LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

Transkripsi

1 SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, Agustus 2016, Volume 2 Nomor 2 (12-16) LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA Oleh: ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas layanan konseling kelompok efektif menurunkan perilaku agresif pada peserta didik di SMP Muhammadiyah Palangkaraya. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 24 orang peserta didik. Jumlah sampel penelitian terdiri dari 5 orang peserta didik. Pengambilan sampel ditentukan dengan teknik Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan Observasi dan Angket perilaku agresif. Metode yang digunakan adalah Pre-eksperimen, teknik analisis data menggunakan Paired-Sample T Test atau lebih dikenal dengan Pre-Post Design adalah analisis dengan melibatkan dua pengukuran pada subyek yang sama terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa Layanan konseling kelompok efektif menurunkan perilaku agresif pada peserta didik di SMP Muhammadiyah Palangkaraya. Hal terserbut didasarkan pada uji Paired-Sample T Test, menunjukkan bahwa perilaku agresif mengalami penurunan rata-rata awal menjadi 74.00, dengan jumlah rata-rata sebesar 38, 2. Artinya layanan konseling kelompok efektif menurunkan perilaku agresif pada peserta didik. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Kata Kunci: Perilaku Agresif, Layanan Konseling Kelompok PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mencoba memahami orang lain dan ternyata itu bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan, bahkan untuk perilaku yang sederhana atau biasa-biasa saja. Anak mempunyai sifat imitasi atau meniru terhadap apapun yang telah dilihatnya. Orang dewasa yang paling dekat dengan anak adalah orang tua. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak yang mempunyai pengaruh besar. Anak tidak mengetahui apakah yang telah dilakukannya baik atau tidak, karena anak usia prasekolah belajar dari apa yang dia lihat. Orang tua merupakan pendidik yang paling utama, guru serta teman sebaya merupakan lingkungan kedua bagi anak. Pendidikan dalam keluarga yang baik dan benar, akan sangat berpengaruh pada perkembangan pribadi dan sosial anak. Pendidikan merupakan latihan fisik, mental, dan moral bagi mereka agar mereka menjadi manusia yang berbudaya. Dengan pendidikan, anak ISSN :

2 diharapkan mampu memenuhi tugasnya sebagai manusia yang diciptakan Allah sebagai makhluk yang sempurna dan terpilih sebagai khalifah-nya di bumi. Kepribadian merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena dari kepribadian itulah setiap perilaku dan aktifitas manusia bisa dinilai, apakah baik atau buruk, apakah memberi nilai atau merusak nilai, apakah bermanfaat ataukah menghancurkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil survey, sepanjang tahun 2013 Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat ada 255 kasus tawuran yang terjadi. Kasus tawuran pelajar ini meningkat dibandingkan tahun lalu yakni 147 kasus ( Berdasarkan data tersebut, jumlah kasus yang terjadi meningkat sebanyak 0, 53% antara tahun Peningkatan kasus ini merupakan salah satu bentuk agresifitas yang terjadi dikalangan peserta didik. Dewi (2005:109) mengemukakan bahwa perilaku agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun verbal atau melakukan ancaman sebagai pernyataan adanya rasa permusuhan, sedangkan Anantasari (2006:113) mengemukakan bahwa perilaku agresif adalah segala bentuk perilaku yang disengaja terhadap orang lain maupun objek lain dengan tujuan merugikan, mengganggu, melukai ataupun mencelakakan korban baik secara fisik maupun langsung maupun tidak langsung. Anas (2007:99) mengelompokkan agresif menjadi dua yaitu agresif verbal dan agresif nonverbal. Berdasarkan hasil observasi yang tidak terstruktur sejak bulan Mei 2016 yang diamati oleh peneliti di SMP Muhammadiyah Palangkaraya peserta didik kelas VII dalam hubungan sosialnya mengalami permasalahan yang diwujudkan dalam perilaku agresif. Mereka sering dorong -mendorong, mengejek teman, mngolok-olok, ribut di ruangan dan berkata kasar sesama temannya. Hal ini dilakukan saat jam pelajaran berlangsung, waktu istirahat dan juga saat pulang sekolah Perilaku agresif yang dilakukan peserta didik di sekolah sering kali tidak dapat dihindari meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal ini disebabkan karena disebabkan oleh banyak faktor sehingga kondisi tersebut tidak dapat dibiarkan saja, atau dengan kata lain memerlukan perlakuan agar kondisi tersebut tidak terjadi. Disinilah dirasakan perlunya pelayanan bimbingan dan konseling serta usaha guru bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan perannya dalam mengatasi peserta didik yang mengalami perilaku agresif. Salah satu layanan yang dapat digunakan untuk mengentaskan permasalahan tersebut yaitu dengan konseling kelompok. Konseling kelompok menurut Sutanti (2015:4) adalah suatu layanan yang dilakukan oleh konselor kepada sejumlah individu yang sedang mengalami permasalahan dalam hidupnya, dengan memperhatikan perbedaan karakteristik dari anggota kelompok dan permasalahan yang dialaminya, melalui dinamika kelompok yang dipimpin oleh konselor, anggota kelompok dapat saling membantu dan berinteraksi antar sesama anggota ISSN :

3 kelompok guna membantu menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh anggota kelompok dan mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya Shetzer dan Stone dalam Winkel dan Hastuti (2007:590) konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis, yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang disadari. Tujuan konseling kelompok menurut Smith (2011: 6) individu mampu meningkatkan kemampuan pribadi, mengatasi masalah pribadi, terampil dalam mengambil keputusan, terampil dalam memecahkan masalahnya serta memberikan kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan individu untuk melakukan tindakan yang selaras dengan kemampuannya Dari permasalahan yang terjadi peneliti tertarik mengambil judul yaitu Layanan konseling kelompok untuk menurunkan perilaku agresif pada peserta didik di SMP Muhammadiyah Palangkaraya. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian preeksperimen Sugiyono (2013: 109) penelitian eksperiman dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan, dan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-group pretest-posttest. Metode one-group pretest-posttest berarti sampel diberikan pengukuran sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan tertentu. Gambar 1 Desain Penelitian one-group pretestposttest PRETEST TREATME POSTTES Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMP Muhammadiyah Palangkaraya yang berjumlah 23 orang, dan Sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMP Muhammadiyah Palangkaraya yang berjumlah 5 orang. Instrumen pengumpul data dalam penelitian ini yaitu observasi, dan skala. HASIL DAN PEMBAHASAN Perbandingan hasil pengukuran tingkat perilaku agresif dengan menggunakan angket perilaku agresif saat pre-test dan post-test pada subjek penelitian. Gambar 2 Hasil pre-test dan post-test pada subjek penelitian pretest posttest Hasil pre-test dan post-test subjek penelitian menunjukkan bahwa seluruh anggota kelompok yang terdiri dari 5 orang peserta didik yang teridentifikasi sebagai perilaku agresif berada pada rentang skor 130 sampai 102 setelah diketahui skor perilaku agresif pada saat pre-test, semua anggota kelompok RR MHR FD BSH MFM ISSN :

4 diberikan treatment berupa konseling kelompok untuk menurunkan perilaku agresif anggota kelompok. Treatment layanan konseling kelompok dilakukan sebanyak enam kali pertemuan. Setelah treatment diberikan, terjadi perubahan tingkat perilaku agresif yang ditunjukan oleh anggota subjek penelitian. Perubahan tingkat perilaku agresif dapat diketahui melalui pengukuran yang dilakukan menggunakan angket perilaku agresif dan dilakukan setelah proses pemberian treatment. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Sample T Test, Paired Samples Statistics atau lebih dikenal pre-post design. Berdasarkan Paired Samples Statistics menunjukkan bahwa perilaku agresif mengalami penurunan rata-rata awal menjadi dengan jumlah rata-rata penurunan sebesar 38, 2. Layanan konseling kelompok dapat dikatakan menurunkan perilaku agresif pada peserta didik jika terjadi penurunan rata-rata awal menjadi dengan jumlah rata-rata penurunan sebesar 38, 2. Sebelum intervensi layanan konseling kelompok sebagaimana biasanya diberikan, peserta didik diminta mengisi lembar persetujuan mengikuti kegiatan konseling kelompok. Pada saat pelaksanaan penelitian konselor dan konseli melaksanakan tahapan konseling kelompok sesuai dengan prosedur yang telah dibuat sebelumnya. Setiap peserta didik dalam subyek yang mendapat intervensi berupa konseling kelompok antara 40 menit menyesuaikan fokus dan dinamika kelompok yang terjadi. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta pada subyek diperoleh hasil bahwa peserta didik merasa sangat terbantu dengan adanya intervensi konseling kelompok. Peserta didik merasakan ada penurunan tingkat perilaku agresif secara bertahap dan pada setiap pertemuan konseling kelompok. Dengan berkurangnya perilaku agresif yang sering terjadi, maka hubungan sosial antar peserta didik akan dapat terjalin dengan baik tanpa adanya gangguan yang dapat merusaknya. Sehingga dampak perilaku agresif tidak akan dirasakan lagi karena hubungan sosial sudah terjalin dengan baik kembali. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa layanan konseling kelompok efektif menurunkan perilaku agresif pada peserta didik. Hal tersebut didasarkan pada hasil uji paired-sample T Test, menunjukkan bahwa perilaku agresif mengalami penurunan awal menjadi 74.00, dengan jumlah penurunan sebesar 38 artinya layanan konseling kelompok dapat menurunkan perilaku agresif pada peserta didik kelas VII di SMP Muhammadiyah Palangkaraya. DAFTAR PUSTAKA Anantasari Macam-Macam Perilaku. Bandung: Rosda Karya. Anas, Muhammad Pengantar Psikologi Sosial. Makassar. UNM. ISSN :

5 Dewi, Rosmala Berbagai masalah Anak Taman Kanak- Kanak. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, Bandung: Alfabeta Susanti, Tri, dkk Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok Pada Siswa Cerdas Istimewa Di SMA Negeri Kota Yogyakarta. Jurnal Konseling Gusjigang. Volume 1, No 1, ISSN W.S Winkel dan M.M Sri Hastuti Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi. ISSN :