BAB 3 METODE PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar A Gambar Gambar Gambar 2.18.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN


BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN TAMAN KANAK - KANAK SEKOLAH INTERNASIONAL BINA NUSANTARA SERPONG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING

BAB III STUDI LAPANGAN

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

Putih Abu Hitam Coklat

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

BAB IV ANALISA PROYEK. Peranan Praktikan dalam mengerjakan proyek ini adalah sebagai junior designer 2

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

hunian lama, BERNYAWA BARU Fotografer Lindung Soemarhadi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV. Konsep Perancangan

ABSTRAK. Beberapa tempat olahraga terutama tempat fitness dari hasil survey lebih berupa ruang khusus

BAB pagi 2 dini hari Kegiatan. Makan, minum, bersantai, bertemu teman. Menengah ke atas Fasilitas


BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.

BAB III. TINJAUAN LAPANGAN 1. Kidspaces World of Discovery, Jakarta Selatan a. Sejarah Singkat

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN

Interior. Foto g r a f e r Tri Rizeki Darusman M O D E R N & CLEAN LOOKS. Vol. 14 No. 01 Januari 2013

BAB V KONSEP PERANCANGAN

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek

DAFTAR ISI. Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran...

Desain Interior Kantor PT. Insastama dengan Konsep Industrial Modern

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V. PENGOLAHAN INTERIOR DENAH KHUSUS

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

5.2 Konsep Citra Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruang yang memberikan kesan menyegarkan, nyaman dan menonjolkan suasana alami namun teta

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG


Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH

Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

bahasa dan mulai menyebarkan ajaran Kristus kepada orang lain yang beranekaragam. Hal tersebut mirip dengan karakter umat di Gereja St. Monika BSD yan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BEAUTY CLINIC DAN WELLNESS CENTER. Penggabungan 2 fungsi dalam 1 bangunan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

BAB 4. Analisis dan Bahasan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

BAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis.

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB IV ANALISA PROYEK. 4.1 Peranan Praktikan dalam Proyek Rumah Beryl. 1. Membantu membenahi layout yang diberikan owner kepada perusahaan.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN Gaya dan Tema Perancangan Hotel Santika di Rest Area Semarang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Beberapa simpulan dari hasil perancangan ini adalah:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

Alamat : Jl. Boulevard Bukit Gading Raya, Jakarta, Kota Jakarta Utara.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user

Konsep Lantai. Studio Balet. Area Lobby. Perpustakaan. Tugas Akhir. Perancangan Interior Sekolah Balet di Surabaya dengan Nuansa Fairy

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsep Perancangan Creative Process

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

BAB V ANALISIS Pengantar

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. aktivitas dan kegiatan yang bergerak di bidang fashion muslimah dan. optimalitas dalam mendukung perkembangan dunia

Private Elemen Interior Layout ruang Model meja

Desain Interior Hotel Alila dengan Langgam Modern Luxury Nuansa Budaya Jawa

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Desain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL. di kota Bandung mulai dari pemerintahan pusat daerah, pendidikan,

Transkripsi:

45 3.1. Studi Fisik Bangunan BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1.1. Analisa Makro Bangunan dan Lingkungan Gambar 3.1. Bangunan Mall @ Alam Sutera Mall at Alam Sutera memiliki desain bangunan yang modern, banyak mengadaptasi bentuk organik baik dari layout bangunan maupun pada interiornya seperti bentuk ceiling yang mengadaptasi lekuk-lekuk bangunan. Mall at Alam Sutera terletak di dalam komplek perumahan elit di BSD yakni komplek alam sutera yang merupakan salah satu master piece dari kota BSD. Alam sutera merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi pasar tinggi, karena dekat dengan edu town yakni komplek universitas-universitas ternama Indonesia yang merupakan target pasar dari Wall Street Institute seperti :

46 Bina Nusantara University Swiss German University Prasetya Mulya Bussines School Dll. 3.1.2. Analisa Mikro Bangunan dan Lingkungan Gambar 3.2. Layout furnitur WSI Alam Sutera

47 WSI alam sutera berlokasi di lantai dasar mall at alam sutera, dekat dengan kantin karyawan dan lapangan parkir indoor. WSI alam sutera tidak masuk di wilayah mall, seperti ruang sendiri yang berdiri di tengah-tengah koridor keluar dan masuk dari lapangan parkir menuju kantin karyawan dan food court mall at alam sutera. Mendapatkan cahaya matahari dari area koridor karena koridornya merupakan area terbuka. WSI alam sutera cukup menyita perhatian orang-orang yang mengunjungi mall at alam sutera yang melewati WSI dari tempat paerkir menuju mall maupun dari mall menuju tempat parkir. 3.2. Studi Aktifitas Manusia 3.2.1. Data Pemakai Pada beberapa center Wall Street Institute (WSI) yang telah penulis survey yakni WSI Alam Sutera, WSI Pondok Indah Mall, dan WSI Ratu Plaza pemakai fasilitas Wall Street Institute mayoritas adalah siswa, yang kedua tenaga pengajar, marketing, kemudian SM (Site Manager), receptionist dan yang terakhir Office Boy. Siswa menggunakan hampir semua fasilitas yang ada di Wall Street Institute seperti encounter room, complimentary room, speaking center, social club dan lobby. Sedangkan tenaga pengajar menggunakan fasilitas Teachers Room, Encounter, complimentary, server room, serta social club. Marketing hanya menggunakan area EC room dan phone area dan kemudian mulai keluar area WSI dan memperkenalkan WSI pada para pengunjung mall. SM manager menggunakan fasilitas SM area

48 Receptionist menggunakan fasilitas lobby dan EDC Office Boy menggunakan Fasilitas Pantry dan Storage 3.2.2. Tugas dan Tanggung Jawab 1. Siswa bertugas untuk belajar dan bertanggung jawab terhadap segala fasilitas yang digunakan serta bertanggun jawab terhadap segala kerusakan yang disebabkan akibat kelalaian siswa, siswa juga bertanggun jawab untuk menjaga kebersihan tempat belajar. 2. Tenaga pengajar bertugas untuk mengajar dan mengawasi kegiatan siswa selama berada di Wall Street Institute. Para tenaga pengajar bertanggung jawab untuk menjaga ketertiban siswa dan kepada segala fasilitas yang digunakannya. 3. Marketing bertugas untuk memperkenalkan WSI kepada masyarakat Jakata khususya para pengunjung mall tempat center mereka berada, marketing bertanggung jawab untuk memelihara dan menjaga EC dan Phhone Area serta bertanggung jawab atas segala kerusakan yang terjadi di area EC dan Phone area. 4. SM bertugas untuk mengawasi dan memastian kegiatan yang berlangsung di Wall Street Institute sesuai dengan peraturan Sm juga bertugas untuk mengawasi aktifitas barang yang masuk dankeluar dari Wall Street Insitute. SM bertanggung jawab untuk menjaga ketertiban siswa dan tenaga pengajar, juga bertanggungg jawab atas segala sesuatu yang digunakan olehnya. 5. Receptionist bertugas untuk menerima tamu dan memberikan informasi sesuai dengan aturan yang berlaku di Wall Street

49 Institute. Receptionist juga bertugas untuk nyapa orang-orang yang masuk dan mengunjungi Wall Street Institute. Receptionist bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berlangsung di area lobby dan EDC room. 6. Office Boy bertugas untuk menjaga kebersihan di Wall Street Institute dan membawa barang-barang yang masuk dan keluar Wall Street Institute. 3.2.3. Pola Aktifitas Pemakai Wall Street Institute beroperasi mengikuti jam buka dan tutup mall, aktifitas yang terjadi didalamnya pada hari senin-jumat proses pembelajaran dimulai pukul 10.00 dan berakhir pukul 21.00. Sedangkan hari Sabtu dan Minggu Wall Street Buka pukul 10.00 dan tutup pukul 20.00. Setiap harinya aktifitas pembelajaran rutin berlangsung dengan intensitas yang berbeda-beda. Mengingat jadwal pembelajaran yang tidak ditentukan oleh Wall Street Insitute, karena kegiatan belajar ditentukan oleh siswa sendiri, namun tenaga pengajar selalu berada di Wall Street Institute setiap harinya Senin- Minggu. Aktifitas social club biasanya mengadakan kegiatan bersama setiap 2 minggu sekali, terkadang pada hari besar atau hanya sekedar untuk mempererat dan mengakrabkan para siswa dan pengajar Wall Street Institute. 3.2.4. Pola Aktifitas Pengelola Pengelola Wall Street Institute berposisi di Ratu Plaza Office Tower lantai 30 dan melakukan pengecekan berkala kepada setiap centernya setiap hari.

50 Baik untuk memeriksa kondisi fisik centernya maupun sekedar melihat proses pembelajaran pada setiap centernya. 3.2.5. Pola Aktifitas Barang Aktifitas keluar masuknya barang di Wall Street Institute diawasi oleh Site manager (SM). Biasanya terjadi pergantian barang jika terjadi kerusakan, terkadang pergantian kaca yang mungkin pecah dan furniture yang sudah terlihat kurang bagus. Jika ada barang yang harus masuk ke Wall Street Institute biasanya melalui lift barang dan kemudian diantar oleh kurirmenuju center WSI proses masuknya barang melalui receptionist yang kemudian di laporkan kepada Site Manager agar pengawasan dapat dilakukan, barang yang masuk ke WSI diambil alih oleh Office Boy center WSI untuk ditaruh di Storage atau langsung dipasang diletakan ditempat yang sesuai. Selain itu, barang-barang di area social club merupakan loose furniture, karena area social club merupakan area serba guna yang sering digunakan untuk mengadakan kegiatan bersama sehingga furniture harus dipindah tempatkan atau di tambah kuotanya dengan stok kursi atau barang yang disimpan di storage.

51 1.3. Studi Fasilitas Ruang 1.3.1. Program Aktifitas dan Fasilitas Tabel 3.1. Program Aktifitas Fasilitas 1

Tabel 3.2. Program Aktifitas Fasilitas 2 52

Tabel 3.3. Program Aktifitas Fasilitas 3 53

Tabel 3.4. Program Aktifitas Fasilitas 4 54

Tabel 3.5. Program Aktifitas Fasilitas 5 55

56 1.3.2. Matriks Hubungan Antar Ruang Diagram 3.1. Matriks Hubungan Antar Ruang

57 1.3.3. Diagram Sirkulasi Antar Ruang Diagram 3.2. Diagram Sirkulasi Antar Ruang

58 1.3.4. Zoning Gambar 3.3. Zoning Wall Street Institute Alam Sutera

59 Zoning WSI alam sutera terbagi menjadi 4 zona, yakni zona publik, servis, semi private dan private. Zona publik meliputi: Area masuk Receptionist Area tunggu Area kartu akses masuk Zona servis meliputi: Area EDC Area Storage Area Pantry Zona Semi Publik : Social Club Encounter Complimentary FL EC SM Teachers Phone Speaking Center Zona Private : Server Zona publik terletak di area paling depan. Sedangkan zona servis terletak dibalik zona publik. Zona semi private merupakan zona paling besar yang menjadi penghubung setiap zona, zona private terletak diarea paling belakang dan tersembunyi.

60 1.3.5. Gruping Gambar 3.4. Gruping Wall Street Institute Alam Sutera

61 1.4. Studi Permasalahan Khusus Interior 1.4.1. Tinjauan Karakteristik Garis dan Bentuk Garis merupakan penghubung dua buah titik, sehingga titik dan garis bersatu menjadi satu dimensi yang tidak dapat dipisahkan. Garis adalah kumpulan titik-titik yang tersusun sedemikian rupa sehingga memiliki pangkal dan ujung. Para perancang sering menyebut garis sebagai unsur pertama dalam proses kreatif, sedangkan dalambidang seni, garis merupakan unsur tertua dalam menunjukkan emosi. Semua garis memiliki karakter yang memberikan gambaran kesan yang memancar dari bentuk yang ada. Pada perancangan kali ini penulis menggunakan beberapa bentuk garis diantaranya : Berbagai karakter garis yaitu : Gambar 3.5. Garis Lurus Gambar 3.6. Garis Vertikal

62 Gambar 3.8. Garis Lengkung Tipis Garis-garis tersebut akan digunakan pada bentuk layout, menciptakan bentuk layout yang lebih dinamis dan tidak kaku. Garis horizontal dan vertical menggambarkan stabilitas dan kekokohan, memberikan keterkaitan dengan gravitasi. Stabilitas ini menunjukkan keabadian, kehandalan dan keamanan. Sedangkan garis lengkung memiliki arti yang bervariasi, garis lengkung yang lembut dan tipis menggambarkan kenyamanan, keamanan, keakraban serta relaksasi. Bentuk merupakan wujud dari perpaduan garis, ada dua macam bentuk yakni geometis dan organik, pada perancangan kali ini penulis memilih bentuk geometri lingkaran untuk di aplikasikan kepada layout WSI Pacific Place dimana lingkaran merupakan garis lengkung yang tak terbatasyang memiliki pusat, bentuk lingkaran akan diaplikasikan pada area tengah dari WSI Pacific Place yang menjadi pusat kegiatan siswa, pengajar dan staff WSI. Selain itu bentuk organik juga akan diaplikasikan pada elemen dekorasi nirmana tiga dimensi pada dinding maupun furniture custom seperti meja receptionist. 1.4.2. Tinjauan Sistem Furniture Pada center WSI Alam Sutera sistem furnitur yang digunakaan adalah loose dan built in. Built in furniture hanya digunakan untuk meja receptionist, workstation speaking center, lemari storage, lemari EDC, bench di area social club dan rak buku. Sedangkan untuk furniture lainnya merupakan loose furnitur, terutama pada aera social club, meja dan kursi harus dapat dipindah-pindah mengingat area social club merupakan aula

63 bagi para siswa dan pengajar pada setiap kegiatan yang dilakukan bersama. Adapun beberapa persyaratan furnitur adalah sebagai berikut : Loose furniture harus mudah di pindah-pindah, memiliki ketahanan yang baik dalam segi kekuatan, memiliki penampilan yang bagus dalam segi desain. Built in Furniture Memiliki ketahanan yang baik, menggunakan material yang mudah dirawat dan dibersihkan, memiliki penampilan yang menarik dalam segi desain. 1.4.3. Tinjauan Material Lantai, Dinding, dan Ceiling Lantai Material lantai pada WSI Alam Sutera menggunakan lantai marmer white ariston pada area lobby, epoxy poly urethane warna putih untuk lantai koridor, epoxy poly urethane berwarna abu-abu muda pada area social club di kombinasi dengan lantai kayu jati di area tengah WSI Alam Sutera. Material yang direkomendasikan oleh WSI adalah material lantai yang tahan terhadap gesekan namun dengan sambungan seminimal mungkin. Sebaiknya mudah dalam pemeliharaan dan tetap terlihat mewah. Namun pada center WSI Alam Sutera lantai kayu jati tetap dipilih karena di anggap dapat memberikan kesan mewah yang natural meskipun harus mendapatkan perlakuan khusus dalam perawatannya. Pola lantai juga harus difikirkan, lantai dapat digunakan sebagai salah satu media penunjuk arah dan pembentuk ruang.

64 Dinding Pada center WSI Alam Sutera seluruh dinding pembatas ruang merupakan kaca tempered bening 12mm tanpa stiker. Pada area kelas dibuat kolom buatan dari kayu agar selaras dengan konsep mereka yakni skandinavian dan merupakan kolom yang berguna untuk memegang kaca yang berfungsi sebagai papan tulis. Pada area dinding solid, digunakan cat berwaarna putih yang kemudian dilapisi oleh kaca tempered bening. Material yang disarankan oleh wall street institute adalah kaca tempered transparan sebanyak-banyak nya dan meminimalkan penggunaan dinding solid buatan yang dapat menghalangi pandangan kecuali untuk kepentingan tertentu missal untuk media layar LED di perkenankan. Ceiling Ceiling pada WSI Alam Sutera terlihat bersih, selain itu permainan tinggi rendah ceiling juga digunakan untuk membentuk ruang dengan teknik pencahayaan kombinasi antara direct dan indirect light untuk membentuk mood ruangan. Bentuk ceiling berkesinambungan dengan pola lantai yang membuat desain WSI Alam Sutera memiliki kesatuan dan harmonisasi yang baik. Untuk material, ceiling pada WSI Alam Sutera menggunakan papan gypsum polos di cat putih dan expose ceiling pada area speaking center yang di cat berwarna hitam. Penggunaan lovre dari kayu juga digunakan pada area social club untuk memberikan kesan modern yang natural. Berikut merupakan pemaparan detil dari kasil tinjauan penulis di WSI Alam Sutera berdasarkan areanya : Lobby : Dinding Lobby menggunakan dinding kaca tempered 12mm bening menghadap ke koridor mall at alam sutera. Back drop

65 menggunakan kombinasi kayu jati dengan stainless steel dengan layar LED di belakang receptionist. Lantai Menggunakan marmer putih ariston yang memberikan kesan bersih dan mewah. Material ini dianggap kuat dan memiliki kemewahan tersendiri yang dapat mendukung tercapainya konsep yang diinginkan. Serta dapat membantu mengangkat kesan natural yang modern dari furnitur yang digunakan. Ceiling Area lobby menggunakan sistem drop ceiling pada area receptionist dengan pencahayaan tidak langsung dan material ceiling papan gypsum polos yang di cat berwarna putih. Memberikan kesan bersih, tinggi dan Furnitur Meja receptionist menggunakan kombinasi material solid surface dan kayu jati. Solid surface digunakan karena dianggap mudah dalam pemeliharan, mewah dan memiliki ketahanan yang baik. Sedangkan kayu digunakan sebagai pemanis dan memberikan kesan natural. Alat pembaca kartu akses masuk menggunakan material stainless steel yang senada dengan backdrop dari receptionist. Social Club Dinding Dinding social club menggunakan kaca tempered 12 mm bening yang berguna sebagai media tulis data pembelajaran di social club.

66 Lantai Lantai di social club menggunakan 2 jenis lantai yakni kayu jati solid pada area pusat social club dan epoxy berwarna putih untuk koridor sedangkan abu-abu muda digunakan pada area belajar. Lantai epoxy diberi lapisan poly urethane yang berguna untuk menahan gesekan dan memberikan efek mengilap dan bersih. Lantai epoxy dipilih karena memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan mudah dalam pemeliharaannya. Sedangkan untuk area pusat, digunakan kayu jati solid, merupakan permintaan khusus dari pimpinan Wall Street Institute Asia Tenggara yakni bapak Angsuman Rakhsit yang menginginkan adanya material natural yang dapat memberikan kesan mewah dan keharmonisan antara dinding, lantai, ceiling, dan furnitur. Ceiling Ceiling di social club menggunakan 2 jenis ceiling, yang pertama adalah ceiling gypsum polos yang dicat berwarna putih untuk memberikan kesan bersih dan rapih dengan pencahayaan tidak langsung yang membentuk ruang selaras dengan pola lantai social club. Pada area belajar 6 orang, menggunakan ceiling yang di exppose di cat hitam, namun di tutup dengan sistem louvre dengan material kayu melintang dengan lampu sorot yang menyorot sepanjang kayu yang memberikan kesan mewah dan hangat. Furnitur Furnitur di social club merupakan furnitur yang dapat dipindahpindah kecuali bench yang berfungsi sebagai internet station dan tempat belajar atau menunggu, coffee corner dan Interactive White Board. Material meja belajar ada dua tipe, untuk pembelajaran 6 orang digunakan meja dari kayu jati solid dan kursi eames molded wooden chair yang memberikan kesan skandinavian lebih terlihat.

67 Sedangkan untuk area pembelajaran 3 orang menggunakan kursi yang sama namun meja dengan top table kaca tempered yang dilapis stiker hitam 80% dan kaki meja tube dari stainless steel. Bench internet station berwarna abu-abu yang dikombinasi dengan kayu dan cat duco berwarna putih dilapis PU untuk area internet station. Coffee corner menggunakan kayu yang di cat duco berwarna hitam dengan finishing PU dengan top table solid surface yang dianggap lebih tahan terhadap tumpahan air dan sebagainya. Encounter Room Merupakan ruang kelas regular berkapasitas 4 siswa dan 1 pengajar. Dinding Dinding menggunakan kaca tempered bening 12mm di empat sisi kelas, dan kombinasi kolom buatan dari kayu yang berfungsi sebagai penahan atau dudukan kaca papan tulis. Lantai Lantai menggunakan karpet tile modular 50cmx50cm, yang berfungsi untuk meredam suara agar tidak bergema. Ceiling Menggunakan ceiling gypsum polos yang dicat berwarna putih dengan drop ceiling berbentuk lingkaran dengan pencahayaan LED yang di tutup oleh membran akrilik berwarna putih susu. Furnitur Furnitur yang digunakan adalah lima kursi kerja yang memiliki ergonomi yang baik guna menunjang kenyamanan pembelajaran dengan meja top table kaca tempered 12mm dilapis stiker hitam

68 80% dengan kaki meja tube stainless steel yang memberikan kesan modern. Complimentary Room Merupakan area kelas besar dan hanya ada satu di setiap center Wall Street Institute. Berkapasitas sembilan orang yang terdiri dari satu orang pengajar dan delapan orang siswa. Dinding Dinding menggunakan kaca tempered bening 12mm, dan kombinasi kolom buatan dari kayu yang berfungsi sebagai penahan atau dudukan kaca papan tulis. Lantai Lantai menggunakan karpet tile modular 50cmx50cm, yang berfungsi untuk meredam suara agar tidak bergema. Ceiling Menggunakan ceiling gypsum polos yang dicat berwarna putih dengan drop ceiling berbentuk oval dengan pencahayaan LED yang di tutup oleh membran akrilik berwarna putih susu. Furnitur Furnitur yang digunakan adalah sembilan kursi kerja yang memiliki ergonomi yang baik guna menunjang kenyamanan pembelajaran dengan meja top table kaca tempered 12mm dilapis stiker hitam 80% dengan kaki meja tube stainless steel yang memberikan kesan modern. Teacher s Room dan SM area Merupakan ruang terbuka, ruang yang digunakan untuk absensi guru dan ruang guru berkapasitas 5 orang. Dan tambahan satu area

69 site manager yang bertugas untuk mengawasi kegiatan yang berlangsung di dalam center WSI. Dinding Menggunakan kaca tempered bening 12mm Lantai Lantai menggunakan karpet tile modular 50cmx50cm, yang berfungsi untuk meredam suara agar tidak bergema. Ceiling Menggunakan ceiling gypsum polos yang dicat berwarna putih Furnitur Furnitur yang digunakan adalah meja built in dengan material top table kaca tempered 12mm dilapis stiker hitam 80% dengan kaki meja stainless steel yang memberikan kesan modern. Dengan kursi kerja yang memiliki ergonomi yang baik. FL Room Merupakan ruang perkenalan bagi siswa baru, untuk memberikan arahan mengenai cara pembelajaran di WSI. Dinding Dinding menggunakan kaca tempered bening 12mm, dan kombinasi kolom buatan dari kayu yang berfungsi sebagai penahan atau dudukan kaca papan tulis. Lantai Lantai menggunakan karpet tile modular 50cmx50cm, yang berfungsi untuk meredam suara agar tidak bergema.

70 Ceiling Menggunakan ceiling gypsum polos yang dicat berwarna putih dengan drop ceiling berbentuk lingkaran dengan pencahayaan LED yang di tutup oleh membran akrilik berwarna putih susu. Phone Area Merupakan area yang digunakan oleh marketing WSI untuk menghubungi calon siswa ataupun menerima telepon untuk kepentingan marketing WSI. Dinding Menggunakan kaca tempered bening 12mm Lantai Lantai menggunakan karpet tile modular 50cmx50cm, yang berfungsi untuk meredam suara agar tidak bergema. Ceiling Menggunakan ceiling gypsum polos yang dicat berwarna putih Furnitur Furnitur yang digunakan adalah meja built in dengan material top table kaca tempered 12mm dilapis stiker hitam 80% dengan kaki meja stainless steel yang memberikan kesan modern. Dengan kursi kerja yang memiliki ergonomi yang baik. EC Room Merupakan ruang kerja bagi marketing, untuk menerima tamu dan bekerja, juga untuk menyimpan berkas-berkas marketing.

71 Dinding Dinding menggunakan kaca tempered bening 12mm di empat sisi kelas, dan kombinasi kolom buatan dari kayu yang berfungsi sebagai penahan atau dudukan kaca papan tulis. Lantai Lantai menggunakan karpet tile modular 50cmx50cm, yang berfungsi untuk meredam suara agar tidak bergema. Ceiling Menggunakan ceiling gypsum polos yang dicat berwarna putih. Furnitur Furnitur yang digunakan adalah tiga kursi kerja yang memiliki ergonomi yang baik guna menunjang kenyamanan bekerja dan pengunjung, untuk meja menggunakan top table kaca tempered 12mm dilapis stiker hitam 80% dengan kaki meja tube stainless steel yang memberikan kesan modern. Speaking Center Merupakan ruang pembelajaran mandiri menggunakan teknologi untuk menunjang perkembangan bahasa inggris siswa WSI. Dinding Dinding menggunakan kaca tempered bening 12mm dan dinding solid dicat putih dengan lapisan kaca tempered bening 12mm. Lantai Lantai menggunakan karpet tile modular 50cmx50cm, yang berfungsi untuk meredam suara agar tidak bergema.

72 Ceiling Menggunakan expose ceiling yang di cat berwarna hitam dengan lampu yang drop 1 meter kebawah berbentuk silang di atas setiap work station dan juga bantuan pencahayaan down light custom pada beberapa baris ceiling di koridor speaking center. Furnitur Furnitur yang digunakan adalah work station dengann kombinasi material kayu 30mm dicat duco putih PU dan dikombinasi dengan akrilik berwarna merah, putih dan biru. Menggunakan kursi dengan ergonomi yang baik agar siswa betah berlama-lama di dalam speaking center. Server Room Merupakan ruangan penyimpanan server atau suplai listrik untuk WSI Alam Sutera. Dinding Dinding menggunakan gypsum 9mm dengan konsruksi hollow. Dinding dicat putih polos. Lantai Lantai menggunakan karpet tile modular 50cmx50cm, yang berfungsi untuk meredam suara agar tidak bergema. Ceiling Menggunakan ceiling gypsum polos yang dicat berwarna putih. Storage Room Merupakan ruang penyimpanan furnitur dan barang-barang yang digunakan secara berkala oleh WSI Alam Sutera.

73 Dinding Dinding yang digunakan adalah dinding yang dicat berwarna putih polos. Lantai Lantai yang digunakan di storage adalah lantai keramik ukuran 40cmx40cm. Ceiling Ceiling pada storage adalah ceiling gypsum polos yang dicat putih dengan pencahayaan general dari lampu flourecent. Furnitur Furnitur yang digunakan adalah lemari dan rak besi untuk menyimpan barang-barang yang digunakan hanya pada waktuwaktu tertentu. EDC Room Merupakan ruangan untuk menyimpan mesin-mesin EDC yang berfungsi sebagai sistem pembayaran pembelajaran di WSI Alam Sutera. Dinding Dinding yang digunakan adalah dinding yang dicat berwarna putih polos. Lantai Lantai yang digunakan di EDC adalah lantai epoxy berwarna abuabu muda dengan lapisan PU agar lebih tahan lama dan memiliki ketahanan yang baik.

74 Ceiling Ceiling pada EDC Room adalah ceiling gypsum polos yang dicat putih dengan pencahayaan general dari lampu flourecent. Furnitur Furnitur yang digunakan adalahcabinet dan rak-rak penyimpanan mesin EDC. Pantry Dinding Dinding yang digunakan adalah dinding yang dicat berwarna putih polos dan keramik pada area kabinet pantry. Lantai Lantai yang digunakan di pantry adalah lantai keramik ukuran 40cmx40cm. Ceiling Ceiling pada pantry adalah ceiling gypsum polos yang dicat putih dengan pencahayaan general dari lampu flourecent. Furnitur Furnitur yang digunakan adalah counter dari kayu finishing cat duco dan HPL. Dengan top table solid surface. 1.4.4. Tinjauan Karakteristik Warna Pada center WSI di Alam Sutera warna yang digunakan hanya warna putih pada dinding, sehingga menciptakan kesan ruang yang bersih dan terkesan lebih luas. Warna alam juga dimasukan melalui penggunaan kayu jati yang memberikan kesan mewah yang natural. Pada area coffee corner menggunakan warna hitam yang menjadi warna yang paling kuat di center

75 tersebut. Warna hitam dipilih untuk memberikan kesan elegan yang misterius namun juga karena warna hitam merupakan warna yang tepat digunakan untuk area coffee corner mengingat adanya kemungkinan tumpahan kopi dan teh terjadi di area itu. Pada area speaking center digunakan warna merah biru dan putih di bagian workstationnya, warna merah digunakan untuk memotifasi orang untuk mengerjakan sesuatu lebih cepat dan spontan. Sedangkan warna biru dipilih untuk menetralkan warna merah yakni untuk memberikan kesan tenang agar siswa yang belajar di dalamnya bertah berlama-lama namun tetap bersemangat dalam belajar. 1.4.5. Tinjauan Sistem Pencahayaan Secara keseluruhan, teknik pencahayaan yang digunakan oleh WSI Alam Sutera banyak menggunakan teknik pencahayaan tidak langsung dengan bantuan lampu fluorescent untuk downlight. Pencahayaan tidak langsung membantu pembentukan mood dan suasana ruang yang nyaman dan modern. 1.4.6. Tinjauan Sistem Penghawaan Sistem pengahawaan yang digunakan oleh WSI Alam Sutera kali ini adalah jenis penghawaan buatan, mengingat jendela yang digunakan pada Mall at Alam Sutera merupakan jendela mati yang hanya dapat ditembus cahaya. Pengahawaan yang menggunakan sistem AC central yang disediakan oleh gedung, dengan meninjau sistem pertukaran udara menggunakan AC diffuser sehingga udara di dalam ruang selalu bersih. Selain itu tingkat suhu penghawaan disesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan di dalam ruang agar kenyamanan pengguna ruang tetap terjaga.

76 1.4.7. Tinjauan Sistem Keamanan dan Signage Sistem keamanan yang digunakan oleh Wall Street Institute adalah kartu akses masuk. Dimana mesin pembaca kartu hanya akan meloloskan orang yang memiliki kartu akses, sehingga area yang tidak boleh di masuki oleh sembarang pengunjung dapat terjaga. Selain itu pemasangan prosedur keamanan umum yakni CCTV segala arah dan penyediaan penjaga keamanan khusus (satpam) dilakukan demi terjaminnya keamanan dan kenyamanan warga Wall Street Institute. Signage Wall Street Institute dipasang di bagian atas shop front dengan menggunakan material akrilik berwarna biru tua yang diberi pendar lampu dibagian dalam dan independent letter berwarna putih sehingga setiap huruf dari Wall Street Institute terlihat yang digunakan berpendar dan terlihat lebih elegan. Namun keamanan pada elemen interior yakni dinding kaca belum cukup. Kaca yang digunakan merupakan kaya tempered bening tanpa stiker, sehingga memicu terjadinya kecelakaan seperti menabrak kaca. Sistem keamanaan untuk element dinding kaca perlu ditinjau ulang agar keamanaan terjamin dan tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.