VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 51-62

dokumen-dokumen yang mirip
VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

BAB 5 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2

VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman

PUSKESMAS. Data masyarakat ( Responden) (lingkari kode angka sesuai jawaban masyarakat/responden) Nomor Responden...

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

1 Universitas Kristen Maranatha

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian ini. Berikut deskripsi

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pelayanan puskesmas adalah untuk membangun. persahabatan yang mendorong hubungan dengan pasien sehingga puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat pada masih tingginya Angka Kematiam Ibu (AKI) di Indonesia.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Rosliana Dewi

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI. Rosmawati

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah keseluruhan pelanggan PT. Logistic One Solution yang

DAFTAR ISI. iv v viii xiii xv xvi

ANALISIS PERSEPSI NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA PT. BPD ACEH CABANG SUMATERA UTARA TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gambaran kepuasan..., Venty Rahma Ayunda, FKM UI,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum dan Deskriptif Objek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya RSI Ibnu Sina Padang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan tersebut dengan biaya

Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Apotek Non Praktek Dokter di Kuta Utara

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi berkunjung di Toko Mas Kerbau Weleri. Penyebaran. umum responden berdasarkan umur mereka:

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional pada Pelayanan Kesehatan Primer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB 4 PERSEPSI PASIEN JAMKESMAS RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RSCM

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan di Instalasi Rawat Inap Ruang B2 THT & Kulit Kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang

ANALISIS KEPUASAN PELAYANAN DAN FASILITAS POLI UMUM DI PUSKESMAS KLAMPIS KECAMATAN SUKOLILO SURABAYA

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting yang harus

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT ISLAM KOTA MAGELANG

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Konsumen

BAB V HASIL PENELITIAN

1. Nama :... Jenis Kelamin : Pria Perempuan. 3. Pekerjaan : PNS Dosen / Guru. 4. Pendidikan Terakhir : SD SLTP. Doktor (S3)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Di Indonesia Rumah Sakit adalah sistem pelayanan kesehatan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. 1

Kata Kunci : Kepuasan pasien, Tingkat kepuasan pasien, dan lima dimensi kualitas pelayanan.

KUESIONER PENELITIAN TESIS KUALITAS PELAYANAN JAMINAN PERSALINAN DI KECAMATAN PERBAUNGAN. Nama Responden : (*boleh tidak diisi) Umur : Alamat : Rp...

Kata kunci : Persepsi, pasien, pelayanan, kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan. pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan kondisi mobil. Service Clinic Car merupakan perusahaan yang

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kualitas Layanan

Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pelanggan PO Maju Lancar. Jumlah kuisioner yang disebarkan dihitung dengan Z E

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

Wijono, D., Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Airlangga. University Press, Surabaya. Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

ABSTRAK. Perekonomian di Indonesia pada saat sekarang ini masih berjalan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Community Health VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 51-62 Artikel Penelitian Analisis Harapan Dan Persepsi Pasien Kerjasama (PKS) Terhadap Mutu Pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Puri Raharja Tahun 2013 Putu Ratna Suprima Dewi * 1, Sang Ketut Arta 1 Alamat: PS Ilmu Kesehatan Masyarakat Fak. Kedokteran Universitas Udayana Email: ratnasuprimadewi@gmail.com *Penulis untuk berkorespondensi ABSTRAK Kunjungan pasien kerjasama pada pelayanan rawat jalan cukup berpengaruh, untuk itu dibutuhkan perhatian lebih terhadap mutu pelayanan yang diberikan terhadap pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai harapan dan persepsi pasien kerjasama terhadap mutu pelayanan rawat inap persalinan yang dilihat lima dimensi mutu pelayanan kesehatan. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif crossectional dengan metode kuantitatif. Sampel penelitian adalah 92 orang pasien kerjasama yang memanfaatkan pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Puri Raharja, yang diambil dengan teknik quota sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan kemudian dianalisis secara deskriptif. Secara keseluruhan pasien kerjasama menaruh harapan tinggi terhadap mutu pelayanan rawat jalan Rumah Sakit Umum Puri Raharja dengan besar nilai grand mean total harapan sebesar 4,77 dan berpersepsi baik dengan nilai grand mean total dari persepsi sebesar 3,87. Nilai kesenjangan diperoleh nilai dari pengurangan nilai grand mean total persepsi dengan nilai grand mean total harapan, maka dari itu diperoleh nilai kesenjangan total -0,9. Nilai kesenjangan yang diperoleh bersifat negatif dan nilai kesenjangan ini tergolong dalam kesenjangan sedang. Dengan analisis diagram kartesius dapat diketahui aspek manakah yang diprioritaskan dengan melihat aspek yang terletak pada kuadran A, dimana terdapat 4 aspek yang meliputi kebersihan area rumah sakit, luas parkir yang disediakan, keterampilan, kecekatan dan ketepatan diagnosa dokter serta kecekatan petugas apotek. Rumah Sakit Umum Puri Raharja sebaiknya megupayakan kebersihan area rumah sakit untuk tetap terjaga baik dengan pembersihan secara berkala dan penyediaan tempat sampah secukupnya. Selain itu juga diharapkan mampu untuk menyediakan parkir lebih luas untuk pasien dengan pengaturan parkir yang lebih baik. Keterampilan, kecekatan dan ketepatan dokter dalam memberi diagnosa perlu ditingkatkan, dengan meningkatkan kompetensi dokter. Kecekatan pelayanan apotek perlu ditingkatkan, dengan meningkatkan kecekatan petugas apotek. Keywords: harapan, persepsi, Pasien Kerjasama, mutu pelayanan rawat jalan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Puri Raharja sebagai salah satu rumah sakit swasta di kota Denpasar yang telah memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Hal ini terbukti dari keberadaan Rumah Sakit Community Health 2014, II:1 51

Umum Puri Raharja yang mampu bersaing dengan 14 rumah sakit swasta lain yang terdapat di kota Denpasar (Armini, 2012). Keberhasilan Rumah Sakit Umum Puri Raharja dalam menghadapi persaingan dipengaruhi oleh komitmen Rumah Sakit Umum Puri Raharja dengan mengupayakan pelayanan kesehatan yang bermutu. Rumah Sakit Umum Puri Raharja menyediakan pelayanan kesehatan berupa pelayanan rawat jalan dan pelayanan rawat inap. Instalasi rawat jalan merupakan salah satu layanan andalan di Rumah Sakit Umum Puri Raharja. Angka total kunjungan pasien di Rumah Sakit Puri Raharja sebagian besar berasal dari kunjungan pelayanan rawat jalan. Dimana angka kunjungan pasien pada pelayanan rawat jalan tersebut berasal dari kunjungan pasien umum dan pasien kerjasama. Mutu pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan lima dimensi mutu pelayanan yang terdiri dari dimensi bukti fisik (tangibles), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance) dan empati (emphaty). Maka dari itu penting bagi Rumah Sakit Umum Puri Raharja untuk mengetahui harapan dan persepsi dari pasien kerjasama terhadap mutu pelayanan yang diberikan. Hal ini dapat menjadi dasar dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan, disamping juga untuk menjaga kepuasan pasien kerjasama sehingga Rumah Sakit Umum Puri Raharja dapat menjaga kepercayaan pihak perusahaan dan asuransi sebagai tempat rujukan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. METODE Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan data kuantitatif dan dianalisis secara deskriptif. Menurut waktu penelitiannya, penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, dimana pengumpulan data dilakukan pada waktu bersamaan untuk menganalisis harapan dan persepsi pasien kerjasama (PKS) terhadap mutu pelayanan rawat jalan Rumah Sakit Umum Puri Raharja (Sastroasmoro and Ismael, 2002:85). Populasi penelitian ini adalah pasien kerjasama yang menggunakan pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Puri Raharja pada tahun 2012 adalah 14.165 pasien, dengan rata-rata jumlah pasien kerjasama yang menggunakan pelayanan rawat jalan tiap bulan sebesar 1.180 pasien. Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan ditetapkan dengan menggunakan rumus Slovin, sebagai berikut: N n 1 Ne Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh besar sampel minimal sebanyak 92 sampel. Besar nilai kritis yang digunakan adalah 10 %, dimana nilai ini digunakan dengan pertimbangan besar sampel diatas 1000 2 Community Health 2014, II:1 52

dan waktu penelitian yang terbatas (Prasetyo and Jannah, 2012:137). Pengambilan sampel untuk pasien kerjasama dilakukan dengan menggunakan metode quota sampling yaitu pengambilan sampel dengan menentukan proporsi terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan sampel secara accidental untuk memenuhi setiap proporsi (Prasetyo and Jannah, 2012:135). Harapan dan persepsi PKS terhadap mutu pelayanan rawat jalan Rumah Sakit Umum Puri Raharja diukur dengan menggunakan lima dimensi mutu, dimana dalam pengukuran digunakan skor 1 yang menunjukkan sangat tidak penting, skor 2 yang menunjukkan tidak penting, skor 3 yang menunjukkan cukup penting, skor 4 yang menunjukkan penting dan skor 5 yang menunjukkan sangat tidak penting. HASIL Karateristik subjek penelitian Berdasarkan tabel 1, usia responden berkisar antara dari 92 responden yang diteliti, kelompok umur terbanyak adalah kelompok umur 35 tahun sampai 44 tahun, yaitu sebanyak 25 orang (27,2 %). Untuk jenis kelamin responden dari jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada responden dari jenis kelamin laki-laki, dimana respoden dari jenis kelamin perempuan berjumlah 58 orang (63 %) dan responden dari jenis kelamin laki-laki berjumlah 34 orang (37 %). Responden dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta merupakan responden dengan jumlah terbanyak, yaitu sebanyak 51 orang (55,4). Responden dengan pendidikan terakhir SMA merupakan responden dengan jumlah terbanyak, yaitu 58 orang (63 %). Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Kelompok Umur (Th) 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 >65 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jenis Pekerjaan Pelajar/ Mahasiswa Pegawai Negeri Sipil TNI/POLRI Pegawai Swasta Pedagang/Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Pendidikan SD SMP SMA Diploma Perguruan Tinggi Pasca Sarjana 16 21 25 21 7 2 34 58 7 7 1 51 6 20 1 1 58 7 24 1 17,4 22,8 27,2 22,8 7,6 2,2 37 63 7,6 7,6 1,1 55,4 6,5 21,7 1,1 1,1 63 7,6 26,1 1,1 Harapan dan Persepsi Pasien Kerjasama terhadap Mutu Pelayanan Rawat Jalan RSU Puri Raharja Dari tabel 2 dapat dilihat grand mean total dari jawaban harapan pasien sebesar 4,77. Grand mean tertinggi terdapat pada dimensi reliability dan empathy dengan besar grand mean masing-masing 4,78, sedangkan grand mean terendah terdapat Community Health 2014, II:1 53

Table 2. Harapan dan Persepsi Pasien Kerjasama terhadap Mutu Pelayanan Rawat Jalan RSU Puri Raharja Aspek MEAN HARAPAN MEAN PERSEPSI GAP TANGIBLES 1. 2. 3. 4. 4,75 4,78 4,70 4,79 3,86 3,82 3,93 2,67-0,89-0,96-0,77-2,12 Grand Mean : 4,75 Grand Mean: 3,57-1,18 RELIABILITY 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 4,84 4,79 4,78 4,71 3,85 3,90 3,84 3,91-0,99-0,89-0,94-0,8 Grand Mean: 4,78 Grand Mean : 3,87-0,91 RESPONSIVENESS 4,68 3,92-0,76 4,77 3,90-0,87 4,79 3,96-0,83 4,74 3,97-0,77 Grand Mean: 4,75 Grand Mean : 3,94-0,81 ASSURANCE 4,66 3,96-0,7 4,86 4,01-0,85 4,83 3,96-0,87 4,72 3,98-0,74 Grand Mean : 4,77 Grand Mean : 3,97-0,8 EMPATHY 4,66 4,73 4,73 4,75 4,00 4,00 3,98 4,00-0,66-0,73-0,75-0,75 Grand Mean : 4,75 Grand Mean : 3,99-0,76 Grand Mean Total : 4,77 Grand Mean Total : 3,87-0,9 pada dimensi tangibles dan responsiveness dengan besar grand mean masing-masing 4,75. Dari jawaban persepsi pasien sebesar 3,87. Grand mean tertinggi terdapat pada dimensi empathy dengan besar grand mean 3,99, sedangkan grand mean terendah terdapat pada dimensi tangibles dengan besar grand mean masing-masing 3,57. Jawaban untuk nilai kesenjangan dimana menurut Mulyono yang dikutip dalam, klasifikasi dari kesenjangan sebagai berikut: Tabel 3. Klafikasi Nilai Kesenjangan Interval Klasifikasi Jawaban -4 sampai dengan -2.8. Sangat tinggi. -2,7 sampai dengan -1,6. Tinggi. -1,5 sampai dengan -0,4. Sedang. -0,3 sampai dengan 0,8. Rendah. 0,9 sampai dengan 2. Sangat rendah. Dari tabel 3, dapat dilihat skor terendah yaitu saat persepsi minimal (1) sedangkan harapan maksimal (5), maka nilai kepuasan paling rendah adalah 1-5= -4. Sebaliknya kepuasan paling tinggi terjadi saat persepsi melapaui harapan, dimana nilai persepsi maksimal (5) dan nilai harapan minimal (3), Community Health 2014, II:1 54

Gambar 1. Hasil Analisis Diagram Kartesius. maka nilai kepuasan tertinggi adalah 5-3= 2. Besarnya nilai kesenjangan secara keseluruhan adalah -0,9, dimana kesenjangan terbesar terjadi pada dimensi tangibles, yaitu sebesar -1,18. Sedangkan nilai kesenjangan terkecil terjadi pada dimensi empathy dengan nilai kesenjangan sebesar -0,76. Analisis Diagram Kartesius Analisis diagram kartesius digunakan untuk mengetahui komponen manakah diantara lima dimensi mutu pelayanan kesehatan yang perlu diprioritaskan. Nilai grand mean total dari harapan diletakkan secara horisontal dan grand mean total dari persepsi diletakkan secara vertikal. Kemudian mean dari masing-masing aspek penilaian digunakan untuk menempatkan aspek penilaian pada diagram kartesius (gambar 1). Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa diagram kartesius terdiri 4 kuadran, yaitu kuadran A, kuadran B, kuadran C dan kuadran D, dimana setiap kuadran menunjukan prioritas yang berbeda untuk ditingkatkan. Kuadran A menunjukkan bahwa aspek yang terletak pada kuadran tersebut sangat penting bagi pasien, namun pihak rumah sakit belum melaksanakannya secara maksimal, dimana pada kuadran ini terdapat 4 aspek, yaitu aspek nomor 2 (kebesihan area rumah sakit), aspek nomor 4 (ketersediaan area parkir), aspek nomor 5 (keterampilan, kecekatan dan ketepatan diagnosa dokter) dan aspek nomor 7 (kecekatan petugas apotek). Kuadran B menunjukkan bahwa aspek yang terletak pada kuadran tersebut wajib dipertahankan, karena aspek pada kuadran tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan harapan pasien. Pada kuadran B terdapat 5 aspek, yaitu aspek nomor 6 (keterampilan Community Health 2014, II:1 55

perawat, bidan dan petugas lainnya), aspek nomor 10 (kecepatan pelayanan), aspek nomor 11 (kesiapsiagaan petugas), aspek nomor 14 (rasa aman) dan aspek nomor 15 (kesesuaian waktu pemeriksaan). Kuadran C menunjukkan bahwa aspek yang terletak pada kuadran tersebut dianggap kurang penting dan kurang memuaskan. Pada kuadran C terdapat 1 aspek, yaitu aspek nomor 1 (peralatan kedokteran). Kuadran D menunjukkan bahwa aspek yang terletak pada kuadran tersebut dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan. Pada kuadran D terdapat 10 aspek, yaitu aspek nomor 3 (penampilan petugas), aspek nomor 8 (kemampuan petugas kasir atau administrasi), aspek nomor 9 (informasi waktu pelayanan), aspek nomor 12 (respon terhadap keluhan), aspek nomor 13 (kesesuaian waktu mulai pelayanan), aspek nomor 16 (Kesesuaian biaya), aspek nomor 17 (menghargai privasi), aspek nomor 18 (Perhatian dan kepedulian), aspek nomor 19 (keramahan dan kesopanan) dan aspek nomor 20 (dukungan dan motivasi). DISKUSI Harapan Pasien Kerjasama terhadap Mutu Pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Puri Raharja Menurut Listyawati (2009), harapan dapat dijadikan suatu standar ideal untuk menentukan kualitas pelayanan yang harus disediakan oleh pemberi jasa pelayanan. Distribusi dari jawaban yaitu sebanyak 77,2% memilih jawaban sangat penting, 20,84% memilih jawaban penting dan 1,96% memilih jawaban cukup penting. Secara keseluruhan dari pengukuran harapan dari PKS terhadap mutu pelayanan rawat jalan Rumah Sakit Umum Puri Raharja yang dilakukan dengan menggunakan lima dimensi mutu memperoleh nilai harapan rata-rata sangat tinggi, dimana ini disimpulkan dari besar nilai grand mean total dari harapan PKS, yaitu sebesar 4,77. Tingginya harapan PKS terhadap mutu pelayanan rawat jalan Rumah Sakit Umum Puri Raharja ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah banyaknya informasi yang diterima dan pengalaman sebelumnya yang dialami oleh PKS, dimana menurut Tjiptono (2000) salah satu faktor yang mempengaruhi harapan pelanggan adalah faktor past experience yang menyebutkan harapan pelanggan dari waktu ke waktu berkembang, seiring dengan semakin banyaknya informasi yang diterima pelanggan serta semakin bertambahnya pengalaman pelanggan. Disamping itu tingkat pengetahuan pasien juga mempengaruhi tingginya harapan pasien itu sendiri. Dimana 24 orang responden pada penelitian ini berlatar belakang pendidikan perguruan tinggi. Hal serupa juga diperoleh pada hasil penelitian tentang analisis harapan dan persepsi pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Community Health 2014, II:1 56

Puri Raharja yang dilakukan oleh Wilya (2011), dimana harapan pasien yang tinggi juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan pasien yang tinggi juga. Persepsi Pasien Kerjasama terhadap Mutu Pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Puri Raharja Definisi persepsi dari Norman dan Stapleton dalam Kunto (2004) menyebutkan bahwa persepsi merupakan penafsiran pribadi mengenai apa yang dilihat, didengar dan dirasakan seseorang atau penerimaan ransangan indrawi dan penerapan yang disadari atau tidak disadari untuk membentuk penafsiran yang dapat diterimanya. Pada 92 orang responden yang diteliti mengenai persepsi mereka terhadap mutu pelayanan rawat jalan, terdapat jawaban responden pada pilihan jawaban sangat baik, cukup baik, tidak baik dan sangat tidak baik. Dimana distribusi dari jawaban yaitu sebanyak 84,9% memilih jawaban baik, 9,83% memilih jawaban cukup baik, 2,75% memilih jawaban tidak baik, 2,5% memilih jawaban sangat baik dan 0,05% memilih jawaban sangat tidak baik. Secara keseluruhan dari pengukuran persepsi dari PKS terhadap mutu pelayanan rawat jalan Rumah Sakit Umum Puri Raharja yang dilakukan dengan menggunakan lima dimensi mutu memperoleh nilai grand mean total dari persepsi sebesar 3,87, dimana ini nilai ini dapat disimpulkan bahwa PKS memiliki persepsi yang baik terhadap mutu pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Puri Raharja. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah sikap dari pasien terhadap pelayanan yang diberikan. Hal ini sesuai yang dipaparkan dalam tinjauan pustaka, salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi pelanggan menurut Muchlas (2005) adalah faktor pelaku persepsi, yaitu dimana karakteristik pribadi dari pelaku persepsi dapat mempengaruhi persepsi, dimana salah satu karakteristik pribadi tersebut adalah sikap pelaku persepsi terhadap suatu obyek. Sikap dari PKS sendiri sudah merasa nyaman dengan pelayanan rawat jalan yang diberikan oleh rumah sakit, dimana walaupun PKS menggunakan tanggungan pembiayaan dari asuransi atau perusahaan mereka tetap dilayani secara baik oleh pihak rumah sakit. Selain itu kepercayaan masyarakat akan mutu pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Umum Puri Raharja juga kemungkinan mempengaruhi persepsi dari pasien, dimana hal ini sesuai seperti yang diungkapkan Tjiptono (2000) bahwa citra positif di dalam benak pelanggan, kesalahan minor yang terjadi sangat mungkin dimaafkan. Apabila kesalahan kerap terjadi, maka citra positif tersebut akan rusak. Sebaliknya, jika citra organisasi sudah negatif terlebih dahulu, maka pengaruh atau efek dari setiap kesalahan Community Health 2014, II:1 57

yang dilakukannya kerapkali jauh lebih besar daripada bila citranya positif. Analisis Kesenjangan Harapan dan Persepsi Pasien Kerjasama terhadap Mutu Pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Puri Raharja Analisis kesenjangan digunakan untuk mengukur kesenjangan dari harapan dan persepsi PKS terhadap mutu pelayanan rawat jalan Rumah Sakit Umum Puri Raharja. Pengukuran kesenjangan dengan analisis kesenjangan ini dilakukan berdasarkan lima dimensi mutu,. Untuk mengukur kesenjangan nilai yang digunakan adalah nilai grand mean dari masing-masing dimensi mutu dari harapan dan persepsi PKS. Hal ini dilakukan dengan mengadaptasi Parasuraman dalam Seth dan Deshmukh (2005), dimana harapan dan persepsi konsumen dapat dijabarkan ke dalam lima dimensi mutu pelayanan. Ketika dijabarkan dalam lima dimensi mutu, harapan dan persepsi kemungkinan menjadi tidak sesuai. Ketidak sesuaian inilah yang disebut kesenjangan atau gap. Kesenjangan antara harapan dan persepsi dapat mencerminkan bagaimana status kepuasan pasien sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan. Apabila nilai harapan pasien lebih tinggi dari pada persepsi pasien, maka ini berarti pasien tidak puas dengan pelayanan yang diterima. Sebaliknya, apabila nilai persepsi melebihi nilai harapan maka ini berarti pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Apabila dirinci bedasarkan lima dimensi mutu yang digunakan, maka dijelaskan sebagai berikut: a. Dimensi tangibles Hal yang dinilai pada dimensi tangibles adalah bukti fisik daripada rumah sakit. Bukti fisik yang dinilai pada penelitian ini meliputi kecanggihan peralatan kedokteran, kebersihan area rumah sakit, penampilan dari petugas rumah sakit dan luas parkir yang disediakan oleh rumah sakit. Nilai kesenjangan total pada dimensi ini adalah -1,18, dimana nilai kesenjangan ini menyebutkan bahwa tingkat kepuasan pasien rendah. Dimensi ini memiliki kesenjangan yang paling tinggi, padahal dimensi ini merupakan hal penunjang dasar dari sebuah pelayanan. Seperti yang diungkapkan Azwar (1996) bahwa pengguna layanan kesehatan sangat memperhatikan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh penyelenggara pelayanan kesehatan. Dengan ketersediaan alat yang berkualitas dan terpeliharanya dengan baik maka pasien lebih cenderung memilih pelayanan tersebut dibandingkan pelayanan kesehatan yang memiliki sarana atau alat yang lengkap tapi tidak terpelihara (Riyadi, 2002). b. Dimensi reliability Hal yang dinilai pada dimensi reliability adalah kehandalan daripada rumah sakit Community Health 2014, II:1 58

dalam melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat terpercaya (Hufron, 2008). Kehandalan yang dinilai pada penelitian ini meliputi keterampilan, kecekatan dan ketepatan dokter dalam diagnosa penyakit, kecekatan dan keterampilan perawat dalam memberikan perawatan, kecekatan dan kecepatan pelayanan apotek serta kemampuan petugas administrasi atau kasir dalam menjelaskan rincian biaya pengobatan. Nilai kesenjangan total pada aspek ini adalah -0,91, dimana nilai kesenjangan ini menyebutkan bahwa tingkat kepuasan pasien sedang. c. Dimensi responsiveness Hal yang dinilai pada dimensi responsiveness adalah kemampuan rumah sakit untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa cepat (Hufron, 2008). Daya tanggap yang dinilai pada penelitian ini meliputi informasi waktu pelayanan, ketepatan dan kecepatan pelayanan, kesiapsiagaan petugas serta respon terhadap keluhan. Nilai kesenjangan total pada aspek ini adalah -0,81, dimana nilai kesenjangan ini menyebutkan bahwa tingkat kepuasan pasien sedang. Hal ini berarti pihak Rumah Sakit Umum Puri Raharja sudah cukup baik dalam memenuhi harapan pasien pada dimensi daya tanggap, namun belum dilakukan secara maksimal d. Dimensi assurance Hal yang dinilai pada dimensi assurance adalah jaminan terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit sebagai pemberi jasa untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan (Hufron, 2008). Jaminan yang dinilai pada penelitian ini meliputi kesesuaian waktu mulai pelayanan, rasa aman, kesesuaian waktu pemeriksaan serta kesesuaian biaya. Nilai kesenjangan total pada dimensi ini adalah -0,8, dimana nilai kesenjangan ini menyebutkan bahwa tingkat kepuasan pasien sedang. Hal ini berarti pihak Rumah Sakit Umum Puri Raharja sudah cukup baik dalam memenuhi harapan pasien pada dimensi jaminan, namun belum dilakukan secara maksimal. e. Dimensi empathy Hal yang dinilai pada dimensi empathy adalah perhatian pribadi yang diberikan petugas rumah sakit kepada pasien (Hufron, 2008). Empati yang dinilai pada penelitian ini meliputi menghargai privasi, perhatian dan kepedulian dari tugas, keramahan dan kesopanan petugas serta dukungan dan motivasi yang diberikan oleh petugas. Nilai kesenjangan total pada dimensi ini adalah -0,76, dimana nilai kesenjangan ini menyebutkan bahwa tingkat kepuasan pasien sedang. Hal ini berarti pihak Rumah Sakit Umum Puri Raharja sudah cukup baik dalam memenuhi harapan pasien pada dimensi empati, Community Health 2014, II:1 59

namun belum dilakukan secara maksimal. Analisis Diagram Kartesius Analisis diagaram kartesius digunakan untuk mengetahui aspek mana yang diprioritaskan untuk ditingkatkan berdasarkan kuadran letak dari aspek yang dinilai. Nilai grand mean pada setiap aspek digunakan untuk menentukan pada kuadran dalam diagram kartesius aspek tersebut diletakkan. Menurut Supranto (2001), setiap kuadran dalam diagram kartesius memiliki prioritas yang berbeda, dimana dari hasil tersebut digambarkan sebagai berikut: a. Kuadran D Pada kuadran D, terdapat 10 aspek yang terletak pada kuadran ini, dimana aspek ini pelaksanaannya sudah baik padahal pelanggan tidak begitu mengaharapkan, sehingga dapat dikatakan bahwa pelaksanaan dari aspek ini berlebihan (Supranto, 2001). Aspek pada kuadran ini yang memiliki kesenjangan yang paling tinggi adalah aspek keterampilan perawat, bidan dan petugas lainnya (dimensi reliability). Pelaksanaan aspek ini dianggap berlebihan karena terkadang membuat pelayanan yang diberikan perawat, bidan dan petugas lainnya melebihi kebutuhan pasien (Parasuraman yang dalam Seth dan Deshmukh (2005)). b. Kuadran B Pada kuadran B, aspek yang terletak pada kuadran ini pelaksanaannya harus dipertahankan, karena telah mampu memenuhi harapan pasien, sehingga pasien merasa puas (Supranto, 2001). Terdapat 5 aspek yang terletak pada kuadran ini. Aspek pada kuadran ini yang memiliki nilai kesenjangan paling tinggi adalah aspek kemampuan petugas kasir atau administrasi (dimensi reliability). Pelaksanaan aspek ini perlu dipertahankan, karena jika tidak aspek ini dapat masuk ke kuadran A. Pelaksanaan aspek ini sendiri cukup penting, dimana kemampuan petugas kasir atau administrasi dapat memberi informasi yang jelas kepada pasien mengenai rincian biaya pengobatan (Trimurthy, 2008). c. Kuadran A Pada kuadran A, aspek yang terletak pada kuadran ini memiliki priporitas utama untuk ditingkatkan, karena dianggap mempengaruhi kepuasan pasien (Supranto, 2001). Terdapat 4 aspek yang terletak pada kuadran ini. Aspek pada kuadran ini yang memiliki nilai kesenjangan paling tinggi adalah aspek luas parkir yang disediakan untuk pasien (dimensi tangibles). Aspek ini dianggap sangat perlu untuk diperbaiki karena kurangnya ketersediaan parkir dapat mengurangi kenyamanan pasien yang akan berobat. Seperti yang diungkapkan Azwar (1996) bahwa Community Health 2014, II:1 60

pengguna layanan kesehatan sangat memperhatikan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh penyelenggara pelayanan kesehatan d. Kuadran C Pada kuadran C, aspek pada kuadran ini pelaksanaannya secara sedang dan harapan pelanggan terhadap aspek tersebut juga bersifat sedang (Supranto, 2001). Aspek yang terdapat pada kuadran ini adalah aspek kecanggihan peralatan kedokteran (dimensi tangibles). Pelaksanaan aspek ini dianggap biasa saja karena pasien yang berobat pada instalasi rawat jalan tidak begitu memerlukan peralatan yang canggih, karena kondisi penyakit dari pasien yang tidak terlalu berat. Di sisi lain peralatan kedokteran yang dimiliki Rumah Sakit Umum Puri Raharja juga tidak terlalu canggih. Hal ini sesuai dengan pendapat Tjiptono (2000) salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah harapan, selanjutnya harapan juga dipengaruhi oleh faktor personal need yang menyebutkan harapan pelanggan dipengaruhi oleh kebutuhan pribadi yang biasanya tergantung pada karakteristik dan keadaan pribadi. SIMPULAN Secara keseluruhan PKS menaruh harapan yang tinggi dan persepsi yang baik terhadap mutu pelayanan rawat jalan Rumah Sakit Umum Puri Raharja. Nilai kesenjangan diperoleh bersifat negatif dan tergolong kesenjangan sedang, yaitu sebesar -0,9. Nilai ini berarti Rumah Sakit Umum Puri Raharja sudah cukup baik dalam memberikan pelayanan kesehatan, namun belum dapat memenuhi harapan PKS secara maksimal. Aspek yang diprioritaskan sebanyak 4 aspek, meliputi kebersihan area rumah sakit (dimensi tangibles), luas parkir yang disediakan (dimensi tangibles), keterampilan, kecekatan dan ketepatan diagnosa dokter (dimensi reliability) serta kecekatan petugas apotek (dimensi reliability). DAFTAR PUSTAKA 1. Armini, L. P. S. 2012. Rumah Sakit di Kota Denpasar [Online]. Denpasar: Dinas Kesehatan Kota Denpasar. Available: http://www.denpasarkota.go.id/instans i/?cid===qo&s=menu&id=449 [Accessed: 19 Januari 2013]. 2. Azwar, A. (ed.) 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta: Bina Rupa Aksara. 3. Hufron, A. 2008. Analisis Hubungan Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Puskesmas Penumping Kota Surakarta. 1. 4. Listyawati, S. 2009. Analisis Harapan dan Persepsi Pasien Rawat Inap terhadap Kualitas Pelayanan Setelah Penerapan ISO 9001:2000 di RSU Kasih Community Health 2014, II:1 61

Ibu Denpasar Tahun 2008. Denpasar: Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana. 5. Muchlas, M. (ed.) 2005. Perilaku Organisasi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 6. Mulyono, S. 1991. Statistik Untuk Ekonomi. Dalam: Riva Wilya. 2011. Analisis Harapan dan Persepsi Pasien terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Inap di Instalasi Rawat Inap RSU Puri Raharja Tahun 2011., Universitas Udayana. 7. Norman, A. H. & Stapleton, J. (1995). Kamus Marketing. Dalam: Kunto, W. 2004. Analisis Hubungan Persepsi Pasien Terhadap Mutu Pelayanan dengan Minat Pemanfaatan Ulang Pelayanan Unit Rawat Inap Umum di Rumah Sakit Kusta Kelet Jepara. Universitas Diponegoro. 8. Prasetyo, B. & Jannah L. M. (eds.) 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. 9. Riyadi, T. 2002. Hubungan Antara Mutu Puskesmas Menurut Perespsi Pasien Dengan Minat Pemanfaatan Ulang Layanan Pengobatan Rawat Jalan Umum di Puskesmas Maos Kabupaten Cilacap Tahun 2002. Universitas Diponegoro. 10. Sastroasmoro, S. & Ismael, S. (eds.) 2002. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta: Sagung Seto. 11. Supranto (ed.) 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Jakarta: PT. Rineka Cipta. 12. Tjiptono (ed.) 2000. Manajemen Jasa, Yogyakarta: Penerbit Andi. 13. Trimurthy, I. 2008. Analisis Hubungan Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan dengan Minat Pemanfaatan Ulang Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas Panandaran Kota Semarang. Universitas Diponegoro. Community Health II:1 Januari 2014 Community Health 2014, II:1 62