III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2009 dengan lokasi penelitian di : 1. Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom di Provinsi Papua, untuk mengunjungi IUPHHK dan IUIPHHK yang beroperasi. 2. Surabaya, untuk mengunjungi industri penggergajian woodworking yang terintegrasi yang telah beroperasi sebagai pembanding. 3.2. Alur Penelitian Adapun alur yang menjadi prosedur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir pada Gambar 5. 3.3. Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui peninjauan lapangan dan wawancana dengan perusahaan pemegang IUPHHK dan gergajian merbau. Data sekunder diperoleh dari instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Bapedalda, Dinas Perindustrian, Dinas Kehutanan Provinsi dan instansi terkait lainya. Jenis data primer dan sekunder yang akan dikumpulkan disajikan pada Tabel 8. 3.4. Analisis Kelayakan Finansial dan Ekonomi Analisis kelayakan dilakukan terhadap beberapa aspek yang terkait dengan industri pengolahan kayu yang akan dikembangkan, yaitu : 3.4.1 Ketersediaan Bahan Baku Kelayakan ketersediaan bahan baku dilakukan dengan menginventarisir jumlah IUPHHK yang memproduksi kayu merbau di ketiga lokasi penelitian kemudian dilakukan rekapitulasi terhadap AAC masing-masing pemegang ijin sehingga akan diperoleh jumlah lestari potensi kayu merbau yang dapat dimanfaatkan. Kemudian dilakukan analisis alokasi distribusi poduksi kayu bulat merbau beberapa tahun terakhir untuk mengetahui volume distribusi kayu bulat merbau yang diekspor, dijual lokal maupun dipergunakan sendiri. 24
Mulai Ketersediaan Bahan Baku Jml IUPPHK, AAC merbau Tot Prod merbau Tersedia? Ketersediaan Teknologi Pengolahan Penggergajian & Woodworking terintegrasi Sumber Daya Manusia Infrastruktur Tersedia? Analisis Kelayakan Finansial & Ekonomi Cost Benefit NPV, IRR & BCR Layak? Perkiraan Dampak Ekonomi & Sosial PDRB, PAD, Perluasan Kesempatan Kerja, Prasarana Meningkat? Perkiraan Dampak Lingkungan Teknologi Pengolahan Limbah tersedia ada dampak tak terubah Stop Layak? Gambar 5 Alur Penelitian Analisis kelayakan perusahaan merbau di Papua (Kab.Keerom, Kab. Jayapura dan Kota Jayapura). 25
3.4.2 Ketersediaan Teknologi Pengolahan Kelayakan terhadap ketersediaan teknologi merbau dilakukan dengan melihat harga investasi, kapasitas produksi dan besaran rendemen yang dapat dihasilkan. Analisis dilanjutkan dengan melihat operasional dari masing-masing teknologi tersebut, yaitu besar biaya operasional peralatan masing-masing teknologi yang ada, sumber daya manusia yang akan mengoperasikan dan infrastruktur yang tersedia. 3.4.3 Kriteria Kelayakan Finansial dan Ekonomi Analisis dilakukan dengan memprediksi dana investasi yang akan ditanamkan, prediksi penerimaan, dan rugi-laba perusahaan penggergajian kayu merbau. Bentuk investasi sendiri yang diperhitungkan sebagai Cost berupa cash outflow dibagi dua kelompok, yaitu : 1. Capital expenditure : jenis pengeluaran yg memberikan manfaat jangka panjang, seperti pembelian mesin-mesin, bangunan, tanah, dan aktiva tetap lainnya. 2. Operating expenditure : jenis pengeluaran yang diperhitungkan sebagai biaya operasional, seperti biaya tenaga kerja, biaya material, biaya bahan bakar dan lain-lain. Penerimaan yang diperhitungkan sebagai Benefit berupa cash inflow diperhitungkan berdasarkan prediksi penjualan kayu olahan/produk yang akan dihasilkan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan harga beli kayu bulat dan dan harga jual kayu olahan merbau menggunakan harga yang berlaku di lokasi penelitian (Kab. Jayapura, Kota. Jayapura dan Kabupaten Keerom), dengan memperhitungkan pajak sebagai pengeluaran dengan bunga menggunakan nilai bunga pinjaman komersil pada bank yang diperhitungkan dalam prediksi cash flow perusahaan. Analisis ekonomi dilakukan dengan menggunakan harga beli kayu bulat dan dan harga jual kayu olahan merbau menggunakan opportunity price yaitu harga yang berlaku di pasaran internasional, dengan bunga 26
diperhitungkan menggunakan nilai bunga menggunakan social rate yang diperhitungkan dalam prediksi cash flow perusahaan. Berdasarkan prediksi cash flow tersebut, akan dihitung NPV, IRR dan BCR dari merbau dengan menggunakan persamaan (1), (2) dan (3). 3.4.4 Perkiraan Dampak Ekonomi dan Sosial Perkiraan terhadap dampak ekonomi dan sosial dilakukan dengan menghitung besarnya penyerapan tenaga kerja yang akan terjadi, kemungkinan besaran kontribusi terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pembayaran pajak dan retribusi dan pengaruhnya terhadap pembangunan ekonomi wilayah. 3.4.5 Perkiraan Dampak Lingkungan Dalam perkiraan terhadap dampak lingkungan ini akan dilihat dampak lingkungan yang dapat ditimbulkan oleh teknologi penggergajian merbau bila diterapkan di ketiga lokasi penelitian. 27
Tabel 8 Data analisis kelayakan No Jenis data Cara mengumpulkan data Sumber data Ket 1 Primer 1. AAC jenis merbau per IUPHHK Kunjungan lapangan ke unit Pemegang IUPHHK Ketersediaan Bahan Baku 2. Pengesahan RKT 3. Realisasi produksi merbau 5 thn terakhir 4. Alokasi distribusi produksi 5. Biaya produksi kayu bulat merbau 6. Harga jual kayu bulat merbau 1. Nilai investasi yang ditanamkan 2. Harga jual kayu olahan merbau 3. Biaya operasional yang dikeluarkan 4. Pendapatan Sekunder 1. Jenis peralatan produksi terbaru 2. Kapasitas produksi dan efisiensi 3. Harga Investasi peralatan 4. SDM dan infrastruktur pendukung operasional 1. Jumlah penyerapan tenaga kerja 2. Kontribusi pajak dan pembayaran lain 3. Infrastruktur yang bertambah 1. Potensi pencemaran lingkungan yang dapat terjadi 2. Teknologi yang tersedia untuk pengolahan limbah Kunjungan ke unit industri merbau 2 Kunjungan ke unit industri merbau Kunjungan ke unit industri merbau woodworking t i t i woodworking terintegrasi Kunjungan ke unit industri merbau d ki Analisis Kelayakan Finansial dan Ekonomi Ketersediaan Teknologi Pengolahan Perkiraan Dampak Sosial Perkiraan Dampak Lingkungan 28