LKIP BPMPT 2016 B A B II PERENCANAAN KINERJA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

(LKIP) Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. BPMPT Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS KATA PENGANTAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

Bab I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Tahun Latar Belakang. B a b I P e n d a h u l u a n 1

Oleh : ABDUL QUDUS, SH Kepala Dinas Penanaman Modal & PTSP Kabupaten Jombang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna

Rencana Kerja Perubahan Tahun 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN JOMBANG NOMOR : 188 / 18.1 / 415.

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

Renja BPMPP BAB I

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II

BAB I PENDAHULUAN. 1. Merumuskan kebijakan teknis dibidang pelayanan perizinan, 4. Pengembangan sistem pelayanan publik

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

BAB I. PENDAHULUAN. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) adalah satu kesatuan

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN PELALAWAN (REVISI) TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN SUKABUMI TAHUN

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

BERITA ACARA HASIL REVIU RENSTRA DAN IKU BAPPEDA KOTA BANJAR TAHUN Nomor : 050/367.1/Bappeda VISI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANYUMAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH KOTA BATU

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

B A B III AKUNTABILITAS KINERJA

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN BAB I PENDAHULUAN

IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BLITAR

9.1 PROGRAM TRANSISI 9.2 KAIDAH PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II RENCANA STRATEGIS

Pemerintah Kota Tangerang

RENSTRA SKPD KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KOTA SEMARANG TAHUN PEMERINTAH KOTA SEMARANG JL. PEMUDA NO. 175 TELP SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Landasan hukum yang mewajibkan bagi setiap SKPD untuk memiliki Rencana Kerja (Renja-SKPD) adalah :

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU. Jl. Presiden KH Abdurrahman Wahid 151 Jombang (0321) Faks.

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA TASIKMALAYA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PESAWARAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN LEBAK TAHUN

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

K a ta P e n g a n ta r

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab II Perencanaan Kinerja

Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

L E M B A R A N D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 06 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

Program merupakan kumpulan kegiatan-kegiatan yang sistematis dan

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN KEBIJAKAN Visi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Dan Penanaman Modal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perencanaan pembangunan daerah, proses. penyusunan tahapan-tahapan kegiatannya melibatkan berbagai

BAB I REVIEW RENSTRA SETDA KALTIM

RENCANA KERJA BAGIAN PERTANAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MALANG BAB I PENDAHULUAN

Bab 4 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Transkripsi:

B A B II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis BPMPT Provinsi Jawa Barat 2.1.1 Visi dan Misi Rencana Strategis (Renstra) BPMPT merupakan kerangka pelaksanaan kegiatan BPMPT Provinsi Jawa Barat untuk periode 5 tahun. Sebagai dokumen perencanaan yang memuat penjabaran visi, misi dan program, Renstra BPMPT Provinsi Jawa Barat berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat serta memperhatikan baik RPJP maupun RPJM Nasional. Bagian berikut akan menguraikan visi dan misi Kepala BPMPT yang tertuang dalam Renstra tersebut. Visi : Menjadi lembaga profesional dalam mewujudkan Jawa Barat sebagai tujuan investasi terbaik di Indonesia Visi tersebut menunjukkan bahwa BPMPT Provinsi Jawa Barat harus bekerja secara profesional dengan kinerja terbaik yang berdampak pada kepuasan masyarakat dalam pelayanan penanaman modal dan pelayanan perizinan. Visi tersebut menunjukkan bahwa kinerja profesional BPMPT Provinsi Jawa Barat akan memberikan dampak jangka panjang yaitu mewujudkan Jawa Barat sebagai daerah tujuan investasi terbaik di Indonesia bagi para investor Misi : 1. Meningkatkan realisasi investasi di Jawa Barat. 2. Meningkatkan pelayanan perizinan 2.1.2 Tujuan Mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun adalah sebagai berikut : 6

1. Misi Meningkatkan realisasi investasi di Jawa Barat, dengan tujuan : a. Meningkatkan realisasi investasi PMA dan PMDN di Jawa Barat 2. Misi Meningkatkan pelayanan perizinan, dengan tujuan : a. Meningkatkan pelayanan perizinan berdasarkan asasasas pelayanan publik. 2.1.3 Sasaran Mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun adalah sebagai berikut : 1. Misi Meningkatkan realisasi investasi di Jawa Barat, dengan sasaran : a. Meningkatnya pengendalian pelaksanaan penanaman modal 2. Misi Meningkatkan pelayanan perizinan, dengan sasaran : a. Meningkatnya pelayanan perijinan Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan 1 Meningkatnya pengendalian pelaksanaan penanaman modal 2 Meningkatnya pelayanan perijinan Jumlah nilai investasi di Jawa Barat Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Rp. Trilyun Kondisi Awal Target Akhir 2018 95,81 154-77,06 81 7

2.1.4 Strategi Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan strategi, kebijakan, dan program. Selain itu, untuk mengukur capaian kinerja, maka dirumuskan pula indikator sebagai tolok ukur kinerja. Strategi yang ditempuh untuk mencapai misi, adalah sebagai berikut : 1. Strategi untuk mencapai misi Meningkatkan realisasi investasi di Jawa Barat, yaitu : a. Mengembangkan potensi dan peluang penanaman modal dengan melibatkan seluruh stake holder b. Memberikan layanan informasi potensi, prosedur pelaksanaan penanaman modal kepada investor melalui media cetak, elektronik maupun media lainnya c. Melaksanakan pemusatan database untuk meningkatkan pengendalian dan pembinaan pelaksanaan penanaman modal d. Memperjelas Tupoksi dari Tim Taskforce Penyelesaian Permasalahan Penanaman Modal sebagai pendukung Pelayanan Penanaman Modal 2. Strategi untuk mencapai misi Meningkatkan pelayanan perizinan, yaitu : a. Membuat regulasi teknis pelaksanaan pelayanan perizinan terutama pengelolaan izin-izin strategis untuk mempercepat proses layanan dan akurasi pengendalian sektoral b. Memberikan layanan informasi perizinan kepada publik melalui media cetak, elektronik maupun media lainnya c. Menjadikan Lembaga BPMPT sebagai area kinerja bebas KKN dan gratifikasi d. Melaksanakan peningkatkan kapasitas Sumber Daya Aparatur melalui diklat, seminar, workshop, bimbingan teknis dan lokakarya yang di dukung oleh OPD teknis terkait 8

e. Menerapkan pola online system dalam upaya pendekatan pelayanan perizinan kepada masyarakat pemohon f. Melaksanakan peningkatan mutu pelayanan perizinan melalui penerapan sertifikasi ISO 9001-2008 g. Melaksanakan sinergitas perizinan kewenangan Provinsi dengan OPD teknis terkait dan pemangku kepentingan h. Pemenuhan Sumber Daya Aparatur sesuai dengan standar kompetensi pegawai dalam pelayanan perizinan i. Mengoptimalkan sarana prasarana pendukung pelayanan perizinan. 2.1.5 Kebijakan Kebijakan yang ditempuh untuk mencapai misi, adalah sebagai berikut : 1. Kebijakan untuk mencapai misi Meningkatkan realisasi investasi di Jawa Barat, yaitu : a. Meningkatkan kinerja aparatur di bidang penanaman modal yang andal dan professional b. Mengoptimalkan fungsi pemusatan database potensi peluang investasi selain digunakan untuk pemangku kepentingan dan juga digunakan sebagai alat perencana, pelayanan, pengendalian dan pembinaan dalam meningkatkan realisasi investasi di Jawa Barat c. Meningkatkan pengolahan informasi penanaman modal untuk meningkatkan realisasi investasi di Jawa Barat 2. Kebijakan untuk mencapai misi Meningkatkan pelayanan perizinan, yaitu : a. Meningkatkan kinerja aparatur di bidang pelayanan perizinan yang andal dan professional b. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan perizinan yang memadai untuk mencapai SPM sesuai dengan alokasi anggaran 9

c. Mengoptimalkan fungsi pemusatan database pelayanan perizinan kewenangan Provinsi Jawa Barat selain digunakan untuk pemangku kepentingan serta pembinaan oleh OPD Teknis terkait di Jawa Barat d. Menerapkan prosedur yang jelas dan meningkatkan standar mutu dalam pengelolaan pelayanan perizinan guna menciptakan transparasi dan menghindari terjadinya KKN e. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pelayanan perizinan melalui koordinasi dan sinergitas pelayanan dengan OPD teknis f. Menciptakan peran aktif masyarakat dalam menumbuhkan kesadaran untuk mengoptimalkan fungsi pelayanan perizinan terpadu agar sesuai tuntutan dan kepentingan masyarakat. 2.1.6 Program untuk Pencapaian Sasaran Berdasarkan visi, misi tujuan, sasaran strategi dan arah kebijakan yang yang telah di tetapakan dalam Renstra, maka upaya pencapainya kemudian di jabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan program BPMPT. Adapun program program yang dilaksanakan untuk mendukung masing-masing sasaran tahun 2016 sebagai berikut : No Tabel 2.2 Program untuk Pencapaian Sasaran Tahun 2016 Sasaran 1 Meningkatnya pengendalian pelaksanaan penanaman modal Didukung jumlah Program 1 program 2 Meningkatnya pelayanan perijinan 2 program 2.2 Penetapan Kinerja Tahun 2016 Dokumen penetapan kinerja merupakan dokumen pernyataan/kesepakatan/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan 10

untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan satu instansi. Dokumen ini memuat sasaran strategis, indikator kinerja utama beserta target kinerja dan anggaran. Penyusunan PK 2016 dilakukan dengan mengacu kepada Renstra, Renja 2016, IKU dan APBD. BPMPT Provinsi Jawa Barat telah menetapkan PK sebagai berikut : Tabel 2.3 Penetapan Kinerja BPMPT Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 1 Meningkatnya pengendalian pelaksanaan penanaman modal 2 Meningkatnya pelayanan perijinan Jumlah nilai investasi di Jawa Barat Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Rp. Trilyun 121,8-79 2.2.1 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis Pada Tahun Anggaran 2016 BPMPT Provinsi Jawa Barat mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. 39.844.083.563,00, yang digunakan untuk membiayai Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Secara rinci Anggaran Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung BPMPT pada Tahun Anggaran 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.4 Anggaran BPMPT Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 No. Uraian Anggaran % 1 Belanja Tidak Langsung 17.631.309.163,00 44,3 2 Belanja Langsung 22.212.774.400,00 55,7 Jumlah 39.844.083.563,00 100 Alokasi anggaran Belanja Langsung Tahun Anggaran 2016 yang dialokasikan untuk membiayai program yang langsung mendukung pencapaian sasaran strategis adalah sebagai berikut : 11

No. Tabel 2.5 LKIP BPMPT 2016 Alokasi per Sasaran Strategis Tahun Anggaran 2016 Sasaran Strategis 1 Meningkatnya pengendalian pelaksanaan penanaman modal 2 Meningkatnya pelayanan perijinan Indikator Kinerja Jumlah nilai investasi di Jawa Barat Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Anggaran % Anggaran 5.261.297.000,00 23,7 4.549.524.400,00 20,5 Total Belanja Langsung 22.212.774.400,00 100 % Pada tabel di atas, jumlah anggaran untuk program/kegiatan sebesar Rp. 22.212.774.400,00 dengan prosentase terbesar anggaran untuk mendukung sasaran Meningkatnya pengendalian pelaksanaan penanaman modal dengan besaran 23,7 % sementara untuk sasaran Meningkatnya pelayanan perijinan sebesar 20,5 % dari total anggaran belanja langsung, sementara anggaran belanja lainnya dialokasikan untuk program dan kegiatan pada sasaran lain diluar perjanjian kinerja tahun 2016. 12