PENINGKATAN SELF EFFICACY PESERTA DIDIK MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK KOGNITIF. Oleh: Andi Riswandi Buana Putra, M.

dokumen-dokumen yang mirip
[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. sumbangsih bagi bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Untuk memajukan

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

JURNAL. Oleh: MIA DEWANTI Dibimbing oleh : 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Vivi Ratnawati, S.Pd., M.Psi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit

Pengaruh Penggunaan Strategi Restrukturing Kognitif dalam Konseling Kelompok terhadap Percaya Diri dalam Memilih Karier Siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja,

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN SELF-EFFICACY SISWA KELAS XI TEI B SMK N 2 SALATIGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. muncul berbagai tantangan dan persoalan serba kompleksitasnya.

Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Internal Locus Of Control Siswa dalam Belajar

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

Psikologi Konseling Konseling Berbasis Problem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peran

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Desain dan Teknik Pengumpulan Data. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kuantitatif yang dilengkapi

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perguruan tinggi merupakan satuan penyelenggara pendidikan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian No.Daftar : 056/S/PPB/2012 Desi nur hidayati,2013

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia pendidikan diperlukan untuk mempersiapkan generasi muda

SUYUT ADIN FEBRIANTO NPM

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA AKSELERASI. Widanti Mahendrani 1) 2)

BAB I PENDAHULUAN. Individu disadari atau tidak harus menjalani tuntutan perkembangan.

JURNAL. Oleh: ANJARWATI Dibimbing oleh : 1. Dra. Khususiyah, M. Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M. Pd.

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN PERSON CENTERED

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini setiap orang berusaha untuk dapat bersekolah. Menurut W. S

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak menuju masa

JURNAL OLEH : INDAH CHOIRUN NISA NPM : Dibimbing Oleh: 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd.

Peningkatan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Melalui Layanan Bimbingan Kelompok

PENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 KARANGMALANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat dipertanggung

JURNAL EFEKTIVITAS CINEMA THERAPY UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI DI DEPAN KELAS SISWA KELAS XI PEMASARAN SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

PENGARUH PELATIHAN BERFIKIR POSITIF TERHADAP TINGKAT EFIKASI DIRI MAHASISWA. Suryani STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi perilaku yang tidak baik dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan dibentuk oleh lima kebutuhan konatif (conative needs), yang memiliki karakter

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pendidikan atau pembelajaran merupakan proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk mencapai tujuan pembangunan, karena sumber daya manusia yang

PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KELAS X MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai efektivitas program pelatihan dalam mengembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DIMENSI DALAM EFIKASI DIRI MAHASISWA PENGARUHNYA PADA KESIAPAN MENJADI PENDIDIK YANG BERKARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang

ULUL AZAM BK FKIP UNISRI ABSTRAK. Kata kunci: layanan penguasaan konten seting kelompok dengan media film, konsep diri positif, mahasiswa

Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Dengan Pendekatan Adlerian Terhadap... di Jakarta Timur

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

Jurnal Bimbingan Konseling

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bimbingan Kelompok dengan Teknik Symbolic Modeling a. Bimbingan Kelompok 1) Pengertian Bimbingan

BAB III Metode Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mereka dan kejadian di lingkungannya (Bandura, dalam Feist & Feist, 2006).

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PAWYANTAN DAHA 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Identitas : Nissa (Nama Samaran)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd. ) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH :

BAB II LANDASAN TEORI. Unconditional Self-Acceptance (USA). USA yang timbul dari penilaian individu

PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA (STUDI KASUS di SMP NEGERI 4 PALU) Irsan 1 Abdul Munir 2 Munifah 3

PENGARUH RATIONAL-EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY TERHADAP PENINGKATAN STRATEGI COPING MENGATASI KECEMASAN MENGHADAPI PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB III METODE PENELITIAN

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.

IMPROVEMENT THROUGH EMOTIONAL INTELLIGENCE GROUP COUNSELING SERVICES WITH STUDENTS PSYCHOANALYTIC APPROACH SMP STATE 11 PADANGSIDIMPUAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi kemanusiaan yang menjadi tumpuan harapan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

PENGARUH KONSELING REALITA TERHADAP PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN PADA SISWA SMPN 2 KURIPAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI POSITIF. Rury Muslifar

Volume 1 Nomor 1, Oktober ISSN

SELF EFFICACY REMAJA PANTI ASUHAN DAN PENINGKATANNYA MELALUI PENDEKATAN BIMBINGAN KELOMPOK. Nurul Atieka. Universitas Muhammadiyah Metro

PENINGKATAN BUDI PEKERTI MELALUI TEHNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. hanya membekali siswa dengan kemampuan akademik atau hard skill,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang bermutu, efektif atau ideal adalah yang mengintegrasikan

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat

Transkripsi:

PENINGKATAN SELF EFFICACY PESERTA DIDIK MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK KOGNITIF Oleh: Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd ABSTRAK Banyak peserta didik yang masih belum percaya dengan kemampuan yang dimiliki seperti lebih memilih mennyontek saat ada ujian di skeolah, takut maju kedepan kelas untuk mengerjakan tugas-tugas yang diminta oleh guru, sering tidak mau berkumpul dengan teman sekelas karena merasa dirinya banyak kekurangan terutama peserta didik yang berasal dari ekonomi menengah ke bawah. Hal ini dikarenakan peserta didik memiliki cara berpikir yang terdistorsi mengenai kemampuan yang dimiliki. Dengan Menggunakan Konseling Kelompok dengan Teknik Kognitif membuat cara berpikir peserta didik yang terdistorsi. Hasil Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Self Efficacy peserta didik melalui Konseling Kelompok dengan Teknik Kognitif. Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Design: Pretest- Posttest Control Group Design. Hasil uji statistik Independen Sample T Test juga menunjukan nilai P value (0,00) < ( 0,025), sehingga dapat disimpulkan bahwa Tingkat Self-Efficacy peserta didik mengalami peningkatan setelah mengikuti kegiatan konseling kelompok dengan teknik kogniitf. Kata Kunci : Self Efficacy, Konseling Kelompok dan Teknik Kognitif PENDAHULUAN Di era globalisasi tidak semua orang dapat mengatasi dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan dan masalah-masalah yang dihadapi di dalam proses perjuangan hidupnya. Apalagi bagi peserta didik sebagai generasi muda yang belum matang untuk persiapan hidupnya pada masa yang akan datang. Sekolah sebagai lembaga pendidikanbertugas membimbing dan membina generasi muda untuk dapat hidup di masyarakat yang penuh dengan tantangan dan memerlukan perjuangan hidup yang gigih, namun pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diterima di sekolah belum merupakan jaminan bagi pserta didik untuk hidup dimasyarakat kelak sesuai dengan yang dicita-citakan. Disamping itu selama menempuh proses pendidikan terdapat masalah yang dialami peserta didik salah satu kurangnya self efficacy peserta didik. Menurut Bandura (dalam Feist 2008 :212) mengemukakan bahwa selfefficacy merupakan penilaian individu terhadap kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, dan menghasilkan sesuatu. Dalam serangkaian studi eksperimental, Schunk (2012:205) menemukan bahwa para peserta didik yang merasa memiliki efikasi diri Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd, Dosen FKIP UM Palangkaraya 1

menguasai berbagai tugas akademik dengan lebih baik dibandingkan para peserta didik yang memiliki efikasi diri yang lebih rendah. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMKN 2 Palangkaraya terlihat masih banyak peserta didik yang masih belum percaya dirinya sendiri misalnya kalau ada ulangan sering mennyontek, disuruh guru maju kedepan kelas masih terlihat gugup, sering tidak mau berkumpul dengan teman sekelas karena merasa dirinya banyak kekurangan. Apabila peserta didik yang mengalami Self-efficacy rendah dibiarkan saja maka peserta didik tersebut akan mengalami kegagalan dan mudah menyerah ketika menghadapi suatu rintangan dalam menggapai citacitanya. Untuk mengatasi masalah Selfefficacy yang rendah pada diri peserta didik maka upaya yang bisa dilakukan dengan memberikan layanan konseling kelompok. Layanan konseling kelompok diarahkan untuk membantu siswa dalam upaya mengatasi masalah yang sedang dialami dengan cara membentuk suatu kelompok dan menimbulkan dinamika kelompok agar siswa dapat bekerjasama secara kelompok untuk meningkatkan self efficacy. Dalam penerapan konseling kelompok bisa mengaplikasikan teknik kognitif. Dasar pertimbangan penggunaan teknik kognitif adalah karena self efficacy yang rendah muncul disebabkan karena pola pikir atau struktur kognitif siswa yang tidak rasional dalam memandang suatu hal, sehingga untuk meningkatkan self efficacy peserta didik haruslah dengan cara mengubah cara pandang peserta didik. Cara siswa menilai situasi dan bagaimana cara menginterprestasikan suatu kejadian akan sangat berpengaruh terhadap kondisi reaksi emosional yang kemudian akan mempengaruhi tindakan yang akan dilakukan. Palmer (2011: 110) menyatakan teknik kognitif digunakan untuk membantu klien mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memodifikasi pikiran otomatis negatif dan skema. Hubungan antara pikiran dan perilaku merupakan aspek utama teknik kognitif. Teknik kognitif bertolak dari asumsi bahwa kondisi psikis individu sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi kognitif. Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut layanan konseling kelompok yang dipandang efektif dalam meningkatkan self efficacy adalah konseling kelompok dengan teknik kognitif. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana konseling kelompok dengan teknik kognitif dapat digunakan untuk meningkatkan self efficacy peserta didik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmu bimbingan dan konseling. Jika konseling kelompok dengan teknik kognitif dapat digunakan untuk meningkatkan self efficacy peserta didik, diharapkan pihak sekolah dapat memberikan kesempatan, dukungan, dan fasilitas kepada guru BK untuk melaksankan konseling kelompok dengan teknik kognitif. Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd, Dosen FKIP UM Palangkaraya 2

KAJIAN TEORI Konseling Kelompok Konseling kelompok merupakan bentuk khusus dari layanan konseling, yaitu proses konseling antara konselor profesional dengan beberapa konseli sekaligus yang tergabung dalam sebuah kelompok kecil pada waktu yang sama. Konseling kelompok sebagai suatu proses interpersonal yang dinamis dengan memusatkan kepada kesadaran pikiran dan perilaku. Tujuan diadakannya konseling kelompok secara utuh adalah menstrukturisasi aktifitas dalam kelompok yang mampu melihat dan menciptakan iklim yang produktif dalam memfasilitasi interaksi antar anggota kelompok, dalam memperoleh informasi model perilaku baru sebagai alternatif pandangan anggota kelompok di dalam kehidupan nyatanya. Tahapan-Tahapan Konseling Kelompok Gladding (da lam Wibowo, 2005: 85) mengelompokkan proses konseling menjadi empat tahap yaitu tahap permulaan kelompok, tahap transisi dalam kelompok, tahap bekerja dalam kelompok, dan tahap terminasi kelompok. Berdasarkan klasifikasian proses konseling kelompok yang dikemukakan oleh berbagai ahli tersebut diatas, berikut ini yang akan disajikan adalah tahap-tahap konseling kelompok, terdiri dari 4 tahap yaitu: tahap permulaan, tahap transisi, tahap kegiataan dan tahap pengakhiran. Teknik Kognitif Penerapan teknik kognitif bertolak dari asumsi bahwa kondisi psikis individu sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi kognitifnya. Karena itu aspek kognitif harus menjadi aspek yang utama dalam melakukan proses konseling. Hal ini dikarenakan suatu kondisi psikis atau fisik terjadi karena adanya pengelohan informasi pada struktur kognitif yang menyimpang. Dengan penerapan teknik kognitif konselor akan memfasilitasi konseli untuk belajar mengenali dan mengubah kesalahan dalam berpikir. Teknik kognitif memandang masalah psikologis berasal dari proses berpikir yang salah dikarenakan membuat kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak benar sehingga tidak bisa membedakan antara fantasi dan kenyataan. Teknik kognitif adalah teknik yang berorientasi pada problem dan edukatif dengan tujuan sebagai berikut: memperbaiki dan memecahkan kesulitan atau masalah, membantu klien memperoleh strategi yang konstruktif dalam mengatasi masalah, membantu klien memodifikasi kesalahan berpikir dan membantu klien menjadi mandiri dalam mengatasi permasalahan. Klien diajarkan untuk memeriksa bukti-bukti yang mendukung dan menentang keyakinan-keyakinan irasionalnya. Konseling Kelompok dengan Teknik Kognitif Konseling kelompok dengan teknik kognitif memiliki tiga proposisi fundamental yaitu: aktivitas kognitif mempengaruhi perilaku, aktivitas kognitif memungkinkan untuk diawasi dan diubah, dan perubahan perilaku yang diharapkan dapat dicapai melalui perubahan kognitif. Dalam pelaksanaan konseling kelompok dengan teknik kognitif pemimpin kelompok Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd, Dosen FKIP UM Palangkaraya 3

mengajarkan bagaimana anggota kelompok untuk mengidentifikasi kognisi yang terdistorsi dan disfungsional melalui proses evaluasi. Pemimpin kelompok membantu anggota dalam membentuk hipotesis dan menguji asumsi-asumsi yang dimunculkan anggota kelompok dalam menyikapi suatu peristiwa tertentu. Dalam konseling kelompok dengan teknik kognitif, penekanannya pada saat sekarang dan bukan pada masa lalu. Konseling kelompok yang dilaksanakan berorientasi pada tujuan, di awal konseling anggota kelompok dan pemimpin kelompok mendiskusikan hal yang ingin dicapai, tujuan anggota kelompok ditulis dan dianalisis untuk mengetahui apakah tujuan itu realistis dan bisa dicapai dalam batas waktu yang tersedia. Self Efficacy Bandura (dalam Feist 2008: 212) dalam Efikasi diri sebagai keyakinan seseorang dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan. Bandura (dalam Schunk, 2012: 202 ) Efikasi diri adalah kunci untuk meningkatakan perasaan bahwa ia dapat mempengaruhi hidup mereka sendiri. Schunk (2012: 202 ) efikasi diri dapat tertransfer ke situasi-situasi yang baru ketika peserta didik yakin bahwa keterampilan-keterampilan yang sama akan memberikan keberhasilan. Efikasi diri bukan merupakan ekspektasi dari hasil tindakan. Efikasi merujuk pada keyakinan diri seseorang bahwa orang tersebut memiliki kemampuan untuk melakukan suatu perilaku, sementara ekspetasi atas hasil merujuk pada pridiksi dari kemungkinan mengenai konsekuensi perilaku tersebut. Efikasi diri berbeda dengan konsep diri. Konsep diri mengacu pada persepsi-persepsi diri kolektif seseorang yang dibentuk melalui penglamanpengalaman dengan lingkungan dan interprestasi terhadap lingkungan. Konsep diri tergantung pada penguatanpenguatan dan evaluasi-evaluasi oleh orang-orang lain yang penting bagi mereka. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan True Experimental Design: Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam desain ini, hasil evaluasi awal dan akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dibandingkan, hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah adanya perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok ekperimen dan kontrol. Treatment yang dimaksud adalah layanan konseling kelompok dengan teknik kognitif. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan keadaan dua kelompok antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Desain ini digambarkan sebagai berikut: Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd, Dosen FKIP UM Palangkaraya 4

Evaluasi Awal Variabel Bebas Evaluasi Akhir R O1 R O3 X O2 O4 Gambar 1 True Experimental Design: Pretest-Posttest Control Group Design Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 2 Palangkaraya yang menjadi lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap dengan subjek yang berbeda. Pada tahap studi pendahuluan, subjek yang dipilih adalah siswa kelas X dan XI dari semua jurusan. Pada tahap uji coba model subjeknya ditentukan dengan seleksi subjek dengan teknik Purposive Sampling. Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer dan data skunder. Data yang diperoleh dari guru bimbingan dan konseling, siswa yang menjadi subjek penelitian, data dari sumber yang relevan, penelitian terdahulu (ju rnal penelitian yang terakreditas). Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap data kualitatif dan data kuantitatif. Guna pengujian hipotesis digunakan analisis data kuantitatif dengan teknik statistik non-parametris, yaitu menggunakan uji Independen Sample T Test. Untuk menguji hipotesis dicari dengan cara mencari perbedaan hasil kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, antara skor evaluasi awal dengan evaluasi akhir. Dalam perhitungan Independen Sample T Test peneliti akan tetap menggunakan bantuan software SPSS seri 19.00. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara kuantitatif peningkatan self efficacy peserta didik bisa dilihat dari perbandingan nilai skor Pretes dan Posttest yang diperoleh masing-masing anggota kelompok. Berikut rincian perolehan skor Pretes dan Posttest anggota kelompok ekperimen dan kontrol: Inisial Siswa Self Efficacy Pretest Prosentase Posttest Prosentase Skor Skor (X1) (%) (X2) (%) Perubahan Skor (X2-X1) FB 102 60,71 141 83,93 39 23,22 SW 78 46,43 113 67,26 35 20,83 DA 104 61,9 140 83,33 36 21,43 FR 82 48,81 135 80,36 53 31,55 AY 83 49,4 127 75,6 44 26,2 AR 74 44,05 130 77,38 56 33,33 RN 94 55,95 142 84,52 48 28,57 Rata-Rata 88,14 52,46 132,57 78,91 44,43 26,45 Tabel 2 Hasil Skor Pretes dan Posttest Tingkat Self Efficacy Anggota Kelompok Eksperimen (%) Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd, Dosen FKIP UM Palangkaraya 5

Berdasarkan data dari tabel 2 terlihat bahwasanya Tingkat Self Efficacy pada semua peserta didik yang menjadi anggota kelompok ekperimen mengalami peningkatan. Peningkatan Tingkat Self Efficac ditunjukkan dengan Inisial Siswa Pretest Skor Prosentase Posttest Skor Self Efficacy perbandingan prosentase posttest menjadi lebih besar dibandingkan prosentase pretest dilihat dari kategori peserta didik. Sedangkan perbandingan hasil pretest dan posttest anggota kelompok kontrol sebagai berikut: Prosentase Perubahan Skor (X1) (%) (X2) (%) (X2-X1) (%) LA 131 77,98 140 83,33 9 5,35 MA 129 76,79 134 79,76 5 2,97 KL 143 85,12 144 85,71 1 0,59 RO 133 79,17 132 78,57-1 0,6 PJ 144 85,71 147 87,5 3 1,79 ER 142 84,52 144 85,71 2 1,19 WB 143 85,12 140 83,33-3 1,79 Rata-Rata 137,86 82,06 140,14 83,42 2,29 1,36 Tabel 3 Hasil Skor Pretes dan Posttest Tingkat Self Efficacy Anggota Kelompok Kontrol Ketidakmampuan peserta didik dalam melakukan seleksi tingkah laku membuat individu tidak percaya diri, bingung, dan mudah menyerah ketika menghadapi masalah atau situasi sulit. Self-efficacy dapat membentuk hidup peserta didik melalui pemilihan tipe aktivitas dan lingkungan. Motivasi peserta didik timbul melalui pemikiran optimis dari dalam dirinya untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan. Individu berusaha memotivasi diri dengan menetapkan keyakinan pada tindakan yang akan dilakukan, merencanakan tindakan yang akan direalisasikan. Self-efficacy mempengaruhi atribusi penyebab, dimana individu yang memiliki self-efficacy akademik yang tinggi menilai kegagalannya dalam mengerjakan tugas akademik disebabkan oleh kurangnya usaha, sedangkan peserta didik dengan selfefficacy yang rendah menilai kegagalannya disebabkan oleh kurangnya kemampuan.konseling Kelompok dengan Teknik Kognitif, merupakan konseling kelompok yang menitikberatkan pada restrukturisasi proses berpikir. Tujuan utama konseling kelompok dengan teknik kognitif adalah untuk merubah cara pandang siswa melalui pikirannya dan merestruktursisasi pikiran negatif. Pada sesi konseling kelompok yang dilakukan secara berkelanjutan membuat anggota kelompok mampu mengganti pikiran negatif dengan bentuk pikiran yang lebih positif walaupun pemikiran negatif kadangkadang masih muncul pada diri anggota kelompok namun dalam taraf yang sedang. Selain itu pemimpin kelompok cukup sering melakukan konfrontasi pada setiap pernyataan negatif yang dimunculkan anggota kelompok. Pemimpin kelompok menyerang Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd, Dosen FKIP UM Palangkaraya 6

ketidaklogisan berpikir anggota kelompok dan membawa anggota kelompok kearah berpikir yang lebih logis. Perubahan pikiran berawal dari proses pengamatan yang akhirnya akan membentuk persepsi dan pola pikiran baru. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil perbandingan skor pretest dengan posttest yang dilakukan menunjukkan adanya peningkatan self efficacy peserta didik, sehingga dapat dinyatakan bahwa konseling kelompok dengan teknik kognitif dapat meningkatkan self efficacy peserta didik dalam belajarpada semua indikator yang meliputi: kemampuan belajar yang tinggi, Semangat dalam mengikuti pembelajaran, Kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan Memiliki inisiatif. 2. Para peserta didik yang memiliki efikasi diri yang baik cendrung lebih semangat dalam proses pembelajaran sehingga memiliki pemahaman yang baik dalam bidang akademik dibandingkan para peserta didik yang memiliki efikasi diri yang lebih. Efikasi diri merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap motivasi dan prestasi. bimbingan konseling harus mengetahui rekam jejak prestasi akademik siswa yang mengalami self efficacy yang rendah. 3. Dalam melaksanakan konseling kelompok tidak boleh memaksakan setiap pertemuan konseling kelompok untuk menyelesaikan masalah anggota kelompok. Pada sesi 1-4 fokus dari pelaksanaan konseling kelompok kepada mengidentifikasi dan menelusuri penyebab dari munculnya pikiran irasional, selanjutnya pada sesi 5-8 barulah melakukan pengubahan pola pikir yang irasional menjadi rasional. DAFTAR PUSTAKA Feist, Jess dan Feist, Gregory J. 2008. Teori Kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika. Palmer, S. 2011. Konseling dan Psikoterapi. Terjemahan Haris H. Setiadjid. Yogyakarta: Pustaka belajar. Schunk, D. H., Pintrich, P. R., dan Meece, J. L. 2012. Motivasi Dalam Pendidikan Teori, Penelitian dan Aplikasi. Edisi ketiga. Terjemahkan Ellys Tjo. Jakarta: PT INDEKS. Wibowo, M. E. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: UNNES Press. Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd, Dosen FKIP UM Palangkaraya 7