STUDI PERBANDINGAN ANALISA DESAIN FOURANGLE TOWER CRANE DENGAN ANALISA DESAIN TRIANGLE TOWER CRANE MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 12.0

dokumen-dokumen yang mirip
Comparative Study of Fourangle Tower Crane Design Analysis with Triangle Tower Crane Design Analysis Using Ansys 12.0

Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL

Sumber :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

MESIN PEMINDAH BAHAN

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

Analisis Kekuatan Struktur Konstruksi Tower untuk Catwalk dan Chain Conveyor pada Silo (Studi Kasus di PT. Srikaya Putra Mas)

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2015), ( Print)

ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna

MEKANISME KERJA JIB CRANE

ANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA KEKUATAN MATERIAL PADA PROSTHESIS TOTAL KNEE JOINT REPLACEMENT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN TOWER CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON, TINGGI ANGKAT 55 METER, RADIUS 60 M, UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT.

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada

Analisa Kekuatan Material Velg Sepeda Motor Jenis Casting Wheel Terhadap Tumbukan dengan Variasi Kecepatan

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN

GABRIEL FAKRIMAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. baseplate berdasarkan metode AISC- LRFD dan simulasi program ANSYS. Adapun

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

SIDANG TUGAS AKHIR: ANALISA STRUKTUR RANGKA SEPEDA FIXIE DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Andra Berlianto ( )

PERENCANAAN MEKANISME PADA MESIN POWER HAMMER

ANALISA KONSTRUKSI DAN PERECANAAN MULTIPLE FIXTURE

PEMBANGKIT LISTRIK METODE PUMP AS TURBINES (PATs)

BAB IV PEMBAHASAN Analisis Tekanan Isi Pipa

Studi Geser pada Balok Beton Bertulang

Analisis Kekuatan Konstruksi Underframe Pada Prototype Light Rail Transit (LRT)

STUDI KEKUATAN SPUR GEAR DENGAN PROFIL GIGI ASYMMETRIC INVOLUTE DAN SYMMETRIC INVOLUTE. Disusun oleh Mohamad Zainulloh Rizal

Analisis dan Redesign Kekuatan Struktur pada Girder Overhead Crane 6.3 Ton

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam

ANALISIS CELLULAR BEAM DENGAN METODE PENDEKATAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS TUGAS AKHIR. Anton Wijaya

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 HASIL PERHITUNGAN DENGAN SUDUT KEMIRINGAN KEARAH DEPAN

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Prinsip Statika Keseimbangan (Meriam& Kraige, 1986)

ANALISIS STRUKTURAL PERFORMA CHASSIS SAPUANGIN SPEED Oleh : Muhammad Fadlil Adhim

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEKUATAN PADA TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL (VAWT) DENGAN SOFTWARE

ANALISA PENGARUH FLYWHEEL DAN FIRING ORDER TERHADAP PROSES KERJA MESIN DIESEL

FINAL PROJECT DENGAN JUDUL

Analisis Kekuatan dan Deformasi Piston Mesin Bensin-Bio Etanol dan Gas dengan Injeksi Langsung untuk Kendaraan Nasional dengan Simulasi Numerik

PERANCANGAN MEKANISME ALAT ANGKUT KAPASITAS 10 TON TESIS

BAB 5 ANALISIS. pemilihan mekanisme tersebut terutama pada proses pembuatan dan biaya. Gambar 5-1 Mekanisme Rack Gear

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Nana Supriyana 1, Nur Biyanto 2, 1,2

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

Analisa Kegagalan Crane Pedestal Akibat Beban Ledakan

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

11 Firlya Rosa, dkk;perhitungan Diameter Minimum Dan Maksimum Poros Mobil Listrik Tarsius X3 Berdasarkan Analisa Tegangan Geser Dan Faktor Keamanan

ANALISA RESPON HARMONIK STRUKTUR POROS PROPELLER KAPAL MENGGUNAKAN ANSYS WORKBENCH 14.5

III. METODE PENELITIAN

PRESENTASI TUGAS AKHIR (P3)

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Diktat-elemen mesin-agustinus purna irawan-tm.ft.untar

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

BAB II LANDASAN TEORI

Simulasi Tegangan pada Rangka Sepeda Motor

M.Mustaghfirin Ir. Wisnu W, SE, M.Sc, Ph.D Yoyok Setyo Hadiwidodo,ST.,MT

Uji Kompetensi Semester 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NAMA : JOKO PAMBUDIANTO NRP : DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M. Eng. Tugas Akhir PERANCANGAN SEPEDA PASCA STROKE

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Simulasi Tegangan pada Rangka Sepeda Motor

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Berikut adalah data data awal dari Upper Hinge Pass yang menjadi dasar dalam

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

PEMILIHAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI PENGGERAK MULA RUMAH CRANE PADA FLOATING DOCK DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD GRESIK

Analisa Pemasangan Ekspansi Loop Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline

Yogia Rivaldhi

ANALISA BEBAN MAKSIMUM YANG DAPAT DIANGKAT CRAWLER CRANE XCMG QUY55

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikan jawaban anda sesingkatnya langsung pada kertas soal ini dan dikumpulkan paling lambat tanggal Kamis, 20 Desember 2012.

ANALISA SAMBUNGAN LAS PADA PENGELASAN TITIK UNTUK MENENTUKAN JARAK OPTIMAL TITIK LAS PADA BAJA KARBON AISI 1045 DENGAN PENDEKATAN ELEMEN HINGGA

2/11/2010. Motion Response dan Motion Statistic MCH-TLP Seastar kondisi tertambat

Tujuan Pembelajaran. Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme sistem mesin

Gambar 1. Skema pembagian elemen pada BEM [1]

PERENCANAAN SEBUAH TRUCK MOUNTED CRANE UNTUK PEMBANGUNAN PKS YANG BERFUNGSI UNTUK EREKSI DENGAN KAPASITAS ANGKAT ± 10 TON DAN TINGGI ANGKAT ± 15 M

ANALISIS PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA EXCAVATOR BUCKET TEETH MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

Jl. Banyumas Wonosobo

Jurnal Teknika Atw 1

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 5 Nomor 2 70

PENGARUH VARIASI JARAK DAN SUDUT KONTAK SADDLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA BEJANA TEKAN HORIZONTAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemodelan dan Analisa Getaran Mesin Bensin 650 cc 2 Silinder Segaris dengan Sudut Engkol 180 untuk Rubber Mount

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Transkripsi:

STUDI PERBANDINGAN ANALISA DESAIN FOURANGLE TOWER CRANE DENGAN ANALISA DESAIN TRIANGLE TOWER CRANE MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 12.0 DOSEN PEMBIMBING: Prof. Ir. I NYOMAN SUTANTRA, MSc. PhD. OLEH: KOMANG MULIANA PRANATHA 2106.100.043 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012

LATAR BELAKANG TOWER CRANE Merupakan salah satu pesawat pengangkat dan pemindah barang / material Biasa digunakan untuk mengangkat & memindahkan barang / material pada ketinggian minimal 100 ft ( 30 meter ) Selama ini digunakan Tower crane jenis Fourangle Tower crane dimana towernya menggunakan empat batang penopang (berbentuk segi empat)

BAGIAN BAGIAN TOWER CRANE

PERUMUSAN MASALAH TRIANGLE TOWER CRANE?

BATASAN MASALAH Analisa yang dilakukan hanya pada rangka - rangka penopang Tower crane Material elemen adalah uniform Gaya yang diperhitungkan adalah berat rangka Tower crane, berat counter weight, berat beban yang diangkat dan mekanisme yang akan terjadi dalam penggunaannya Pengaruh pengelasan diabaikan karena dianggap baik dan kuat Pengaruh temperatur diabaikan Selama beban diangkat, beban dianggap stabil, tidak goyang dan berayun Cara membangun dan menegakkan Tower Crane tidak diperhitungkan

TUJUAN Mengetahui respon struktur berupa tegangan pada Triangle Tower Crane, sehingga dapat diketahui tegangan maksimal dan daerah kritis yang terdapat pada struktur kerangka Mengetahui defleksi maksimum yang mungkin terjadi pada struktur kerangka pada Triangle Tower Crane Membandingkan analisa defleksi, tegangan, dan b erat struktur rangka yang terdapat pada Triangle Tower Crane dan Fourangle Tower Crane

KAJIAN PUSTAKA Rinto Eko Bintoro (2101100053) berjudul: Analisa Tegangan Pada Struktur Tower Crane Dengan Menggunakan Ansys 8.0 Dengan menggunakan material AISI 1018 (ST 3) dengan tensile yield strength sebesar 370 Mpa pembebanan maksimum 2500 kg. dengan panjang jib 30 meter dengan pembebanan sebesar 1000 kg defleksi maksimal sebesar 9,34 milimeter tegangan kritis maksimal sebesar 0,194177

METODOLOGI Observasi ke lapangan Mencari informasi lebih detail tentang Tower crane Bagaimana mengetahui tegangan maksimal dan daerah kritis yang terdapat pada struktur kerangka Triangle Tower Crane Mengetahui defleksi maksimum yang mungkin terjadi pada setiap bagian bagian dari sturktur kerangka pada Triangle Tower Crane Membandingkan analisa pada Triangle Tower Crane dan Fourangle Tower Crane

DATA DATA FOURANGLE CRANE Dari data referensi didapatkan data data teknis pada Fourangle Tower Crane jenis Liebherr 30 LC, yaitu: Merk, model, &tahun pembuatan : Liebherr 30 LC tahun 1996/1997 Negara asal : Jerman Panjang Jib : 30 m Ketinggian Tower : 30 m Tipe pengangkat : electromotor trolley Kecepatan putar Jib : 0 0,8 rpm Kecepatan Trolley sepanjang Jib : 0,3166 0,55 m/s Kecepatan angkat (hoisting) : 0,6667 m/s Tower head section with slewing ring support mass : 2950 kg Cabin + seat : 440 kg Massa counterweight : 3900kg Berat counter jib serta peralatan di atasnya : 5390 kg Berat Jib : 3865 kg Berat beban angkat : 1000 kg Berat beban angkat max : 2500 kg

GAYA ANGIN dimana: F q A C d h ho V ρ p = Gaya pada permukaan elemen sesuai arah angin = Tekanan permukaan elemen pada ketinggian = Luasan = Koefisien drag total = Ketinggian (dihitung tiap-tiap kenaikan 10 meter) = ketinggian referensi (10 meter) = Kecepatan angin = Massa jenis udara = 1,3 kg/m 3 = Power Law Exponent : 1/7 untuk daerah terbuka atau pantai, 1/3 untuk daerah hutan dan perkotaan

ANALISA TEKANAN KARENA PENGARUH ANGIN

luasan batang batang yang mendapat gaya angin pada arah depan pada jarak 0-10 meter, 10 meter - 20 meter adalah : 2 x 14 batang vertikal A = 2 x 14 ( 78mm x 0,7m ) A A = 2 x 14 ( 0,078 m x 0,7m ) = 1,53 m 2 2 x 14 batang diagonal = 2 x 14 ( 38mm x 0,99m) = 2 x 14 ( 0,038 m x 0,99m ) = 1,05 m 2 1 x 14 barang horizontal = 1 x 14 ( 31mm x 0,86,m) = 1 x 14 ( 0,031 m x 0,86m ) = 3,73 m 2 Jadi, total luasannya adalah : A tot = 1,53 m 2 + 1,05 m 2 + 3,73 m 2 = 6,31 m 2 Sedangkan luasan batang batang mendapat gaya angin pada jarak 20-30 meter adalah 2 x 14 batang vertikal A = 2 x 14 ( 78mm x 0,7m ) = 2 x 14 ( 0,078 m x 0,7m ) = 1,53 m 2 2 x 14 batang diagonal A = 2 x 14 ( 38mm x 0,99m) = 2 x 14 ( 0,038 m x 0,99m ) = 1,05 m 2 1 x 14 barang horizontal A = 1 x 14 ( 31mm x 0,86 m) = 1 x 14 ( 0,031 m x 0,86 m ) = 3,73 m 2 Counter weight A = 3m x 1,5 m = 4,5 m 2 Jadi, total luasannya adalah : A tot (depan) = 1,53 m 2 + 1,05 m 2 + 3,73, m 2 +4,5m 2 = 10,81 m 2

Luasan batang batang mendapat gaya angin pada jarak 30 40 m 1 x 1 batang horizontal bawah (jib) A = 1 x 1 ( 62mm x 30m ) = 1 x 1 ( 0,062 m x 30m ) = 1,86 m 2 1 x 1 batang horizontal atas (jib) A = 1 x 1 ( 62mm x 27m) = 1 x 1 ( 0,062 m x 27m ) = 1,7 m 2 2 x 20 batang diagonal jib A = 2 x 20 (32mm x 1m) = 2 x 20 (0,032 m x 1m) = 1,28 m 2 1 x 1 batang horizontal counter jib A = 1 x 1 (305mm x 9m) = 1 x 1 (0,305 m x 9m ) = 2,705 m 2 2 x 1 batang tower top A = 2 x 1 (84mm x 6.5m) = 2 x 1 (0,084 m x 6.5m) = 1,118m 2 Counter weight A = 3m x 1,5 m = 4,5 m 2 Jadi, total luasannya adalah : A tot = 1,86 m 2 + 1,7 m 2 + 1,28 m 2 + 2,705 m 2 + 1,118 m 2 + 4,5 m 2 = 11,883 m 2 Kemudian dihitung Gaya angin yang terjadi pada Triangle Tower Crane pada jarak- jarak tertentu (untuk arah samping): Gaya angin pada ketinggian 0 10 meter F = q. A. C d Dimana: q = 406,25 N/m 2 A = luasan C d = 2,03 (tabel) F = 406,25 N/m 2. 6,31 m 2. 2,03 = 3381,2 N Gaya angin pada ketinggian 10 20 meter F = q. A. C d Dimana: q = 644.8817 N/m 2 N/m 2 A = luasan C d = 2,03 (tabel) F = 644, 88 N/m 2. 6,31 m 2. 2,03 = 5367, 3 N Gaya angin pada ketinggian 20 30 meter F = q. A. C d Dimana: q = 845.0341 N/m 2 A = luasan C d = 2 (tabel) F = 845,03 N/m 2.10,81 m 2. 2,03 = 13860,5 N Gaya angin pada ketinggian 30 40 meter F = q. A cj. C d Dimana: q = 1023.686 N/m 2 A cj = luasan beban C d = 2 (tabel) F = 1023.69 N/m 2. 11,883 m 2. 2,03 = 13195,88 N

luasan batang batang yang mendapat gaya angin pada jarak 0-10 meter, 10meter - 20 meter arah samping adalah 3 x 14 batang vertikal A = 3 x 14 ( 78mm x 0,7m ) = 3 x 14 ( 0,078 m x 0,7m ) = 2,3 m 2 1 x 14 batang diagonal belakang A = 1 x 14 ( 38mm x 1,2m) = 1 x 14 ( 0,038 m x 1,2m ) = 0,64 m 2 2 x 14 batang diagonal samping A = 2 x 14 ( 38mm x 0,86m) = 2 x 14 ( 0,038 m x 0,86m) = 0,91 m 2 1 x 14 barang horizontal A = 1 x 14 ( 31mm x 1m) = 1 x 14 ( 0,031 m x 1m ) = 0,434 m 2 Jadi, total luasannya adalah : A tot = 2,3 m 2 + 0,64 m 2 + 0,91 m 2 + 0,434 m 2 = 4,284 m 2

Sedangkan luasan batang batang mendapat gaya angin pada jarak 20-30 meter adalah luasan batang batang yang mendapat gaya angin pada jarak 30-40 meter arah samping adalah 2 x 12 batang vertikal A = 2 x 12 ( 78mm x 0,7m ) = 2 x 12 ( 0,078 m x 0,7m ) = 1,53 m 2 2 x 12 batang diagonal depan A = 2 x 12 ( 38mm x 8,6m) = 2 x 12 ( 0,038 m x 8,6m ) = 0,915 m 2 1 x 12 barang horizontal A = 2 x 12 ( 31mm x 0,8m) = 2 x 12 ( 0,031 m x 0,8m ) = 0,6 m 2 2 x 1 batang tower top A = 2 x 1 (84mm x 6,52m) = 2 x 1 (0,084 m x 6,52m) = 1,1 m 2 Counter weight A = 3m x 1,5 m = 4,5 m 2 Jadi, total luasannya adalah : A tot = 1,1 m 2 + 4,5 m 2 =5,6 m 2 Counter weight A = 3m x 1,5 m = 4,5 m 2 Jadi, total luasannya adalah : A tot (depan)= 1,53 m 2 + 0,915 m 2 + 0,6 m 2 + 4,5m 2 = 7,545 m 2

Jarak Luas batang (arah samping) Luas batang (arah depan) Gaya Angin (arah samping) Gaya Angin (arah depan) 0 10 meter 4,284 m 2 6,31 m 2 3381,2 N 2812,18 N 10 20 meter 4,284 m 2 6,31 m 2 5367, 3 N 4110,6 N 20 30 meter 7,545 m 2 10,81 m 2 13860,5 N 13568,9 N 30 40 meter 5,6m 2 11,883 m 2 13195,88 N 29914,12 N

GRAFIK GAYA ANGIN TERHADAP KETINGGIAN Dari grafik dapat dilihat bahwa untuk gaya angin (arah depan) semakin tinggi terjadi peningkatan gaya angin, sedangkan untuk arah samping terjadi penurunan untuk ketinggian > 30 meter. Hal ini tergantung pada luasan batang yang mendapat tekanan permukaan.

GAYA TROLLEY / GAYA BERJALAN Pada Tower crane, beban dapat dipindahkan dengan menggunakan tali dari ujung tower crane menuju titik pusat atau sesuai jarak yang ditentukan. Pada kasus ini gaya gerakan trolley dapat diabaikan dengan syarat beban yang diangkat sesuai dengan beban yang diijinkan pada desain awal dari jib tower crane jenis Liebherr 30 LC yang ditujukan pada tabel 2.1. Dari tabel dapat dilihat bahwa beban maksimal yang dapat diangkat oleh Tower crane adalah sebesar 2500 kg. pada jarak 14,0 m; 20,4 meter ; 24,7 meter ; dan 30 meter akan dijadikan variasi beban dalam perhitungan program ansys

GAYA AYUN Gerakan yang terjadi saat jib berputar dan rangka dalam keadaan diam, akan terjadi sudut yang besarnya tertentu terhadap sumbu vertikal. Tetapi untuk putaran sudut yang kecil ( < 1 rpm ) tepatnya 0,8 rpm, maka gaya ayun dapat diabaikan.

GAYA HOISTING / GAYA ANGKAT Jadi, analisa yang didapatkan adalah ketika Tower crane akan mengangkat beban sebesar 1000 kg (10.000 N) pada jarak 30 meter dari jib maka gaya angkatnya yang diperlukan oleh Tower crane tersebut menjadi 11.100 N.

MOMEN DENGAN BEBAN Dengan mengasumsikan arah positif dalah CW dengan momen pada pusat rangka (Fp): M fp = - F cw (10,5m) - F cj (4,5m) + F j (15m) + T (30m) = - 39.000 N (10,5m) 8.700 N (4,5) + 22.650 N (15m) + 11.100 N (30m) = 224.100 Nm Mencari gaya tekan yang bekerja pada sumbu pusat Tower crane: Σfy = 0 - F cw - F cj - F j + F p1 - T = 0 F p1 = F cw + F cj + F j + W m F p1 = 39.000 N + 8700 N + 22.650 N + 11.100 N F p1 = 81.450 N

Dengan mengasumsikan arah positif dalah CW dengan momen pada pusat rangka (Fp): ΣM Fp1 = 0 M Fp1 = - F cw (10,5 m) - F cj (4,5 m) + F j (15 m) M Fp1 = - 39.000 N (10,5 m) - 8.700 N (4,5 m) + 22.650 N (15 m) M Fp1 = -108.900 Nm MOMEN TANPA BEBAN Σfy = 0 - F cw - F cj - F j + F p1 = 0 F p1 = F cw + F cj + F j F p1 = 39.000 N + 8700 N + 22.650 N F p1 = 70.350 N

ANALISA SOFTWARE ANSYS

VON MISES STRESS Stress Distribution Main Menu > General Postproc > Plot Results > Countour Plot > Nodal Solution > Stress > Stress Intensity

Contoh hasil: beban 1000kg + gaya angin arah depan

DEFLEKSI Defleksi Main Menu > General Postproc > Plot result > Countour Plot > Nodal Solution > DOF Solution >Displacement Vector Sum Perintah ini untuk mendapatkan defleksi arah X,Y,Z dari hasil yang didapatkan

1 NODAL SOLUTION STEP=1 SUB =1 TIME=1 USUM (AVG) RSYS=0 DMX =.037495 SMX =.037495 MX 1 NODAL SOLUTION STEP=1 SUB =1 TIME=1 USUM (AVG) RSYS=0 DMX =.034087 SMX =.034087 MX Y MN Z X Y MN Z X 0.008332.016665.024997.033329.004166.012498.020831.029163.037495 0.003787.007575.011362.01515.018937.022725.026512.030299.034087 1 NODAL SOLUTION STEP=1 SUB =1 TIME=1 USUM (AVG) RSYS=0 DMX =.030678 SMX =.030678 MX 1 NODAL SOLUTION STEP=1 SUB =1 TIME=1 USUM (AVG) RSYS=0 DMX =.027269 SMX =.027269 MX Y Y MN Z X MN Z X 0.006817.013635.020452.027269.003409.010226.017043.023861.030678 Contoh hasil: beban variasi 0.00303.00606.00909.01212.01515.01818.02121.024239.027269

Dalam perhitungan tegangan dengan menggunakan ANSYS 11.0 ini, digunakan variasi panjang jib dan besar pembebanan untuk mencari Tegangan Kritis dan Defleksi Maksimum Panjang Jib (m) Massa (kg) 30 1000 24,7 1250 20,4 1570 14 2420 Tegangan Von Mises Dengan gaya angin Arah Depan (Mpa) Tegangan Von Mises Dengan gaya angin Arah Samping (Mpa) 172 105 172 105 172 105 174 114 Defleksi maximum Dengan gaya angin arah depan (mm) Defleksi maximum Dengan gaya angin arah Samping (mm) 23,861 3,049 30,678 10,226 34,087 17,043 37,495 27,269

GRAFIK TEGANGAN VON MISES Dari grafik dapat dilihat bahwa makin besar massa yang diangkat maka besar tegangan kritis yang didapatkan akan makin besar. Nilai tegangan von mises terbesar terdapat saat massa yang diangkat sebesar 2420 kg pada jarak 14 meter yaitu 174 MPa arah depan dan 114 Mpa untuk arah samping BIRU : GAYA ANGIN ARAH DEPAN MERAH : GAYA ANGIN ARAH SAMPING

GRAFIK DEFLEKSI MAKSIMUM Dari grafik dapat dilihat bahwa makin besar massa yang diangkat maka besar defleksi maksimal yang mungkin terjadi akan makin besar. Nilai defleksi maksimal terbesar terdapat saat massa yang diangkat sebesar 2420 kg pada panjang jib sebesar 14 meter yaitu sebesar 27,637 mm pada arah angin dari bagian samping dan 37,495 mm untuk arah angin dari depan. BIRU : GAYA ANGIN ARAH DEPAN MERAH : GAYA ANGIN ARAH SAMPING

BERAT STRUKTUR TOWER CRANE Dari hasil running program Ansys disebutkan berat tower yang terjadi sebesar 2674,5 kg (2,675 ton). Hasil ini dibandingkan dengan berat sebenarnya: Tower head section with slewing ring support mass : 2950 kg Setelah dibandingkan ternyata massa total tower dari Triangle tower crane lebih rendah daripada massa dari Fourangle Tower Crane. Dengan hasil ini, dapat diasumsikan bahwa material yang diperlukan untuk membangun sebuah Triangle tower crane lebih sedikit daripada material yang dibutuhkan untuk membangun Fourangle Tower Crane.

PERBANDINGAN TOWER CRANE

KESIMPULAN Dari hasil analisa pada struktur Triangle Tower Crane, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Pada struktur Fourangle Tower Crane, defleksi maksimum yang terjadi sebesar 10,966 mm sedangkan pada struktur Triangle Tower Crane didapatkan defleksi maksimum sebesar 37,4 mm Defleksi ijin maksimum yang didapatkan harus 37,5 mm Sehingga besar defleksi yang terjadi masi dalam keadaan aman. Pada struktur Fourangle Tower Crane, Tegangan maksimum (kritis) yang terjadi sebesar 0.190 Mpa sedangkan pada struktur Triangle Tower Crane didapatkan Tegangan maksimum sebesar 174 Mpa Tegangan maksimum yang didapatkan harus 185 Mpa Sehingga besar Tegangan maksimum yang terjadi masi dalam keadaan aman Berat struktur rangka tower dari Triangle Tower Crane sebesar 2674,5 kg sedangkan berat struktur rangka dari Fourangle Tower Crane sebesar 2950 kg.

TERIMA KASIH