PEMAHAMAN WACANA FIKSI DAN NONFIKSI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 3 SAMBUNGMACAN TAHUN AJARAN 2007/2008

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE CIRC UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN WACANA FIKSI DAN WACANA NON FIKSI DI KELAS X SMA AL ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PADA TEKS ARGUMENTASI MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 JEPON

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKS ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GATAK SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, peneliti membuat beberapa

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perbandingan. Adapun kajian-kajian yang relevan diantaranya adalah sebagai berikut.

Pezi Awram

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan membaca erat kaitannya dengan proses belajar, seperti kita

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi menekankan pada kecakapan-kecakapan yang berguna untuk

MEMBACA INTENSIF. Menentukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PERSEPSI. Hesty Nurhayati

I. PENDAHULUAN. yaitu aspek membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Keempat kemampuan

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kegiatan yang dilakukan melalui proses, pasti ada tujuan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN BACAAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GATAK MELALUI PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DAN EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu namun, tidak dipandang sebagai

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MAHASISWA SEMESTER II PROGRAM STUDI PGSD FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas pembelajaran bahasa dan sastra.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat memerlukan adanya peningkatan kemampuan siswanya dalam membaca permulaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Riama N Sihombing, 2013

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5)

PERBEDAAN PENERAPAN METODE MEMBACA CEPAT DENGAN METODE MEMBACA INTENSIF DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN BACAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rahmawati, 2013

MUHAMMAD ARIFIN A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU. DI SITUS WEB SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan kemampuan membaca dan perkembangan dimensi afektif anak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gagasan dalam bentuk tulisan. Sejalan dengan pendapat Parera menulis

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maupun maksud keinginannya melalui bahasa, sehingga

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI PURWOREJO

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR DI SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN TEORI. komunikasi tulisan. Dalam komunikasi tulisan, lambang-lambang bunyi

BAB I PENDAHULUAN. gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Jika dibandingkan dengan

KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PULAU TIGA KECAMATAN PULAU TIGA KABUPATEN NATUNA TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO

POKOK BAHASAN EKOSISTEM MELALUI MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 PANINGGARAN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2008/2009

1. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SD/MI

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki tujuan nasional yang tertuang dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik yang sudah lalu maupun yang terbaru. Teks berita adalah naskah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

PENGUNGKAPAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM TABLOID AGROBIS EDISI NOPEMBER 2007 SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah penelitian,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian, analisis kesalahan berbahasa Indonesia

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam

MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA. Sumarni. Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rianti Febriani Setia, 2013

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR. Fahrurrozi

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

VARIASI GAYA BAHASA REPETISI PADA WACANA KATA MUTIARA

Aningsih, M.Pd* Icy Putri Jayanty*

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu bangsa dapat diukur melalui pelaksanaan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. Proses membaca merupakan proses penerimaan symbol dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB II KAJIAN TEORI. baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. 1. kemampuan ini dunia akan tertutup dan terbatas hanya pada apa yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. reseptif yang meliputi menyimak (Hörfertigkeit) dan membaca (Lesefertigkeit),

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

Transkripsi:

PEMAHAMAN WACANA FIKSI DAN NONFIKSI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 3 SAMBUNGMACAN TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh NOFA IDA KRISNAWATI A.310 040 101 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses. Artinya kegiatan belajar terjadi secara dinamis. Disamping itu menyebabkan terjadinya perubahan dalam diri anak. Perubahan yang dimaksud dapat berupa pengetahuan (knowledge) atau perilaku (behaviour). Menurut Nugroho (2007:15) belajar tidak hanya menemukan faktafakta. Artinya kita dapat menemukan banyak hal dengan belajar. Dua anak yang tumbuh dalam kondisi dan lingkungan yang sama dan mendapat perlakuan yang sama, belum tentu memiliki pemahaman, pemikiran dan pandangan yang sama terhadap dunia sekitarnya. Masing-masing memiliki cara pandang sendiri terhadap setiap peristiwa yang dilihat dan dialaminya. Cara pandang inilah yang kita kenal sebagai Gaya Belajar. Proses belajar mengajar tidak dapat dilepaskan dari tujuan pengajaran. Setiap kegiatan yang dilakukan melalui proses, pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Demikian juga dengan pembelajaran, di dalamnya terdapat tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut suatu proses pengajaran tidak dapat dilepaskan dari adanya bahan pengajaran dan penggunaan pendekatan yang mudah untuk diikuti dan dipahami oleh siswa. Belajar sebenarnya mengandung arti bagaimana kita menerima informasi dari dunia sekitar kita dan bagaimana kita memproses dan menggunakan informasi tersebut. Mengingat setiap individu memiliki keunikan tersendiri dan 1

2 tidak pernah ada dua orang yang memiliki pengalaman hidup yang sama persis. Hampir dipastikan bahwa Gaya Belajar masing-masing orang berbeda satu dengan yang lain. Sampai saat ini, banyak sekali keluhan tentang tidak bisanya seseorang menikmati apa yang dibacanya. Selain tidak ada rasa tertarik untuk membaca, mungkin hampir mayoritas menganggap bahwa membaca merupakan pekerjaan yang membosankan. Sebagian dari mereka juga berpendapat bahwa seringkali apa yang dibaca dan yang dicoba untuk dipahami, hilang dan tidak berkesan sama sekali. Membaca berasal dari kata dasar baca. Artinya memahami arti tulisan. Membaca adalah salah satu proses yang sangat penting untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Tanpa bisa membaca, manusia dapat dikatakan tidak bisa hidup di zaman sekarang ini. Sebab hidup manusia sangat bergantung pada ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Membaca merupakan kebutuhan setiap orang. Berbagai macam informasi, pesan, kesan ilmu pengetahuan dan berbagai maksud dari penulis akan dapat diperoleh dengan melakukan kegiatan membaca. Pelajar dan mahasiswa, misalnya tidak akan mendapatkan informasi pesan atau kesan ilmu pengetahuan yang baik apabila mereka tidak melakukan kegiatan membaca. Membaca adalah aktifitas pencarian informasi melalui lambang-lambang tertulis. Dengan membaca kita mencoba mendapatkan dan memproses informasi. Dengan demikian maka proses membaca merupakan kegiatan memperoleh informasi dan pengetahuan sebagai sarana dalam mengembangkan dinamisasi

3 hidup serta mempertahankan keberadaan hidupnya dalam memenuhi kebutuhan dalam hidupnya pula. Menurut Farida Rahim (2005) melalui membaca dapat menyerap berbagai informasi dan wawasan pengetahuan pun akan semakin luas. Namun, tidak semua orang menyadari akan hal itu sehingga membaca belum menjadi suatu kebutuhan. Bahkan pelajaran membaca pada tingkat dasar yang seharusnya menjadi prioritas pun cenderung diabaikan. Membaca tidak sekedar menyuarakan bunyi-bunyi bahasa atau mencari arti kata-kata sulit dalam suatu teks bacaan, tetapi lebih dari itu, membaca melibatkan pemahaman memahami apa yang dibacanya (Farida, 2005). Menurut Soedarso (2001:4) pada waktu anak belajar membaca, ia belajar mengenal kata demi kata, mengejanya, dan membedakannya dengan kata-kata lain. Anak harus membaca dengan bersuara, mengucapkan setiap kata secara penuh agar diketahui apakah benar atau salah ia membaca. Selagi belajar anak diajari membaca secara struktural. Artinya dari kiri ke kanan dan mengamati tiap kata dengan seksama pada susunan yang ada. Menurut Geocities (2007) kebiasaan anak yang sering dilakukan waktu membaca. 1. Menggerakkan bibir untuk melafalkan kata yang dibaca. 2. Menggerakkan kepala dari kiri ke kanan. 3. Menggunakan jari atau benda lain untuk menunjuk kata demi kata. 4. Membaca dengan vokalisasi (suara nyaring). 5. Membaca dengan mengulang kata.

4 6. Membaca dengan subvokalisasi (melafalkan bacaan dalam batin atau pikiran). 7. Membaca kata demi kata. 8. Membaca dengan konsentrasi yang tidak sempurna. 9. Membaca hanya jika perlu. Kegiatan membaca yang dimaksud bukanlah hanya sekedar membaca dan mengamati sekilas saja namun harus menggunakan segenap pikiran agar memahami bahan-bahan bacaan secara baik dan sesuai dengan tujuan. Membaca adalah suatu ketrampilan yang kompleks, yang rumit atau yang melibatkan serangkaian ketrampilan yang lebih kecil. Ketrampilan-ketrampilan yang dimaksud seperti pengenalan aksara dan tanda baca, korelasi dan aksara tanda baca, serta hubungannya dengan makna kata. Fungsi utama bahasa ialah sebagai alat berkomunikasi antar warga masyarakat. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Menurut Sugiarto (2007) membaca bukanlah suatu kegiatan pembelajaran yang mudah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam membaca. Secara umum faktor-faktor tersebut dapat diidentifikasi seperti guru, siswa, kondisi lingkungan, materi pelajaran, serta teknik mempelajari materi pelajaran. Berdasarkan teori tersebut diharapkan mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang dipelajari ditingkat SMP menjadi bekal pengetahuan dalam

5 berbahasa yang benar sesuai dengan kaidah bahasa yang benar pula. Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan berbahasa serta bersikap positif terhadap Bahasa Indonesia. Sebelum diadakan penelitian lebih lanjut, peneliti mencoba mengadakan penelitian awal yaitu dengan mengadakan tes pemahaman membaca. Teks bacaan berjudul Riwayat Hidup Ahmad Tohari diberikan pada siswa dengan waktu yang tidak ditetapkan dan menarik kembali teks bacaan setelah siswa membaca. Untuk lebih mengetahui pemahaman membaca siswa, peneliti memberikan soal yang berhubungan dengan teks bacaan. Dari penelitian awal yang telah dilakukan, peneliti memberikan evaluasi yang hasilnya kurang maksimal yaitu nilai rata-ratanya kurang dari enam. Dari hasil tersebut, terbukti pemahaman membaca siswa sangat kurang. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang pemahaman membaca siswa melalui wacana fiksi dan nonfiksi. Bertolak dari pembelajaran membaca pemahaman seperti itulah maka peneliti tertarik untuk meneliti kemampuan siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Sambungmacan, dalam menjawab pertanyaan dalam wacana fiksi dan nonfiksi. Dengan penelitian ini secara langsung siswa sudah belajar bahasa. Dinyatakan demikian karena siswa secara langsung menghadapi teks yang berisi wacana. Dalam wacana tersebut terdapat beberapa paragraf dan pikiran pokok. Dengan teks itu diharapkan siswa mampu menemukan paragraf

6 dan pikiran pokok. Setelah mampu menemukan paragraf dan pikiran pokok diharapkan siswa memperoleh pengalaman langsung mengenai penggunaan paragraf dan pikiran pokok secara tepat. Rendahnya pemahaman membaca siswa dalam bacaan mungkin ditemukan dalam penelitian ini. Tidak semua siswa mengalami kesulitan dalam memahami bacaan. Penelitian ini mencoba mengungkap sebab-sebab siswa kesulitan dalam memahami suatu bacaan. Selain itu mencoba memberikan bukti empirik yang menyebabkan kesulitan siswa dalam memahami wacana. Berdasarkan latar belakang di atas sangat jelas bahwa kemampuan pemahaman membaca sangat rendah. Maka dalam penelitian ini akan dibahas secara jelas dengan mengambil judul: PEMAHAMAN WACANA FIKSI DAN NONFIKSI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 3 SAMBUNGMACAN. B. Pembatasan Masalah Pada pembatasan masalah ini penulis akan membahas hal-hal yang inti saja agar memudahkan pembahasan serta menghindari pendeskripsian yang jelas. Pembatasan masalah ini pada kajian praktik pemahaman membaca pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Sambungmacan.

7 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini ada dua masalah yang perlu dibahas. 1. Bagaimana pemahaman membaca siswa melalui wacana fiksi dan nonfiksi? 2. Bagaimana perbandingan pemahaman membaca fiksi dan nonfiksi? D. Tujuan Penelitian Sebelum mengadakan pnelitian, peneliti harus menentukan tujuan sebagai tindakan awal. Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini peneliti ingin mengetahui kemampuan siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Sambungmacan tahun ajaran 2007/2008 dalam memahami wacana fiksi dan nonfiksi. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pemahaman membaca siswa dalam memahami paragraf dalam wacana. b. Mengungkapkan kemampuan siswa dalam memahami gagasan pokok. E. Manfaat Hasil Penelitian Ada beberapa manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini. 1. Manfaat Teoretis a. Siswa dapat meningkatkan kemampuannya untuk memahami isi bacaan, dan pikiran pokok dalam membaca.

8 b. Bagi peneliti merupakan pengembangan potensi untuk berkreasi serta kelengkapan studi. 2. Manfaat Praktis a. Dapat dimanfaatkan oleh guru maupun pengajar di sekolah yang bersangkutan dalam pembelajaran materi keterampilan berbahasa. b. Dapat dimanfaatkan oleh sekolah yang bersangkutan dalam memperbaiki pembelajaran Bahasa Indonesia.