BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar belakang

Metodologi Penelitian

3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

3 Metodologi Penelitian

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

PRAKONSENTRASI KROM (VI) DARI MATRIKS TEKSTIL DAN PENENTUANNYA SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM TUNGKU KARBON TESIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

PRAKONSENTRASI KROM (VI) DARI MATRIKS TEKSTIL DAN PENENTUANNYA SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM TUNGKU KARBON TESIS

3 Metodologi Penelitian

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

: Kirana patrolina sihombing

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

3 Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

: Kirana patrolina sihombing

Pupuk kalium sulfat SNI

3 Metodologi Percobaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL I Pembuatan Larutan

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dalam penelitian ini diambil di Instalasi PDAM dan di rumah

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

SNI Standar Nasional Indonesia

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lima pasar tradisonal yang terdapat di Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

III. BAHAN DAN METODOLOGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

Transkripsi:

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN III.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : - Spektrometer serapan atom ( Perkin-Elmer tipe Aanalyst 100 ) - Tungku karbon ( Perkin-Elmer HGA-800 ) - ph meter ( Schott-Handylab 1 ) - Pengaduk magnet ( Magnetic stirrer ) - Filter membran selulosa asetat ( Whatman Φ 47 mm, pori 0,45 µm ) - Alat filtrasi dan pompa vakum ( Millipore ) - Alat pemurnian aquades Nanopure ( USF-Elga ) - Pemanas listrik ( Hot plate ) - Alat gelas ( labu ukur, beaker glass, pipet dan lain-lain) - Pipet mikro volume 20-200 µl, 100-1000 µl III.2 Bahan-bahan Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini berkualitas pro analisis (pa) produk Merck dan Sigma-Aldrich sebagai berikut : - Amonium pirolidinditiokarbamat (APDC) - Kalium dikromat ( K 2 Cr 2 O 7 ) - Kromium triklorida ( CrCl 3.6H 2 O ) - Magnesium nitrat ( Mg(NO 3 ) 2. 6H 2 O ) - Nikel nitrat ( (Ni(NO 3 ) 2.6H 2 O ) - Kalium hidrogenftalat - L-Histidin monoklorida monohidrat ( C 6 H 9 O 2 N 3.HCl.H 2 O ) - Natrium dihidrogen fosfat dihidrat ( NaH 2 PO 4.2H 2 O ). - Natrium klorida ( NaCl ) - Natrium hidroksida ( NaOH ) - Asam klorida ( HCl ) - Aquades III.3 Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Lingkungan Balai Besar Tekstil Departemen Perindustrian, Jl. Ahmad Yani Bandung No. 390 Bandung. 11

III.4 Diagram alir penelitian III.4.1 Penentuan kondisi percobaan ph Larutan Jumlah volume larutan APDC - 100 ml larutan Cr(VI) 50 µg/l - ph larutan divariasikan 2 8 - ditambah 1 ml larutan APDC 3 g/l - disaring - 100 ml larutan Cr(VI) 50 µg/l - ph larutan optimum ( ph 4 ) - larutan APDC 3 g/l divariasikan 2 6 ml Jumlah volume larutan Ni - 100 ml larutan Cr(VI) 50 µg/l - ph 4 - ditambah 5 ml larutan APDC 3 g/l - volume larutan Ni 1 g/l divariasikan 0,1 0,8 ml Variasi konsentrasi larutan Cr(VI) - 100 ml variasi konsentrasi larutan Cr(VI) 5-40 µg/l - ph 4 - ditambah 5 ml larutan APDC 3 g/l - 0,3 ml larutan Ni 1 g/l 12

III.4.2 Prakonsentrasi dan penentuan Cr(VI) dalam contoh tekstil Sampel kain Ekstrak - Diekstraksi dengan 100 ml larutan keringat buatan ph 5,5 Filtrat yang mengandung endapan - Pada kondisi optimum direaksikan dengan larutan APDC 3 g/l dan Ni 1g/L. - Filtrasi endapan dengan filter selulosa asetat 0,45 µm - Dilarutkan dengan 2 ml HNO 3 pekat panas dan diencerkan dengan aquades hingga volume 10 ml Larutan - Penentuan Cr secara spektrometri serapan tungku karbon III.5 Pembuatan larutan - Larutan induk Cr(VI) 1000 mg/l 0,283 gram K 2 Cr 2 O 7 dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 100 ml. - Larutan induk Cr(III) 1000 mg/l 0,5125 gram CrCl 3. 6H 2 O dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 100 ml. - Larutan Mg(NO 3 ) 2 0,5 g/l 0,058 gram Mg(NO 3 ) 2.6H 2 O dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 100 ml. - Larutan Ni 1 g/l 0,4953 gram Ni(NO 3 ) 2.6H 2 O dilarutkan dengan aquades dalam labu ukur 100 ml. - Larutan amonium pirolidin ditiokarbamat (APDC) 3 g/l 13

0,3 gram APDC dilarutkan dengan aquades dalam labu ukur 100 ml. Larutan ini dibuat pada saat ketika hendak digunakan ( larutan segar ). - Larutan bufer ftalat ph 4 1,0209 gram kalium hidrogen ftalat dilarutkan dengan 50 ml aquades, kemudian ph larutan ditepatkan hingga ph 4 dengan menggunakan larutan HCl 0,1M dan diencerkan dengan aquades hingga tanda batas labu ukur 100 ml. - Larutan keringat buatan ph 5,5 (14) Ke dalam labu ukur 1 liter dimasukkan masing-masing 0,5 gram L-histidin monoklorida monohidrat (C 6 H 9 O 2 N 3.HCl.H 2 O), 5 gram NaCl dan 2,2 gram Nadihidrogen ortofosfat dihidrat (NaH 2 PO 4.2H 2 O) kemudian dilarutkan dengan aquades. Larutan ditepatkan phnya hingga 5,5 menggunakan larutan NaOH 0,1 M dan diencerkan dengan aquades hingga tanda batas labu ukur. III.6 Prosedur percobaan III.6.1 Penentuan kondisi percobaan Variabel kondisi percobaan prakonsentrasi Cr(VI) yang ditentukan meliputi ph optimum larutan, jumlah pemakaian larutan APDC, jumlah pemakaian larutan Ni, dan rentang konsentrasi larutan Cr(VI). Penentuan Cr dalam larutan dilakukan secara spektrometri serapan tungku karbon dengan kondisi operasional seperti tertera pada Tabel III.1 Tahap Tabel III.1 Kondisi operasi tungku karbon Temperatur (º C) Ramp (detik ) Tahan (detik ) Aliran Argon ( ml/menit) 1 120 10 50 250 2 1650 1 30 250 3 20 1 15 250 4 2500 0 5 0 5 2600 1 5 250 III.6.1.1 Penentuan ph optimum Ke dalam beberapa gelas piala dimasukkan masing-masing 100 ml larutan Cr(VI) 50 µg/l dan dilakukan pengaturan variasi ph larutan 1 8 dengan penambahan larutan HCl 0,1 M atau larutan NaOH 0,1 M. Kemudian ke dalam masing-masing 14

gelas piala tersebut dimasukkan 1 ml larutan APDC ( 3 g/l) dan dilakukan proses pengadukan diatas pengaduk magnet (magnetic stirrer) selama 5 menit. Larutan selanjutnya disaring dengan menggunakan filter selulosa asetat 0,45 µm dengan kecepatan 25 ml/menit. Filter selulosa asetat yang telah digunakan dipindahkan ke dalam gelas piala dan ditambahkan 2 ml HNO 3 pekat kemudian dibiarkan hingga filter larut. Larutan dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml kemudian ditambahkan 1 ml Mg(NO 3 ) 2 ( 0,5 g/l ) dan diencerkan dengan aquades hingga tanda batas labu ukur. Larutan diukur absorbansinya menggunakan spektrometer serapan atom tungku karbon. III.6.1.2 Penentuan jumlah larutan APDC yang ditambahkan Ke dalam beberapa gelas piala dimasukkan masing-masing 100 ml larutan Cr(VI) 50 µg/l, 5 ml larutan bufer ph 4, dan sejumlah variasi volum ( 2 6 ml ) larutan APDC ( 3 g/l) kemudian diaduk dengan menggunakan pengaduk magnet selama 5 menit. Larutan selanjutnya disaring menggunakan filter selulosa asetat 0,45 µm dengan kecepatan 25 ml/menit. Filter selulosa asetat yang telah digunakan dipindahkan ke dalam gelas piala dan ditambahkan 2 ml HNO 3 pekat kemudian dibiarkan hingga filter larut. Larutan dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml kemudian ditambahkan 1 ml Mg(NO 3 ) 2 ( 0,5 g/l ) dan diencerkan dengan aquades hingga tanda batas labu ukur. Larutan diukur absorbansinya menggunakan spektrometer serapan atom tungku karbon. III.6.1.3 Penentuan jumlah larutan Ni yang ditambahkan Ke dalam beberapa gelas piala dimasukkan masing-masing 100 ml larutan Cr(VI) 50 µg/l, 5 ml larutan bufer ph 4, 5 ml larutan APDC ( 3 g/l ) dan sejumlah variasi volume 0,1 0,6 ml larutan Ni ( 1 g/l) kemudian diaduk dengan menggunakan pengaduk magnet selama 5 menit. Larutan selanjutnya disaring menggunakan filter selulosa asetat 0,45 µm dengan kecepatan 25 ml/menit. Filter selulosa asetat yang telah digunakan dipindahkan ke dalam gelas piala dan ditambahkan 2 ml HNO 3 pekat kemudian dipanaskan hingga filter larut. Larutan dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml kemudian ditambahkan 1 ml Mg(NO 3 ) 2 ( 0,5 g/l ) dan diencerkan dengan aquades hingga tanda batas labu ukur. Larutan diukur absorbansinya menggunakan spektrometer serapan atom tungku karbon. 15

III.6.1.4 Pengaruh konsentrasi larutan Cr (VI) Dipipet larutan standar Cr (VI) 1 mg/l sebanyak 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 3,0; 4,0 dan 5,0 ml dan masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian diencerkan dengan aquades hingga tanda batas labu ukur. Larutan standar dengan variasi konsentrasi tersebut dipindahkan ke dalam gelas kimia dan ditambahkan berturut-turut 5 ml larutan bufer ftalat ph 4, 5 ml APDC ( 3 g/l) dan 0,3 ml larutan Ni (1 g/l), kemudian dikocok dengan pengaduk magnet selama 5 menit dan disaring menggunakan kertas saring selulosa asetat 0,45 µm. Filter selulosa asetat yang telah digunakan dipindahkan ke dalam gelas piala dan ditambahkan 2 ml HNO 3 pekat kemudian dipanaskan hingga filter larut. Larutan dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml kemudian ditambahkan 1 ml Mg(NO 3 ) 2 ( 0,5 g/l ) dan diencerkan dengan aquades hingga tanda batas labu ukur. Larutan diukur absorbansinya menggunakan spektrometer serapan atom tungku karbon. III.6.2 Prakonsentrasi III.6.2.1 Pengaruh Cr (III) dalam larutan Dipipet 100 ml larutan tandar Cr(VI) 5 µg/l, 100 ml Cr (III) 5 µg/l serta campuran Cr (VI) 10 µg/l dan Cr(III) 10 µg/l masing-masing sebanyak 50 ml dan dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml. Ke dalam masing-masing larutan ditambahkan berturut-turut 5 ml larutan buffer ph 4, 5 ml larutan APDC ( 3 g/l) dan 0,3 ml Ni (1 g/l), kemudian larutan diaduk dengan pengaduk magnet selama 5 menit dan disaring dengan filter selulosa asetat 0,45 µm dengan kecepatan 25 ml/menit. Filter selulosa asetat yang telah digunakan dipindahkan ke dalam gelas piala dan ditambahkan 2 ml HNO 3 pekat kemudian dipanaskan hingga filter larut. Larutan dipindahkan ke dalam labu ukur 10 ml kemudian ditambahkan 1 ml Mg(NO 3 ) 2 ( 0,5 g/l ) dan diencerkan dengan aquades hingga tanda batas labu ukur. Larutan diukur absorbansinya menggunakan spektrometer serapan atom tungku karbon. III.6.2.2 Pengaruh matriks ekstrak tekstil Pertama-tama ekstrak kain dipersiapkan dengan cara merendam sambil sesekali mengaduk setiap 2 gram contoh kain dengn 100 ml larutan bufer ptalat ph 4 selama 30 menit. Sebanyak 0,5 ml larutan Cr(VI) 1 mg/l dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan diencerkan dengan ekstrak kain hingga tanda batas labu ukur. Larutan selanjutnya dipindahkan ke dalam gelas kimia 250 ml dan ditambahkan berturut-turut 16

5 ml larutan APDC (3 g/l), dan 0,3 ml larutan Ni (1 g/l). Kemudian dilakukan proses pengadukan menggunakan pengaduk magnet selama 5 menit dan penyaringan dengan filter selulosa asetat 0,45 µm. Filter selulosa asetat yang telah digunakan dipindahkan ke dalam gelas piala dan ditambahkan 2 ml HNO 3 pekat kemudian dipanaskan hingga filter larut. Larutan dipindahkan ke dalam labu ukur 10 ml kemudian ditambahkan 1 ml Mg(NO 3 ) 2 ( 0,5 g/l ) dan diencerkan dengan aquades hingga tanda batas labu ukur. Larutan diukur absorbansinya menggunakan spektrometer serapan atom tungku karbon. III.6.3 Aplikasi metode parakonsentrasi terhadap contoh tekstil III.6.3.1 Persiapan contoh kain Contoh kain/tekstil yang digunakan dalam penelitian ini adalah contoh kain komersial yang diambil dari Laboratorium Pengujian Tekstil Balai Besar Tekstil dan kain hasil pencelupan sendiri. Kain yang dicelup adalah kain katun 100 % dengan tahapan proses pencelupan sebagai berikut : - Proses Pencelupan Contoh kain katun dicelup dengan vlot 1 : 20. Kain katun dicelup dengan larutan celup dengan komposisi zat warna direct yellow RL dan direct red BNLE 3 %, zat pembasah 1 ml/l, natrium karbonat 1 g/l, dan NaCl 10 g/l. Proses pencelupan dilakukan pada temperatur 95 ºC selama 60 menit, kemudian dilakukan proses pencucian dan pembilasan dengan menggunakan air kran. - Proses Penyabunan Kain yang telah dicelup kemudian dicuci dengan larutan sabun teepol 2 ml/l pada temperatur 80 ºC selama 10 menit, kemudian dilakukan proses pembilasan dengan menggunakan air kran. - Proses Fiksasi Kain yang telah mengalami proses pencucian kemudian difiksasi dngan menggunakan larutan K 2 Cr 2 O 7 2 g/l pada temperatur 70 ºC selama 20 menit, kemudian diperas dan dikeringkan. III.6.3.2 Penentuan Cr(VI) dalam contoh kain 2 gram contoh kain/tekstil diekstraksi dengan 100 ml larutan keringat buatan ph 5,5 selama 30 menit. ph ekstrak kain kemudian diatur hingga ph 4 dengan larutan 17

HCl 0,1 M serta ditambahkan berturut-turut 5 ml larutan APDC (3 g/l) dan 0,3 ml larutan Ni (1 g/l). Kemudian larutan diaduk dengan pengaduk magnet selama 5 menit dan disaring dengan filter selulosa asetat dengan kecepatan 25 ml/menit. Filter selulosa asetat yang telah digunakan dimasukkan ke dalam gelas piala dan ditambahkan 2 ml HNO 3 pekat, kemudian dipanaskan hingga filter sellulosa asetat larut. Larutan dipindahkan ke dalam labu ukur 10 ml, ditambah1 ml Mg(NO 3 ) 2 ( 5 g/l ) dan diencerkan dengan aquades hingga tanda batas labu ukur. Absorban larutan ditentukan menggunakan spektrometri serapan atom tungku karbon. III.6.3.3 Penentuan limit deteksi Ke dalam masing-masing gelas piala dimasukkan 100 ml aquades, 100 ml larutan tandar Cr(VI) 2 ppb dan 5 ppb. Kemudian berturut-turut ditambahkan 5 ml larutan buffer ph 4, 5 ml larutan APDC ( 3 g/l) dan 0,3 ml Ni (1 g/l). Campuran larutan diaduk dengan pengaduk magnet selama 5 menit dan disaring dengan filter selulosa asetat dengan kecepatan 25 ml/menit. Filter selulosa asetat yang telah digunakan dimasukkan ke dalam gelas piala dan ditambahkan 2 ml HNO 3 pekat, kemudian dipanaskan hingga filter sellulosa asetat larut. Larutan selanjutnya dipindahkan ke dalam labu ukur 10 ml, ditambah 1 ml Mg(NO 3 ) 2 ( 5 g/l ) dan diencerkan dengan aquades hingga tanda batas labu ukur. Absorban larutan ditentukan menggunakan spektrometri serapan atom tungku karbon. 18