkan pada gambar 4 berikut: Gambar 4. Sensitivitas Model Terhadap Perubahan Biaya Waktu Tempuh Antara Monorel dengan Angkutan Kota Dari grafik dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: a. Untuk grafik probabilitas monorel memperlihatkan arah kemiringan garis negatif, yaitu semakin besar selisih perbedaan waktu tunggu akan semakin memperkecil pobabilitas pemilihan monorel. b. Dengan hanya memperhatikan perubahan selisih waktu tempuh, untuk kompetisi pemilihan moda antara monorel dan angkutan kota dapat dijelaskan bahwa probabilitas pemilihan monorel akan lebih besar daripada sepeda motor apabila selisih waktu tempuh antara monorel dan angkutan kota lebih besar dari 0 menit. KESIMPULAN Hasil pengamatan dari perilaku perjalanan dari hasil data survei, diketahui karakteristik umum pengguna dalam pemilihan moda monorel dan moda angkutan kota adalah sebagai berikut: 1. Persentase terbesar (mayoritas) untuk masing-masing karakteristik sosial ekonomi pengguna moda eksisting adalah sebagai berikut: a. Jenis Kelamin. Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, yaitu sebesar 59 %.

b. Umur Mayoritas responden berumur antara 18-25 tahun, yaitu sebesar 59 %. c. Pendidikan Terakhir Latar belakang pendidikan terakhir responden mayoritas adalah SMA, yaitu sebesar 70 %. d. Pekerjaan Mayoritas responden berstatus pelajar/mahasiswa yaitu sebanyak 59 %. e. Pengeluaran Dalam Sebulan Mayoritas responden memiliki pengeluaran dalam sebulan antara Rp. 500.001,- - Rp. 1.000.000,-, yaitu sebesar 51 %. f. Kepemilikan Kendaraan Mayoritas responden tidak memiliki kendaraan pribadi yaitu sebesar 56 %. 2. Persentase terbesar (mayoritas) untuk masing-masing karakteristik perjalanan responden pengguna moda eksisting adalah sebagai berikut: a. Alasan Memilih Moda yang Digunakan Mayoritas responden memilih moda yang digunakan beralasan pertimbangan biaya/ekonomi, yaitu sebesar 70 %. b. Maksud Perjalanan Mayoritas responden memiliki maksud perjalanan untuk kepentingan pendidikan yaitu sebesar 32 %. c. Frekuensi Perjalanan Dalam Seminggu Mayoritas responden melakukan perjalanan sebanyak 6 kali dalam seminggu, yaitu sebesar 35 %. d. Asal Perjalanan Mayoritas responden memulai perjalanannya dari rumah/perumahan, yaitu sebesar 69 %. e. Tujuan Perjalanan Mayoritas responden melakukan perjalanan dengan tujuan perjalanan adalah rumah/perumahan, yaitu sebesar 30 %. f. Waktu Perjalanan Mayoritas responden membutuhkan waktu perjalanan selama 15 menit, yaitu sebesar 65 %. g. Biaya Perjalanan Mayoritas responden menghabiskan Rp. 5.000,- untuk biaya perjalanannya, yaitu sebesar 59 %. h. Preferensi Responden Akan Menggunakan Monorel Mayoritas responden mengatakan akan menggunakan monorel, apabila monorel dibangun dan dioperasikan di Kota Medan, yaitu sebesar 54 %. i. Tarif Monorel yang Layak Menurut Responden Mayoritas responden berpendapat bahwa tarif yang layak untuk monorel di Kota Medan adalah Rp. 5.000,-, yaitu sebesar 88 %. j. Tarif Maksimal Monorel Menurut Responden Mayoritas responden berpendapat bahwa tarif maksimal untuk monorel di Kota Medan adalah Rp. 5.001,- - Rp. 10.000,-, yaitu sebesar 56 %. 3. Atribut biaya perjalanan, waktu tunggu dan waktu tempuh memiliki pengaruh yang cukup untuk responden di dalam menentukan moda yang akan digunakan dalam melakukan perjalanannya apakah tetap menggunakan angkutan kota atau beralih menggunakan monorel.

Fungsi utilitas dan model probabilitas pemilihan moda monorel berdasarkan hasil analisa dari data survey stated preferenced yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: Moda Eksisting Angkutan Kota Fungsi Utilitas : U MR U AK = 0.159-0.014X 1-0.048X 2-0.062X 3 Model Probabilitas : P MR = P AK = 1 - P MR dimana: U MR - U AK = fungsi utilitas moda antara monorel dengan angkutan kota X 1 = selisih biaya perjalanan monorel dengan angkutan kota X 2 = selisih waktu tunggu monorel dengan angkutan kota X 3 = selisih waktu tempuh monorel dengan angkutan kota 4. Hasil yang diperoleh dari analisa sensitivitas adalah sebagai berikut: Pada analisa sensistivitas probabilitas pemilihan monorel akan lebih besar dari pemilihan angkutan kota di saat: selisih biaya perjalanan antara monorel dan angkutan kota lebih kecil dari Rp. 5.000,-; selisih waktu tunggu lebih kecil dari -5 menit (monorel lebih cepat 5 menit); selisih waktu tempuh lebih kecil dari 0 menit. Atribut yang paling berpengaruh di dalam pemilihan moda monorel dengan angkutan kota adalah waktu tempuh 5. Model yang diperoleh dari analisa regresi: R 2 = 0.403 = 40.3 % Harga R 2 yang diperoleh merupakan nilai korelasi dengan kriteria lemah, hal ini disebabkan oleh ketiga faktor (biaya perjalanan, waktu tunggu dan waktu tempuh) belum sepenuhnya mencakup faktor utama yang dipertimbangkan. Ini berarti bahwa masih terdapat faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap utilitas pemilihan moda tersebut atau sisanya dipengaruhi oleh atribut lain yang belum dipertimbangkan misalnya kenyamanan dan keamanan dan service atau pelayanan. DAFTAR PUSTAKA 1. Das, A.M., dkk. Consumers Satisfaction of Public Transport Monorail Users in Kuala Lumpur. Journal of Engineering Science and Technology Vol. 8, No.3 (2013) 272-283. 2. Ferdiansyah, Ronando. Kemungkinan Peralihan Penggunaan Moda Angkutan Pribadi Ke Moda Angkutan Umum Perjalanan Depok-Jakarta. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota,Vol. 20 No.3, hlm 183 198, Desember 2009. 3. Leong, L.V., Ho J.S., Sadullah, A. F. M. Preference of Travellers for Sustainable Transportation Planning Objectives in Klang Valley, Malaysia. Jurnal Teknik Sipil Universiti Sains Malaysia hal.1-12, 23-26September 2009 4. Miro, Fidel. 2005. Perencanaan Transportasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

5. Morlok,E. 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta : Penerbit Erlangga. 6. Money, L. J. 1984. Transportation Energy and The Future. New Jersey: Prentice-Hall,Inc. 7. Perancanaan Angkutan Umum Massal Berbasis Jalan (Bus Rapid Transit) di MEBIDANG (Medan, Binjai, Deli Serdang), Departemen Perhubungan 2007. 8. Saputra,T.B., Amirotul MHM., Setiono. Pemodelan Pemilihan Moda antara Moda Monorel terhadap Busway dengan Metode Stated Preference. Jurnal Matriks Teknik Sipil. ISSN 2354-8630.Vol.2, No.1, hal. 593-600 Maret 2015. 9. Tamin, O. Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung: Penerbit ITB.