ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL JASA KAMAR PADA HOTEL PLAZA KUBRA KENDARI OLEH : Nurlyan

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menjawab rumusan masalah adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta masih menjadi daerah wisata yang menarik. yang disediakan bagi wisatawan untuk memperoleh pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. pendukung utama yang menunjang dalam bisnis di bidang pariwisata. Sejalan dengan

KEBIJAKAN DALAM PENETAPAN HARGA JUAL JASA KAMAR PADA HOTEL BATIK YOGYAKARTA

ANALISIS PENDEKATAN COST PLUS DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL KECAP PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA KOTA KEDIRI

KEBIJAKAN DALAM PENETAPAN HARGA JUAL JASA KAMAR PADA HOTEL BATIK YOGYAKARTA

ANALISIS TITIK IMPAS PADA HOTEL WISATA GRAND BARUMBAY & RESORT SAMARINDA KHAS KALIMANTAN TIMUR UNTUK TAHUN 2009, 2010 & 2011.

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah tujuan pariwisata dan hotel di berbagai daerah semakin bertambah

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

PENERAPAN COST PLUS PRICING DALAM KEPUTUSAN PENETAPAN HARGA JUAL UNTUK PESANAN KHUSUS PADA UD. DEWA BAKERY MANADO

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi ( S.E.) pada Program Studi Akuntansi.

ANALISIS PERHITUNGAN METODE COST PLUS PRICING DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PADA PT.WONOJATI WIJOYO KEDIRI

Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Kamar Hotel Pada XYZ Hotel

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

Analisis Perbandingan Penentuan Harga Pokok pissn : X Kamar Hotel Antara Full Costing Dengan pissn :

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Situasi yang sama juga tampak di kota kota besar seperti kota Medan. Hotel

PERHITUNGANTARIF SEWA GEDUNG GRAHA SEPULUH NOPEMBER ITS SURABAYA DENGAN METODE COST PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABLE COSTING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab I PENDAHULUAN. untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa. pengunjung lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM AKURASI PERHITUNGAN TARIF KAMAR PADA HOTEL AZIZA BY HORISON PEKANBARU

BAB V KESIMPULAN dan SARAN

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL BERDASARKAN METODE COST- PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING

ANALISIS BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPERTAHANKAN ATAU MENGHENTIKAN SEGMEN PERUSAHAAN PADA CV. PODO KUMPUL

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi menyebabkan benturan antara konsep lama dengan pandanganpandangan. mempertahankan dan meningkatkan posisi pasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

Penetapan Harga Jual. Hanna Lestari, M.Eng

KEPUTUSAN PENETAPAN HARGA JUAL UNTUK PESANAN KHUSUS DENGAN MENERAPKAN COST PLUS PRICING PADA PERUSAHAAN ROTI LEZZAT JOMBANG.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR PADA HOTEL LOTUS GARDEN AND RESTAURANT KEDIRI TAHUN 2015

EVALUASI KEPUTUSAN PEMBERIAN POTONGAN TARIF SEWA KAMAR (STUDI KASUS PADA HOTEL JENTRA DAGEN YOGYAKARTA) AYU MAYLISA AGUS BUDI R.

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADAA LOTUS GARDEN HOTEL AND RESTAURANT KEDIRI PERIODE 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan

SESI I AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Program Studi Akuntansi OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perhotelan ini dapat diawali dengan mengkaji dan memperbaiki sistem

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Banyak badan usaha yang mengalami krisis dalam menjalankan usahanya karena

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

I. PENDAHULUAN. pendukung industri pariwisata pun dibangun, seperti sarana akomodasi, dan mau mengunjungi daerah wisata yang ada di Indonesia.

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi.

Bab1 PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan tentu tidak akan lepas dari faktor akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

BAB II BAHAN RUJUKAN

Emi Apriyani 1. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia.

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

Bab 2. Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Perilaku Biaya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB II TARGET COSTING

BAB II BAHAN RUJUKAN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 3 Sept 2014 ISSN

ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melakukan pengamatan, pengumpulan data, dan. melakukan analisis atas data yang telah diperoleh dari perusahaan Bakpia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akhmad Naruli (2014) melakukan penelitian tentang Analisis Penentuan Harga

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang

Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisional dan Activity Based Costing?

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat

Analisis Perencanaan Laba Pada PT Permata Dwitunggal Abadi Di Balikpapan

PENENTUAN HARGA POKOK TARIF KAMAR HOTEL MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI PENDEKATAN BARU PADA HOTEL SEGORO JEPARA

: AYU ASTREA NINGSIH B.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu juga selalu mengalami perubahan yang cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendapatan daerah yang bersumber dari pajak hotel dan restoran,

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang diperhatikan oleh investor dalam menilai

Analisis Penentuan Harga Transfer Terhadap Kontribusi Laba Pada Pusat Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA SWISS-BELHOTELPAPUA JAYAPURA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rumusan masalah adalah sebagai berikut: Magelang adalah sebagai berikut: Tabel 5.1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan

Transkripsi:

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL JASA KAMAR PADA HOTEL PLAZA KUBRA KENDARI OLEH : Nurlyan Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara ABSTRACT This study aimed to analyze the determination of the selling price of room service in the hotel plaza kubra kendari. Primary data in this study were obtained directly from the hotel plaza kubra kendari form of reports room occupancy rate and the list of operating expenses incurred during the year 2014. The method of analysis is descriptive analysis using cost plus pricing method. This study showed that the operational costs incurred plaza kubra hotel kendari greater than occupancy rates so that the expenses incurred are not comparable with the income from hotel occupancy. The results indicate that if the hotel wants to achieve the advantage of taking into account the fixed and variabel operating costs in determining the hotel room rates, by using the method of full costing and variable costing so all the operational costs can be covered so that the hotel can reach advantage. Keywords: selling price, cost plus pricing, full costing, variable costing I. PENDAHULUAN Objek pariwisata merupakan bagian sektor usaha yang dapat menguntungkan perusahaan. Negara indonesia mempunyai objek wisata yang potensial dan tersebar di seluruh nusantara. Hal ini dimungkinkan dengan melihat kondisi alam dan budaya kita yang beraneka ragam. Dunia pariwisata mempunyai manfaat selain sebagai devisa negara, juga berperan dalam lapangan kerja bagi sebagian penduduk indonesia. Pertumbuhan sektor industri pariwisata dari tahun ketahun semakin menunjukan kenaikan sehingga pendapatan semakin meningkat. Hal itu sudah tentu pula akan terkait dengan investasi dan peluang, orang dihadapkan dengan berbagai strategi, prospek yang mengakumulasi dari sektor pariwisata. Peluan dapat dioptimalkan dengan jalan menciptakan strategi yang tepat dalam menjaring konsumen sebanyak mungkin. Seperti keikut sertaan indonesia dalam berbagai kegiatan promosi pariwisata diluar negeri, mengingat saat ini hampir semua Jurnal Akuntansi (JAk) Page 74

negara yang memiliki potensi wisata mulai berpacu menjaring sejumlah besar wisatawan ke negaaranya. Peningkatan jumlah wisatawan, baik mancanegara maupun domestik tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yang paling dominan, dalam hal ini adalah keadaan perekonomian indonesia. Akibat krisis moneter yang berkepanjangan, menyebabkan nilai tukar rupiah menurun dan dilakukan terobosan-terobosan yang inovatif seperti hotel menyebabkan wisatawan meningkat. Salah satu sektor ekonomi yang berkembang pesat dewasa ini adalah usaha jasa perhotelan. Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa sewa penginapan dan villa, makan dan minum serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial. Sektor ekonomi ini semakin meluas seiring dengan kemajuan zaman dan merupakan salah satu sektor yang mendukung kegiatan pariwisata, sehingga banyak diminati oleh para usahawan lain untuk membangun usaha bidang jasa perhotelan. Timbulnya kesempatan yang luas dalam arena tersebut dan sebagai akibatnya tercipta persaingan yang semakin hari semakin cepat. Permintaan jasa perhotelan dikota kendari cukup berkembang, baik wisatawan mancanegara, maupun wisatawan domestik. Serta yang datang ke daerah ini sebagai tamu khusus yang dapat menggunakan jasa perhotelan tersebut. Hal ini ditandai oleh makin besarnya arus mobilitas penduduk baik antar kota maupun antar daerah, juga berjalannya aktivitas ekonomi dan pemerintahan serta berkembangnya sektor jasa, sehingga konsekuensi dari tingginya aktivitas masyarakat perkotaan tersebut menuntut adanya fasilitas yang layak untuk digunakan oleh individu dalam menjalankan berbagai kegiatan. Keadaan ini tentunya merupakan isyarat bagi perusahaan yang bergerak dalam usaha perhotelan agar mempersiapkan perusahaannya agar lebih mantap baik secara ekstern maupun secara intern, guna menghadapi tingkat persaingan yang semakin tajam. Secara ekstern, perusahaan perhotelan dapat mempersiapkan usahanya agar lebih diminati oleh para pengguna jasa, dengan cara meningkatkan pelayanan, memperbaiki dan menata setiap ruangan dan lain-lain, sehingga pengguna jasa betah berada dihotel tersebut, dan secara intern perusahaan dapat mempersiapkan manajemen usahanya lebih mantap, guna mencapai tujuan umum perusahaan juga kelangsungan hidup perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah penentuan harga jual jasa kamar pada hotel plaza kubra kendari telah mencapai keuntungan? Adapun Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis penentuan harga jual jasa kamar pada Hotel Plaza Kubra Kendari. Jurnal Akuntansi (JAk) Page 75

Manfaat dari penelitian ini jika dilihat dari beberapa aspek yaitu : bagi penulis, hasil penelitian ini merupakan media pengembangan pengetahuan sekaligus media pelatihan dalam mengaplikasikan kembali teori-teori yang telah dipelajari selama mengikuti perkuliahan. Bagi Hotel Plaza Kubra Kendari, Sebagai Masukkan bagi manajemen Hotel sebagai bahan pembanding terhadap kebijaksanaan dan sebagai bahan pertimbangan untuk kebijakan manajemen pada waktu yang akan datang terutama dalam kebijakan Harga Tarif jasa kamar Hotel Plaza Kubra Kendari. Terakhir sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang lebih baik. II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Akuntansi Akuntansi merupakan kumpulan konsep dan teknik yang digunakan untuk mengukur dan melaporkan informasi keuangan dalam suatu unit usaha ekonomi. Informasi akuntansi sangat potensial untuk dilaporkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, seperti: manajer perusahaan, pemilik, kreditur, pemerintah, analisis keuangan dan karyawan. Manajer perusahaan membutuhkan informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan manajerial dan bisnis, Investor tentunya dalam ekspektasi dan harapan terhadap hasil investasinya dalam bentuk hasil usaha dan keuntungan (deviden), kreditur berkepentingan terhadap kemampuan bayar terhadap kewajiban perusahaan dalam menyelesaikan pinjamannya, pemerintah memerlukan informasi terhadap pajak dan regulasi (peraturan), analis keuangan menggunakan akuntansi untuk dasar menyatakan opini (pendapat) terhadap investasi yang akan direkomendasikan, karyawan berharap ingin bekerja di perusahaan yang mampu untuk mendukung pengembangan karir dan penghasilan yang lebih baik. Untuk mengetahui akuntansi secara lebih mendalam sebaiknya mengerti terlebih dahulu definisi atau batasan akuntansi. Dan definisi yang lainnya adalah menurut George A. Mac Farland : Akuntansi adalah suatu seni pencatatan, penggolongan, penyajian, serta penafsiran secara sistematis dari data keuangan perusahaan atau perseorangan. 2. Bidang-bidang Akuntansi Akuntansi saat ini telah berkembang sangat pesat sejalan dengan perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi. Bidang-bidang akuntansi yang penting akan diuraikan seperti berikut dibawah ini: 1. Akuntansi Umum dan Keuangan (General Accounting / Financial Accounting) Jurnal Akuntansi (JAk) Page 76

Bidang akuntansi yang secara menyeluruh mencakup fungsi-fungsi pencatatan transaksi-transaksi serta menyusun laporan keuangan dari catatan-catatan tersebut. 2. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)Merupakan bidang khusus akuntansi yang mencatat, menghitung, menganalisis, mengawasi dan melaporkan kepada manajemen persoalanpersoalan yang berhubungan dengan biaya dan produksi. Bidang akuntansi biaya tidak hanya menyangkut bagaimana mencatat biaya dan analisis biaya. 3. Akuntansi Pemerintahan (Govermental Accounting) Merupakan bidang khusus akuntansi yang dipergunakan oleh lembagalembaga pemerintah. Bidang ini berguna sebagai alat bagi pemerintah untuk menyelenggarakan pencatatan yang teratur tentang penerimaan dan pengeluaran dana. 4. Akuntansi Manajemen (Management Accounting) Akuntansi Manajemen menggunakan data historis maupun data taksiran untuk membantu manajemen dalam operasional sehari-hari dan perencanaan operasional mendatang. Bidang ini mengolah kasus-kasus khusus yang dihadapi manajer perusahaan dari berbagai jenjang organisasi. 5. Pemeriksaan Akuntan (Auditing) Merupakan bidang dalam aktivitas akuntansi yaitu pemeriksaan secara bebas atas laporan keuangan dari perusahaan. Ini merupakan bidang pekerjaan akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan dan kemudian memberikan penilaiannya dan pendapatnya mengenai kelayakan dan kewajaran laporan tersebut. Unsur penting dari kelayakan dan kewajaran tersebut adalah menyangkut prinsip-prinsip akuntansi yang akan diterima umum. 6. Akuntansi Lembaga Nirlaba (non profit motive organization) Akuntansi yang mengkhususkan diri pada masalah-masalah pencatatan dan pelaporan transaksi dari unit-unit pemerintah serta organisasi nirlaba lainnya, seperti : yayasan, lembaga keagamaan, lembaga amal, lembaga pendidikan dan lembaga sosial lainnya. Unsur penting dari akuntasi ini adalah sistem akuntansi yang menjamin pihak manajemen akan adanya kecocokan dengan batasan-batasan dan persyaratan lainnya yang digariskan oleh Undang- Undang, oleh lembaga-lembaga lain, atau oleh individu-individu yang menjadi donor. 3. Penetapan harga Jurnal Akuntansi (JAk) Page 77

Menurut G. Chandra dalam buku Tjiptono (2006:27) mengatakan bahwa harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk ( a statement of value ). Harga adalah apa yang dibayar seseorang untuk apa yang diperolehnya dan nilainya dinyatakan dalam mata uang. Keputusan penetapan harga merupakan pemilihan yang dilakukan perusahaan terhadap tingkat harga umum yang berlaku untuk jasa tertentu yang bersifat relatif terhadap tingkat harga para pesaing, serta memiliki peran strategis yang krusial dalam menunjang implementasi strategi pemasaran. Menurut Tjiptono ( 2006 : 178), Secara sederhana istilah harga dapat diartikan sejumlah uang ( satuan moneter ) dan /atau aspek lain ( non moneter ) yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa. Utilitas merupakan atribut atau faktor yang berpotensi memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu. Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa penetapan harga merupakan keputusan kritis yang menunjang keberhasilan suatu perusahaan. 4. Pengertian Harga Jual Harga jual diartikan sebagai tarif, namun secara tegas perlu dijelaskan bahwa tarif adalah harga satuan jasa. Artinya, untuk menggunakan jasa tertentu sering digunakan satuan tarif bukan satuan harga yang ditetapkan untuk penggunaan jasa tertentu dikenal sebagai tarif. Oleh karena itu, tarif merupakan sejumlah uang yang dibayarkan untuk memperoleh jasa penting atau mendasarkan untuk memenuhi kebutuhan seperti tarif air, tarif angkutan, tarif kamar, tarif makanan, dan tarif kontribusi. Hansen dan Mowen (2005:633) Mendefinisikan bahwa harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan.. Bagi perusahaan harga (tarif) yang tepat mendatangkan keuntungan yang diharapkan bagi perusahaan, baik untuk jangka waktu pendek maupun untuk jangka waktu panjang, sehingga perusahaan yang akan timbul dan harus ditangani oleh manajemen perusahaan dengan baik adalah bagaimana menetapkan harga satuan jasa yang tepat, yang nantinya dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dan kepuasan bagi konsumen atas penetapan tarif tersebut. 5. Tujuan Penentuan Harga Jual Penentuan harga jual satuan barang sering dikaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan yang lainnya. Bilson Simamora (2001:40) mengatakan bahwa beberapa tujuan atau sasaran dari penetapan harga yaitu membunuh pesaing meraih pangsa pasar, cuci Jurnal Akuntansi (JAk) Page 78

gudang dan lain-lain. suatu sasaran paling umum adalah memperoleh keuntungan. Untuk itu harus lebih tinggi dari pada biaya rata-rata, maka tinggi rendahnya harga tergantung pada pasar sasarannya, apakah untuk persaingan atau meraih segmentasi pasar yang luas dan lain-lain. Sasaran dapat selalu berubahubah kerena itu harga selalu bisa ikut berubah. Husein Umar (2001:13) mengatakan bahwa tujuan penetapan harga suatu barang adalah sebagai berikut : a. Untuk memaksimalkan laba b. Untuk meningkatkan pangsa pasar c. Untuk mencapai kepemimpinan dalam kuantitas produk d. Untuk memelihara kapasitas 6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Harga Jual Perusahaan yang bertujuan untuk mencari laba tidak terlepas dari masalah penentuan harga jual. Oleh sebab itu, faktor-faktor yang turut mempengaruhi harga jual harus diperhatikan. Menurut Dharmesta dan Irawan ( 2005 : 242-246 ) ada 7 (tujuh) faktor yang berpengaruh dalam penentuan harga jual, yaitu : 1. Keadaan Perekonomian Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi besarnya harga jual. Pada masa inflasi misalnya : harga barang semakin meningkat terutama harga barang-barang mewah dan barang-barang yang dibuat dengan komponen dari luar negeri 2. Permintaan dan penawaran Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Pada umumnya, tingkat harga yang rendah akan meningkatkan tingkat jumlah barang yang diminta lebih besar. Sedangkan penawaran merupakan kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. Pada umumnya, harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan lebih besar. 3. Elastisitas permintaan Faktor lain yang mempengaruhi penentuan harga jual adalah sifat permintaan pasar. Sifat permintaan ini juga mempengaruhi volume penjualan. 4. Persaingan Harga jual beberapa macam sering dipengaruhi oleh keadaan yang ada. Dalam persaingan murni yang berjumlah banyak aktif menghadapi pembeli yang banyak pula. Banyak penjualan dan pembeli ini akan Jurnal Akuntansi (JAk) Page 79

mempersulit penjual perseorangan untuk menjual dengan harga-harga tinggi kepada yang lain. Selain persaingan murni, dapat pula terjadi keadaan persaingan lainnya, seperti persaingan tidak sempurna, oligopoli, dan monopoli. 5. Biaya. Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. Sebaiknya, apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya, baik biaya produksi, biaya operasi maupun non operasi akan menghasilkan keuntungan. 6. Tujuan Perusahaan Penentuan harga barang sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan lainnya. Tujuan-tujuan yang hendak dicapai tersebut antara lain : laba maksimum, volume penjualan tertentu, penguasaan pasar, dan kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu. 7. Pengawasan Pemerintah Pengawasan pemerintah merupakan faktor penting dalam suatu penentuan harga. Pengawasan pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong usaha-usaha karena monopoli. 7. Faktor Pertimbangan dalam penetapan harga Tujuan penetapan harga jasa, Lupiyoadi (2006 : 59) perlu dijabarkan kedalam program penetapan harga jasa dengan mempertimbangkan faktorfaktor berikut : 1. Elastisitas harga permintaan Efektivitas program penetapan harga tergantung pada dampak perubahan harga terhadap permintaan, karena itu perubahan unit penjualan sebagai akibat perubahan harga perlu diketahui. Namun, perubahan harga memiliki dampak ganda terhadap penerimaan penjualan perusahaan. Yakni perubahan unit penjualan dan perubahan penerimaan per unit. jadi, manajer jangan hanya berfokus pada sensitivitas harga di pasar, namun juga mempertimbangkan dampak perubahan. 2. Faktor persaingan Reaksi pesaing terhadap perubahan harga merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan setiap perusahaan. 3. Faktor biaya Struktur biaya perusahaan (biaya tetap dan biaya variabel) merupakan faktor pokok yang menentukan batas bawah harga Jurnal Akuntansi (JAk) Page 80

4. Faktor lini produk Perusahaan bisa menambah lini poduknya dalam rangka memperluas served market dengan cara perluasan lini dalam bentuk perluasan vertikal (vertical extension) dan perluasan horizontal. 5. Faktor pertimbangan lain Faktor-faktor lain yang juga harus dipertimbangkan dalam rangka merancang program penetapan harga antara lain : a. Lingkungan politik dan hukum, misalnya regulasi, perpajakan, perlindungan konsumen b. Lingkungan internasional, diantaranya lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya, sumber daya alam dan teknologi dalam konteks global. Faktor faktor yang digunakan sebagai bahan perhitungan dan pertimbangan dalam penetapan harga jasa, Sulastiyono (2006:40) yaitu : 1. Biaya produksi kamar Yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan sebuah kamar agar dapat dijual kepada konsumen atau istilah perhotelan dikenal dengan nama vacant clean. 2. Fasilitas tambahan Yaitu kelengkapan-kelengkapan tambahan diluar fasilitas kamar yang diberikan kepada tamu 3. Kebijakan dari manajemen Yaitu ketentuan-ketentuan dari manajemen yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan. 4. Pesaing Yaitu bagaimana perusahaan menyikapi para pesaing di bidang perhotelan. III. METODE PENELITIAN Objek penelitian ini adalah penentuan harga jual jasa kamar hotel Plaza Kubra yang berlokasi di Jl. Supu Yusuf No. 19 Kendari. Jenis Dataa yaitu Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi atau penjelasan dari staf yang bersangkutan mengenai operasi dari Hotel Plaza Kubra Kendari yang berhubungan dengan pembahasan permasalahan. Dan Data kuantitatif, yaitu data yang berupa daftar harga kamar dari Hotel Plaza Kubra Kendari yang telah ditetapkan serta data lain yang bersifat kuantitatif yang berhubungan dengan permasalahan. Jurnal Akuntansi (JAk) Page 81

Sumber data adalah Data primer yang bersumber langsung dari Hotel Plaza Kubra Kendari dan Data sekunder yang bersumber dari buku yang berhubungan dengan pembahasan permasalahan. Metode analisis yang akan digunakan untuk membahas masalah dalam penelitian ini adalah metode analisis Deskriptif. Dengan menggunakan metode penentuan harga cost plus pricing dengan pendekatan full costing dan variabel costing. Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini yaitu : a. Harga jual adalah besarnya nilai jasa yang dikeluarkan oleh Hotel Plaza Kubra Kendari dalam penghasilan utamanya yakni pelayanan dan sarana jasa kamar. b. Marku p adalah perbedaan antara biaya menyediakan produk atau jasa, dengan harga jualnya c. Biaya jasa layanan adalah pelayanan atas semua biaya yang dikeluarkan Hotel Plaza Kubra Kendari dalam proses pelayanan. d. Biaya jasa sarana adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh Hotel Plaza Kubra Kendari dalam menyediakan infrastruktur pendukung. e. Jasa Sewa kamar adalah layanan penginapan di Hotel Plaza Kubra Kendari f. Metod e penentuan harga adalah strategi perusahaan dalam menentukan harga IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penghitungan pada semua biaya operasional Hotel Plaza Kubra Kendari tahun 2014, maka selanjutnya dilakukan perhitungan harga pokok sewa kamar tiap tipe kamar, dengan menjumlahkan seluruh biaya operasional, baik biaya tetap maupun biaya variabelnya kemudian dibagi dengan hari hunian hotel selama satu tahun Jurnal Akuntansi (JAk) Page 82

1. Hasil Penelitian Tabel 1 Biaya operasional Hotel Plaza Kubra Kendari 2014 Biaya operasi tahun 2014 Jumlah a. Biaya gaji karyawan Rp 648.000.000 b. Biaya listrik, air, telepon Rp 280.079.500 c. Biaya food & beverage Rp 345.500.000 d. Biaya rooms Rp 217.600.000 e. Biaya perawatan Rp 100.250.000 f. Biaya administrasi kantor Rp 137.285.000 g. Biaya penyusutan aktiva tetap Rp 79.561.563 h. Biaya pajak bumi dan bangunan Rp 26.029.400 i. Biaya pajak Air bawah Tanah Rp 1.236.000 j. Biaya solar untuk genzet Rp 26.135.000 Total biaya operasional Rp 1.861.676.463 Pada tabel I Diatas dapat terlihat jumlah biaya operasi yang dikeluarkan oleh Hotel Plaza Kubra Kendari selama tahun 2014, Yang terdiri tadi biaya tetap dan biaya variabel. Tabel 2 Hasil Analisis Tarif Sewa Kamar Per Hari Hotel Plaza Kubra Full costing method Tipe Harga Pokok Mark Up Tarif Hasil Tarif Pihak Selisih Kamar Analisis Hotel Superior Rp 306.198 Rp 91.860 Rp 398.058 Rp 250.000 Rp (148.058) Deluxe Rp 428.607 Rp 128.582 Rp 557.189 Rp 350.000 Rp (207.189) Executive Rp 734.516 Rp 220.355 Rp 954.871 Rp 600.000 Rp (354.871) Jurnal Akuntansi (JAk) Page 83

Jumlah Rp 1.469.321 Rp 440.797 Rp 1.910.118 Rp 1.200.000 Rp (710.118) Tabel 3 Hasil Analisis Tarif Sewa Kamar Per Hari Hotel Plaza Kubra Variabel costing Method Tipe Kamar Harga Pokok Mark Up Tarif Hasil Analisis Tarif Pihak Hotel Selisih Superior Rp 129.421 Rp 38.826 Rp 168.247 Rp 250.000 Rp 81.753 Deluxe Rp 181.160 Rp 54.348 Rp 235.508 Rp 350.000 Rp 114.492 Executive Rp 310.459 Rp 93.138 Rp 403.597 Rp 600.000 Rp 196.403 Jumlah Rp 621.040 Rp 186.312 Rp 807.352 Rp 1.200.000 Rp 392.648 Dari tabel II dan III di atas menunjukkan bahwa besarnya biaya operasi per unit dengan metode full costing tipe kamar Superior Rp 306.198, Deluxe Rp 428.607 dan Executive Suite Rp 734.516, Sedangkan pada perhitungan dengan metode variable costing untuk tipe kamar Superior Rp 129.421, Deluxe Rp 181.160, Executive Suite Rp 310.459. 2. Pembahasan Hasil perhitungan menunjukkan selisih yang cukup signifikan, pada perhitungan dengan metode full costing yang hasilnya tarif hasil analisis dengan tarif hotel sesungguhnya terjadi selisih kurang. Tarif yang dianalisis lebih besar, daripada tarif hotel sesungguhnya. Selisih terjadi pada 3 jenis kamar yaitu superior, deluxe, dan executive suite, perbedaan yang cukup signifikan terjadi pada tipe kamar Executive Suite yang selisihnya Rp 354.871, dimana tarif yang diterapkan pihak hotel untuk jenis kamar executive suite adalah Rp 600.000 sementara tarif hasil analisis adalah Rp 954.871, sedangkan selisih paling sedikit yaitu pada tipe kamar Superior yang selisihnya sebesar Rp 148.058 dimana tarif yang diterapkan pihak hotel adalah Rp 250.000 sementara tarif hasil analisis adalah Rp 398.058, itu berarti pihak hotel tidak dapat mencapai keuntungan sekaligus menutupi semua biaya hotel selama tahun 2014 dengan menggunakan tarif hotel yang diterapkan saat ini. Sedangkan pada perhitungan dengan metode variable costing, terdapat selisih lebih antara tarif hasil analisis dengan tarif hotel sesungguhnya. Tarif hasil analisis yang didapatkan mempunyai selisih lebih besar dari tarif hotel sesungguhnya. Selisih yang paling besar terdapat pada tipe kamar Executive Suite yang selisihnya sebesar Jurnal Akuntansi (JAk) Page 84

Rp 196.403, selisih paling kecil sama seperti pada perhitungan full costing yaitu pada tipe kamar Superior sebesar Rp 81.753, ini berarti walaupun dengan menggunakan metode variabel costing mendapatkan tarif hasil analisis lebih kecil dari pada tarif yang diterapkan oleh pihak hotel akan tetapi, selisih tarif tersebut tidak bisa menutup biaya operasioanal secara keseluruhan sehingga pihak hotel Tidak dapat mencapai keuntungan dengan tarif yang sekarang diterapkan, karena perhitungan ini hanya berdasarkan pada volume kegiatan hunian hotel yang dihitung dari biaya-biaya variabelnya saja. Perbedaan selisih perhitungan dengan menggunakan metode full costing dan variable costing ini terjadi karena pada perhitungan dengan menggunakan metode full costing biaya operasional tetap masih diperhitungkan sedangkan tingkat hunian hotel pada tahun 2014 tidak terlalu besar sehingga pendapatannya tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga terjadi selisih kurang yang cukup signifikan terhadap tarif yang dianalisis dengan tarif hotel sesungguhnya. Sedangkan apabila menggunakan metode variable costing didapat selisih lebih antara tarif hasil analisis dengan tarif hotel sesugguhnya karena pada perhitungan ini hanya dihitung sesuai dengan tingkat aktivitas hotel dan hanya menggunakan biaya biaya yang berpengaruh pada tingkat aktivitas hotel tersebut, sehingga tidak semua biaya masuk ke dalam perhitungan berdasarkan variable costing ini. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa apabila pihak hotel ingin mendapatkan keuntungan dan dapat menutupi semua biaya-biaya operasional hotel yaitu dengan memperhitungkan biaya operasional tetap dan variabel yaitu dengan menggunakan metode full costing hotel bisa mendapatkan harga jual untuk kamar Superior Rp 398.058, deluxe Rp 557.189,Dan Executive suite Rp 954.871. Sedangkan harga/tarif kamar yang ditawarkan oleh manajemen Hotel Plaza Kubra Kendari sekarang untuk kamar superior Rp 250.000, deluxe Rp 350.000, dan executive suite Rp 600.000. Ini disebabkan karena harga/tarif kamar yang ditawarkan Hotel Plaza Kubra Kendari ditentukan dengan melihat atau mengikuti harga pasar jasa kamar yang ada di kota kendari, dengan tujuan Hotel dapat bersaing dengan hotelhotel yang berstandar sama. Walaupun penentuan tarif tersebut dihitung berdasarkan pada prinsipprinsip manajemen keuangan, akan tetapi satu hal yang perlu diperhatikan adalah faktor kompetisi yang dapat mempengaruhi perubahan harga/tarif kamar, dan yang lebih penting lagi adalah penetapan tarif harus mencukupi untuk menutupi biaya serta dapat mengembalikan modal yang diinvestasikan dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, pihak manajemen hotel mempertimbangkan hal-hal seperti tingkat komoditi yang diperlukan untuk mengelola hotel, mutu jasa yang Jurnal Akuntansi (JAk) Page 85

diberikan baik yang berupa fasilitas maupun yang berupa pelayanan, apakah dengan harga/tarif yang ditetapkan itu mutu layanannya seimbang, kemudian jumlah dan jenis tamu yang diperkirakan memakai jasa hotel, itu perlu diketahui kalangan masyarakat yang bagaimana, serta lokasi hotel. apabila lokasi hotel letaknya bagus dan strategis maka hotel tersebut bisa memasang harga/tarif lebih tinggi dari harga/tarif kompetitornya. Faktor faktor pertimbangan diatas apabila diterapkan dalam penentuan harga/tarif maka akan tercipta harga yang tepat, menguntungkan bagi hotel sehingga dapat memberi manfaat bagi pemilik hotel, karyawan, dan pemerintah. Serta dapat memberikan fasilitas yang baik dan pelayanan yang memuaskan bagi tamu hotel. V. KESIMPULAN DAN SARAN Dan setelah dilakukan perhitungan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Ternyata hotel belum bisa mencapai keuntungan dengan tarif kamar yang sekarang digunakan. Jika, menggunakan metode full costing hasil tarif yang dianalisis melebihi dengan tarif hotel yang sesungguhnya, ini dikarenakan hotel mempunyai biaya operasional yang tinggi sedangkan tingkat hunian hotel pada tahun 2014 tidak terlalu besar sehingga pendapatan hotel tidak besar, sehingga tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Adapun saran yang dapat diberikan peneliti yaitu :Hotel sebaiknya mengevaluasi kembali biaya biaya operasional tetap maupun variabel sehingga biaya biaya yang terlalu besar agar dapatdihemat atau bahkan dapat dikurangi sehingga apabila tingkat hunian hotel sepi dan adanya kebijakan-kebijakan dari pemerintah, hotel tetap dapat mencapai keuntungan dan dapat menutupi semua biaya-biaya operasional yang dikeluarkan. DAFTAR PUSTAKA Bilson Simamora. 2001. Manajemen strategi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum. Dwi Prastowo Darminto. 2005. Analisis laporan keuangan Hotel. Edisi III. Yogyakarta: ANDI Damai Nasution. 2014. Akuntansi biaya. Edisi II Tangerang : Badan penerbitan Universitas Terbuka Hansen Don dan Mowen, Maryanne. 2005. Manajemen Accounting: Akuntansi manajemen. Terjemahan Oleh Dewi Fitri dan Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat Herdi S. Darmo Soewirjo. 2003. Teori & akuntansi perhotelan. Edisi I. Yogyakarta: ANDI Jurnal Akuntansi (JAk) Page 86

Husein Umar. 2001. Strategic management in action. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. Hesti Triyanto. 2012. Penentuan harga jual kamar hotel saat low season dengan metode cost-plus pricing pendekatan variabel costing (studi kasus pada hotel puri artha Yogyakarta). Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta : Program sarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Kamaruddin Ahmad. 2007. Akuntansi manajemen. Dasar-dasar konsep biaya dan pengambilan keputusan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. 2006. Manajemen pemasaran jasa. Jakarta: Salemba Empat. Lukman Surjadi. 2013. Akuntansi biaya. Dasar-dasar penghitungan harga. Jakarta: PT. Indeks Mulyadi. 2001. Akuntansi manajemen, konsep manfaat dan rekayasa. Edisi III Yogyakarta: Salemba Empat. --------, 2007. Akuntansi biaya. Edisi V. Yogyakarta: UPP-STIM YKPN. Ni Wayan Suwithi. 2008. Akomodasi perhotelan. Edisi I. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Supriyono, A.R. 2004. Akuntansi biaya. Pengumpulan biaya dan penetapan harga pokok. Edisi II. Yogyakarta : BPFE. Surat Keputusan Menparpostel No. KM37/PW/340/MPPT.2000: Tentang paraturan dan penggolongan hotel. Bab I Pasal ayat (b). Surat keputusan Menteri pariwisata dan ekonomi kreatif No. PM.53/HM.001/MPEK/2013: Tentang standar usaha hotel. Bab I Pasal ayat (b) Universitas Halu Oleo. 2010. Panduan penulisan skripsi. Kendari : Fakultas Ekonomi, Universitas Halu Oleo Wiyasha, IBM. 2007. Akuntansi Manajemen untuk Hotel dan Restoran. Edisi I. Yogyakarta : ANDI Jurnal Akuntansi (JAk) Page 87