PEMISAHAN Ce DAN Nd MENGGUNAKAN RESIN DOWEX 50W-X8 MELALUI PROSES PERTUKARAN ION

dokumen-dokumen yang mirip
PEMISAHAN Y, Dy, Gd HASIL EKSTRAKSI DARI KONSENTRAT ITRIUM MENGGUNAKAN KOLOM PENUKAR ION

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH

Resin sebagai media penukar ion mempunyai beberapa sifat dan keunggulan tertentu. Sifat-sifat resin yang baik adalah sebagai berikut:

PENENTUAN DIFUSIFITAS AKSIAL ZIRKONIUM PADA PROSES PERTUKARAN ION DENGAN RESIN DOWEX 50W-X8

STUDI PEMISAHAN URANIUM DARI LARUTAN URANIL NITRAT DENGAN RESIN PENUKAR ANION

BAB 1 PENDAHULUAN. Zirkonium (Zr) merupakan unsur golongan IVB bersama-sama dengan

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

EKSTRAKSI Th, La, Ce DAN Nd DARI KONSENTRAT Th LOGAM TANAH JARANG HASIL OLAH PASIR MONASIT MEMAKAI TBP

ION EXCHANGE DASAR TEORI

Hasil dan Pembahasan

Ion Exchange Chromatography Type of Chromatography. Annisa Fillaeli

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI PASIR SENOTIM DAN ANALISIS PRODUK DENGAN SPEKTROMETER PENDAR SINAR-X

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB III METODE PENELITIAN

PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

3. Metodologi Penelitian

PENGARUH ph DAN TEGANGAN PADA PEMBUATAN SERBUK ITRIUM DARI KONSENTRAT ITRIUM HASIL PROSES PASIR SENOTIM DENGAN ELEKTROLISIS

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian. Sintesis CaCu(CH 3 COO) 4.xH 2 O. Karakterisasi. Penentuan Rumus kimia

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

Analisis Fisiko Kimia

PENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

4 Hasil dan Pembahasan

4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

FRAKSINASI DAN PENINGKATAN KADAR La SECARA PENGENDAPAN

BAB V METODOLOGI. Tabel 3. Alat yang digunakan dalam praktikum No Nama Alat Jumlah

BABV Kromatografi Kolom (Column Chromatography)

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

Kelompok 2: Kromatografi Kolom

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

PENGARUH GARAM Al(NO 3 ) 3 TERHADAP EKSTRAKSI ITRIUM DARI KONSENTRAT LOGAM TANAH JARANG

PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat,

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

BAB II KERANGKA TEORI. Zirkonium (Zr) dalam daftar periodik mempunyai berat atom 91,22

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

4 Hasil dan Pembahasan

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol)

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

MENYARING DAN MENDEKANTASI

BAB III METODE PENELITIAN

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM PEB U3Siz-AI PASCA IRRADIASI MELALUI PEMISAHAN PENUKAR ANION DENGAN METODA SPEKTROMETER ALPHA

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

BAHAN DAN METODE. Prosedur Penelitian

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

4002 Sintesis benzil dari benzoin

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH HNO 3 DAN KBrO 3 PADA PEMBUATAN KONSENTRAT Ce, La DAN Nd DARI PASIR MONASIT

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

5001 Nitrasi fenol menjadi 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol

HASIL DAN PEMBAHASAN

DESTILASI, RESIN PENUKAR ION DAN PEMURNIAN

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

I. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

ISSN 1410-6957 PEMISAHAN Ce DAN Nd MENGGUNAKAN RESIN DOWEX 50W-X8 MELALUI PROSES PERTUKARAN ION Dwi Biyantoro, Kris Tri Basuki, Muhadi AW PTAPB BATAN, Yogyakarta ABSTRAK PEMISAHAN Ce DAN Nd MENGGUNAKAN RESIN DOWEX 50W-X8 MELALUI PROSES PERTUKARAN ION. Telah dilakukan penelitian pemisahan Ce dan Nd menggunakan kolom penukar ion yang berisi resin Dowex 50W-X8 ukuran 100 200 mesh dan eluen EDTA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan proses pemisahan Ce dan Nd menggunakan kolom penukar ion. Pemisahan ini dilakukan dengan menggunakan kolom gelas berdiameter 0,4 cm, panjang 95 cm, umpan campuran Ce dan Nd pada pada kecepatan alir EDTA 0,05 ml/menit. Eluat ditampung secara fraksional setiap 5 ml kemudian dianalisis menggunakan spektrometer pendar sinar-x. Dari hasil penelitian diperoleh nilai kapasitas resin Dowex 50W-X8 = 5,28 mgrek/g, resolusi Ce-Nd = 1,47, dan faktor pemisahan Ce-Nd = 5,16 pada perbandingan umpan Ce dan Nd = 20 : 1. ABSTRACT SEPARATION OF Ce AND Nd USING DOWEX 50-X8 RESIN WITH ION EXCHANGE PROCESS. The separation of Ce and Nd using ion exchange column containing of Dowex 50W-8X resin of 100-200 mesh particle size and EDTA eluent has been done. The purpose of the research to know the success of separation process of Ce and Nd by using ion exchange column. The separation with using 0.4 cm diameter column of glass 95 cm column length, feed of mixture Ce and Nd at the flow rate of 0.05 ml/minutes EDTA. Sampling every 5 ml of eluate was received and then analyzed by using X-ray fluorescence spectrometry. From the experimental result was obtained the value of capacity of Dowex resin 50W-X8 of 5.28 mgrekh + /g, resolution of Ce-Nd = 1.47, and separation factor of Ce-Nd = 5.16 at feed ratio of Ce and Nd = 20 : 1. PENDAHULUAN Dewasa ini proses pemisahan logam tanah jarang dengan cara penukar ion berkembang dengan pesat. Metoda ini lebih baik dibandingkan dengan metoda ekstraksi dan pengendapan karena pada pemisahan dengan menggunakan resin sebagai penukar ion diperoleh hasil yang relatif lebih murni. Logam tanah jarang (rare earth element) adalah logam yang mempunyai kelimpahan relatif kecil di kulit bumi, dan proses untuk mendapatkan logam murninya sangat sulit, karena mempunyai sifat yang mirip antara yang satu dengan yang lain, sedang manfaatnya sangat besar. Spendding (1955) melakukan pemisahan logam tanah jarang dengan cara menambahkan kompleksan asam sitrat. James, et. al (1960) melakukan pemisahan dengan menggunakan resin penukar ion dalam bentuk Cu 2+ dengan pengkompleks etilen diamin tetra asetat (EDTA). Serium (Ce) dan neodimium (Nd) adalah logam tanah jarang (rare earth element) yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, mempunyai kegunaan yang sangat luas, karena secara umum memiliki kekuatan mekanis yang baik, titik leleh relatif tinggi, dan mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan. Serium banyak dipakai dalam bidang industri minyak bumi, nuklir dan paduan logam, sedang neodimium dipakai untuk superkonduktor dan magnet. Prinsip dasar pemisahan dengan kromatografi kolom penukar ion adalah perbedaan kecepatan migrasi ionion di dalam kolom penukar ion. Jika resin di masukkan ke dalam air, maka air akan terserap resin dan resin akan menggelembung, sedangkan gugus asamnya larut. Besarnya penggelembungan resin ditentukan oleh derajad ikatan silangnya, yaitu banyaknya % berat divinilbenzen dalam resin. Semakin besar derajad ikatan silangnya Dwi Biyantoro, dkk. GANENDRA, Vol. IX, No. 1, Januari 2006 29

akan semakin kuat ikatan resin dan semakin kecil penggelembungannya. Resin yang dimasukkan dalam air akan terionisasi menurut persamaan : Resin SO 3H Resin SO 3 - +H + (1) Ion H + dalam gugus sulfonat dapat diganti oleh kation yang lain (Ce dan Nd). Reaksi pertukaran kation ini akan sangat tergantung pada afinitas kation terhadap gugus fungsi sulfonat. Afinitas atau kekuatan ikatan suatu kation pada gugus sulfonat akan sangat tergantung pada muatan kation dan jari-jari ion. Proses pertukaran ion dikerjakan dengan cara pembebanan ion-ion pada kolom penukar ion. Kemudian ionion yang terikat dalam resin dialiri dengan eluen yang mampu memberi kondisi keseimbangan yang berbeda-beda terhadap masing-masing ion yang terserap dalam resin. Keseimbangan yang berbeda ini mengakibatkan kecepatan migrasi ion dalam kolom resin tidak sama. James dan Powel (1960) melanjutkan penelitian Wheelwright dan Spedding dengan menggunakan eluen EDTA dan memanfaatkan ion tembaga (Cu) sebagai ion penahan, dimana konstanta stabilitas kompleks EDTA (HY) dengan ion tembaga lebih besar dibandingkan EDTA dengan ion logam tanah jarang, sehingga ion tembaga dapat terelusi paling awal baru diikuti oleh ion-ion logam tanah jarang. Kondisi optimum pemisahan logam tanah jarang tersebut diperoleh pada konsentrasi EDTA 0,015 M ph 8,40 dengan menggunakan resin Dowex 50W-X8 dan ion penahan CuSO 4 0,5 1 M. Reaksi kompleks yang terjadi : R3 - + Y - RY - (2) Cu 2+ + Y 4- CuY 2- (3) Dengan tetapan kestabilan kompleks RY adalah : KSf = [R 3+ ][Y 4+ ] (4) Kf = [RY - ]/[R 3+ ][Y 4+ ] (5) Gambar 1. Kurva elusi pemisahan dua unsur Rs = 2 (t r2 - t r1 ) / (w 1 + w 2 ) (6) Dimana : Rs = resolusi t r = waktu retensi w = lebar pada dasar puncak Pemisahan diperoleh pada saat ion bergerak keluar dari kolom dalam waktu yang tidak bersamaan dan ditampung secara fraksional sampai semua ion keluar dari kolom resin. 30 GANENDRA, Vol. IX, No. 1, Januari 2006 Dwi Biyantoro, dkk.

Ion yang mempunyai senyawa kompleks paling stabil akan keluar terlebih dahulu disusul oleh yang kurang stabil. Pada Gambar 2 ditunjukkan rangkaian alat yang terbuat dari gelas untuk proses pertukaran ion. Urutan-urutan ion yang keluar dari kolom akibat elusi EDTA akan terlihat bahwa ion Cu 2+ terelusi paling awal. Keadaan ini sangat penting sebagai dasar bahwa ion Cu 2+ tersebut berfungsi untuk menahan ion unsur tanah jarang. Secara garis besar pemisahan ion unsur tanah jarang dengan kolom resin penukar ion dibagi dua tahap proses, yaitu : 1. Pembebanan kolom, yaitu proses adsorbsi ion-ion unsur tanah jarang yang akan dipisahkan. 2. Elusi EDTA, yaitu proses pelepasan ion yang terikat resin pada saat pembebanan dengan cara mengalirkan eluen ke dalam kolom resin penukar ion. Untuk mengetahui keberhasilan proses pemisahan dengan menggunakan kolom penukar ion ini dipakai suatu besaran yang disebut nilai daya pisah kolom terhadap unsur-unsur yang akan dipisahkan. Pada proses dua unsur yang akan dipisahkan dengan waktu retensi masing-masing adalah t r1 dan t r2 dan waktu retensi unsur yang satu lebih besar terhadap yang lain (t r2 > t r1), hal ini seperti ditunjukkan pada Gambar 1, maka akan dapat dihitung resolusinya. TATA KERJA Bahan Serium oksida, neodimium oksida p.a., resin Dowex 50W-X8 (H + ) ukuran 100 200 mesh BDH, asam klorida, natrium florida, dan natrium hidroksida. Alat Kolom pipa gelas panjang = 150 cm, diameter = 0,4 cm, wadah eluat dari polietilen, magnetik stirrer dilengkapi pemanas, ph meter, timbangan, alat-alat gelas, glasswool, spektrometer pendar sinar-x Ortec 7100. Gambar 2. Kolom penukar ion Cara kerja 1. Penentuan kapasitas resin a. Resin Dowex 50W-X8 (H + ) ukuran 100 200 mesh dimasukkan dalam gelas beker ditimbang, kemudian ditambah aquades sambil diaduk dan didiamkan, beberapa saat kemudian didekantasi untuk menghilangkan butiran-butiran resin yang terapung. b. Resin yang terendam dikeringkan dan ditimbang. c. Resin kemudian dijenuhkan dengan HCl dan dimasukkan kolom dan dicuci dengan aquades untuk menghilangkan sisa HCl yang tidak terikat resin. d. Dari atas kolom dialirkan NaCl sebagai larutan pengelusi untuk mensubstitusi ion H + yang terikat resin dengan ion Na +. e. Eluat ditampung dan dititrasi dengan larutan standar NaOH. 2. Pembuatan larutan standar dan umpan b. Dibuat larutan standar berupa larutan induk Ce dan Nd masing-masing = 25.000 ppm. c. Dibuat larutan standar campuran Ce-Nd dengan konsentrasi dari 100 3000 ppm dari larutan induk. d. Dibuat umpan dengan mencampur larutan induk Ce-Nd dengan mencampur larutan induk Ce-Nd dengan perbandingan = 10 : 1; 15 : 1; dan 20 : 1. Dwi Biyantoro, dkk. GANENDRA, Vol. VIII, No. 1, Januari 2005 31

3. Pemisahan Ce dan Nd a. Seperti langkah 1 a dan 1 b diulangi Pemisahan Ce dan Nd menggunakan resin dowex 50W-X8 melalui proses pertukaran ion b. Resin dijenuhkan sambil dipanaskan dengan larutan CuSO 4 1 N kemudian dimasukkan ke dalam kolom dan dicuci dengan aquades untuk menghilangkan ion Cu yang tidak terikat resin. c. Dimasukkan 10 ml umpan ke dalam kolom penukar ion kemudian dielusi memakai larutan EDTA 0,015 M ph 8,4 dengan kecepatan alir 0,05 ml per menit. Pada saat elusi ini pita Cu akan turun mendahului Ce dan Nd. d. Eluat ditampung setiap 5 ml secara fraksional setelah pita Cu sampai pada jarak 1 cm dari ujung kolom (biru-kuning). e. Setiap fraksi dianalisis dengan spektrometer pendar sinar-x. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan persamaan larutan standar Dari hasil analisis larutan standar diperoleh persamaan garis lurus yang menyatakan hubungan antara perbandingan intensitas unsur dengan konsentrasi unsur. Persamaan garis lurus yang diperoleh yaitu : Untuk Ce; Y = 0,00173 X 0,000169 dengan r = 0,999 Untuk Nd; Y = 0,000027 X + 0,00231 dengan r = 0,997 Dengan : Y = intensitas unsur/intensitas coumpton X = konsentrasi unsur dalam larutan Penentuan kapasitas resin Kapasitas resin dinyatakan dalam mgrek H + /g resin kering. Berat resin mula-mula (G1) = 9,2126 g Kadar air = 3,2631 g Berat resin terbuang = 0,3334 g Berat resin kering (G2) = [9,2126 (3,2631 +0,3334)] g = 5,6161 g Dititrasi memakai larutan NaOH 1,0002 M, volume = 29,65 ml, maka kapasitas resin yaitu : (29,65 x 1,0002) / 5,6161 = 5,28 mgrek H + /g Pemisahan Ce Nd dengan umpan perbandingan Ce/Nd = 10/1 Konsentrasi, ppm 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 0 10 20 30 40 50 N o. Fraksi N d C e Gambar 3. Hubungan antara No. fraksi dengan konsentrasi 32 GANENDRA, Vol. IX, No. 1, Januari 2006 Dwi Biyantoro, dkk.

Pada Gambar 3 dengan umpan perbandingan Ce : Nd = 10 : 1 ditunjukkan bahwa pada penampungan eluat fraksi No. 1 6 yang keluar adalah EDTA yang bercampur dengan Cu 2+, sedangkan Nd baru keluar mulai fraksi No. 8 sampai 18., kemudian diikuti oleh Ce pada fraksi yang ke 21 45. No. Fraksi 8 18 dengam kemurnian 100%Nd dan pada fraksi 21 45 dengan kemurnian 100% Ce. Nilai resolusi antar puncak Nd Ce, yaitu Rs Nd- Ce = 1,27. Pemisahan Ce Nd dengan umpan perbandingan Ce/Nd = 15/1 1600 1400 K on sentrasi, p pm 1200 1000 800 600 400 200 0 N d C e 0 4 8 10 12 14 16 18 21 23 27 34 38 41 43 45 47 49 60 No. Fraksi Gambar 4. Hubungan antara No. fraksi dengan konsentrasi Pada Gambar 4 di atas hasil pemisahan Ce dan Nd dengan umpan perbandingan Ce : Nd = 15 : 1 dalam hubungan antara nomor fraksi dengan konsentrasi tampak bahwa pada penampungan fraksi No. 1-8 yang keluar adalah EDTA yang tercampur Cu, sedangkan unsur yang keluar pada fraksi No. 9 sampai 17 adalah Nd. Baru kemudian disusul Ce yang keluar mulai fraksi No. 21 sampai 49. Fraksi tampungan eluat No. 9 17 dengan kemurnian 100% Nd dan eluat No. 21 49 dengan kemurnian 100% Ce. Nilai resolusi Nd-Ce = 1,34. Pemisahan Ce Nd dengan umpan perbandingan Ce/Nd = 20/1 1400 1200 Konsentrasi, ppm 1000 800 600 400 200 0 0 9 14 20 27 40 45 50 55 No. Fraksi N d C e Gambar 5. Hubungan antara No. fraksi dengan konsentrasi Dari Gambar 5 di atas hasil pemisahan Ce dan Nd dengan umpan perbandingan Ce : Nd = 20 : 1 dalam hubungan antara nomor fraksi dengan konsentrasi tampak bahwa pada penampungan fraksi No. 1-8 yang keluar adalah campuran eluen EDTA dengan Cu 2+, sedangkan unsur yang keluar pada fraksi No. 9 sampai 17 adalah Nd. Baru kemudian disusul Ce yang keluar mulai fraksi No. 21 sampai 55. Fraksi tampungan eluat No. 9 17 Dwi Biyantoro, dkk. GANENDRA, Vol. VIII, No. 1, Januari 2005 33

dengan kemurnian 100% Nd dan eluat No. 21 55 dengan kemurnian 100% Ce. Nilai resolusi antar puncak Nd- Ce = 1,47. 1,5 Resolusi Ce/Nd 1,4 1,3 1,2 Rs Ce/Nd 1,1 0 5 10 15 Rasio Ce/Nd Gambar 6. Hubungan antara Rasio umpan Ce/Nd dengan Resolusi Ce/Nd Faktor pemisahan (α) dihitung dengan cara perbandingan (K) antara banyaknya suatu componen dalam fase stasioner (Cs) dan dalam fasa mobil (Cm). K = Cs / Cm α= K Ce / K Nd Dengan : K adalah thermodynamic partition coefficient Dari hasil perhitungan diperoleh nilai K Nd dan K Ce pada berbagai perbandingan umpan seperti ditunjukkan dalam Tabel 1. Tabel 1. Nilai K pada berbagai umpan Rasio Ce/Nd K Nd K Ce 10 15 20 1,33 2,23 2,66 6,20 11,63 13,73 Untuk nilai K < 0,5 maka pemisahan kurang baik, sedangkan jika nilai K > 15 waktu retensi terlalu lama. Dari data Tabel 1 dapat ditunjukkan bahwa data percobaan ini masuk dalam kisaran yang diijinkan sehingga layak untuk digunakan pada pemisahan Ce dan Nd karena K mempunyai kisaran nilai antara 0,5 sampai 15. Nilai faktor pemisahan (α) antara Nd dan Ce disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Nilai α pada berbagai umpan Rasio Ce/Nd 10 15 20 Pada Tabel 2 ditunjukkan bahwa pada rasio Ce : Nd = 20 : 1 diperoleh nilai yang optimal untuk pemisahan Ce dan Nd dengan nilai faktor pemisahan = 5,16. Hal ini analog dengan fenomena pada nilai resolusi Ce-Nd seperti ditunjukkan pada Gambar 4 dimana diperoleh Rs Ce-Nd = 1,47. α 4,66 4,99 5,16 34 GANENDRA, Vol. IX, No. 1, Januari 2006 Dwi Biyantoro, dkk.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pemisahan Ce dan Nd menggunakan kolom penukar ion yang berisi resin Dowex 50W-X8 dan eluen EDTA dapat disimpulkan bahwa : 1. Teknik kromatografi kolom penukar ion dengan menggunakan resin penukar kation jenis Dowex 50W-X8 ukuran 100-200 mesh dan eluen EDTA 0,015 M pada ph 8,4 dapat digunakan untuk memisahkan unsur Ce dan Nd. 2. Kapasitas resin Dowex 50W-X8 = 5,28 mgrek H + /g 3. Hasil pemisahan Ce Nd yang paling baik diperoleh pada perbandingan umpan Ce : Nd = 20 : 1, dengan nilai resolusi Ce-Nd = 1,47, dan faktor pemisahan Ce-Nd = 5,16. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada : Sdr. Sri Sukmajaya dan Mulyono yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1. NACHORD, F. C. AND SCHUBERT, J., Ion Exchange Technology, Academic Press, Inc., Publisher, New York, (1956). 2. JAMES, D. B. AND POWEL, C., Ion Exchange Elution Sequences with Chelating Eluents, USAEC Division of Technical Information, Iowa, (1960). 3. WHEELWRIGHT, E. J. AND SPENDDING, F. H., The Use of Chelating Agent in Separation of Rare Earth Element by Ion Exchange Methods, Ames Laboratory, Iowa, (1955). 4. BRAITHWAITE, A AND SMITH, F. J., Chromatographic Methods, Kluwer Academic Publisher, Netherland, (1999). Dwi Biyantoro, dkk. GANENDRA, Vol. VIII, No. 1, Januari 2005 35