KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan. dari interaksi mereka sehari-hari dengan pengikut. Sebagian perilaku pemimpin

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penelusuran terhadap makna pembangunan, tidak dapat dilepaskan dari manusia

HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL PEUBAH. Penelitian ini bermaksud melakukan verifikasi, sehingga dalam prosesnya dimulai

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Le

1, Latar Belakang, Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian

Para Hadirin yang saya hormati, Pemimpin adalah orang yang diberi wewenang untuk mengelola organisasi dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dan

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Love Lifts Us Up Where We Belong. A. Soehartono H.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. SMK Negeri 2 Langsa dapat disimpulkan sebagai berikut: secara Profesional yang tercantum pada Misi sekolah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

STUD1 PERBANDINGAN DI DESA I(EDUMGPDH DAN DESA PllANGREJO KEGCiMATAN NGLIPAR MABUPATEN GUNUNG KlDUL DAERAH ISTIMEWA YDGYAKARTA.

STUD1 PERBANDINGAN DI DESA I(EDUMGPDH DAN DESA PllANGREJO KEGCiMATAN NGLIPAR MABUPATEN GUNUNG KlDUL DAERAH ISTIMEWA YDGYAKARTA.

BAB III Tahapan Pendampingan KTH

BAB II PERENCANAAN KINERJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013

2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

Pembangunan perekonomian seperti digariskan Garis-garis Besar Haluan. Negara adalah mengembangkan perekonomian yang berorientasi global

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

KERANGKA PEMIKIRAN. Pembangunan Masyarakat Desa. Pengertian pembangunan masyarakat desa sebagai suatu proses di mana anggota-anggota

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

2017, No masyarakat terhadap pelaksanaan penegakan hukum oleh Kejaksaan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUDAYA KERJA MERUBAH MINDSET APARATUR

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

Dengan mengacu pada data penelitian, dan basil analisis statistik baik secara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

pada dasarnya merupakan jawaban terhadap pertanyaan-per

I MJLIK PERPUSTAf{AA.N!

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

I. PENDAHULUAN Otonomi daerah di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998 telah

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

Dalam keberlangsungannya,

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 Tanggal 5 Juni Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) senantiasa harus dikembangkan

Bab IV tampak belajar kelompok mempunyai tujuan, gram dan target yang jelas. Mahasiswa terlebih dahulu

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian. data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara.

I. PENDAHULUAN. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi baik organisasi yang berorientasi laba maupun organisasi nirlaba, baik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB III Visi dan Misi

PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA GURU DAN KARYAWAN SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan

KESIMPULAN DAN SARAN. Beberapa ha1 yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan peran dan tugasnya, ini berarti kinerja guru merupakan faktor

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan perusahaan industri yang selalu ingin survive dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

Ikhtiar untuk melahirkan insan yang beretos kerja profesional dengan

KATA PENGANTAR. LPM Universitas PGRI Semarang

BABI PENDAHULUAN. alat canggih dapat menyelesaikan masalah, tanpa. adanya pengelolaan sumber daya manusia yang baik maka tidak akan

KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya. manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua

I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah.

TERM of REFERENCE JUMLAH DESA MANDIRI PANGAN YANG DIBERDAYAKAN TAHUN Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pertanian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI REKOMENDASI

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam melaksanakan berbagai tugas merupakan pencerminan kinerja

JURNAL P ENYULUHAN PEMAHAMAN DIRI, POTENSI/KESIAPAN DIRI, DAN PENGENALAN INOVASI. Prabowo Tjitropranoto. Diseminasi Teknologi Pertanian

KAPASITAS SUMBER DAYA PERANGKAT DESA DI DESA PABIAN KABUPATEN SUMENEP ABSTRAK. Kata kunci: kapasitas, perangkat desa, pemerintahan desa

BAB l PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan kemajuan tekhnologi informasi serta

3. Pada diri anak didik belum tertanam nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesim~ulan Umum 1. Pemimpin informal di pedesaan masih menunjukkan perilaku kepemimpinan, tercermin dari interaksi mereka sehari-hari dengan pengikut. Sebagian perilaku pemimpin telah berorientasi pada pembangunan dalarn arti mendorong pengikut melakukan perbaikan hidup dan sebagian masih tetap bersifat tradisional. 2. Penampilan peranan pemimpin informal dalam menggerakkan partisipasi masyarakat, lebih berdasar pada tanggungjawab moril dan komitmen terhadap amanah leluhur; pemimpin memandang penampilan peranannya sebagai panggilan. 3. Perwujudan kepemimpinan dari pemimpin informal ditunjang oleh karakteristik pribadi yang dimiliki oleh pemimpin yang bersangkutan yang kemudian mampu meningkatkan kelancaran hubungan pemimpin dengan pengikut. 4. Pertumbuhan perilaku masyarakat yang secara umum cenderung mengarah ke terbentuknya sifat-sifat manusia moderen seperti: (a) kesediaan menerima sesuatu keadaan yang baru, (b) mempunyai pendapat tentang sesuatu, (c) berorientasi ke depan dan menghargai waktu, serta (d) melihat pentingnya kedudukan uang kare- ;a tuntutan keadaan dan sebagainya, sedilcit banyaknya telah menjadi tantangan bagi pemimpin informal, khususnya pemimpin informal tradisional; mereka dituntut agar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut. 5. Pengikut masih mengakui dan menerima kepexgimpinan dari pemimpin informal sebagai orang yang arahannya patut diikuti, karena kearifan berpikir dan pandangan-pandangannya yang luas serta tanggungjawab morilnya untuk memajukan desa sesuai dengan amanah leluhur.

211 Kesim~ulan Khusus 1. Diantara tujuh peranan pemimpin informal yang ditampilkan dan seharusnya berpengaruh terhadap upaya menggerakkan masyarakat dalam pembangunan desa, terdapat gt~ peranan yang penampilannya terbukti paling menonjol serta berpengaruh nyata dalam menggerakkan partisipasi masyarakat, yaitu memoti- vasi pengikut. Penampilan peranan ini selain berpengaruh terhadap upaya meng- gerakkan partisipasi masyarakat, juga mampu membantu tampilan beberapa pe- ranan lain dalam menggerakkan rnasyarakat. Namun demikian penampilan pera- nan memotivasi pengikut belum optimal clan karenanya perlu ditingkatkan. Implikasi ke venyuluhan: Untuk mengoptimalkan penampilan peranan pe- mimpin informal dalam memotivasi pengikut agar mau melakukan berbagai upa- ya pembaharuan yang berorientasi pernbangunan di pedesaan, kegiatan penyu- luhan kepada pemimpin informal seyogianya diarahkan untuk meningkatkan pe- ngetahuan dan penguasaan mereka tentang berbagai teknik dan strategi memoti- vasi pengikut, sesuai dengan situasi warga masyarakat pedesaan. 2. Keberhasilan penampilan peranan pemimpin informal sebagai penghubung antar sistem ditentukan oleh sejauh mana pihak "luar desa" yang dihubungi bersedia memberi bantuan kepada masyarakat untuk keperluan pembangunan desa. Jika pemimpin informal berhasil menarik simpati pihak luar untuk membantu, ha1 ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melakukan berbagai upaya perbaikan usaha yang mereka kelola, yang juga bermakna pembangunan. Wa- laupun penampilan peranan ini telah berpengaruh nyata terhadap partisipasi ma- syarakat, tetapi kinerja pemimpin dalam ha1 ini belum maksimal.

Implikasi ke penpluhan: Pilihan pihak-pihak luar yang dihubungi dalam arti ketepatan pihak yang dihubungi serta banyaknya pihak atau orang yang dapat dihubungi untuk menarik simpati dan bantuan, akan dapat meningkatkan penam- pilan peranan pemimpin sebagai penghubung antar-sistem. Penyuluhan dapat di- arahkan sedemikian rupa sehingga pemimpin berkemampuan dalam mengidenti- fikasi pihak "luar desa" yang potensial, serta terampil mengadakan pendekatan terhadap mereka. Melalui penyuluhan juga dapat ditingkatkan kemampuan pe- mimpin dalarn menyusun rencana pembangunan desa dengan baik sehingga da- pat menggugah minat pihak luar untuk membantu. 3. Terdapat tiga peranan pernimpin informal yang berpengaruh tidak langsung ter- hadap upaya menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa; tiga peranan tersebut adalah: (a) menyampaikan informasi, (b) mengarahkan ke- giatan, dan (c) membina kerja sama. Tiga peranan ini jika berkomplemen dengan peranan memotivasi pengikut, akan kelihatan pengaruhnya (secara tidak lang- sung) terhadap partisipasi masyarakat. Im~lika~i ke venwluhan: Penyuluhan dapat membantu meningkatkan ke- mampuan pernimpin informal untuk menyampaikan informasi kepada pengikut melalui penyediaan berbagai sumber informasi. Informasi ini dapat diteruskan- nya ke pengikut. Idorrnasi yang disampaikan melalui penyuluhan adalah yang berguna bagi pemimpin untuk menyadarkan pengikut tentang masaiah-masalah yang mereka hadapi. Idormasi tentang inovai yang disampaikan rnisalnya, da- pat membuat mereka lebih mampu mengarahkan kegiatan pengikut. Penyuluhan.. juga dapat diarahkan pada pembentukan kemampuan pemimpin informal dalam membina dan mengelola kelompok, sehingga kerja sama antara sesama anggota 2 12

atau sesama pengikut be rjalan lancar. Pemimpin informal dapat dibekali dengan prinsip-prinsip dinamika kelompok, khususnya dalam kelompok usaha. Dengan demikian melalui penyuluhan, tiga peranan yang berpengaruh tidak langsung tersebut dapat ditingkatkan atau berubah menjadi peranan yang berpengaruh langsung terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan 4. Terdapat tiga faktor internal yang menyebabkan penampilan peranan pemimpin informal belum sesuai dengan yang diperkirakan sebelumnya (secara teori), ya- itu: (a) kurangnya pengetahuan pemimpin tentang peranan apa saja yang harus mereka tampilkan dan bagaimana menampilkannya, (b) tidak mengetahui bah- wa mereka juga sewa tidak langsung diharapkan ikut berperanan dalam meng- gerakkan masyarakat dalam pembangunan, dan (c) kecenderungan menurunnya wibawa pemimpin karena ketidak konsekuenan mereka melaksanakan atau men- jalankan apa yang dikatakan atau dianjurkannya sendiri. Im~likasi ke ~enyuluhan: Penyuluhan kepada pemimpin informal, khusus- nya dalam meningkatkan kemampuan kepemimpinan pembangunan mereka, harus mencakup pembentukan pengetahuan, keterampilan dan sikap atau kesa- daran mereka tentang kedudulcan dan tugas-tugasnya sebagai pemimpin. Kawas an pengetahuan mencakup bidang atau peranan yang harus ditampilkan, dan ka- wasan keterarnpilan meliputi cara-cara atau teknik menampilkan peranan terse- but. Kawasan sikap mental mencakup upaya mengubah sikap agar konsekuen terhadap apa yang dikatakan atau dianjurkannya. 5. Tiga faktor eksternal utama yang menghambat kinerja pemimpin informal da- lam menggerakkan partisipasi masyarakat, yaitu: (a) terbatasnya kesempatan menjalankan kepemimpinan akibat ada kecurigaan pihak "atas desa", terutama

yang dihubungkan dengan dugaan keterlibatan pemimpin informal dalam G30Sl PKI tahun 1965, (b) besarnya pengaruh perantau yang tadinya berasal dari daerah ini yang menyantuni hidup pengikut, sehingga mereka hidup berkecukupan. Karena itu, mereka yang keadaannya seperti ini sukar diajak berpartisipasi melakukan perbaikan usaha yang berorientasi pada peningkatan pendapatan, dan (c) hang mendapat kemudahan dari pihak luar atau pejabat "atas desa" dalam upaya pemimpin membantu pengikut memenuhi keperluan modal usaha, saprodi, pe nyediaan lahan dan sejenisnya. Implikasi ke penyuluhan: Penyuluhan kepada pemimpin informal dilakukan melalui kerja sama dengan instansi-instansi terkait. Untuk itu terlebih dahulu hams diusahakan agar terdapat kesamaan persepsi tentang kegiatan yang perlu dilakukan serta rnateri apa yang akan disampaikan dalam penyuluhan tersebut. Perimbangan kontribusi semua pihak dalam berbagai hal, juga perlu disepakati terlebih dahulu. 6. Karakteristik pribadi pemimpin informal yang secara nyata ikut berpengaruh terhadap penampilan peranan pemimpin informal adalah: (a) pendidikan pemimpin, (b) lama memimpin, dan (c) empati pemimpin terhadap pengikut. Tiga karakteristik ini berpengaruh terhadap penampilan peranan pemimpin di dalarn (1) memotivasi pengikut, (2) mengarahkan kegiatan, dan (3) sebagai penghubung antar-sistem. Implikasi ke penyuluhan: Karakteristik pribadi pemimpin merupakan sesuatu yang memang sudah demikian adanya. Dengan kata lain, sukar mengubah atau meningkatkan kualitas karakteristik pribadi pemimpik kecuali melatih atau mengembangkan refleksi dari beberapa karakteristik pribadi. Refleksi pendidik- 2 14

an pemimpin (yang relatip tinggi), dapat berwujud minat yang permanen untuk selalu mencari informasi, termasuk informasi pembangunan sehingga pengetahuannya terus bertambah, berwawasan luas dan toleran terhadap pendapat orang lain, dan sejenisnya. Penyuluhan dapat menambah deretan dari refleksi ini, seperti kemampuan memilih cara menampilkan peranan yang disesuaikan dengan kondisi pengikut. Empati merupakan karakteristik pribadi yang berhubungan dengan sikap mental seseorang. Karena itu refleksinya dapat ditambah antara lain dengan menganjurkan pemimpin agar: (a) mempunyai perhatian penuh terhadap pengikut, (b) melayani dengan ramah, (c) bersikap penuh simpati, (d) sering berkomunikasi, dan (e) mampu memahami kebutuhan pengikut. 7. Tiga karakteristik pribadi pemimpin yang belum menunjukkan pengaruh nyata secara langsung terhadap penampilan peranan mereka dalam menggerakkan partisipasi masyarakat, yaitu (a) umur pemimpin, (b) kekosmopolitan, dan (c) optimisme pemimpin. Implikasi ke penyuluhan: Melalui penyuluhan refleksi dari umur yang sudah tinggi (lanjut usia) seperti kematangan dalam berpikir, kebijakan yang mantap dan sejenisnya dapat dilatih. Kekosmopolitan dapat dibantu melalui diskusidiskusi tentang kehidupan moderen atau kekotaan, sehingga terbentuk sifat-sifat manusia moderen. Optimisme pemimpin terbentuk melalui peningkatan kernampuannya membuat prediksi masa depan yang lebih baik. Hal seperti ini dapat dilatih melalui penggunaan berbagai metode penyuluhan. 8. Hasil pelaksanaan pembangunan sukar dapat dicapai tanpa menggerakkan partisi pasi masyarakat. Peranan pemimpin, baik yang sewa langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap upaya menggerakkan partisipasi masyarakat,

ternyata mempunyai pengaruh terhadap hasil pelaksanaan pembangunan yang dirasakan oleh pengikut. Imolikasi ke penyuluhan: Program penyuluhan yang dirancang hendaknya mampu mendorong pemimpin informal untuk dapat menggunakan berbagai cara dan strategi menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Pernimpin diberi kemampuan untuk menunjukkan kepada pengikut bahwa melalui partisipasi dalam menerapkan berbagai upaya perbaikan usaha atau pembaharuan (pembangunan) dapat meningkatkan perolehan hasil usaha. 9. Penampilan peranan pemimpin dalam mengarahkan kegiatan pengikut serta partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa, berpengaruh langsung secara nyata terhadap hasil pelaksanaan pembangunan. Imvlikasi ke ~enyduhan: Program penyuluhan has dapat meningkatkan keterampilan pemimpin informal dalam memberi petunjuk dan pengarahan kepada pengikut, khususnya dalam implementasi suatu inovasi. Sebelum mereka berkemampuan memberi pengarahan, terlebih dahulu pemimpin informal perlu disuluh agar dapat memahami dan menguasai implementasi suatu inovasi atau yang sejenis dengan itu. Saran-Saran 2 16 1. Perlu upaya secara sistematis dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pemimpin informal di pedesaan, yang diawali oleh kemampuan dalam pendekatan komunitas, yang dapat dilakukan melalui pemberian penyuluhan, 2. Sebagai kelanjutan upaya meningkatkan kemampuan pemimpin dalam pendekatan komunitas (rekayasa sosial), pemberian penyuluhan juga hams dapat me-

ningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemimpin dalam menampilkan peranan pembangunan yang mampu menggerakkan partisipasi masyarakat. 3. Untuk memantapkan upaya pemberdayaan pemimpin informal, terutarna pada saat awal rekayasa dilakukan, penyuluh perlu mendampinginya sambil terns meningkatkan kemampuan pemimpin mengelola kelompok usaha tertentu. 4. Perlu diberi kesempatan lebih besar kepada pemimpin informal di desa untuk melakukan interaksi dengan pengikutnya tanpa banyak "dicurigai" sehingga rasa tanggung jawab moril yang masih ada, dapat dirnanfaatkan untuk meningkatkan gerak pembangunan desa ke arah kemajuan. 5. Perlu upaya intensip dalam mensosialisasikan konsep serta falsafah penyuluhan sehingga pihak-pihak tertentu seperti peranantau yang berhasil di daerah lain dapat memahami makna penyuluhan dan tidak menghambat jalannya kegiatan menggerakkan masyarakat dalam pembangunan, sebagai salah satu misi penyuluhan pembangunan. 6. Mengingat masih strategisnya kedudukan dan perananan pemimpin informal dimasa datang, khususnya di wilayah pedesaan, perlu penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi perananan pemimpin yang tipist, sesuai dengan kebutuhan spesifik lokal. 217