FORMULASI TABLET EKSTRAKDAUNMAJA (aeglemarmelos l. Correa) DENGANMETODEGRANULASIBASAH

dokumen-dokumen yang mirip
FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya (L.)) Jumasni Adnan *) ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

UJI SIFAT FISIK FORMULASI TABLET ANTI DIABETES EKSTRAK PARE

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI

FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata N.) SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN KOMBINASI MANITOL SORBITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI

POTENSI EKSTRAK KERING SIRIH MANADO:MIYANA SEBAGAI BAHAN BAKU TABLET HERBAL

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) DENGAN METODE GRANULASI BASAH

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM

Lampiran 1. Gambar Berbagai Jenis Kentang. Kentang Putih. Kentang Kuning. Kentang Merah. Universitas Sumatera Utara

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL

Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah

UJI PERBANDINGAN SIFAT FISIK OBAT CETIRIZINE GENERIK ANTARA PRODUKSI PABRIK A, B, DAN C

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;

KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian the post test only control group design. Yogyakarta pada tanggal 21 Desember Januari 2016.

FORMULASI TABLET KUNYAH SERBUK JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc) Yetti O.K, Sri Handayani, Surban

FORMULASI TABLET EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica Val) DENGAN VARIASI BAHAN PENGIKAT

BAB II PEMBAHASAN. biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

PEMBUATAN TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN SAGA

FORMULASI TABLET DISPERSIBEL EKSTRAK KERING DAUN SUKUN DENGAN CROSCARMELLOSE SODIUM SEBAGAI PENGHANCUR SECARA METODE GRANULASI KERING

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

TABLET/OT 2015 Sediaan tablet adalah Sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau serkuler, kedua permukaanya rata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini di Indonesia, pemanfaatan tanaman obat sebagai obat tradisional

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan the post test only control group design. 1) Larva Aedes aegypti L. sehat yang telah mencapai instar III

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus, Murr) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

FORMULASI TABLET PARASETAMOL KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN EKSIPIEN CO-PROCESSING DARI AMILUM SINGKONG PARTIALLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

Tim Pengajar Praktek Farmakologi, 2011, Penuntun Praktikum Farmakologi, Poltekkes KemenkesMakassar

(Submitted: 06 Agustus 2017, Accepted: 25 September 2017) Sri Rahayu, Nezar Azhari, Ina Ruslinawati

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PEMBUATAN SEDIAAN HERBAL

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

Tablet Khusus. (dibuat dalam rangka memenuhi Tugas mata Kuliah TFSP)

PEMBAHASAN. R/ Acetosal 100 mg. Mg Stearat 1 % Talkum 1 % Amprotab 5 %

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asetaminofen. Kandungan : tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 101,0 %

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Buah Stroberi

PENGEMBANGAN FORMULASI TABLET MATRIKS GASTRORETENTIVE FLOATING DARI AMOKSISILIN TRIHIDRAT

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN PENGARUH MANITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI YANG DIVARIASIKAN TERHADAP SIFAT FISIK TABLET ANTASIDA.

terhadap masalah kesehatan melalui pengobatan tradisional sangat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya yaitu menggunakan ramuan-ramuan

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEJIBELING (Strobilanthes crispus Linn) TERHADAPA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

THE EFFECT OF INCREASING CONCENTRATION OF SWEET POTATO STARCH AS A BINDER ON PHYSICAL PROPERTIES OF WET GRANULATION LOZENGES OF GINGER EXTRACT

Transkripsi:

FORMULASI TABLET EKSTRAKDAUNMAJA (aeglemarmelos l. Correa) DENGANMETODEGRANULASIBASAH Nurul Hidayah Dosen tetap Program Studi DIII Farmasi STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK Daun Maja (AeglemarmelosL.Correa) merupakan tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat, namun penggunaannya masih secara tradisional sehingga perlu dibuat menjadi sediaan yang lebih praktis yaitu tablet. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula tablet ekstrak Daun Maja (AeglemarmelosL. Correa) yang memenuhi peran mutu fisik tablet. Daun Maja (Aegle marmelos L. Correa) dimaserasi menggunakan etanol 70% sebagai penyaridan di dapatkan ekstrak kental. Ekstrak kental Daun Maja di buat menjadi tiga formula menggunakan Metode Granulasi Basah. Digunakan Natrium Carboxy Methil Cellulose (Na.CMC) sebagai bahan pengikat dengan masing- masing konsentrasi 1%, 2%, dan 4%. ekstrak Daun Maja (Aegle marmelos L.Correa) yang dibuat selanjutnya dilakukan Pengujian Mutu Fisik antara lain Keseragaman Bobot, Kekerasan, Kerapuhan, dan Waktu Hancur.Hasil pengujian mutu fisik tablet menunjukkan formula II dengan bahan pengikat Natrium Carboxy Methil Cellulose (Na.CMC) konsentrasi 2% yang memenuhi peran mutu fisik tablet. Kata Kunci:, Ekstrak Daun Maja, Granulasi Basah. PENDAHULUAN Aegle marmelosatau orang biasa mengenal dengan nama maja atau billa merupakan tanaman yang berasal dari daerah subtropis. Tanaman ini tumbuh di lahan berawa, tanah kering, dan toleran terhadap alkalinitas serta suhu ekstrem, mampu tumbuh pada suhu 49 o C dan -7 o C. Maja (Aegle marmelos) tumbuh liar di hutan kering di semenanjung India, Srilanka, Pakistan, dan Bangladesh. Tanaman yang bersinonim Crataeva marmelos dan Feronia pellucida itu telah lama dibudidayakan dan kerap ditemukan di area kebun tempat peribadatan di India. Tumbuhan dari suku Rutaceae itu kemudian menyebar ke Indonesia- Cina, AsiaTenggara, dan daerah tropis lainnya. Maja (Aegle marmelos) banyak terdapat di Indonesia dan umumnya ditanam di dataran rendah (100 Plus Herbal Indonesia).Daun maja (Aegle marmelos) merupakan salah satu tanaman obat yang telah lama digunakan oleh masyarakat. Penggunaan daun maja (Aegle marmelos) yaitu untuk mengobati gigitan ular, borok, eksim, bisul, demam, dan radang selaput lendir hidung. Dalam penelitian Jessica (2014) pemberian ekstrak etil asetat daun maja (Aegle marmelos) memiliki aktivitas antidiabetes terhadap penurunan kadar glukosa mencit yang diinduksi aloksan. Secara tradisional, daun maja (Aegle marmelos) biasanya digunakan dalam bentuk perasan dan seduhan simplisia. Namun hal ini kurang praktis dan mudah rusak, sehingga perlu dibuat dalam bentuk sediaan lain yang lebih efisien. Contohnya yaitu tablet. ekstrak daun maja (Aegle marmelos) merupakan salah satu alternatif bentuk sediaan yang dikembangkan mengingat bentuk sediaan tablet memiliki beberapa keuntungan. dapat dibuat dengan metode granulasi basah. Keuntungan menggunakan metode granulasi basah yaitu memperoleh aliran yang baik, meningkatkan kompressibilitas, untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai, mengontrol pelepasan, mencegah pemisahan komponen campuran selama proses dan memperbaiki/ meningkatkan distribusi keseragaman kandungan (Chaerunissa,dkk.2009). BAHAN DAN METODE Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratoriumdimana tablet dibuat dengan metode granulasi basah untuk mendapatkan formula tablet ekstrak Daun Maja (Aegle marmelos) yang memenuhi peran fisik mutu tablet. 1. Lokasi dan Waktu penelitian a. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Farmasi. b. Waktu Penelitian Penelitian inidilaksanakan pada bulan juni- agustus 2015 2. Pembuatan ekstrak Daun Maja a. Simplisia daun maja (Aegle marmelos) ditimbang sebanyak 600 g dimasukkan dalam bejana maserasi. b. Ditambahkan pelarut etanol 70% lalu diaduk sebentar, ditambahkan etanol hingga permukaan tertutup selanjutnya 36

campuran tersebut didiamkan selama kurang lebih 5 hari dengan sesekali pengadukan. c. Setelah 5 hari, ekstrak disaring dan diuapkan dengan waterbath sampai kental. d. Kemudian ditimbang untuk mengetahui bobot ekstrak kental yang diperoleh. 3. Formula Ekstrak Daun Maja (Aegle marmelos) Akan dibuat 100 tablet untuk tiap formula, dimana tiap tablet memiliki berat 400mg. Total berat untuk 100 tablet : 100 x 400 mg= 40.000 mg = 40 gram. N o 1 Nama bahan Kegunaan Ekstrak daun maja (Aegle marmelos) Zat Aktif 100 mg 100 mg 100 mg 2 Na.CMC Bahan Pengikat 1% 2% 4% 3 Pati Jagung Bahan Penghancur 10% 10% 10% 4 Mg. Stearat Bahan Pelincir 1% 1% 1% 5 Mg. Karbonat Absorban 1% 1% 1% 6 Talk Bahan antilekat 1% 1% 1% 7 Avicel PH 102 Bahan Pengisi ad 100% ad 100% ad 100% Perhitungan Bahan Formula I Natrium CMC (10+8+0,4+0,4+0,4+0,4) = 20,4g Perhitungan bahan Formula II Natrium CMC : 2% x 40 g = 0,8 g (10+0,8+8+0,4+0,4+0,4) = 20 g Perhitungan bahan Formula III Natrium CMC : 4% x 40g = 1,6 g (10+1,6+8+0,4+0,4+0,4) = 19,2 4. Cara pembuatan mucilago Na.CMC 1% b / b a. Ditimbang 1 gram Na.CMC lalu dimasukkan dalam lumpang dan digerus b. Sambil digerus, dimasukkan kurang lebih 20 ml air panas lalu diaduk hingga terbentuk mucilago, dicukupkan volume dengan air dingin ad 100 gram. c. Untuk pembuatan mucilago Na.CMC 2% dan 4% dibuat dengan cara yang sama seperti mucilago Na.CMC 1%, dengan menimbang Na.CMC sebanyak 2 gram dan 4 gram. 5. Cara pembuatan granul tablet Disiapkan alat dan bahan, dimasukkan ekstrak daun maja kedalam lumpang ditambahkan magnesium karbonat. Ditambahkan pati jagung (penghancur dalam), gerus ad homogen, dikeluarkan. Bahan obat dimasukkan kedalam wadah, lalu ditambahkan sedikit campuran Na- CMC, kemudian dihomogenkan hingga massa kempal yang sesuai. Sisa campuran Na-CMC dalam beker tersebut ditimbang bersama dengan batang pengaduk (dicatat). Bahan obat yang telah lembab selanjutnya direduksi ukuran partikel menggunakan ayakan mesh 60 (untuk memudahkan pengeringan, memperkecil ukuran partikel), selanjutnya pengeringan menggunakan lemari pengering selama 8 jam. Lalu, granul yang telah dikeringkan ditambahkan magnesium stearat dan talk, dicampurkan menggunakan pengorek selama 5 menit setelah itu dicetak menggunakan singel punch tablet press, tablet yang dihasilkan selanjutnya dilakukan pengujian mutu fisik tablet, lalu dikemas dalam wadah. 6. Pengujian Mutu Fisik a. Keseragaman bobot Sebanyak 20 tablet lalu ditimbang satu per satu dan dihitung rata- rata tablet. Peran uji keseragaman bobot yaitu tidak lebih dari 2 tablet yang 37

masing- masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari 5% dan tidak satupun tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari 10% (Farmakope Indonesia Edisi III.1979). b. Kekerasan Sebutir tablet diletakkan vertikal antara ujung dari penekanan, alat ditekan sehingga tablet tertekan dan pecah. Pengujian ini diulang sebanyak 6 tablet. Kekerasan tablet ditunjukkan pada skala alat (kg) disaat tablet pecah (Voight.1994). Peran uji kekerasan yang baik adalah lebih dari 4 kg (Ansel.1989). c. Kerapuhan Sebanyak 20 tablet yang telah dibersihkan dimasukkan dalam Friabilator tester dengan kecepatan 25 rpmselama 4 menit sebanyak 100 kali putaran. Kemudian tablet-tablet tersebut dikeluarkan, dibersihkan dan ditimbang kembali (b gram) (Lachman.1994). yang baik mempunyai nilai kerapuhan tidak lebih dari 0,8% -1% (Voight.1994). Dihitung kerapuhan tablet dengan rumus: Kadar Kerapuhan = Kadar % keausan/kerapuhan tablet tidak boleh lebih dari 1 % (Voight,1994). d. Waktu hancur diletakkan pada alat waktu hancur, keranjang diturun naikkan dalam cairan pencelup dengan frekuensi 30 kali turun-naik per menit. yang baik mempunyai waktu hancur tidak lebih dari 15 menit (Farmakope Indonesia Edisi III.1979). 7. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah hasil dari pengujian mutu fisik tablet ekstrak Daun Maja (Aegle marmelos). HASIL PENELITIAN Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil Pengujian Mutu Fisik Ekstrak Daun Maja sebagai berikut: Tabel 1; Hasil Pengujian Keseragaman Bobot 1 0,349 0,63 % 0,310 0,29 % 0,347 1,11 % 2 0,345 0,51 % 0,313 1,26 % 0,345 1,68 % 3 0,337 2,82 % 0,321 3,84 % 0,349 0,54 % 4 0,352 1,50 % 0,314 1,58 % 0,369 5,15 % 5 0,357 2,94% 0,301 2,62 % 0,336 4,24 % 6 0,328 5,4 % 0,306 1,00 % 0,364 3,73 % 7 0,342 1,38 % 0,315 1,90 % 0,356 1,45 % 8 0,354 2,07 % 0,309 0,03 % 0,354 0,88 % 9 0,352 1,50% 0,314 1,58 % 0,361 2,87 % 10 0,345 0,51 % 0,319 3,20 % 0,358 2,02 % 11 0,357 2,94 % 0,310 0,29 % 0,364 3,73 % 12 0,362 4,38 % 0,330 0,29 % 0,363 3,44 % 13 0,343 1,4 % 0,315 1,90 % 0,345 1,68 % 14 0,337 2,82 % 0,304 1,64 % 0,347 1,11 % 15 0,348 0,34 % 0,308 0,35 % 0,348 0,8 % 16 0,354 2,07 % 0,314 1,58 % 0,345 1,68 % 17 0,341 1,6 % 0,314 1,58 % 0,350 0,2 % 18 0,332 4,27 % 0,301 2,5 % 0,340 3,10 % 19 0,349 0,63 % 0,308 0, 35 % 0,348 0,8 % 20 0,337 2,82 % 0,303 1,97 % 0,302 2,52 % Bobot ratarata 0,3468 0,3901 0,3509 Kesimp ulan Tabel 2; Hasil Pengujian Kekerasan Kekerasan ( kg /cm3) I 3 5 3 II 3 7 2 III 3 4 3 IV 1 5 2 V 2 5 4 VI 3 4 3 Rata-rata 2,5 5 2,8 Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tabel 3; Hasil Pengujian Kerapuhan Berat Awal 6,949 6,235 7,922 Akhir 0,453 6,230 3,616 93,48% 0,08 % 54,3 % Tidak memenuhi Tidak memenuhi Tabel 4; Hasil Pengujian Waktu Hancur Waktu Hancur 1 1:49 06:58 07:00 2 2:18 09:59 08:47 3 2:38 10:06 09:27 4 3:17 13:48 09:33 5 4:03 13:57 10:31 6 4:10 14:16 14:01 PEMBAHASAN Dalam penelitian inidigunakan tiga formula, dengan menggunakan Na.CMC sebagai bahan pengikat yaitu pada formula I dengan konsentrasi 1%, formula II dengan konsentrasi 2%, dan formula III dengan konsentrasi 4%. Semua formula dibuat dengan metode granulasi basah dengan berat rata- rata per tabletnya berkisar 400 mg. Dari hasil pengujian keseragaman bobot didapatkan hasil bahwa tidak lebih dari 2 tablet yang menyimpang lebih besar dari 5% dan tidak satupun tablet yang menyimpang dari 10%, hasil ini menunjukkan bahwa tablet yang diuji memenuhi peran mutu fisik tablet yang tertera di Farmakope Indonesia Edisi IV. Keseragaman bobot tablet dipengaruhi oleh sifat alir dari granul tablet dan semakin bagus sifat alir granul tablet maka aliran granul yang masuk ke dalam lubang dies akan seragam sehingga jumlah granul yang masuk akan selalu sama dan pada akhirnya bobot tablet akan seragam. Bobot tablet yang seragam akan menghasilkan tablet yang 38

memilki kandungan bahan aktif yang seragam sehingga efek yang ditimbulkan juga akan seragam. Dari uji kekerasan tablet diperoleh hasil, pada tablet formula I memiliki kekerasan ratarata 2,5, tablet formula II memiliki kekerasan rata-rata 5, dan tablet formula III memiliki kekerasan rata-rata 2,8 kg/cm2, hanya tablet Formula II yang memenuhi peran kekerasan yaitu berkisar 4 8 kg/cm 2. Dari penelitian ini terlihat bahwa pengempaan mesin pencetak tablet merupakan faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet, serta konsentrasi bahan pengikat yang tinggibelum tentu mempengaruhi kekerasan suatu tablet. Pada uji kerapuhan tablet diperoleh hasil tablet formula I 93,4% formula II 0.08 %, dan formula III sebesar 54,3 %, berdasarkan hasil uji kerapuhan terlihat bahwa tablet formula II yang memenuhi peran uji mutu fisik yaitu kurang dari 1%. Dalam penelitian ini digunakan mesin pencetak tablet manual dengan tekanan yang umum digunakan dalam membuat tablet (tidak terlalu kuat dan juga tidak terlalu lemah), sehingga kekerasan dan kerapuhan tablet dapat dipengaruhi oleh pengempaan mesin pencetak tablet. Berdasarkan uji waktu hancur tablet terlihat bahwa formula I memilki waktu hancur 04:10 menit, formula II 14:16 menit dan formula III 14:01 menit. Data ini menunjukan waktu hancur semua formula tablet yang memenuhi peran yaitu kurang dari 15 menit. Waktu hancur yang cepat akan memberikan efek yang relatif lebih cepat pula. Waktu hancur dipengaruhi oleh kekerasan tablet dan bahan penghancur yang digunakan. Semakin keras tablet maka waktu hancur akan semakin lama, dan semakin banyak bahan penghancurnya maka waktu hancur tablet juga akan semakin cepat. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa formula tablet yang memenuhi semua peran mutu fisik adalah Formula II yaitu keseragaman bobot hanya satu tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata 5%, kekerasan nya 5kg/cm3, kerapuhan 0,08%, dan waktu hancur 13:48 menit. Saran Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk dilakukan dengan menggunakan bahan pengikat yang lain atau dengan menaikkan konsentrasi bahan pengikat Na.CMC hingga 6%. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. 1979. Farmakope Indonesia Kesehatan Republik Indonesia Edisi III. Departemen Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jenskin, G.L. 1957. The Art of Compunding. Burgess Publishing Company. USA. Parrot, L.E. 1971. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutis. Burgess Publishing Company. USA Voight.R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Anwar, Effionora. 2012. Eksipien dalam Sediaan Farmasi. Penerbit Dian Rakyat.Jakarta. Siregar, J.P.C.2010.Teknologi Farmasi Sediaan. Penerbit Buku Kedokteran:EGC.Jakarta Agoes, G. 2009. Teknologi Bahan Alam. Penerbit ITB. Bandung. Syamsuni. 2007. Ilmu Resep. ECG. Jakarta. Howard, Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press.Jakarta. Chaerunissa, Y.A, dkk. 2009. Farmasetika Dasar. Widya Padjajaran. Lachman, Leon. 1986. Teori dan Praktek Farmasi Industri. UI Press.Jakarta 39

Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2011. Formularium Obat Tradisional ramuan etnomedisin volume 1. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2008. Aegle marmelos(l.) Correa. Direktorat Bina Obat Asli Indonesia. Heinrich, M. dkk.2010. Farmakognosi dan Fitoterapi. Penerbit Buku Kedokteran:EGC. Jakarta. Kit, Info Trubus. 100 Plus Herbal Indonesia, Vol.11. Penerbit PT Niaga Swadaya. Depok. Nuraini, N.D. 2014. Aneka Daun Berkhasiat Obat. Penerbit Gava Media. Yogyakarta. Zahra, G.E. 2014. Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Maja (Aegle marmelos) Pada Mencit Jantan Yang Diinduksi Aloksan [Skripsi]. Fakultas Farmasi Universitas Jember. Puspita, D.J. 2014. Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etil Asetat Daun Maja (Aegle marmelos) pada Mencit Jantan yang Diinduksi Aloksan [Skripsi]. Fakultas Farmasi Universitas Jember. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit PT.Rineka Cipta. Jakarta. 40