TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
|
|
- Sudomo Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Pada masa pembangunan seperti ini, Pemerintah sangat memperhatikan pendidikan bagi petani. Pendidikan yang cocok bagi mereka adalah pendidikan non formal yang praktis, mudah diterapkan dalam usaha-usaha produksi produk pertanian (Kartasapoetra, 1987: 7 ). Secara sistematis penyuluhan pertanaian adalah sebagai proses: 1. Membantu petani menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan perkirakan ke depan 2. Membantu petani menyadarkan terhadap kemungkinan timbulnya masalah dari analisis tersebut. 3. Meningkatkan pengetahuan mengembangkan wawasan terhadapa suatu masalah, seta membantu menyusun kerangka berdasarkan pengetahuan yang dimilik petani. 4. Membantu petani memperoleh pengetahuan yang khusus berkaitan dengan cara pemecahan masalah yang dihadapi serta akibat yang yang ditimbulkannya sehingga mereka mempunyai berbagai alternatif tindakan. 5. Membantu petani memutuskan pilihan yang tepat yang menurut pendapat mereka sudah optimal. 6. Membantu motivasi petani untuk dapat menerapkan pilihannya. (Van Den Ban dan Hawkins, 1999: 28-29). Penyuluh pertanian lapangan merupakan ujung tombak dalam pembangunan pertanian di Indonesia karena penyuluh pertanian lapangan merupakan barisan terdepan dalam penyuluhan pertanian yang selalu berkomunikasi secara langsung dengan petani di pedesaan. Komunikasi antara penyuluh pertanian dengan para petani diharapkan
2 memberi hasil berupa perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku petani dalam hal cara bercocok tanam ( Setiana, 2005: 10 ). Bagi seorang motivator atau penyuluh lapangan, seandainya sasaran penyuluhan sudah merasa puas dengan kondisi situasi yang ada, maka tugas si penyuluh adalah menciptakan kekuatan pendorong dengan jalan seperti berikut: 1. Menimbulkan rasa tidak puas terhadap sesuatu hal yang dianggap perlu dimiliki mereka. Hal demikian perlu sekali dilakukan demi maksud-maksud pembangunan yang diarahkan pada perubahan situasi yang lebih baik dari situasi yang ada. 2. Menimbulkan rasa bersaing untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang akan berdampak pada kehidupan mereka. 3. Menunjukkan kekurangan-kekurangan dan menyadarkan bahwa kekurangan tersebut perlu untuk diatasi,tidak dibiarkan ( Setiana, 2005: 8 ). Tugas pokok PPL di Kabupaten Deli Serdang adalah: 1. Mengidentifikasi potensi wilayah dan agrosistem serta kebutuhan teknology di bidang pertanian. a. PPL mempunyai format karakteristik tanah dan iklim. b. PPL mempunyai format luas lahan menurut ekosistem. c. PPL mempunyai format luas menurut penggunaan. d. PPL mempunyai format luas tanam komoditas utama. e. PPL mempunyai format luaspola usaha tani. f. PPL mempunyai format jumlah penduduk menurut golongan, umur, pendidikan, dan jenis pekerjaan. g. PPL mempunyai format karakteristik kelompok tani. h. PPL mempunyai format kelembagaan, sarana dan prasarana.
3 2. Menyusun program penyuluh pertanian. a. PPL membantu penyediaan sarana produksi. b. PPL membantu dalam pengadaan kredit usaha tani. 3. Menyusun Rencana Kerja Penyuluhan ( RKPP ). a. PPL mengadakan pelatihan tentang cara bercocok tanam. b. PPL mengadakan pelatihan tentang bagaimana menganalisis usaha tani. c. PPL menganjurkan petani agar aktif dalam melaksanakan PHT. 4. Menerapkan metode penyuluhan pertanian. a. PPL membuat format daftar anggota keluarga tani. b. PPL membuat format keterlibatan anggota keluarga dan pelaksanaan usaha. 5. Menyusun materi penyuluhan pertanian. a. PPL mengunjungi lahan petani dalam melakukan usaha tani. b. PPL menanyakan masalah yang dihadapi petani. c. PPL membantu dalam menyelesaikan masalah tersebut. 6. Mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian dan dampaknya. a. Kelompok tani terbentuk dekat prakarsa PPL. b. PPL memprakarsai adanya gotong royong. c. Keaktifan PPL dalam membina kelompok tani. 7. Kunjungan ke kelompok tani terbentuk secara teratur dan berkesinambungan. 8. Penyusunan RDKK ( Rancangan Defenitif Kebutuhan Kelompok ). 9. Menyusun rencana kerja kelompok. 10. Mengikuti latihan-latihan di BPP. 11. Mengikuti rapat, pertemuan, dan lain-lain. a. PPL mengikuti rapat di BPP
4 b. PPL mengikuti rapat di kantor camat. c. PPL mengikuti rapat di kantor Dinas Tingkat II. Secara umum tugas pokok PPL adalah: 1. Menyebarkan informasi yang bermanfaat. 2. Mengajarkan keterampilan yang lebih baik. 3. Memberikan saran-saran bagi usaha tani yang lebih menguntungkan. 4. Membantu mengikhtiarkan sarana produksi. 5. Mengembangkan swakarya dan swakarsa pada para petani. (Kartasapoetra, 1988: 21) Dalam penempatan Penyuluhan Pertanian perlu memperhatikan beberapa pertimbangan, yaitu: Sesuai dengan daerah tempat penyuluh tinggal. Potensi wilayah kerja ( WKPP ) Disiplin ilmu penyuluhan Pendidikan Sosial masyarakat WKPP ( Dinas Pertanian Deli Serdang ) Penyuluh Pertanian Lapangan ( PPL ) yaitu penyuluh pertanian yang berhubungan langsung dengan petani beserta keluarganya menjadi tugas pokok sebagai pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan WKPP berdasarkan program penyuluhan pertanian (Abbas, 1999: 32). Setiap penyuluh mempunyai wilayah kerja ( WKPP ) yang merupakan gabungan dari beberapa kelompok tani. Wilayah kerja penyuluhan pertanian ditentukan oleh beberapa hal:: 1. Luas wilayah, diperkirakan luas persawahan dan daratan ha atau ha tnah pertanian.
5 2. Jenis komoditi yang diusahakan oleh petani. 3. Sarana komunikasi dan transport. Dengan adanya WKPP maka penyuluhan pertanian dapat berlangsung lebih teratur (Muhammad, 1995: 23) Dengan giatnya dilakukan penyuluhan di seluruh pelosok Tanah Air oleh Dinas Pertanian dan PPL-nya, mulai tampaklah perubahan-perubahan pada diri petani, keluarga dan lingkungannya, sehingga mereka dapat mencapai keinginannya, meningkatkan produksi dan penghasilannya. Dengan adanya penyuluhan-penyuluhan itu dapat menolong diri masing-masing, yang daripadanya dengan didasari semangat gotong royong yang lama telah mendarah daging pada mereka, sanggup secara bersama-sama dengan penuh toleransi memecahkan persoalanpersoalan yang mereka hadapi. Timbul dan tumbuhnya persoalan-persoalan tersebut sungguhnya karena adanya keinginan dan kebutuhan (Kartasapoetra, 1987: 8). Berdasarkan pengamatan Ir. Dancik Ibrahim ternyata ada 3 ( tiga ) masalah utama yang penting dalam penyuluhan pertanian: 1. Masalah yang menyangkut dengan fasilitas yang belum berfungsi sebagaimana mestinya. 2. Kurang adanya keseimbangan antara fasilitas dengan tugas-tugas yang dikerjakan. 3. Kurang lancarnya komunikasi dan koordinasi antara lembaga penunjang yang bergerak dalam sektor penyuluhan pertanian ( Sastraatmaja, 1993: 25 ). Penyuluhan dapat dianggap berhasil bila: 1. Pengetahuan petani mengenai sesuatu yang berguna bertambah.
6 2. Ada penerimaan ( adopsi ) petani terhadap hal-hal yang dianjurkan penyuluh. 3. Petani bersedia bekerjasama dengan penyuluh. 4. Petani bersedia memberi suatu balas jasa kepada penyuluh. 5. Penyuluh dapat mengubah sikap petani yang merugikan. 6. Pengetahuan praktis yang ada pada penyuluh. 7. Penyuluh dapat mempertahankan sesuatu yang berguna diluar tujuan proyek tertentu. 8. Ada perkembangan keinginan pada kedua pihak untuk mempertahankan hubungan (Mubyarto, 1984: 35). Keberhasilan penyuluh pertanian dalam menaikkan misi yang diembankannya tidak hanya tergantung pada baiknya bekerja, tetapi sangat bergantung dari watak dan perilaku pribadi dari petugas penyuluh lapangan itu sendiri dan juga metode-metode apa saja yang digunakan penyuluh dalam proses penyuluhan (Adjid, 1994: 31). Landasan Teori Dalam organisasi kedinasan penyuluhan, kita lihat adanya petugas-petugas di pusat daerah dan kecamatan yang kedudukannya tertama pengaturan pekerjaan dan ada juga pada waktu sekarang yang melulu menjalankan usaha-usaha pembinaaan sasaran, seperti peran Penyuluh Pertanian Spesialis ( PPS ), Penyuluh Pertanian Madya ( PPM ) dan Penyuluh Pertanian Lapangan ( PPL ). Jadi kita membedakan petugas-petugas yang melakukan pengaturan penyuluhan yang ada dan melakukan kegiatan penyuluhan sebagai tugas utama (Mardikanto, 1996: ). Organisasi merupakan interaksi antara orang-orang dengan mengikuti struktur tertentu dalam usahanya mencapai tujuan bersama dan sekaligus mencapai tujuan-tujuan pribadinya. Dari konsep dan pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan suatu sistem sosial yang mempunyai ciri-ciri: 1. Terdiri dari kumpulan orang-orang sebagai anggota
7 2. Adanya interaksi antara orang-orang 3. Mempunyai struktur tertentu 4. Mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Dalam pengorganisasian kegiatan penyuluhan pertanian posisi organisasi paling bawah ditempati oleh kelompok tani. Organisasi kelompok tani dapat bervariasi tergantung dari besarnya volume kegiatan yang dilakukan. Diatas organisasi kelompok tani terdapat penyuluh-penyuluh lapangan. Hal ini berarti bahwa penyuluh tidaklah menjadi kelompok tani, melainkan mengajak kelompok tani untuk bersedia mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh penyuluh lapangan (Suhardiono, 1992: 162). Peranan penyuluh pertanian yang sangat besar dalam mengubah perilaku petani, maka untuk merealisasikan diperlukan pola yang mantap di bidang pelayanan kemantapan: Pemantapan struktur organisasi. Pemantapan personalia Pemantapan materi penyuluhan. Pemantapan metode sistem kerja penyuluhan. Pemantapan sarana dan fasilitas ( Kartasapoetra, 1987: 87 ). Pemantauan ialah penilaian yang terus menerus baik atas fungsi kegiatan proyek dalam konteks jadwal pelaksanaan maupun atas penggunaan masukan-masukan proyek oleh populasi target dalam konteks harapan rancangan. Sedangkan Evaluasi ialah suatu penilaian berkala terhadap relevansi, prestasi, efisiensi, dan dampak proyek dalam konteks tujuan yang telah disepakati ( Casley dan Kumar, 1991:2 ). Sistem perencanaan mengharuskan adanya evaluasi atau penilaiaan hasil pelaksanaanya, yang kemudian dapat dipergunakan sebagai masukan balik guna memperbaiki atau merencanakan kembali. Untuk keperluan ini diadakan pemantauan atau monitoring dan
8 selanjutnya disususn laporan perkembangan. Kegiatan ini dibuat pada waktu rencana sedang dilaksanakan. Masukan kembali dapat dibantu laporan-laporan resmi yaitu melalui daftardaftar isian atau formulir yang telah disusun sebelumnya, berita acara, memorandum dan sebagainya atau dapat berbentuk cara-cara yang lebih santai (informal) melalui rapat-rapat berkala dimana dibicarakan dan diadakan pertukaran pikiran mengenai apa yang telah dicapai dalam pelaksanaan program/proyek dan apa saja yang gagal atau tidak berhasil dicapai (Reksopoetranto, 1992:55). Salah satu penyebab kegagalan dari banyak upaya pemantanuan dan evaluasi adalah kesalah pahaman pada tahap rancangan terhadap upaya upaya tersebut. Para manager proyek sering kali memandang unit pemantauan dan evaluasi sebagai agen-agen pengawasan yang beroperasi atas nama departemen-departemen yang berkepentingan atau lebih buruk lagi, sebagai agen lembaga-lembaga pemberi dana. Sayangnya banyak hal pandangan-pandangan itu malah dibenarkan, dimana kegiatan pemantauan dan evaluasi sering kali dimaksudkan sebagai studi dampak (Casley dan Kumar, 1991:1). Potensi penuh fungsi pemantauan dapat terwujud hanya jika dilihat sebagai bagian integraldari proses management : sebaliknya, pemantauan tidak berhasil kecuali para manager proyek tidak mengakui pentingnya pemantauan dan kegunaanya (Casley dan Kumar, 1991:3). Fungsi pemantauan dan evaluasi berbeda dari proyek keproyek tergantung pada jenis proyek serta komponen-komponennya. Secara garis besar, proyek pertanian dan pembangunan pedesaan dapat di bagi dalam dua kategori :proyek yang berorientasi pada fisik dan proyek yang berorientasi pada masyarakat. Kategori pertama termasuk membangun dan merawat prasarana dan mengoperasikan pabrik-pabrik dan fasilitas umum. Sistem
9 management untuk proyek-proyek ini pada umumnya bisa dimengerti dengan jelas (Casley dan Kumar, 1991:5) Proyek-proyek yang berorientasi pada masyarakat, jauh lebih sulit untuk dikelola karena sasarannya kurang jelas dan cara untuk mencapai sasaran tersebut kurang jelas benar (Casley dan Kumar, 1991:6). Kerangka Pemikiran Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten tua dan besar di Provinsi Sumatera Utara. Masyarakat di Kabupaten Deli Serdang pada umumnya bermata pencaharian petani. Petani-petani di Kabupaten Deli Serdang pada umumnya sudah maju. Hal ini tidak lepas dari kinerja PPL yang selalu mendampingi para petani. Salah satu bagian dari dinas pertanian tersebut adalah bagian Satuan Koordinasi Lapangan yang sering disebut SAKORLU. Bidang inilah yang menangani para PPL, mengawasi serta mengetahui apa-apa saja yang dikerjakan oleh para PPL serta sejauh mana mereka telah melakukan tugasnya sebagai PPL. Sistem penempatan Penyuluhan Pertanian harus perlu memperhatikan beberapa pertimbanagan, yakni: sesuai dengan daerah tempat penyuluh tinggal., potensi wilayah kerja ( WKPP ), disiplin ilmu penyuluhan, pendidikan, sosial masyarakat WKPP, inventarispenyuluh tersebut. Penempatan PPL disesuaikan dengan kebutuhan atau sektor prioritas yang dikembangkan dalam tingkat desa atau minimal tiap desa memiliki 1 orang PPL yang menguasai bidang pertanian. Dalam pelaksanaannya para penyuluh pertanian turun bersama pada jadwal yang ditentukan untuk melakukan penyuluhan dengan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan petani saat itu., sehingga ada waktu tertentu dalam suatu wilayah kerja akan dapat dicapai wilayah target penyuluhan yang diinginkan.
10 Dalam menjalankan tugasnya PPL tentunya sering menemui berbagai kendalakendala di lapangan misalnya kurangnya materi yang tersedia, metode yang digunakan kurang tepat, alat peraga yang kurang lengkap dan lokasi yang sangat sulit di jangkau. Penempatan PPL dibuat berdasarkan tempat tinggal dimana PPL tersebut berdomisili termasuk juga faktor sosial PPL terhadap masyarakat sekitar juga potensi wilayah di daerah penyuluh. Pelaksanaan dari tugas PPL yang telah dilakukan harus dievaluasi untuk melihat apakah PPL tersebut masih efektif atau tidak sehingga dapat diketahui berhasil atau tidaknya kinerja para PPL. Monitoring merupakan penilaian yang terus menerus terhadap segala sesuatu yang digunakan dalam pengembangan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalahmasalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas pokok PPL. Melalui pemantaun diharapkan mampu memberikan informasi dan masukan yang baik. Untuk melakukan evaluasi dari pengembangan tersebut. Evaluasi menuntut suatu analisis yang sistematis, adapun tujuan yang diharapkan dari evaluasi adalah menilai efisien tata cara pelaksanaan proyek dan mutu prestasi management dan menentukan pengaruh dan dampak dari penempatan dan pelaksanaan PPL. Kabupaten Deli Serdang Dinas Pertanian PPL Penempatan PPL Sistem penempatan PPL perlu memperhatikan: 1. Sesuai dengan daerah tempat penyuluh tinggal. 2. Potensi wilayah kerja ( WKPP ). 3. Disiplin ilmu penyuluhan. 4. Pendidikan. 5. Sosial masyarakat WKPP. 6. Inventarispenyuluh tersebut. Kabupaten (Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian) Kecamatan (BPP) Desa (Pos Penyuluhan Desa)
11 Tugas Pokok PPL: Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Monitoring dan Evaluasi 1. Mengidentifikasi potensi wilayah dan agrosistem serta kebutuhan teknology di bidang pertanian. 2. Menyusun program penyuluh pertanian. 3. Menyusun Rencana Kerja Penyuluhan ( RKPP ). 4. Menerapkan metode penyuluhan pertanian. 5. Menyusun materi penyuluhan pertanian. 6. Mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian dan dampaknya. Keterangan : : menyatakan proses Gambar 1: Skema Kerangka Pemikiran Monitoring dan Evaluasi Penempatan dan Evaluasi Tugas Tenaga PPL di Kabupaten Deli Serdang.
TINJAUAN PUSTAKA. dorongan kepada para petani agar mau mengubah cara berpikir, cara kerja dan
TINJAUAN PUSTAKA Penyuluhan Pertanian Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberi dorongan kepada para petani agar mau mengubah cara berpikir, cara kerja dan cara hidupnya yang lama dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tugas pokok penyuluh pertanian adalah melakukan kegiatan penyuluhan pertanian untuk mengembangkan kemampuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tugas Pokok Penyuluh Pertanian Tugas pokok penyuluhan pertanian adalah melakukan kegiatan penyuluhan pertanian untuk mengembangkan kemampuan petani dalam menguasai, memanfaatkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya
TINJAUAN PUSTAKA Peranan Penyuluh Pertanian Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga
Lebih terperinci5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya
5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya memiliki beberapa fungsi sistem penyuluhan yaitu: 1. Memfasilitasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kehidupan para petani di pedesaan tingkat kesejahteraannya masih rendah.
PENDAHULUAN Latar Belakang Pandangan, perhatian dan pemeliharaan terhadap para petani di pedesaan sudah semestinya diperhatikan pada masa pembangunan saat ini. Kenyataannya kehidupan para petani di pedesaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para petani di daerah pedesaan dimana tempat mayoritas para petani menjalani kehidupannya sehari-hari,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan nonformal bagi petani beserta keluarganya agar mereka mau dan mampu untuk meningkatkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Monitoring Monitoring (pemantauan), yang berasal dari kata Latin memperingatkan, dipandang sebagai teknik manajemen
Lebih terperinciLANGKAH PENGEMBANGAN DILAPANGAN
e) Memantau realisasi dan penggunaa dana dan sarana IV. LANGKAH PENGEMBANGAN DILAPANGAN Posdaya merupakan gagasan baru menyambut anjuran pemerintah untuk membangun sumber daya manusia dengan prioritas
Lebih terperinciDEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PENYULUH DENGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH PERTANIAN (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang) Skripsi LISA KHALIDA 030309004 SEP/PKP DEPARTEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang menopang kehidupan masyarakat, karena sektor pertanian menjadi mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia.
Lebih terperinciTINJAUAN PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN PETANI PADI SAWAH DI WKPP SEI BERAS SEKATA, KECAMATAN SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG
TINJAUAN PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN PETANI PADI SAWAH DI WKPP SEI BERAS SEKATA, KECAMATAN SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI OLEH RINI ARDA SARI 040309007/PKP DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Program adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan yang disusun dalam bentuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyuluh pertanian merupakan pendidikan non formal yang ditujukan kepada
22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Penyuluh Pertanian Penyuluh pertanian merupakan pendidikan non formal yang ditujukan kepada petani beserta keluarganya yang hidup di pedesaan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu usaha yang dikelola ataupun dijalankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu usaha yang dikelola ataupun dijalankan perorangan atau secara bersama-sama (beberapa orang) untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh karena
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)merupakan unit penunjang penyelenggaraanpertanian yang administrasi,pengaturan, pengelolaan dan pemanfaatannyaadalah tanggung jawab
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan penyuluhan dalam pembangunan pertanian berperan sebagai jembatan yang menghubungkan antara praktek yang dijalankan oleh petani dengan pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Balai Penyuluh Pertanian (BPP) adalah home base bagi kelompok penyuluh pertanian dan desa binaan yang melakukan kontak langsung dengan petani.balai Penyuluhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertanian, Kelompok Tani, dan Usahatani padi sawah 2.1.1 Pertanian an merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu
Lebih terperinciI. LATAR BELAKANG. kegiatan oleh evaluator melalui pengumpulan dan penganalisisan informasi secara
I. LATAR BELAKANG 1.1 Pendahuluan Evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian merupakan upaya penilaian atas sesuatu kegiatan oleh evaluator melalui pengumpulan dan penganalisisan informasi secara sistemik
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN
16 II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Definisi pembangunan masyarakat yang telah diterima secara luas adalah definisi yang telah ditetapkan oleh Peserikatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, hampir 80% warga negaranya. bermasyarakat di pedesaan serta sekitar 62% dari jumlah tersebut bermata
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, hampir 80% warga negaranya bermasyarakat di pedesaan serta sekitar 62% dari jumlah tersebut bermata pencaharian petani. Secara otomatis peranan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Program adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan yang
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sasaran utama dari pembangunan adalah pembangunan manusia seutuhnya, karena tanpa adanya perubahan yang terjadi didalam diri manusia yang dibangun, maka akan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 473 TAHUN 2011 TANGGAL PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI DAN NELAYAN DI KABUPATEN GARUT
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 473 TAHUN 2011 TANGGAL 2-8 - 2011 PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI DAN NELAYAN DI KABUPATEN GARUT I. LATAR BELAKANG Mayoritas masyarakat Kabupaten Garut bermata
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN
Pertemuan 4 Ekonomi Pertanian FAKTOR-FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN Oleh : Agustina BIDARTI, S.P., M.Si. Sosek Pertanian FP Unsri Definisi Aspek kelembagaan yg mempunyai peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan pada proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti sempit dinamakan pertanian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. lebih baik (better farming), berusahatani lebih baik (better bussines), hidup lebih
PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan luar sekolah (non formal) bagi petani dan keluarganya agar berubah sikap dan perilakunya untuk bertani lebih baik (better farming),
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI PENEMPATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TENAGA PPL DI KABUPATAN DELI SERDANG SKRIPSI OLEH: HERTA JUNIARTI SILALAHI
MONITORING DAN EVALUASI PENEMPATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TENAGA PPL DI KABUPATAN DELI SERDANG SKRIPSI OLEH: HERTA JUNIARTI SILALAHI 050309026 DEPARTEMEN AGIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Kelompok Tani Pada dasarnya pengertian kelompok tani tidak bisa dilepaskan dari pengertian kelompok itu sendiri.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan pembahasan pada bab IV sebelumnya, maka penulis dapat
107 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab IV sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Implementasi penyusunan rencana strategi di
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Kinerja berasal dari pengertian performance. Performance adalah hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Di antara penyuluhan-penyuluhan yang ada di Indonesia penyuluhan pertanian merupakan penyuluhan tertua, di mulai sejak awal tahun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Peran kelembagaan dalam membangun dan mengembangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian berkaitan secara langsung dan tidak langsung
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian berkaitan secara langsung dan tidak langsung dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani dan upaya menanggulangi kemiskinan khususnya di pedesaan.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non
PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal) yang diberikan kepada petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik (better
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa pakar percaya penyuluhan merupakan ujung tombak pembangunan pertanian dengan membantu petani dan masyarakat disekitarnya dalam meningkatkan sumberdaya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan tidak dapat hidup sendiri tanpa pertolongan orang lain. Manusia membutuhkan kerjasama antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan disebutkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tahun 2002 pemerintah melalui Departemen Pertanian RI mengeluarkan kebijakan baru dalam upaya
Lebih terperinciTATA CARA PELAKSANAAN MONITORING & EVALUASI KEGIATAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
SUMBER DAYA AIR TATA CARA PELAKSANAAN MONITORING & EVALUASI KEGIATAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR 1. Pendahuluan Pelaksanaan konservasi sumber daya air secara non-teknis telah dilakukan melalui penanaman
Lebih terperinciBAB II PROFIL DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG
BAB II PROFIL DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG A. Sejarah Ringkas Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang pada mulanya bernama PERPAS (Perusahaan Pasar). Merupakan bagian
Lebih terperinciPEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN
5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN I. Pendahuluan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, baik berupa sumbangan langsung seperti peningkatan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan nasional, baik berupa sumbangan langsung seperti peningkatan ketahanan pangan nasional, pembentukan
Lebih terperinciBUPATI PAKPAK BHARAT
t BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG TATA KERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan ( PUAP ) Berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertanian
Lebih terperinciDASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN
DASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN DEDY KUSNADI SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR 2011 Modul Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian 1 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan penyuluhan pertanian di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa mendatang dengan mendukung dan menunjang peningkatan jabatan yaitu melalui program
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pengembangan usaha agribisnis di pedesaan yang selanjutnya disebut dengan PUAP adalah bagian dari pelaksanaan
Lebih terperinciBAB 7 : PENUTUP. pelaksanaan Program Keluarga Harapan Khususnya Bidang Kesehatan.
BAB 7 : PENUTUP 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Komponen Input 1. Kebijakan berpedoman dari Kementerian Sosial RI, Kementerian Kesehatan RI dan Surat Keputusan Walikota Padang. Kebijakan ini belum maksimal disosialisasikan
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN
NO INDIKATOR INDIKATOR KINERJA BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN KONDISI KINERJA AWAL TARGET CAPAIAN TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 KONDISI AKHIR TAHUN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Tertib administrasi pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang mempunyai peranan penting
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset yang mempunyai peranan penting dalam suatu organisasi, baik organisasi pemerintah maupun organisasi swasta. Dalam organisasi pemerintah,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan
TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Padi Sawah Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun demikian sebagai bahan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
125 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.3 Implementasi Program Kesehatan Ibu dan Anak Bidang Pelayanan Antenatal Care dan Nifas di Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang Setiap kebijakan yang dibuat pasti
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PELATIHAN MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciPEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendekatan pembangunan
Lebih terperinciPetunjuk Pelaksanaan Penyusunan RDKK Pupuk Bersubsidi
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan RDKK Pupuk Bersubsidi EDISON, SP KOORDINATOR PENYULUH PERTANIAN B. ACEH Disampaikan pada Pertemuan Penyuluh Pertanian se-kota Banda Aceh BPP Lueng Bata, 5 Maret 2015 Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prioritasnya adalah pembangunan di bidang kesehatan. Untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah Kota Medan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya berupaya melaksanakan pembangunan di segala bidang, salah satu prioritasnya adalah
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016
PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN
Lebih terperinciMETODE DEMONSTRASI. Oleh :Tuty Herawati
METODE DEMONSTRASI Oleh :Tuty Herawati Metode demonstrasi sering kali dipandang sebagai metode yang paling efektif, karena metode seperti ini sesuai dengan kata pepatah seeing is believing yang dapat diartikan
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang:
Lebih terperinciLAMPIRAN LEMBAR KUISIONER DALAM RANGKA PENELITIAN SKRIPSI
LAMPIRAN Lampiran. Kuisioner Peran Penguluh Pertanian LEMBAR KUISIONER DALAM RANGKA PENELITIAN SKRIPSI Judul Skripsi: Peran Penyuluh Dalam Pengembangan Kegiatan Kelompok Tani Di Desa Subur Kecamatan Air
Lebih terperinciII. SISTEM MONITORING DAN EVALUASI PROYEK
II. SISTEM MONITORING DAN EVALUASI PROYEK 2.1 Sistem Monitoring dan Evaluasi Monitoring merupakan kegiatan mencakup pengamatan/peninjauan secara terus-menerus atau berkala dan kegiatan mengawasi, yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan
TINJAUAN PUSTAKA Koperasi Unit Desa (KUD) Pembangunan masyarakat di perdesaan turut mempercepat tingkat kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan berdasarkan
Lebih terperinciTotal Quality Purchasing
Total Quality Purchasing Diadaptasi dari Total quality management, a How-to Program For The High- Performance Business, Alexander Hamilton Institute Dalam Manajemen Mutu Total, pembelian memainkan peran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Posyandu Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian dari kesejahteraan umum seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Departemen Kesehatan pada
Lebih terperinciMASALAH-MASALAH PENYULUHAN PERTANIAN
JURNAL P ENYULUHAN ISSN: 1858-2664 September 2005,Vol. 1, No.1 KAJIAN ANALITIK MASALAH-MASALAH PENYULUHAN PERTANIAN I Gd. Setiawan AP. Ibarat orang buta yang sedang menduga-duga seekor binatang yang bernama
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PROGRAM INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN (INBUDKAN) DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : bahwa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Teori Adopsi dan Difusi Inovasi Inovasi menurut Rogers (1983) merupakan suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh individu atau kelompok pengadopsi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan tubuh. merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi individu dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan tubuh merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi individu dalam melakukan aktivitasnya. Kesehatan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No. 1230, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Kelompok Tani Hutan. Pembinaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.57/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELOMPOK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan perekonomian Indonesia secara keseluruhan ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas pertanian tertentu, seperti
Lebih terperinciMANAJEMEN DALAM KOPERASI
MANAJEMEN DALAM KOPERASI APA ITU MANAJEMEN? Pemahaman konsep manajemen tidak dapat dipisahkan dari pemahaman konsep organisasi. Organisasi adalah tempat orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Istilah penyuluhan telah dikenal secara luas dan diterima oleh mereka yang bekerja di dalam organisasi pemberi jasa penyuluhan,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka Gabungan Kelompok Tani (Gapokan) PERMENTAN Nomor 16/Permentan/OT.140/2/2008 tentang Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) menetapkan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi manfaat tidak saja digunakan sebagai bahan pangan tetapi juga sebagai bahan baku industri
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK 6.1 Strategi Monitoring dan Evaluasi Kabupaten Banyumas Pada Bab sebelumnya yakni Bab Strategi dan Rencana Program
Lebih terperinciPengertian, Fungsi, dan Cakupan Administrasi Penyuluhan Pertanian
Modul 1 Pengertian, Fungsi, dan Cakupan Administrasi Penyuluhan Pertanian P PENDAHULUAN Ir. A. Suwandhi enyuluhan pertanian pada dasarnya merupakan salah satu bentuk pendidikan formal bagi petani dan keluarganya,
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH
67 BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH Bab ini akan membahas keefektifan Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan (Proksi Mantap) dalam mencapai sasaran-sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber pendapatan bagi sekitar ribu RTUT (Rumah Tangga Usahatani Tani) (BPS, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula merupakan komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia. Dengan luas areal tebu yang tidak kurang dari 400.000 ha, industri gula nasional pada saat ini merupakan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 33 /PRT/M/2007 TENTANG PEDOMAN PEMBERDAYAAN P3A/GP3A/IP3A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 33 /PRT/M/2007 TENTANG PEDOMAN PEMBERDAYAAN P3A/GP3A/IP3A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciJOB DESCRIPTION Jabatan : Manager Pabrik
JOB DESCRIPTION Jabatan : Manager Pabrik Atasan Langsung : General Manager Bawahan Langsung : - Kepala Bagian Umum & Personalia - Kepala Bagian Produksi Ikhtisar Pekerjaan : Memimpin dan mengawasi pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak.
Lebih terperinciVII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG
78 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 7.1. Perumusan Strategi Penguatan Kelompok Tani Karya Agung Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dan dilakukan melalui diskusi kelompok
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Penyuluhan Pertanian Berbicara tentang penyuluhan sebenarnya merupakan suatu persoalan yang takkan pernah
Lebih terperinciBAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi
BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan alat manajemen untuk meningkatkan transparansi perencanaan dan
Lebih terperinciMenumbuh Kembangkan Kelembagaan Petani Pembudidaya Sapi Potong Dalam Mendukung Program Nusa Tenggara Barat Bumi Sejuta Sapi (NTB BSS )
Menumbuh Kembangkan Kelembagaan Petani Pembudidaya Sapi Potong Dalam Mendukung Program Nusa Tenggara Barat Bumi Sejuta Sapi (NTB BSS ) Oleh : Drh. Wildan Arief Noortjahjo (Penyuluh Pertanian Madya) Pendahuluan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang ditemui setiap individu dalam kehidupannya. Ketidakmampuan mereka sebagai sumber
Lebih terperinciPANDUAN. Peraturan Akademik Studek, Magang, KKN FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
PANDUAN Peraturan Akademik Studek, Magang, KKN FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA November 2017 PERATURAN AKADEMIK STUDI EKSKURSI, MAGANG, DAN KULIAH KERJA NYATA FAKULTAS
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K
PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 ii KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT,
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS KEPUTUSAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI BANYUMAS KEPUTUSAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA LABORATORIUM KESEHATAN HEWAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT
Lebih terperinciJENIS-JENIS DAN POLA KEMITRAAN USAHA OLEH : Anwar sanusi
JENIS-JENIS DAN POLA KEMITRAAN USAHA OLEH : Anwar sanusi Penyuluh Pertanian Madya, Pada Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BAKORRLUH) Provinsi NTB Landasan kuat untuk membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari pada hakikatnya bahwa manusia harus berkomunikasi. Agar komunikasi itu berjalan, kita sebagai manusia pasti butuh dan perlu akan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor unggulan dalam perekonomian Indonesia, hal ini
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor unggulan dalam perekonomian Indonesia, hal ini sesuai dengan kondisi wilayah Republik Indonesia sebagai negara agraris. Sektor pertanian memberikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang melaksanakan
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENYALURAN DAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENYALURAN DAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang
Lebih terperinciDAMPAK PENYULUHAN PERTANIAN PARTISIPATIF TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELOMPOK TANI PEMULA
DAMPAK PENYULUHAN PERTANIAN PARTISIPATIF TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELOMPOK TANI PEMULA ( Studi kasus di kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung) Oleh : Nataliningsih Abstrak Penyuluhan pertanian
Lebih terperinci