STUDI SPEKTROSKOPI UV-VIS DAN INFRAMERAH SENYAWA KOMPLEKS INTI GANDA Cu-EDTA

dokumen-dokumen yang mirip
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS BESI(III)-EDTA ABSTRAK

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3

SINTESIS, KARAKTERISASI, DAN EVALUASI KATALITIK Cu-EDTA BERPENDUKUNG MgF 2 UNTUK PRODUKSI VITAMIN E. Oleh: SUS INDRAYANAH

I. PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-8- HIDROKSIKUINOLIN DAN Co(II)-8-HIDROKSIKUINOLIN Laelatri Agustina 1, Suhartana 2, Sriatun 3

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O

KIMIA ANORGANIK (Kode : D-13) KOMPLEKS KOBALT(II) PIRIDIN-2,6-DIKARBOKSILAT: SINTESIS DAN KARAKTERISASI

Sintesis dan Karakterisasi Kompleks Ni(II)-EDTA dan Ni(II)-Sulfanilamid

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS SENG-MORIN DAN POTENSINYA SEBAGAI PENGHAMBAT AKTIVITAS ENZIM LIPASE SKRIPSI

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Hasil dan Pembahasan

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)

4 Hasil dan Pembahasan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

I. PENDAHULUAN. sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter

Sintesis dan Sifat Magnetik Kompleks Ion Logam Cu(II) dengan Ligan 2-Feniletilamin

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

sehingga dapat diperoleh produk dengan waktu yang cepat. Dilain pihak, penggunaan katalis yang selama ini digunakan adalah katalis yang berwujud cair

SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS KOMPLEKS LOGAM Mn(II)/Zn(II) DENGAN LIGAN ASAM PIRIDIN-2,6-DIKARBOKSILAT

4 Hasil dan Pembahasan

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015

I. PENDAHULUAN. senyawa kompleks bersifat sebgai asam Lewis sedangkan ligan dalam senyawa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

BAB I P ENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kata kunci: asetilaseton, pereaksi pengkhelat, ekstraksi logam Cu(II) dan Cr(III)

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI Mn(NO 3 ) 2 DAN Co(NO 3 ) 2 DENGAN CAMPURAN LIGAN 8- HIDROKSIKUINOLINA DAN ANION DISIANAMIDA

4 Pembahasan. 4.1 Sintesis Resasetofenon

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS KOBALT(II) DENGAN BENZOKAIN

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

Sintesis, Karakterisasi dan Immobilisasi Kompleks Besi (II) pada Support Silika Modifikasi

3. Metodologi Penelitian

I BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

abc A abc a = koefisien ekstingsi (absorpsivitas molar) yakni tetap b = lebar kuvet (jarak tempuh optik)

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN SELEKTIF ION TIMBAL (II) DENGAN MENGGUNAKAN ETILEN DIAMIN TETRA ASETAT (EDTA) SEBAGAI IONOFOR ABSTRACT

PENGGUNAAN KARBON AKTIF SEBAGAI PENYERAP ION SIANIDA

SENYAWA KOORDINASI Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Analisis Pengaruh Ion Cd(II) Pada Penentuan Ion Fe(II) dengan Pengompleks 1,10- Fenantrolin Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis

Kimia Koordinasi Teori Ikatan Valensi

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS KOMPLEKS LOGAM Co(II)/Zn(II) DENGAN LIGAN ASAM PIRIDIN- 2,6-DIKARBOKSILAT

Senyawa Koordinasi. Ion kompleks memiliki ciri khas yaitu bilangan koordinasi, geometri, dan donor atom:

SINTESIS, KARAKTERISASI DAN KINERJA KATALIS Mg 1-x Cu x F 0,66 (OH) 1,34 PADA REAKSI TRIMETILHIDROKUINON DAN ISOFITOL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

AKTIVITAS DAN SELEKTIVITAS KATALIS Sn, Pd DAN Sn-Pd BERPENDUKUNG ZEOLIT NaA YANG DISINTESIS DARI SEKAM PADI PADA REAKSI DENITRIFIKASI

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI Percobaan modul 3 TITRASI SPEKTROFOTOMETRI

PENGOMPLEKS BATHOFENANTROLIN PADA PENENTUAN KADAR BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari - Juli tahun 2012

REAKSI AMOKSIMASI SIKLOHEKSANON MENGGUNAKAN KATALIS Ag/TS-1

I. PENDAHULUAN. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya. Udara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA OKSOTRINUKLIR [Ru 2 Co(O)(OOCCH 3 ) 6 (C 5 H 5 N) 3 ](ClO 4 ) Aldes Lesbani, Risfidian Mohadi, dan Nurlisa Hidayati

D. 4,50 x 10-8 E. 1,35 x 10-8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

Spektrofotometri uv & vis

4 Hasil dan Pembahasan

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER)

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

STUDI ADSORPSI ION Au (III) DENGAN MENGGUNAKAN ASAM HUMAT

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. LEMBAR PERSEMBAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA

Stoikiometri. Berasal dari kata Stoicheion (partikel) dan metron (pengukuran). Cara perhitungan dan pengukuran zat serta campuran kimia.

Penentuan struktur senyawa organik

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KRISTAL NANO ZnO

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

PENGARUH BERBAGAI LOADING NIKEL OKSIDA PADA KARAKTER KATALIS BERPENDUKUNG NiO 2 /MgF 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN OKSIDA CUO TERHADAP KARAKTERISTIK CUO/TS-1 SEBAGAI KATALIS ALTERNATIF PADA REAKSI OKSIDASI BENZENA MENJADI FENOL

dimana hasilnya dalam bentuk jumlah atau bilangan kadar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin

Bab IV Hasil dan Pembahasan

2. Metodologi 2.1. Sampling Tanah Gambut 2.2. Studi Adsorpsi Kation Kobal(II) dengan Tanah Gambut (Alimin,2000) Pengaruh Waktu Adsorpsi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas

EKSTRAKSI ION LOGAM Zn(II) MENGGUNAKAN SENYAWA PEMBAWA TANIN TERMODIFIKASI DENGAN METODE MEMBRAN CAIR RUAH

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

Bab III Metodologi Penelitian. Sintesis CaCu(CH 3 COO) 4.xH 2 O. Karakterisasi. Penentuan Rumus kimia

DAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN..

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

I. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT

kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

HASIL DAN PEMBAHASAN

AKTIVITAS KATALIS NiO DAN NiO/MgF 2 PADA SINTESIS VITAMIN E

Adsorpsi Logam Nikel dan Analisis Kristalinitas H-Faujasit dari Abu Layang Batubara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

Transkripsi:

PENULIS : 1. Sus Indrayanah, S.Si 2. Dr. rer. nat. Irmina Kris Murwani ALAMAT : JURUSAN KIMIA ITS SURABAYA JUDUL : STUDI SPEKTROSKOPI UV-VIS DAN INFRAMERAH SENYAWA KOMPLEKS INTI GANDA Cu-EDTA Abstrak : Senyawa kompleks inti ganda Cu-EDTA telah berhasil disintesis melalui reaksi antara tembaga sulfat dan etilendiamintetraasetat (EDTA). Dari metode variasi kontinu didapatkan rumus molekul senyawa kompleks dengan perbandingan Cu dan EDTA sebesar 3 : 2. Pembentukan senyawa kompleks Cu-EDTA optimum pada ph 2.7. Kristal hasil sintesis dikarakterisasi dengan spektroskopi UV-Vis dan inframerah. Senyawa kompleks inti ganda Cu-EDTA memiliki panjang gelombang maksimum sebesar 740 nm dan serapan khas yang menunjukkan vibrasi logam-ligan muncul pada bilangan gelombang di bawah 500 cm -1. Kata kunci : Tembaga (II), etilendiamintetraasetat (EDTA), spektra Cu-EDTA MAKALAH STUDI SPEKTROSKOPI UV-VIS DAN INFRAMERAH SENYAWA KOMPLEKS INTI GANDA Cu-EDTA PENDAHULUAN Senyawa koordinasi merupakan salah satu senyawa yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Senyawa ini terbentuk karena adanya ikatan antara ligan yang berperan sebagai donor pasangan elektron (basa Lewis) dengan ion pusat (logam) yang berperan sebagai akseptor pasangan elektron (asam Lewis). Penelitian tentang sintesis senyawa koordinasi juga semakin beragam. Salah satunya adalah penelitian tentang senyawa kompleks sebagai katalis. Dari beberapa penelitian telah dilaporkan bahwa senyawa kompleks tembaga memiliki peranan penting pada proses katalitik, yaitu sebagai active site katalis. Senyawa kompleks tembaga, (HLCu 2 Cl 3 )Cl H 2 O merupakan katalis asam Lewis yang baik digunakan dalam reaksi siklopropanasi olefin dengan tingkat selektivitas yang tinggi. Katalis

ini juga sangat kuat dan produk yang dihasilkan tidak mengalami penurunan meskipun katalis telah digunakan sebanyak tiga kali reaksi (Youssef et al., 2009). Zeolit NaY yang diimpregnasi dengan kompleks tembaga, Cu(Phen)(PPh 3 )Br digunakan sebagai katalis asam Lewis pada reaksi aminasi arilhalida yang menunjukkkan aktivitas dan selektivitas yang tinggi serta sangat stabil dan tidak terjadi leaching (Patil et al., 2010). Senyawa kompleks yang bisa dijadikan sebagai katalis harus memiliki sifat stabil. Salah satu senyawa kompleks yang sangat stabil adalah senyawa kompleks yang membentuk khelat. Salah satu senyawa kompleks yang memiliki tingkat kestabilan tinggi adalah senyawa kompleks Cu-EDTA yang memiliki K stab = 18.8 (Underwood, 2002). Oleh karena itu pada penelitian ini disintesis senyawa kompleks Cu-EDTA dari tembaga (II) sulfat sebagai ion pusat dan etilendiamintetraasetat (EDTA) sebagai ligan, kemudian hasil sintesis akan dikarakterisasi dengan menggunakan spektroskopi UV-Vis dan inframerah. METODE PENELITIAN Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah bahan-bahan kimia yang memiliki kemurnian pro analisis (p.a) meliputi CuSO 4, EDTA, NH 4 OH, dan akua DM. Selanjutnya dilakukan karakterisasi dengan UV-VIS dan Inframerah. Tahapan dalam sintesis senyawa kompleks Cu-EDTA adalah penentuan panjang gelombang maksimum, pengaruh ph pada pembentukan senyawa kompleks dan penentuan rumus senyawa kompleks dengan metode variasi kontinu. Dari hasil tersebut, disintesis senyawa kompleks dengan melarutkan CuSO 4 ke dalam 10 ml akua DM kemudian ditambahkan dengan larutan EDTA dan diaduk. Larutan dibiarkan hingga terbentuk kristal.

HASIL dan PEMBAHASAN Penentuan Panjang Gelombang Senyawa Kompleks Cu-EDTA Pada penelitian ini dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum senyawa kompleks dengan mencapurkan larutan Cu 2+ dengan larutan EDTA kemudian diukur panjang gelombangnya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 600-900 nm. Spektra absorpsi kompleks Cu-EDTA ditunjukkan pada Gambar 1. Senyawa CuSO 4 memiliki absorpsi maksimum pada daerah 810 nm, dan pada kondisi yang sama kompleks Cu-EDTA mengabsorps pada panjang gelombang 740 nm. Pergeseran absorpsi maksimum antara CuSO 4 dengan Cu-EDTA menunjukkan bahwa telah terjadi pembentukan kompleks antara Cu dengan EDTA. Gambar 1. Panjang Gelombang Maksimum CuSO 4 dan Senyawa Kompleks Cu-EDTA Pengaruh ph pada Pembentukan Senyawa Kompleks Cu-EDTA Pada penelitian ini telah dilakukan pembentukan senyawa kompleks pada ph yang bervariasi, yaitu dari ph 2.5 sampai ph 7. Hasil pembentukan senyawa kompleks berdasarkan pengaruh ph tertera pada gambar 2. Hasil terbaik pada pembentukan kompleks Cu-EDTA yang stabil diperoleh pada ph optimum 2.7. Pada ph 2.7 dihasilkan kristal dengan larutan bening yang menunjukkan terbentuknya kompleks Cu-EDTA murni.

Gambar 2. Pengaruh ph Pada Pembentukan Senyawa Kompleks Cu-EDTA Penentuan Rumus Senyawa Kompleks dengan Metode Variasi Kontinu Rumus senyawa kompleks Cu-EDTA ditentukan dengan menggunakan metode variasi kontinu. Dari metode variasi kontinu didapatkan kurva seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Dari kurva tersebut tampak bahwa perbandingan rasio molar antara tembaga (II) dengan EDTA dalam senyawa kompleks Cu-EDTA adalah 3 : 2. Hal ini menunjukkan terbentuknya senyawa kompleks inti ganda Cu-EDTA. Pembentukan kompleks inti ganda tembaga (II) dengan EDTA menjelaskan bahwa hanya 0.6 EDTA yang dibutuhkan oleh ion tembaga (II).

Gambar 3. Kurva Variasi Kontinu Senyawa Kompleks Cu-EDTA Identifikasi Senyawa Kompleks dengan Spektroskopi Inframerah Analisis inframerah senyawa kompleks dilakukan pada bilangan gelombang 300 4000 cm -1 untuk mengetahui gugus fungsi senyawa kompleks dan interaksi yang terjadi antara logam dan ligan. Spektra senyawa kompleks inti ganda ditunjukkan pada Gambar 4. Dari spektra Cu-EDTA dapat diketahui adanya serapan C N dan adanya H 2 O pada daerah 3380 cm 1. Sedangkan stretching CH 2 muncul pada bilangan gelombang 2950 cm -1. Serapan gugus karboksil (C=O) dari EDTA yang terikat dengan Cu dan membentuk senyawa heksadentat pada Cu-EDTA ditunjukkan pada puncak tunggal di daerah 1600 cm -1. Selain itu pada kompleks Cu-EDTA juga terlihat serapan pada daerah 1390-1320 cm -1 yang disebabkan karena adanya karboksil yang terkoordinasi pada kompleks. Serapan pada 1440 cm -1 juga mengindikasikan adanya CH 2 COO - yang terikat dengan Cu-EDTA. Vibrasi COO - juga terjadi pada daerah 1009 916 cm -1, namun ini merupakan interpretasi yang sulit karena dimungkinkan H 2 O juga terikat pada daerah itu. Serapan pada 853 cm -1 merupakan vibrasi dari COO - yang disebabkan karena karboksil yang terkoordinasi, sedangkan pada derah 825 cm -1 merupakan karboksil yang tidak terkoordinasi pada kompleks. Dari spektra tersebut juga

muncul vibrasi C N yang tidak terkoordinasi pada daerah 1113 cm -1. Sedangkan pada 1200 800 cm -1 merupakan vibrasi C C untuk alkana (Citron, I.,1961). Serapan vibrasi ikatan antara ligan dengan logam Cu terlihat pada daerah 400 cm -1. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa vibrasi ikatan logam dengan gugus N dari ligan akan muncul pada daerah 300 400 cm -1. Sedangkan vibrasi Cu O muncul pada bilangan gelombang 470 cm -1. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa vibrasi logam dengan gugus O dari ligan akan muncul pada bilangan gelombang 420 600 cm -1 ( Nakamoto, 1978 ). Bila spektra antara Cu-EDTA dengan CuSO 4 dibandingkan, akan terlihat bahwa tidak ada tambahan vibrasi muncul pada daerah 1110 cm -1 dan 625 cm -1 pada spektra Cu-EDTA yang menandakan tidak adanya gugus SO 2-4 (Gyliene at al., 2004 ). Gambar 4. Spektra inframerah EDTA, Cu-EDTA, dan CuSO 4

Berdasarkan data data tersebut, struktur senyawa kompleks inti ganda Cu-EDTA dapat diusulkan sebagai berikut : Gambar 5. Struktur Kompleks Cu-EDTA KESIMPULAN Senyawa kompleks inti ganda Cu-EDTA telah berhasil disintesis dengan perbandingan mol logam dan ligan 3 : 2. Pembentukan senyawa kompleks dicapai pada ph optimum 2.7. Hasil analisis inframerah mampu membuktikan adanya vibrasi antara Cu dengan EDTA yang didukung dengan hasil analisis UV-Vis dengan panjang gelombang maksimum sebesar 740 nm. DAFTAR PUSTAKA Citron, Irvin, 1961, Infrared Studi Of Copper-EDTA Complex And Its Reaction With Various Amino Compounds, analytica Chimica Acta, Vol. 26, hal. 446-457. Gyliene,O., Alkaite,J., Nivinskiene, O. 2004, Recovery of EDTA from Complex Solution Using Cu(II) as Precipitant and Cu(II) Subsequent Removal by Electrolysis, Journal of Hazardous Materials, Vol. 116, hal. 119-124. Nakamoto K., 1978, Infrared and Raman Spectra of Inorganic and Coordination Compound, Third Edition., John Wiley and Sons Inc, New York. Patil, M.N., Gupte, P.S., Chaudhari, V., 2010, Heterogenized Copper Catalysts for the Amination of Arylhalide : Synthesis, Characterization and Catalytic Applications, Applied Catalysis, Vol. 373, hal. 73-81. Underwood, A. L. & Day, R.A, 2002, Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Youssef, S.N., Eman, E.Z., Ahmed,M.A.,Caselli, A., Cenini, S., 2009, Synthesis and Characterization of some Transition Metal Complexes with a Novel Schiff Base Ligand and their use as Catalysts for Olefin Cyclopropanation, Journal of Molecular Catalysis, Vol. 308, hal. 159-168.