III KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko-Ketidakpastian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan.

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PENGAMBILAN RESIKO. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng.

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Tipe Data dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

PENGANTAR MANAJEMEN RESIKO

ANALISIS RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK PADA PT MASADA ORGANIK INDONESIA DI BOGOR JAWA BARAT

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

TINJAUAN PUSTAKA. 4 Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011]

IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko

Pengambilan Risiko. Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Modul ke: Fakultas Desain & Teknik Kreatif. Program Studi Desain Produk.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VI ANALISIS RISIKO HARGA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

Disampaikan Oleh : Amanda Oktariyani, SE.,M.Si,Ak

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi selalu dihadapkan pada risiko dan return. Return dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Pertanian organik merupakan sistem produksi pertanian yang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

ANALISIS RISIKO PRODUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS RISIKO HARGA, RISIKO PENJUALAN DAN RISIKO PENDAPATAN PADA USAHA PEMOTONGAN AYAM NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional suatu negara. Ada beberapa alternatif yang dapat

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

BAB 5 PENUTUP. membeli saham untuk diinvestasikan. potensial yang berharga murah.disaat itulah investor bisa membeli saham.

asuransi, industri asuransi dan fungsi yang dilakukan oleh perusahaan asuransi. Modul 5 mengenai manajemen risiko: instrumen derivatif, manajemen

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila

MANAJEMEN RISIKO PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR STUDI KASUS PADA BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR SKRIPSI

KEWIRAUSAHAAN Manajemen Resiko Bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas lapangan pekerjaan, peningkatan output yang dihasilkan, dan bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya tidak hanya mengelola risiko perusahaan secara korporasi, namun

IV. METODE PENELITIAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry 2.2 Penelitian Terdahulu

Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang

I. PENDAHULUAN. investor selaku pemilik dana dengan perusahaan selaku pihak yang. membutuhkan. Bursa efek merupakan tempat pertemuan investor dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak

Bab 5 Pengambilan Risiko

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kegiatan menggunakan dana (fungsi investasi) dan kegiatan mencari sumber

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan pasar yang tidak menentu dan tingkat persaingan antar bank yang

Transkripsi:

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini terdiri dari definisi risiko, sumber dan kategori risiko, sikap individu terhadap risiko, pengukuran risiko, manajemen risiko dan penanganan risiko. 3.1.1. Definisi Risiko Risiko adalah ketidakpastian yang dapat menimbulkan terjadinya peluang kerugian terhadap pengambilan suatu keputusan, karena risiko adalah konsekuensi dari apa yang kita lakukan (Harwood, et al 1999). Basyib (2007), mendefinisikan risiko sebagai peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan sehingga risiko hanya terkait dengan situasi yang memungkinkan hasil negatif serta berkaitan dengan kemampuan memperkirakan terjadinya hasil negatif tadi. Kountur (2008), mendefinisikan bahwa risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ketidakpastiaan ini terjadi akibat kurangnya informasi yang menyangkut apa yang akan terjadi, dan ada tiga unsur penting dari suatu yang dianggap risiko yaitu: (1) merupakan suatu kejadian; (2) kejadian tersebut masih merupakan kemungkinan, jadi bisa saja terjadi atau tidak terjadi; (3) jika sampai terjadi akan menimbulkan kerugian. Darmawi (1990), juga menghubungkan risiko dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, dengan kata lain kemungkinan yang menunjukkan adanya ketidakpastian. Kountur (2008), menjelaskan ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dapat berdampak merugikan atau menguntungkan. Apabila ketidakpastian yang dihadapi berdampak menguntungkan maka disebut dengan istilah kesempatan (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang berdampak merugikan disebut sebagai risiko, maka dari itu risiko didefinisikan sebagai suatu keadaan yang tidak pasti yang dihadapi seseorang atau perusahaan yang dapat memberikan dampak yang merugikan. Kountur (2008), juga mendefinisikan risiko operasional sebagai suatu risiko kerugian yang disebabkan karena tidak berjalannya atau gagalnya proses internal, manusia dan sistem serta oleh peristiwa internal. Risiko operasional dapat disebabkan oleh kerugian langsung atau tidak langsung karena ketidakcukupan atau kegagalan proses internal dan umumnya merujuk pada 21

peristiwa yang diakibatkan oleh teknologi, kesalahan manusia, risiko hukum dan terjadinya penipuan. Harwood, et al (1999), mendifinisikan bahwa risiko produksi adalah proses produksi yang menimbulkan kejadian yang tidak ditangani, sehingga menyebabkan kerugian bagi petani atau perusahaan. Produksi harus senantiasa disesuaikan dengan output yang akan dicapai dengan pemakaian input-input yang tepat melalui teknologi tepat guna sehingga mengurangi dampak merugikan. 3.1.2. Sumber dan Kategori Risiko Harwood, et al (1999), menjelaskan beberapa risiko yang sering terjadi pada pertanian dan dapat menurunkan tingkat pendapatan petani yaitu: 1) Risiko hasil produksi Hasil produksi yang selalu berubah-ubah dalam pertanian disebabkan karena kejadian yang tidak terkontrol, biasanya disebabkan oleh kondisi alam yang ekstrim seperti curah hujan, iklim, cuaca, dan serangan hama dan penyakit. Produksi juga harus memperhatikan teknologi tepat guna untuk memaksimumkan keuntungan dari hasil produksi optimal. 2) Risiko harga atau pasar Risiko harga dapat dipengaruhi oleh perubahan harga produksi atau input yang digunakan. Risiko harga muncul ketika proses produksi sudah berjalan, hal ini lebih disebabkan kepada proses produksi dalam jangka waktu lama pada pertanian sehingga kebutuhan input setiap periode memiliki harga yang berbeda. 3) Risiko institusi Institusi mempengaruhi hasil pertanian melalui kebijakan dan peraturan, kebijakan pemerintah dalam menjaga kestabilan proses produksi, distribusi, dan harga input-input yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan produksi petani. Fluktuasi harga input maupun output pertanian dapat mempengaruhi biaya produksi 4) Risiko manusia atau orang Risiko ini disebabkan oleh tingkah laku manusia dalam melakukan proses produksi. Sumberdaya manusia perlu diperhatikan untuk menghasilkan output optimal. Moral manusia dapat menimbulkan kerugian seperti 22

adanya kelalaian sehingga menimbulkan kebakaran, pencurian, dan rusaknya fasilitas produksi. 5) Risiko keuangan Risiko keuangan merupakan dampak yang ditimbulkan oleh para petani dalam mengelolah keuangannya. Modal yang dimiliki dapat digunakan secara optimal untuk menghasilkan output. Peminjaman modal yang banyak memberikan manfaat seimbang berupa laba antara pengelola dan pemilik modal. Menurut Sofyan (2004), faktor-faktor penyebab munculnya risiko pada umumnya berasal dari dua sumber, yakni sumber internal dan sumber eksternal. Sumber internal terjadi karena masalah internal umumnya lebih mudah dikendalikan dan bersifat pasti. Sumber eksternal umumnya jauh di luar kendali pembuat keputusan, antara lain muncul dari pasar, ekonomi, politik suatu negara, perkembangan teknologi, perubahan sosial budaya suatu daerah atau negara, dan kondisi suplai atau pemasok. Menurut Kountur (2008), risiko bisa dikategorikan berdasarkan sudut pandang yaitu risiko dari sudut pandang penyebab, risiko dari sudut pandang akibat, risiko dari sudut pandang aktivitas dan risiko dari sudut pandang kejadian. a. Risiko dari sudut pandang penyebab terdiri dari risiko keuangan dan risiko operasional (produksi). Risiko keuangan adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor keuangan seperti harga, tingkat bunga dan nilai tukar mata uang asing. Risiko operasional adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor non-keuangan seperti manusia, alam dan teknologi. b. Risiko dari sudut pandang akibat terdiri dari risiko murni dan risiko spekulatif. Risiko murni adalah suatu kejadian berakibat hanya merugikan dan tidak memungkinkan adanya keuntungan. c. Risiko dari sudut pandang aktivitas yaitu risiko yang timbul karena adanya berbagai macam aktivitas. d. Risiko dari sudut pandang kejadian yaitu risiko yang timbul dari beberapa kejadian, seperti kebakaran, kebanjiran dan pencurian. 23

Menurut Fahmi (2010), risiko dikategorikan menjadi dua yaitu risiko murni (pure risk) dan risiko spekulatif (speculative risk). Risiko murni dikelompokkan menjadi tiga tipe risiko yaitu: a. Risiko aset fisik, merupakan risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada aset fisik suatu perusahaan. b. Risiko karyawan, merupakan risiko apa yang dialami oleh karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut. c. Risiko legal, merupakan risiko dalam bidang kontrak yang mengecewakan atau kontrak yang tidak berjalan sesuai dengan rencana. Adapun resiko spekulatif dapat dikelompokkan menjadi empat tipe risiko yaitu: a. Risiko pasar, merupakan risiko yang terjadi dari pergerakan harga di pasar b. Risiko kredit, merupakan risiko yang terjadi karena counter party gagal memenuhi kewajibannya. c. Risiko likuiditas, merupakan risiko karena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan kas. d. Risiko operasional, merupakan risiko yang disebabkan pada kegiatan operasional yang tidak berjalan dengan lancar. 3.1.3. Sikap Individu terhadap Risiko Dalam menganalisis risiko didasarkan pada teori pengambilan keputusan dengan berdasar pada konsep expected utility. Expected utility sangat erat kaitannya dengan probability. Probability dapat dipandang sebagai frekuensi relatif dan digunakan dalam pengambilan keputusan. Utility sangat sulit diukur sehingga umumnya didekati dengan pengukuran return. Setiap keputusan investasi menyajikan risiko dan return tertentu, oleh karena itu semua keputusan harus ditinjau dari return yang diharapkan (expected return) dan risiko yang dihadapi. Semakin tinggi risiko dari suatu kegiatan usaha (investasi) maka makin tinggi tingkat pengembalian, namun demikian pelaku bisnis mengalami risiko kemungkinan akan kehilangan uang atas investasi bersangkutan, maka dilakukan analisis dengan menggunakan penilaian terhadap risiko. Menurut Debrin (1986), sikap terhadap pembuat keputusan dalam menghadapi risiko dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu sebagai berikut: 24

1. Risk Aversion Risk Aversion merupakan pembuatan keputusan yang takut terhadap risiko. Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam (variance) dari keuntungan maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menaikkan keuntungan yang diharapkan yang merupakan tingkat kepuasan. 2. Risk Taker Risk Taker merupakan pembuat keputusan yang berani terhadap risiko. Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam (variance) dari keuntungan maka pembuat keputusan akan mengimbangi dan menurunkan keuntungan yang diharapkan. 3. Risk Neutral Risk Neutral merupakan pembuat keputusan yang netral terhadap risiko, sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam (variance) dari keuntungan maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menurunkan atau menaikkan keuntungan yang diharapkan. Hubungan antara varian return merupakan ukuran dari tingkat risiko yang dihadapi, return yang diharapkan (expected return) merupakan ukuran dari tingkat kepuasan pembuat keputusan yang ditunjukkan pada Gambar 1. utility utility Risk-Averse utility Income Risk-Neutral Income Risk-Taker Income Gambar 1. Hubungan Tingkat Kepuasan dengan Pendapatan Sumber: Debrin (1986) 25

Debrin (1986), menjelaskan mengenai hubungan tingkat kepuasan petani dengan keputusan strategi yang diambil pada tingkat risiko tertentu. Gambar 2 menunjukkan setiap petani yang ingin mendapatkan income (pendapatan) yang lebih tinggi maka akan menghadapi risiko yang besar, dimana tingkat risiko selalu berbanding lurus dengan tingkatan harapan pendapatan. Risiko dalam kegiatan bisnis juga dikaitkan dengan besarnya return yang akan diterima oleh pengambil risiko. Semakin besar risiko yang dihadapi, umumnya dapat diperhitungkan bahwa return yang diterima juga lebih besar. Pola pengambilan risiko menunjukkan sikap yang berbeda terhadap pengambilan risiko. 3.1.4. Pengukuran Risiko Pengukuran probabilitas risiko bertujuan untuk mengetahui risiko yang timbul atas pengambilan keputusan perusahaan, dengan hal ini pengelompokan setiap risiko yang ada akan dapat dipetakan sehingga terjadi penanganan yang efektif terhadap semua sumber risiko. Menurut Fahmi (2010), pengukuran risiko dibutuhkan sebagai dasar (tolak ukur) untuk memahami signifikansi dari akibat (kerugian) yang akan ditimbulkan oleh terealisasinya suatu risiko, baik risiko tunggal maupun portofolio, terhadap kesehatan dan kelangsungan usaha. Signifikansi suatu risiko maupun portofolio risiko dapat diketahui atau disimpulkan dengan melakukan pengukuran terhadap dimensi risiko yaitu: (1) kuantitas risiko yaitu jumlah kerugian yang mungkin muncul dari terjadinya risiko; (2) kualitas risiko yaitu probabilitas dari terjadinya risiko. Menurut Kountur (2008), pengukuran kemungkinan terjadinya risiko bertujuan untuk mengetahui risiko apa saja yang besar dan risiko apa saja yang kecil sehingga dalam penanganannya dapat diketahui risiko-risiko yang perlu diprioritaskan. Mengetahui besarnya kemungkinan terjadinya risiko juga dapat digunakan sebagai petunjuk strategi penanganan risiko yang sesuai. Risiko-risiko yang kemungkinan terjadinya sangat besar menggunakan strategi penanganan yang berbeda, karena setiap kali terjadi risiko akan memberikan dampak kerugian. Pada umumnya dampak kerugian dihitung dalam satuan mata uang tertentu, sehingga setiap terjadi risiko, perusahaan mengetahui berapa besar nominal kerugiannya. 26

3.1.5. Manajemen Risiko Manajemen risiko menurut Darmawi (1990), merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan dengan tujuan memperoleh efektifitas dan efesiensi yang lebih tinggi. Menurut Fahmi (2010), manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi atau perusahaan menerapkan ukuran dalam mematahkan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis. Tahapan-tahapan dalam melaksanakan manajemen risiko menurut Fahmi (2010) yaitu: a. Identifikasi risiko, yaitu perusahaan melakukan tindakan berupa mengidentifikasi setiap bentuk risiko yang dialami perusahaan termasuk bentuk-bentuk risiko yang mungkin dialami perusahaan ke depannya. b. Mengidentifikasi bentuk-bentuk risiko, yaitu pihak manajemen perusahaan telah mampu menemukan bentuk dan format risiko yang dimaksud. c. Menempatkan ukuran-ukuran risiko, yaitu pada tahap ini manajemen perusahaan sudah menempatkan ukuran atau skala yang dipakai, termasuk rancangan model metodologi yang digunakan. d. Menempatkan alternatif-alternatif, yaitu manajemen perusahaan telah melakukan pengolahan data, hasil pengolahan kemudian dijabarkan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif beserta akibat atau pengaruh yang ditimbulkan jika keputusan tersebut diambil e. Menganalisis setiap alternatif, yaitu setiap alternatif yang ada selanjutnya dianalisis dan dikemukakan berbagai sudut pandang serta efek-efek yang ditimbulkan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. f. Memutuskan suatu alternatif, yaitu setelah berbagai alternatif dipaparkan dan dijelaskan secara detail maka manajer perusahaan memilih salah satu allternatif yang terbaik. g. Melaksanakan alternatif yang dipilih. h. Mengontrol alternatif yang dipilih, yaitu manajer perusahaan melakukan kontrol yang maksimal guna menghindari timbulnya berbagai risiko yang tidak diinginkan. 27

i. Mengevaluasi jalannya alternatif yang dipilih, yaitu mengevaluasi setiap hasil yang dicapai. Kountur (2008), menjelaskan manajemen risiko adalah cara-cara yang digunakan manajemen untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan adanya risiko, juga suatu cara untuk menangani masalah-masalah yang mungkin timbul karena adanya ketidakpastian dengan cara mengukur dan memetakan, mengembangkan alternatif risiko dalam memonitoring serta mengendalikan implementasi penanganan risiko. Sistematika pengelolaan risiko menurut Kountur dapat dilihat pada Gambar 2. Proses Output Identifikasi Risiko Daftar Risiko Evaluasi Pengukuran Risiko Penanganan Risiko 1. Peta Risiko 2. Status Risiko Usulan (penanganan risiko) Gambar 2. Proses Pengelolaan Risiko Perusahaan Sumber : Kountur (2008) Pentingnya manajemen risiko diantaranya adalah untuk menerapkan tata kelola usaha yang baik, menghadapi lingkungan usaha yang cepat berubah, mengukur risiko usaha, pengelolaan risiko yang sistematis serta untuk memaksimumkan laba. Konsep manajemen risiko yang penting untuk penilaian suatu risiko diataranya adalah tingkat maksimum kerusakan yang akan dialami perusahaan jika terjadi suatu peristiwa yang menimbulkan risiko atau disebut dengan eksposur, besarnya kemungkinan suatu peristiwa yang berisiko. Hal yang sama dipaparkan oleh Fahmi (2010) yaitu berdasarkan konsep manajemen risiko, pandangan yang ditawarkan oleh manajemen risiko dalam mengelola risiko yaitu risiko dapat didekati dengan menggunakan suatu kerangka berpikir yang sangat rasional. Hal ini dimungkinkan dengan berkembanganya teori probabilitas dan 28

statistik yang memungkinkan kita memiliki alat untuk memilah, mengkuantifikasi dan mengukur risiko. Harwood, et al (1999), mengatakan bahwa manajemen risiko dapat memaksimalkan pendapatan petani, dalam hal ini dilakukan pemahaman risiko yang mencakup akan adanya kesadaran tentang risiko, melakukan pengukuran risiko dan dapat mengendalikannya. Manajemen risiko meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta koordinasi dalam pengelolaan setiap risiko yang ada. Manajemen risiko juga dapat dilakukan dengan adanya kesadaran akan risiko, yakni dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengukur, dan memikirkan mengenai kosekuensi risiko-risiko yang ada serta mengkomunikasikan ke seluruh bagian risiko yang ada sehingga dapat dicari penanganannya. Menurut Darmawi (1990), ada empat manfaat yang diperoleh perusahaan dengan menerapkan manajemen risiko yaitu : a. Mencegah perusahaan dari kegagalan. b. Mengurangi pengeluaran perusahaan. c. Menunjang peningkatan perolehan laba. d. Memberi ketenangan pikiran bagi manager yang disebabkan adanya perlindungan terhadap risiko. Sedangkan menurut Fahmi (2010), manfaat yang diperoleh perusahaan jika menerapkan manajemen risiko yaitu : a. Perusahaan memiliki ukuran yang kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap keputusan, sehingga para manajer menjadi lebih berhati-hati dan selalu menempatkan ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan. b. Mampu memberikan arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruhpengaruh yang mungkin timbul, baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. c. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya dari segi finannsial. d. Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum. 29

e. Adanya konsep manajemen risiko (risk managemen consept) yang dirancang secara detail maka perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara sustainable. Risiko terjadi karena adanya pengaruh dari dalam dan dari luar perusahaan. Pengaruh yang terjadi dari dalam perusahaan diantaranya adalah karena strategi yang dipilih perusahaan dalam menjalankan perusahaannya. Pada saat perusahaan menentukan strategi maka sejauh mana strategi tersebut dapat meminimalkan risiko, hal semacam ini mengandung ketidakpastian sehingga dapat menimbulkan risiko bagi pemegang kepentingan perusahaan. Risiko dari luar perusahaan dapat berupa kondisi dunia internasional yang berimbas pada kondisi ekonomi di dalam negeri, peraturan pemerintah terhadap dunia usaha yang cenderung merugikan serta daya beli konsumen terhadap produk perusahaan. 3.1.6. Penanganan Risiko. Menurut Kountur (2008), ada empat cara menangani risiko yaitu dengan cara menghindari dengan tidak mengambil risiko, mencegah timbulnya risiko untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya risiko, mengurangi kerugian akibat risiko untuk meminimalkan akibatnya, mengalihkan risiko ke pihak lain, dan mendanai risiko sekiranya terjadi. Suatu risiko yang kemungkinan terjadinya besar dan konsekuensinya juga besar maka cara yang baik untuk menangani risiko tersebut adalah menghindar. Jika tidak dapat menghindar dan harus menghadpi risiko maka cara yang dilakukan adalah mencegah, yaitu membuat kemungkinan terjadinya risiko sekecil ungkin. Selain mencegah kerugian, akibat dari kerugian itu perlu dikurangi, hal ini dilakukan jika konsekuensi dari risiko tersebut besar. Menurut Darmawi (1990), pengendalian risiko dapat dijalankan dengan beberapa metode yaitu menghindari risiko, mengendalikan kerugian, pemisahan, kombinasi atau pooling, dan pemindahan risiko. Menurut Fahmi (2010), pada dasarnya risiko dapat dikelola dengan empat cara yaitu memperkecil risiko, mengalihkan risiko, mengontrol risiko dan pendanaan risiko. Debrin (1986), mengatakan bahwa strategi yang dapat dilakukan petani dalam menangani risiko dan ketidakpastian yaitu dengan cara asuransi, melakukan kontrak, fasilitas dan peralatan yang fleksibel, serta divesifikasi usaha. Harwood et al (1999), juga menjelaskan cara penanganan risiko yang dapat diterapkan untuk meminimalisir 30

kerugian usahatani adalah: (1) diversifikasi usaha (enterprise diversification); (2) integrasi vertikal (vertical integration); (3) kontrak produksi (production contract); (4) kontrak pemasaran (marketing contract); (5) perlindungan nilai (hedging); (6) asuransi (insurance); (8) manajemen keuangan; (9) likuiditas; dan (10) leasing. 3.1. Kerangka Pemikiran Operasional Ikan bawal air tawar merupakan salah satu jenis komoditi perikanan yang tergolong baru karena sebelumnya hanya dikenal sebagai ikan bawal air laut yang hidupnya di laut, namun tingginya permintaan terhadap ikan bawal dan berkembangnya teknologi di bidang perikanan membuat ikan bawal tidak lagi hidup di air laut, namun sudah bisa dibudidayakan secara massal di kolam air tawar. Tingginya permintaan dan produksi bawal air tawar di Kabupaten Bogor menyebabkan tingginya permintaan terhadap benihnya, namun untuk menghasilkan benih siap tebar dibutuhkan input larva yang berkualitas. Ben s Fish Farm adalah salah satu perusahan yang memproduksi benih larva ikan bawal air tawar di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Saat ini produksi larva Ben s Fish Farm terus mengalami peningkatan, namun produksi larva selalu berfluktuatif karena dipengaruhi oleh faktor cuaca. Faktor cuaca ini mengakibatkan tingginya risiko yang dihadapi oleh Ben s Fish Farm dalam memproduksi larva bawal air tawar, pada saat musim hujan produksi larva normal namun sebaliknya pada musim kemarau produksi larva menurun secara drastis hingga 50 persen. Berdasarkan penelitian Surahmat (2009), risiko kegagalan pada pembenihan larva ikan bawal air tawar di Ben s Fish Farm cukup tinggi, yaitu tingkat SR (survival rate) hampir mencapai 50 persen pada musim kemarau. Tingginya tingkat kegagalan produksi larva tersebut membuat usaha pembenihan larva di Ben s Fish Farm mempunyai risiko yang cukup besar, risiko kegagalan produksi larva tersebut antara lain dari segi risiko produksi dan risiko pasar. Risiko produksi meliputi larva ikan bawal termasuk makhluk hidup yang peka terhadap lingkungan, jenis pakan yang diberikan, tenaga kerja yang menangani pembenihan, serangan hama dan penyakit serta kualitas indukan. Sedangkan dari segi risiko pasar yakni fluktuasi harga input seperti pakan serta fluktuasi harga 31

output. Hal tersebut membuat perusahaan Ben s Fish Farm sebagai perusahaan pembenihan larva ikan bawal air tawar terbesar di Kabupaten Bogor kurang efisien dalam produksinya, sehingga perusahaan perlu menerapkan strategi penanganan risiko yang tepat agar setiap sumber risiko yang ada dapat dicegah dan diatasi dengan baik, dengan demikian perusahaan dapat meminimalisir kerugian. Untuk mengetahui tingkat risiko dapat dianalisis dengan menggunakan metode analisis risiko. Penilaian risiko dapat diukur dengan menggunakan varian, standar deviasi dan koefisien variasi serta peluang. Analisis yang perlu dilakukan selanjutnya adalah analisis probabilitas dan dampak dari risiko dari produksi larva dan derajat kelangsungan hidup benih ikan bawal serta risiko penerimaan yang dialami perusahaan. Pengukuran probabilitas atau kemungkinan terjadinya kerugian dapat dilakukan dengan analisis nilai standar atau dikenal dengan analisis z-score. Pengukuran dampak risiko dilakukan dengan analisis Value at Risk (VaR). Hasil analisis ini akan menunjukkan status risiko dalam perusahaan, untuk mengetahui posisi risiko dalam perusahaan dilakukan pemetaan risiko. Setelah mengetahui posisi risiko maka selanjutnya dapat dibuat alternatif strategi yang mungkin diambil perusahaan dalam meminimalisir semua kemungkinan risiko yang akan terjadi. Setelah risiko yang dihadapi perusahaan Ben s Fish Farm diketahui, maka output yang dihasilkan adalah strategi penanganan risiko yang sebaiknya diterapkan oleh perusahaan Fish Farm. Kerangka pemikiran secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 3. 32

Potensi Perikanan Budidaya 1. 1. Permintaan sektor perikanan tinggi 2. 2. Potensi bawal ikan bawal air tawar air tawar di Kabupaten di Kabupaten Bogor Bogor 3. 3. Kebutuhan benih bawal ikan bawal air tawar air tawar yang yang meningkat meningkat Ben s Fish Farm 1. Produsen benih larva bawal air tawar terbesar di Kabupaten Bogor 2. Tingginya risiko produksi dan risiko pasar dalam usaha pembenihan larva ikan bawal air tawar. Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Produksi dan Risiko Pasar 1. Penyakit 2. Cuaca 3. Human eror Risiko Produksi Risiko Produksi 1. Fluktuasi harga input pakan dan obat-obatan 2. Fluktuasi harga jual benih larva Analisis Risiko dan Analisis Dampak 1. Standar deviasi, koefisien varian dan peluang 2. Z-score 3. Value at Risk Strategi penanganan risiko Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian 33