BAB 9 PENETAPAN HARGA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha dewasa ini dimana perkembangan

Pengantar 04/06/2015 PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENENTUAN HARGA JUAL

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 11 PENENTUAN HARGA TRANSPER (TRANSFER PRICING)

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

INFORMASI AKUNTANSI PENUH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

METODE PENETAPAN HARGA JUAL ( PRICING METHOD )

PENENTUAN HARGA JUAL RUMAH DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA PT. CAKRA INDONESIA FERRY LAKSMANA / 3EB01

BAB 10 Full Costing Dan Direct Costing

PENENTUAN HARGA JUAL JASA PENGECATAN PADA BENGKEL AUTO MOBILINDO YOGYAKARTA MENGUNAKAN METODE TIME AND MATERIAL PRICING Desti Martha Christina

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN METODE COST PLUS PRICING DALAM PENDEKATAN FULL COST PADA BAKSO PLO JAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci.

HARGA TRANSFER / TRANSFER PRICING

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengelompokan Biaya. 1-konsep akuntansi biaya 04/01/14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6 ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 7 FLEXIBLE BUDGET (ANGGARAN LUWES)

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

BAB II LANDASAN TEORI

Pertemuan 3 Activity Based Costing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup

BAB II LANDASAN TEORI

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang meningkat, membuat perusahaan. bersaing dalam mengembangkan usahanya. Setiap perusahaan memiliki

BAB II INFORMASI AKUNTANSI PENUH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Tarif Biaya Overhead dan Analisis Variansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

Penggunaan Informasi Akuntansi Penuh. Agus Widarsono, SE., M.Si.,Ak Agusw77.wordpress.com

BAB III FULL ACOUNTING INFORMATION (INFORMASI AKUNTANSI PENUH)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PEMBEBANAN BOP

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DASAR-DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN

COST ACCOUNTING. FACTORY OVERHEAD : Planned, Actual, and Applied. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas. Program Studi Akuntansi

Handout Akuntansi Manajemen

BAB II BAHAN RUJUKAN

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Akuntansi Biaya. Manajemen, kontroler, dan Akuntansi Biaya. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Transkripsi:

BAB 9 PENETAPAN HARGA Pada dasarnya penetapan harga yang ditargetkan mengandung tujuan-tujuan tertentu.sasaran Penetapan Harga pada umumnya ada tiga orientasi: 1. Orientasi laba terdiri dari : (i) Target Return (Target Pengembalian) (ii) Profit Maksimum 2. Orientasi Penjualan: (i) Pertumbuhan Penjualan (ii) Pertumbuhan Pangsa pasar 3. Orientasi Statu: (i) Menghadapi Persaingan (ii) Persaingan Non 1. Penggunaan Metode Obsorpsi dan Direct Costing dalam Penetapan Harga Jual. Dalam penentuan harga jual, manajer yang berkepentingan menghadapi banyak ketidakpastian. Biaya, meskipun bukan merupakan satu satunya faktor yang menentukan harga jual data asal biaya dan kewenangannya ada pada unit manajer yang lain yang merupakan masalah yang dihadapi manajer penentu harga jual. Oleh karena itu manajer penentu harga jual sangat membutuhkan informasi biaya total baik dengan metode obsorpsi maupun metode direct costing yang akan diperdunakan untuk: Dasar untuk dibandingkan dengan struktur biaya pesaing. 1. Menghindari kerugian perusahan akibat harga jual yang ditetapkan termasuk penurunan penjualan. 2. Dasar yang akurate dalam penentuan harga jual 3. Dasar dalam pengambilan keputusan perusahan dalam memasuki pasar. Struktur biaya total (Obsorpsi dan Direct costing) dipergunakan oleh manjemen dalam penetapan harga jual sebagai berikut: A. Penetapan Harga jual normal/cost Plus Pricing B.Penetapan harga jual kontrak (Type contract Pricing) C. Penetapan Haga jual yang terikat dengan peraturan pemerintah. Dalam menetapkan harga jual normal dan harga jual yang terikat peraturan pemerintah menggunakan proyeksi struktur biaya total yang akan datang,sedangkan untuk type of contrct dengan menggunakan data biaya historis / masa lalu. Dalam penetapan harga jual dengan struktur biaya total tidak termasuk penetapan harga jual pesanan khusus (special order) karena akan menggunakan metode diferensial. A. Penetapan Harga jual dengan COST PLUS PRICING Penetapan harga jual dalam keadan normal menggunakan formula COST PLUS PRICING dimana harga jual dihitung dengan menambahkan Struktur biaya total perusahan) dengan laba yang diharapkan.

146 Formula: 9-1 penetapan harg Jual Normal adalah sebagai berikut No. 1 Perkiraan Biaya Total = Rp xxxxxxx (5) 2 Ditambah: Laba Yang diharapkan = Rp xxxx (2) Perkiraan Harga Jual Normal = Rp xxxxxxx (7) Komponen pertama penetapan harga jual dalam keadaan normal adalah perkiraan Biaya total atau sering disebutkan perkiran biaya penuh dengan dapat menggunakan konsep biaya Obsorpsi dan konsep direct costing. Komponen kedua penetapan harga jual dalam keadan normal adalah Laba yang diharapkan. Laba yang diharpkan dihitung berdasarkan investasi yang ditanam untuk menghasilkan produk/jasa tersebut.untuk menaksir berapa laba yang wajar yang diharapkan, manajer penetapan harga jual perlu memepertimbangkan: Biaya Modal (Cost of capital), Resiko bisnis dan Besarnya capital employed Capital employed secara teoritis dapat dilihat total aktiva yang tercantum dalam neraca atau lebih spesifik jumlah yang tercantum dalam neraca awal tahun anggaran atau taksrian rata rata total aktiva selama tahun anggaran.sehingga laba yang diharapkan dihitung dengan mengalikan persentase tertentu dari total investasi (% rate of return on investement). Formula 9-2. LABA YANG DIHARAPKAN No. 1 Total Aktiva Awal = Rp xxxxx (5) 2 Ditambah: Total Akiva Akhir = Rp xxxxx (5) 3 Sub-Total = Rp xxxxxxxx (10) 4 Rata rata Total Aktiva = Rp xxxxx (5) 5 Rate of Return on Investment = 25 % LABA YANG DIHARAPKAN = 25% x 5x

147 Ilustrasi: 9.1 (Perkiraan Harga jual Normal konvensional) No. 1 Biaya Produksi Rp 35.000.000 2 Biaya Non Produksi Rp 15.000.000 3 BiayaTotal/Biaya Penuh Rp 50.000.000 4 Aktiva Rata-rata Rp 100.000.000 5 ROI 25 % 6 Laba Yang diharapkan (25% xrp 100.000.000) Rp 25.000.000 7 Harga Jual Normal (3+6) Rp 75.000.000 8 Produksi 1.000 unit 9 Harga Jual Per-unit (Rp 75.000.000 /1.000 unit) Rp 75.000 B. Penetapan Harga jual dengan perhitungan Mark-up 1. Menggunakan Konsep Full Costing Menurut konseo full costing biaya dibagi biaya produksi yaitu (i) biaya yang berhubungan dengan volume (seperti pemakaian raw material, direct labor dan FOH pabrik) dan (ii) non-produksi yaitu biaya yang tidak berhubungan dengan volume produksi (seperti Biaya Administrasi umum dan Biaya pemasaran) Dalam penentuan harag jual estimasi biaya penuh yang berhubungan langsung dengan volume produksi yang dijadikan dasar penentuan harga jual. Sedang estimasi biaya penuh yang tidak berhubungan dengan volume produksi ditambahkan pada laba yang diharapkan untuk menghitung besaran persentase (%) Mark-Up. Langkah menghitung penetapan Harga jual dengan menggunakan mark-up Pertama: Hitunglah persentase mark-up dengan membagi biaya non produksi ditambah laba yang diharapkan (ROI) dengan Biaya prodksi. Kedua Menghitung besarnya harga jual dengan cara menambah biaya Produksi langsug dengan nilai persentase mark up dikali biaya produksi tersebut. seperti pada tabel dibawah ini: Formula 9-3 Penetapan Harga jual dengan mark-up FULL COSTING I.Perhitungan Mark-up I.1 Biaya Administrasi dan umum Rp xxx I.2. Biaya Pemasaran Rp xxx I.3.Laba Yang diharapkan % x Total Aktiva Rp xxxx = Rp Y I.4.Biaya Produksi = Rp Z I.5.Persentase Mark-up ( RP Y /Rp Z) = a% II Perhitungan Harga jual II.1 Biaya Produksi Rp xxxxx Rp U

148 Ditambah: % Mark-Up dikali Biaya Produksi a% x Rp U Rp P Harga Jual Rp U + Rp P Rp W Harga Jual Perunit Rp W/volume Rp I ILUSTRASI: 9-2 Manajer Pemasaran PT Indo Global Mandiri akan menetapkan harga jual produknya. Rencana produksi pada kapasitas normal sebesar 1.000.000 unit Taksiran biaya total untuk tahun anggaran tahun 2010 sebesar Rp 105.000.000.000 terdiri dari; No. 1 Biaya Produksi Rp 90.000.000 2 Biaya Non Produksi Administrasi dan umum Rp 6.000.000 Biaya Pemasaran RP 9.000.000 3 Total Biaya (Biaya Penuh) Rp 105.000.000 Total aktiva pada awal tahun anggaran Rp 120.000.000.000 dan Laba yang diharapkan (ROI) sebesar 25% dari capital employed (Rate of return on investtment = 25%) Jawab: Ilustrasi 9-2 KETERANGAN JUMLAH A. PERHITUNGAN MARK_UP Biaya Administrasi dan umum Rp 6.000.000 Biaya Pemasaran Rp 9.000.000 Rp 15.000.000 Total Aktiva Rp 120.000.000 Laba Yang diharapkan 25% 25% x Rp 120.000.000 Rp 30.000.000 Total Rp 45.000.000 Biaya Produksi Rp 90.000.000 % Mark-up Rp (45.000.000/Rp90.000.000) 50% B. PERHITUNGAN HARGA JUAL Biaya Produksi Rp 90.000.000 Mark-up 50 % (50 % x Rp 90.000.000) Rp 45.000.000 Harga Jual Total Rp 135.000.000 Volume Produksi 1.000.000 HARGA JUAL PER-UNIT Rp 135. 2. Menggunakan Konsep Variable Costing Dalam konsep Variable costing biaya penuh dipengaruhi secara langsung oleh volume produksi adalah komponen biaya variabel (Biaya produksi varibel,

149 biaya administrasi umum variabel dan biaya pemasaran variabel). Sedangkan biaya penuh yang tidak dipengaruhi secara langsung adalah kompoenen biaya tetap (Biaya produksi tetap,biaya administrasi umum tetap dan biaya pemasaran tetap). Persetase mark UP dihitung dengan cara membagi komponeen Biaya tetap ditambah laba yang diharapkan dengan komponen biaya variabel. Perhitungan Laba yang diharapkan sama seperti penetapan harga Full costing : Formula IX-4 Penetapan Harga jual dengan mark-up VARIABLE COSTING I. Perhitungan Mark-up I.1 Biaya Tetap I.2. Produksi. Tetap Rp xxx I.3. Biaya Administrasi dan Umum Tetap Rp xxx I.4. Pemasaran tetap Rp xxx I.5. Laba yang diharapkan: 25 % x Total Aktiva Rp xxxx = Rp Y II. Biaya Variabel II.1 Biaya Produksi Variabel Rp xxxxx II.2 Biaya Adminitrasi Umum Variabel Rp xxxxx II.3.Biaya Pemasaran Variabel Rp xxxxx = Rp Z % Mark-up ( RP Y /Rp Z) = a% B. PERHITUNGAN HARGA JUAL I.Biaya Variabel = Rp Z % Mark-Up dikali Biaya Variabel a % x Rp Z = Rp P Harga Jual Rp Z + Rp P = RpW Harga Jual Perunit Rp W/Volume = Rp I ILUSTRASI 9-3 Manajer Pemasaran PT Indo Global Mandiri akan menetapkan harga jual produknya. Rencana produksi pada kapasitas normal sebesar 1.000.000 unit Taksiran biaya total untuk tahun anggaran tahun 2010 sebesar Rp. 105.000.000 terdiri dari; Biaya produksi variabel Rp. 60.000.000. Biaya Produksi Tetap Rp. 30.000.000. Biaya Adm dan umum variabel Rp. 1.500.000. Biaya Adm dan umum tetap Rp. 4.500.000. Biaya Pemasaran Variabel Rp. 1.500.000. Biaya Pemasaran tetap Rp. 7.500.000. Total aktiva pada awal tahun anggaran Rp 120.000.000 dan Laba yang diharapkan sebesar 25% dari capital employed (Rate of return on investment = 25%) Diminta : a). Harga Jual per-unit dengan menggunakan metode obsorbsi /Konvensional b). Harga jual per-unit mengunakan metode direct costing/variabel Costing

150 Jawab: Ilustrasi 9-3 KETERANGAN A.PERHITUNGAN MARK-UP I.1 Biaya Tetap I.2 Produksi. Tetap Rp 30.000.000 I.3.Biaya Administrasi dan Umum Tetap Rp 4.500.000 I.4.Pemasaran tetap Rp 7.500.000 Rp 42.000.000 I.5.Laba yang diharapkan: 25% x Total Aktiva 25% x Rp 120.000.000 Rp 30.000.000 Rp 72.000.000 II.Biaya Variabel II.1 Biaya Produksi Variabel Rp 60.000.000 II.2 Biaya Adminitrasi Umum Variabel Rp 1.500.000 II.3.Biaya Pemasaran Variabel Rp 1.500.000 Rp 63.000.000 Persentase Mark-up 114,29% (RP 72.000.000/Rp 63.000.000) B. PERHITUNGAN HARGA JUAL Biaya Variabel II.1 Biaya Produksi Variabel Rp 60.000.000 II.2 Biaya Adminitrasi Umum Variabel Rp 1.500.000 II.3.Biaya Pemasaran Variabel Rp 1.500.000 Rp 63.000.000 Mark-Up 114,29 %x Rp 63.000.000 Rp 72.002.700 Harga Jual Total Rp 135.002.700 Volume Produksi 1.000.000 Harga Jual Per-unit Rp 135,00 C. Penetapan Harga jual Cost Plus Pricing untuk Pesanan Khusus Pesanan Khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahan dalam jumlah yang besar dengan harga yang diskon khusus pula jauh dibawah total biaya. Bagi perusahan akan menerima : a. Bila perusahaan beroperasi masih dibawah kapasitas terpasang maka penetapan harga jual harus diatas biaya variabel bila tidak dapat dinegosiasikan sama dengan harga normal. b. Bila perusahaan sudah beroperasi mendekati/sama dengan kapasitas terpasang dan pesanan reguler telah dapat menutupi biaya tetap,maka penetapan harga jual cukup kalau sudah dapat menutupi biaya variabel saja karena pesanan khusus tersebut akan menambah laba bersih sebesar marjin kontribusi. c. Bila untuk memproduksi pesanan khusus tersebut perusahan akan mengeluarkan biaya tetap tambahan karena beroperasi diatas kapasitas terpasang maka penetapan harga jual pesanan khusus harus diatas biaya variabel ditambah dengan kenaikan biaya tetap. ILUSTRASI 9-4 Bila dari ilustrasi sebelumnya diumpamakan harga jual produk per-unit Rp 135.000 / unit dan total biaya per-unit Rp 105.000 (Rp 105 mily ar : 1000.000 unit), maka biaya tetap sebesar Rp 52 milyar akan dapat ditutupi oleh pesanan reguler tersebut.

151 Perusahan mendapat pesanan khusus sebesar 100.000 unit dengan harga Rp 90.000. Diminta : Membuat perhitungan dan analisa apakah pesanan khusus dapat diterima. Jawab : Penjualan (Pesanan Khusus) 100.000 @ Rp 90.000 = Rp 9.000.000.000 Biaya Varibel 100.000 unit @ Rp63.000 (Rp 63 Milyar: 1000.000 unit) = Rp 6.300.000.000 Laba Kontribusi/Marjin kontribusi = Rp 2.700.000.000 Analisa: Pesanan khusus 100.000 unit yang merupakan 10% diatas kapasitas terpasang dan tidak mengakibatkan kenaikan biaya tetap maka pesanan tersebut DAPAT DIKABULKAN karena akan mendatangkan tambahan keuntungan sebesar marjin kontribusi dimana semua beban tetap telah dapat ditutupi dari pesanan reguler. D. Penetapan Harga Jual Pada Perusahan Jasa Reparasi/Labor Suplly Pada umumnya perusahaan Jasa reparasi dan perusahan jasa Labor supply yang dijualnya adalah tenaga kerja langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang keahlian dan kompetensinya dapat dengan mudah diidentifikasikan jasa pesanan dari pelanggan (seperti jasa bengkel jasa dok kapal, jasa cucian mobil dan cleaning service, instalatur dll). Komponen biaya pada perusahaan Jasa meliputi: 1. Biaya Langsung : Biaya Tenaga kerja Langsung ( Direct lobour) 2. Biaya Tidak langsung /Pendukung reparasi Indirect labor, Depresiasi, biaya asuransi, biaya listrik, Biaya air, pelumasan, Biaya pemeliharan, Biaya umum, Biaya administrasi RUMUS 1. Tarif Jasa servis = Biaya Tenaga kerja langsung + Mark-Up Biaya T.k Langsung 2. Biaya T.K langsung Total = Upah T.K Langsung + Biaya Kesejahteraan 3. Jam T.K Langsung Total = orang x Hari kerja tahunan x jam kerja perhari 4. Tarif Biaya T.K Langsung perjam = Biaya T.K Langsung Total / Jam T.K Langsung 5. Total penjualan Jasa servis = Harga jual jasa servis mesin + Harga jual suku cadang.

152 Formula IX-5 Perhitungan Mark-Up atas Biaya Langsung A. PERHITUNGAN MARK-UP I.1 Biaya Tidak Langsung Rp xxx I.2 Laba Yang diharapkan Rp xxx (+) 1.3 Rp Y Anggaran Biaya Tenaga kerja langsung atau Jam kerja Tenaga kerja langsung Mark up (Dalam % Mark-up atau (dalam Rupiah perjam tenaga kerja langsung ) I.1.BIAYA TIDAK LANGSUNG 1. Gaji Pengawas dan Tenaga kerja tidak langsung lain-lain Rp Y/Z Rp x Rp Z Dalam (%) / Rupiah/jam 2. Biaya kesejahteraan Rp x 3. Biaya Pemrlihraan danreparasi Rp x 4. Depresiasi Rp x 5 Biaya Asuransi Rp x 6. Biaya umum Rp x (+) JUMLAH BIAYA TIDAK LANGSUNG Rp X-1 I.2 LABA YANG DIHARAPKAN 1. Total (Rata-rata ) Aktiva Rp xxxx 2. Persentase ROI ( % x Akiva) Rp xxxx (+) Rp U Jam Tenaga Kerja Langsung atau Anggaran biaya tenaga kerja langsung Rp T MARK UP (Dalam persentase ataudalam rupiah per-jam tanaga kerja langsung) Rp U/Rp T (%) atau Rp FORMULA IX-6 PERHITUNGAN MARK-UP HARGA BELI BAHAN DAN SUKU CADANG A.PERHITUNGAN MARK-UP I. Biaya Tdk Langsung Toko Suku cadang I.1 Gaji Tenaga kerja toko Rp xxxx I.2 Listrik Rp xxxx I.3 Biaya Kantor Rp xxxx (+) JUMLAH BIAYA TAK LANGSUNG TOKO Rp X Laba Yang diharapkan 25 % x Total Aktiva Rp Y (+) Rp X+Y Taksiran Harga beli bahan dan suku cadang Rp Z % Mark-up Harga beli bahan dan suku cadang Rp X+Y / Rp Z % Mark-up

153 ILUSTRASI 9-5 Manajer Usaha Bengkel PT Indo Global Mandiri akan menetapkan harga jual jasa reparasi untuk anggaran Tahun 2010. Perusahaan memiliki dua departemen Bengkel dan toko Suku cadang. tenaga kerja didepartemen bengkel 6 orang mekanik dan 4 orang ahli listrik. Perusahaan direncanakan akan beroperasi pada kapasitas normal selama 300 hari 7 jam kerja perhari. Total aktiva Departemen Bengkel Rp 1.200.000.000 dan toko-suku cadang Rp 560.000.000. Tarif upah tenaga kerja langsung Rp 30.000 per jam. Tunjangan kesehatan perbulan Rp 1.000.000 Kesejahteraan Rp 500.000 perbulan per-orang.takriran Harga beli bahan dan suku cadang Rp 476.000.000. ROI yang diharapkan tahun 2010 sebesar 25% Anggaran Biaya tidak langsung bengkel sbb : Gaji pengawas & TK tidak langsung lain Rp. 232.000.000 Biaya depresiasi aktiva tetap Rp. 44.000.000 Biaya asuransi Rp. 13.000.000 Biaya listrik Rp. 16.000.000 Biaya Pemelihraan aktiva tetap Rp. 15.000.000 Biaya umum Rp. 10.000.000 biaya tidak langsung dari Bengkel Rp. 330.000.000 Biaya tidak langsung toko suku cadang: Gaji tenaga kerja toko Rp. 180.000.000 Biaya listrik Rp. 14.000.000 Biaya kantor Rp. 6.000.000 Biaya tidak langsung dept. TOKO Rp. 200.000.000 Diminta : a. Persentase Mark-up Tenaga Kerja Langsung b. Persentase Mark-up Harga Beli bahan dan suku cadang c. Biaya Tenaga kerja Langsung per-jam Jawab. 9-5 a. Perhitungan Mark-Up atas Biaya Langsung A.PERHITUNGAN MARK-UP I.1 Biaya Tenaga Keja Langsung 2.100 jam x Rp 300.000 Rp 630.000.000 I.2 Tunjangan Kesehatan 10 orang x 12 x Rp 1.000.000 Rp 120.000.000 I.3 Tunjangan Kesejahteraan 10 orang x 12 xrp 500.000 Rp 60.000.000 Anggaran Biaya Tenaga kerja langsung Rp 810.000.000 Mark up ( Dalam % Mark-up atau (dalam Rupiah perjam tenaga kerja langsung) I.1.BIAYA TIDAK LANGSUNG 1.Gaji Pengawas dan Tenaga kerja tidak langsung lain-lain Rp Y/ Z Dalam (% ) atau Rupiah perjam Rp. 232.000.000

154 2.Biaya Listrik Rp 16.000.000 3.Biaya Pemrlihraan danreparasi Rp 15.000.000 4.Depresiasi Rp 44.000.000 5 Biaya Asuransi Rp 13.000.000 6.Biaya umum Rp 10.000.000 JUMLAH BIAYA TIDAK LANGSUNG Rp 330.000.000 I.2 LABA YANG DIHARAPKAN 1.Total (Rata-rata ) Aktiva Rp 1.200.000.000 2. ROI ( 25 % x Rp 1.200.000.000 Rp 300.000.000 LABA YANG DIHARAPKAN Rp 1.500.000.000 Anggaran biaya tenaga kerja langsung Rp 810.000.000 MARK UP Jam Kerja Langsung 185 % b. PERHITUNGAN MARK-UP HARGA BELI BAHAN DAN SUKU CADANG A.PERHITUNGAN MARK-UP I. Biaya Tdk Langsung Toko Suku cadang I.1 Gaji Tenaga kerja toko Rp 180.000.000 1.2 Listrik Rp 14.000.000 I.3 Biaya Kantor Rp 6.000.000 JUMLAH BIAYA TAK LANSUNG TOKO Rp 200.000.000 Laba Yang diharapkan 25 %x Rp 560.000.000 Rp 140.000.000 Rp 340.000.000 Taksiran Harga beli bahan dan suku cadang Rp 476.000.000 % Mark-up Harga beli bahan dan suku cadang 71,4% c. Biaya tenaga kerja langsung perjam Keterangtan A.PERHITUNGAN MARK-UP I.1 Biaya Tenaga Keja Langsung 2100 jam x Rp 300.000 Rp 630.000.000 I.2 Tunjangan Kesehatan 10 orang x 12 x Rp 1.000.000 Rp 120.000.000 1.3 Tunjangan Kesejahteraan 10 orang x 12 x Rp 500.000 Rp 60.000.000 Anggaran Biaya Tenaga kerja Rp 810.000.000 langsung JUMLAH JAM TENAGA 2.100 jam KERJA BIAYA TENAGA KERJA Rp 385.714 LANGSUNG PER-JAM E. Penetapan Harga Jual Kontrak/ Type of Contract Pricing Penetapan harga jual kontrak adalah kontrak pembuatan produk / jasa / aktiva dimana pihak pembeli setuju pada harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya yang dikeluarkan oleh produsen / kontraktor ditambah dengan

155 prosentase keuntungan tertentu (Cost Plus Fee). Bedanya dengan Penetapan harga Normal pada Cost Type contract Harga jual yang dibebankan kepada pembeli dihitung berdasarkan biaya total SESUNGGUHNYA, sedang penetapan harga jual normal produk yang akan datang ditetapkan bedasarkan biaya total TAKSIRAN. Ilustrasi 9-6 Pt Indo Global Mandiri dalam membangun kampus barunya.pihak Kontraktor dalam penetapan nilai kontrak disepakati untuk menambah keuntungan dari Biaya langsung dantidak langsung sehubungan dengan pembangunan tersebut.perhitungan biaya kontrak yang dibuat oleh kontrktor berdasarkan spespikasi gambar dari PT IGM adalah: Biaya Langsung: Direct Material Rp 5.500.000.000 Direct Labor Rp 5.000.000.000 Biaya tidak langsung: Indirect labor Rp 1.000.000.000 Sewa Alat berat Rp 500.000.000 Asuransi masa kontruksi Rp. 500.000.000 Laba yang disepakati 10% dari Nilai kontrak total Diminta; Hitung lah Harga Jual Kontrak Oleh Kontraktor Jawab: 9-6 Perhitungan Penetapan Harga Kontrak Komponen Biaya I. Biaya Langsung Proyek I.1. Bahan Bangunan Langsung Rp. 5.500.000.000 I.2 Tenaga kerja Lansung Rp. 5.000.000.000 Biaya langsung Proyek Rp 10.500.000.000 2. Biaya Tidak Langsung Proyek 2.1 Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp. 1.000.000.000 2.2. Sewa Alat berat Rp 500.000.000 2.3. Biaya Asuransi Masa konstruksi Rp 500.000.000 Biaya Tidak Langsung Rp 2.000.000.000 Total Biaya Proyek Rp 12.500.000.000 Fee Pemborong /Penjual Rp 1.250.000.000 Penetapan Harga kontrak sebelum PPn Rp 13.750.000.000 F. Penetapan Harga Jual oleh Perusahaan Yang diatur Peraturan Pemerintah. Produk dan jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan Pokok Masyarakat luas seperti Listrik,Gas Telepon,transportasi,jasa pos dan air diatur dengan peraturan Pemerintah.Harga Jual produk dan jasa ditentukan berdasarkan TAKSIRAN Biaya Total pada masa yang akan datang ditambah Laba yang

156 diharapkan. Pendekatan yang dipakai dalam penentuan harga jual produk yang terikat dengan peraturan Pemerintah ini hanya menggunakan Full Cost DENGAN Pendekatan FULL COSTING / OBSORPTION C0STING SAJA, karena Direct Costing belum diterima sebagai prinsip akuntansi yang lazim. ============================================================ LATIHAN MANDIRI IX.1.TEORI 1. Harga yang dipakai untuk mentransfer barang dan jasa antar divisi dan dari unit afiliasi yang satu keunit yang lain disebut Transfer Pricing : B /S 2. Yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan transfer pricing adalah hanya konsep biaya penuh (Full Costing ): B/S 3. Penentuan Harga Transfer menurut full costing mencakup Obsorption Costing,direct costing/variable costing Dan Activity Based costing : B/S 4. Cost-Plus Pricing bertujuan untuk mengendalikan (leads) maksimalisasi Laba Perusahaan : B/S 9.1. PROBLEM 1. Manajer Usaha Bengkel PT Indo Global Mandiri akan menetapkan harga jual jasa reparasi untuk anggaran Tahun 2010. Perusahaan memiliki dua departemen Bengkel dan tokok Suku cadang tenaga kerja didepartemen bengkel 6 orang mekanik dan 4 orang ahli listrik. Perusahaan direncanakan akan beroperasi pada kapasitas normal selama 300 hari dengan 7 jam kerja perhari.total aktiva Dep. Bengkel Rp 60.000.000 dan Toko suku cadang Rp 28.000.000. ROI yang diharapkan tahun 2010 sebesar 25% Biaya Tidak Langsung masing2 Dep. Bengkel Rp 16.500.000 dan Dep. Toko Rp 10.000.000. Taksiran Harga beli bahan dan suku cadang Rp23.800.000. Dalam menetapkan biaya standar Jasa servis (Ganti oli dan turn-up): Jam tenaga kerja langsung untuk sekali servis adalah 2,5 jam ( 2 0rang mekanik dan 1 orang ahli listrik). Bahan yang dibutuhkan persekali servis 1 kaleng oli Rp 10.000 dan oil filter Rp 8.000 Diminta; a. Biaya tenaga kerja langsung perjam b. Prosentase Mark up tenaga kerja langsung c. Prosentase Mark up dari Harga beli bahan dan suku cadang d. Total Biaya per satu kali jasa servis di bengkel PT IGM. 2. Heartland Tools adalah perusahaan besar yang bergerak di desain dan produksi, jig fixture, bentuk perkakas roll, dan mesin-mesin khusus. Peralatan yang digunakan oleh perusahaan meliputi penggilingan mesin, tukang las heliarc, penekan bor, penekan hidrolik, dan perlengkapan oven panas. Karena persaingan yang ketat dari perusahaan asing, perusahaan saat ini memilki

157 kelebihan kapasitas yang besar, dan pada tahun sebelumnya, perusahaan telah PHK 545 karyawan. Untuk harga produk, perusahaan memperkirakan biaya desain produk dan total mark naik 40 persen untuk menutup biaya administrasi dan pemasaran, dan untuk mendapatkan keuntungan. Biaya produk termasuk bahan baku, tenaga kerja, penyusutan peralatan, dan biaya overhead lainnya. Biaya di kolom biaya overhad lainnya terutama biaya tetap. Biaya diperkirakan sebagai berikut: 1. Biaya desain berdasarkan jam diperkirakan kali tarif 40 per jam 2. Bahan perkiraan biaya yg sebenarnya pada bahan. 3. Tenaga kerja perkiraan biaya tenaga kerja langsung yang sebenarnya (perkiraan jam sebenarnya dikalikan dengan tingkat upah karyawan mungkin ditugaskan untuk pekerjaan ). 4. Penyusutan pabrik berdasarkan tarif overhead yang telah ditentukan untuk 5. Peralatan setiap jenis peralatan. Untuk setiap jenis peralatan, perusahaan membagi estimasi penyusutan tahunan oleh jam tahunan dengan estimasi penggunaan. Jenis peralatan jam tahunan penggunaan tahunan Penggilingan $ 6.000.000 4.000 Pengelasan $ 2.000.000 8.000 Bor tekan $ 1.000.000 5.000 Penekan Hidrolic $ 4.000.000 4.000 Oven Panas $ 5.000.000 4.000 Manufactur lainnya diperkirakan sebagai 50 per jam tenaga kerja langsung. overhead (yakni selain penyusutan). Perusahaan saat ini memperkirakan harga seorang pekerja manufaktur Preston. Sebuah tawaran awal sebagai berikut: Bahan $ 25.000 Tenaga kerja langsung 28 Jam x $ 25 $ 700 15 Jam x $ 18 $ 270 25 Jam x $ 30 $ 750 Waktu desain 18 Jam Waktu penggilingan 9.0 Jam Waktu pengelasan 5.0 Jam Waktu penekanan bor 7.0 Jam Waktu penekanan Hydrolic 6.5 Jam Waktu Pemanasan 2.0 Jam Total Biaya Perkiraan Mark Up 40% Tawaran

158 Diminta : a. Perkiraan total biaya dan harga tawaran dengan Mark up 40 persen b. Preston telah memberitahukan kepada Heartland, ia akan menggunakan pemasok lain jika tawaran Heartland yang lebih dari $ 50.000. Heartland CFO yang sangat keberatan dengan harga 50.000 karena tidak akan dapat menutupi biaya penuh. Evaluasi posisi CFO, jika harga pekerjaan perusahaan di $ 50.000? Jawab: a. Biaya tambahan untuk harga pembuatan Preston Bahan $ 25.000 Tenaga kerja langsung 28 Jam x $ 25 = $ 700 15 Jam x $ 18 = $ 270 25 Jam x $ 30 = $ 750 + 1.720 Waktu desain 18 Jam x $ 40 = 720 Waktu penggilingan 9.0 Jam $ 13.500 Waktu pengelasan 5.0 Jam $ 1.250 Waktu penekanan bor 7.0 Jam $ 1.400 Waktu penekanan Hydrolic 6.5 Jam $ 6.500 Waktu Pemanasan 2.0 Jam $ 2.500 + 25.150 Biaya Overhead lainnya 68 jam tenaga kerja x $50 3.400 Total Biaya Perkiraan $ 55.990 Mark Up 40% 22.396 Tawaran $ 78.386 Jenis peralatan jam tahunan penggunaan Tingkat tahunan Overhead Penggilingan $ 6.000.000 4.000 $1.500 Pengelasan $ 2.000.000 8.000 $ 250 Bor tekan $ 1.000.000 5.000 $ 200 Penekan Hidrolic $ 4.000.000 4.000 $1.000 Oven Panas $ 5.000.000 4.000 $1.250 b. tampak bahwa hanya biaya yang mungkin incremental adalah yang berhubungan dengan desain, bahan, dan tenaga kerja. Asumsi kasus ini, perusahaan akan menghasilkan keuntungan tambahan dari $ 22.560 pada harga $50.000. Mengingat perusahaan tersebut beroperasi di bawah kapasitas (dan dengan asumsi ini harga rendah tidak berdampak negative terhadap harga di masa depan untuk pelanggan preston atau lainnya, pengisian $ 50.000 untuk pekerjaan ini adalah keputusan yang baik. Tambahan pendapatan $ 50.000 Biaya tambahan Biaya desain $ 720 Bahan $ 25.000 Tenaga kerja $ 1.720 + $ 27.440 Tambahan keuntungan $ 22.560

159 3. Koperasi Universitas IGM bergerak dalam desain dan produksi perkakas roll, dan mesin-mesin khusus. Peralatan yang digunakan oleh perusahaan meliputi penggilingan mesin, tukang las Hidrolik, penekan bor, penekan hidrolik, dan perlengkapan pemanasan (Oven). Karena persaingan yang ketat dari barang impor Koperasi UIGM memilki kelebihan kapasitas yang besar, dan pada tahun yang lalu telah mem-phk 100 karyawan. Harga produk Koperasi UIGM memperkirakan biaya desain produk dan mark up naik sebesar 40%. Biaya diperkirakan sebagai berikut: a. Biaya desain: Berdasarkan jam rekayasa estimasi tarif Rp. 80 per jam b. Bahan: Perkiraan biaya aktual bahan. c. Tenaga kerja: Perkiraan biaya tenaga kerja langsung aktual d. Penyusutan Peralatan: Pabrik berdasarkan tarif overhead yang telah ditentukan untuk setiap jenis peralatan. Untuk setiap jenis peralatan, perusahaan membagi estimasi penyusutan tahunan dalam jam kerja tahunan dengan estimasi penggunaan sebagai berikut: Jenis peralatan Depresiasi tahunan Jam kerja tahunan Penggilingan Rp.12.000.000 4.000 Pengelasan Rp. 4.000.000 8.000 Bor tekan Rp. 2.000.000 5.000 Penekan Hidrolik Rp 8.000.000 4.000 Oven /Pemanasan Rp 10.000.000 4.000 (v). Biaya pabrikasi lainnya diperkirakan sebagai Rp 100 per jam tenaga kerja langsung overhead (diluar depresiasi). Preston Company memesan mesin peralatan dalam jumlah besar dengan harga beli Rp 100.000 per-unit Koperasi Universitas IGM menetapkan harga jual kepada Preston co dengan perkiraan kalkulasi biaya sbb: Bahan Rp 50.000 Tenaga kerja langsung 28 Jam x Rp 50 Rp 1.400 15 Jam x Rp 36 Rp 540 25 Jam x Rp 60 Rp 1.500 Waktu desain 18 Jam Waktu penggilingan 9.0 Jam Waktu pengelasan 5.0 Jam Waktu penekanan bor 7.0 Jam Waktu penekanan Hydrolic 6.5 Jam Waktu Pemanasan 2.0 Jam Biaya Overhead lainnya: Total Biaya Perkiraan : Mark Up 40% Tawaran Harga :

160 Diminta: a. Perkiraan total biaya dan penetapan harga dengan Mark- up 40 persen b. Preston Company telah memberitahukan kepada Pengurus Koperasi UIGM, ia akan menggunakan pemasok lain jika harga tawaran lebih dari Rp 100.000. Buatlah analisa apakah pesanan dari Preston Co diterima.