ANALISIS PERBEDAAN RESPONSE TIME PERAWAT TERHADAP PELAYANAN GAWAT DARURAT DI UNIT GAWAT DARURAT DI RSU GMIM PANCARAN KASIH DAN DI RSU TK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESPONSE TIME PERAWAT PADA PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT DI IGD RSUP PROF. DR. R. D.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KEGAWATDARURATAN PASIEN DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT DI IGD RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

RESPONSE TIME PERAWAT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RESPONSE TIME NURSE IN EMERGENCY GENERAL INSTALLATION

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN PERAN PARAWAT SEBAGAI CARE GIVER

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG

ejournal Keperawatan (ekp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INTENSIVE CARE UNIT DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSEPSI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSU PANDAN ARANG BOYOLALI

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3)

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD MARIA WALANDA MARAMIS Sherly Nayoan*

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI CARDIAC ARREST DI RSUP PROF R. D. KANDOU MANADO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Mario Alan Rembet Mulyadi Reginus T. Malara

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN RESPONSE TIME PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PELANGGAN DI IGD RS. PANTI WALUYO SURAKARTA. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

Dosen Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Korespondensi : 2)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN RESPONSE TIME DENGAN KEPUASAN KELUARGA PASIEN GAWAT DARURAT PADA TRIASE MERAH DI IGD RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DAN PELAYANAN PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata kunci: Motivasi, Penghargaan, Tanggung Jawab, Pengembangan, Kinerja Pegawai

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

PENERAPAN RESPONSE TIME PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN KECELAKAAN DI IGD RSD BALUNG

HUBUNGAN BERPIKIR KRITIS DAN WAKTU TANGGAP PERAWAT DENGAN KUALITAS ASUHAN KEPERAWATAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA.

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT. Key word: Nurse Service, Patient Satisfaction, Service Dimension RINGKASAN

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Oleh. Lila Fauzi, Anita Istiningtyas 1, Ika Subekti Wulandari 2. Abstrak

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

HUBUNGAN RESPONSE TIME PERAWAT DENGAN KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALANSI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2016

SKRIPSI HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KESELAMATAN PASIEN DI RUANG MEDICAL SURGICAL RSUP SANGLAH DENPASAR

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

Kata Kunci : Variasi Makanan, Cara Penyajian Makanan, Ketepatan Waktu Penyajian Makanan, Kepuasan Pasien

: PAMBUDI EKO PRASETYO

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT KEGAWATAN DENGAN LAMA TINGGAL PASIEN DI IGD RSU GMIM KALOORAN AMURANG

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI DAN KEAMANAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSJ PROF. DR. V.L RATUMBUYSANG SARIO

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN KEPATUHAN TERHADAP STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN INFUS DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF.DR.R.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yaitu bertekad untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

*Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO

BAB I PENDAHULUAN. 50% kematian disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaan kendaraan. selamat akan mengalami disabilitas permanen (Widiyanto, 2007).

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Stres Kerja, Kinerja Perawat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menentukan waktu tanggap di sebuah Rumah Sakit. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume12, No. 1Februari2016

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

HUBUNGAN PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DADURAT (IGD) RSUP PROF. DR. R. D.

PERBEDAAN KEPUASAN PASIEN UMUM, ASKES, DAN JAMKESMAS TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP KASUS BEDAH TULANG DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR.

KARMILA /IKM

HUBUNGAN RESPONS TIME PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PERAWAT ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM DI RSUI YAKSSI GEMOLONG

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

PERBANDINGAN KEPUASAN ANTARA PASIEN ASKES DAN PASIEN JAMKESMAS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP DR.KARIADI SEMARANG

LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL. Yang Berjudul

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem pemberian pelayanan yang efektif, termasuk kualitas pelayanan.

HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, SIKAP DAN STRUKTUR BIROKRASI TERHADAP PENERAPAN CLINICAL PRIVILEGE

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional. Rumah sakit sebagai salah satu sistem pelayanan, rehabilitasi medik, dan pelayanan perawatan.

HUBUNGAN ANTARA SHIFT

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

Kata Kunci: Shift Kerja, Kelelahan kerja

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

Eunike Relsye Umboh Billy J. Kepel Rivelino S. Hamel

Transkripsi:

ANALISIS PERBEDAAN RESPONSE TIME PERAWAT TERHADAP PELAYANAN GAWAT DARURAT DI UNIT GAWAT DARURAT DI RSU GMIM PANCARAN KASIH DAN DI RSU TK.III ROBERT WOLTER MONGINSIDI KOTA MANADO Hakim Abdul Julia Rottie Michael Y. Karundeng Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Email : abdul.hakim207@gmail.com Abstract:. Emergency room visits can happen to anyone, anytime, and anywhere, this condition requires the readiness of health workers to anticipate events. Management of the state of emergency aid in these areas is still very worrying. Many mortality that occurs in people who should be prevented if we have a concern about the issue. One indicator of the success of the medical countermeasures that speed to provide relief. Response time is the time between the surface demand response or the response time is minutes. The purpose of this study to analyze differences in response time to emergency care nurses in the emergency department at the General Hospital GMIM Pancaran Kasih and in the General Hospital TK III Robert Wolter Monginsisdi Manado. Research Designe in this research is observational analytic using cross sectional design. Samples were taken by purposive sampling technique totaling 30 respondents. Results using the Mann-Whitney test was obtained p value = 0.011 smaller than α = 0.0. The conclusion of this study is, There are significant differences between the response time nurse in the handling of emergency patients at the Emergency Unit of the General Hospital GMIM Pancaran Kasih and General Hospital TK.III Robert Wolter Monginsidi Manado. Suggestions hoped this research can be used for the development of further research to researchers - researchers who are interested to develop research within the scope of the same, namely in the field of emergency nursing Keywords : Response Time Abstrak: Kejadian gawat darurat bisa terjadi kepada siapa saja, kapan saja, dan dimana saja, kondisi ini menuntut kesiapan petugas kesehatan untuk mengantisipasi kejadian itu. Manajemen pertolongan keadaan gawat darurat pada area tersebut sampai saat ini masih sangat menghawatirkan. Banyak angka kematian yang terjadi di masyarakat yang mestinya bisa di cegah bila kita punya kepedulian terhadap masalah tersebut. Salah satu indikator keberhasilan penanggulangan medik yaitu kecepatan memberikan pertolongan. Respons time merupakan waktu antara dari permulaan permintaan ditanggapi atau waktu tanggap yaitu menit. Tujuan penelitian ini menganalisis perbedaan response time perawat terhadap pelayanan gawat darurat di unit gawat darurat di RSU Gmim Pancaran Kasih dan di RSU Tk iii Robert Wolter Monginsisdi Kota Manado. Desain Penelitian dalam penelitian ini adalah observasional analitik, dengan menggunakan rancangan Cross Sectional. Sampel diambil dengan teknik Purposive Sampling yang berjumlah 30 responden. Hasil Penelitian dengan menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh nilai p value = 0,011 yang lebih kecil dari α = 0,0. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu, Tedapat perbedaan yang signifikan antara response time perawat pada penanganan pasien gawat darurat di UGD RSU. Pancaran Kasih GMIM dan RSU Tk.III Robert Wolter Monginsidi Manado. Saran diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut kepada peneliti - peneliti yang berminat untuk mengembangkan penelitian dalam bidang keperawatan gawat darurat 1

PENDAHULUAN Kejadian gawat darurat bisa terjadi kepada siapa saja, kapan saja, dan dimana saja, kondisi ini menuntut kesiapan petugas kesehatan untuk mengantisipasi kejadian itu.manajemen pertolongan keadaan gawat darurat pada area tersebut sampai saat ini masih sangat mengkhawatirkan. Banyak kematian-kematian di masyarakat yang mestinya bisa di cegah bila kita punya kepedulian terhadap masalah tersebut (Rissamdani, 2014). Pelayanan pasien gawat darurat merupakan pelayanan yang memerlukan pelayanan segera, yaitu cepat, tepat, dan cermat untuk mencegah kematian atau kecacatan. Salah satu indikator mutu pelayanan berupa response time (waktu tanggap), dimana merupakan indikator proses untuk mencapai indikator hasil yaitu kelansungan hidup (Depkes 2004). Tahun 2007 data kunjungan pasien ke instalasi gawat darurat di seluruh Indonesia mencapai 4.402.20 (13,3% dari total seluruh kunjungan di Rumah Sakit Umum) dengan jumlah kunjungan 12% dari kunjungan IGD. Jumlah yang signifikan ini kemudian memerlukan perhatian yang cukup besar dengan pelayanan pasien gawat darurat sehingga menteri kesehatan pada tahun 2009 menetapkan acuan bagi rumah sakit dalam mengembangkan pelayanan gawat darurat khususnya di Instalasi gawat darurat dimana salah satu prinsip umumnya tentang penanganan pasien gawat darurat yang harus di tangani < (lima) menit setelah pasien sampai di IGD yang di sebut response time Wilde (2009) telah membuktikan secara jelas tentang pentingnya waktu tanggap (response time) bahkan pada pasien selain penderita penyakit jantung. Mekanisme waktu tanggap (response time) disamping menentukan keluasan rusaknya organorgan dalam juga dapat mengurangi beban pembiayaan. Dalam penelitian Maatilu (2014) waktu tanggap pelayanan pada pasien di IGD RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado didapatkan sebagian besar perawat memiliki Response Time > menit sebanyak 17 (6,7%) dengan menunjukan ada hubungan antara pendidikan, pengetahuan, lama kerja, dan pelatihan dengan response time perawat. Berdasarkan Survey awal yang dilakukan peneliti dengan melakukan wawancara dari tiga keluarga pasien di IGD RSU GMIM Pancaran Kasih Manado, Dua diantaranya menyatakan bahwa saat tiba di IGD sangat lambat dan tidak langsung dilayani. Dari wawancara dengan dua keluarga pasien di IGD Robert Wolter Monginsidi, mereka mengatakan bahwa pelayanan di tempat tersebut sangat memuaskan dan serta langsung di tangani. Berdasarkan penjelasan tersebut membuat penulis tertarik lebih jauh lagi untuk meneliti mengenai analisis perbedaan waktu tanggap (response time) perawat pada pelayanan gawat darurat di unit gawat darurat di di IGD RSU. Pancaran Kasih GMIM dan RSU TK III Robert Wolter Monginsidi Manado METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik, dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional (potong lintang) (Setiadi, 2013). dimana semua data yang menyangkut variabel penelitian diukur satu kali pada waktu yang bersamaan. Penelitian ini dilaksanakan di Unit Gawat Darurat RSU GMIM Pancaran Kasih Manado Dan RSU Robert Wolter Monginsidi Manado. Penelitian ini telah dilakukan di bulan 17 Maret 2016. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di Unit Gawat Darurat RSU Pancaran Kasih GMIM Manado dengan jumlah perawat 1 perawat Dan di Unit Gawat Darurat RSU TK III Wolter Monginsidi Manado dengan jumlah perawat 1 perawat. Instrumen penelitian yang di pakai yaitu kuesioner dan lembar observasi untuk mengukur response time perawat sesuai dengan kriteria perawat. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, 2

dimana peneliti menentukan sendiri sampel sesuai dengan kriteria inklusi yang sudah ditentukan (Setiadi, 2013). Kriteria inklusi: 1.Seluruh Perawat yang bekerja di Unit Gawat Darurat RSU GMIM Pancaran Kasih dan RSU TK III Wolter Monginsidi Manado, 2.Perawat yang bersedia menjadi responden dan menandatangani lembar persetujuan, tidak sedang cuti. Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini yaitu : 1.Perawat yang sedang cuti atau sakit. 2.Perawat yang masih dalam masa orientasi (satu sampai dua bulan) HASIL Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Perawat di UGD RSU GMIM Pancaran Kasih Manado Jenis Kelamin n % Laki laki Perempuan 7 8 46.7 3.3 Tabel diatas menunjukan jenis kelamin perawat di UGD RSU GMIM Pancaran Kasih Manado terbanyak pada perempuan sebanyak 8 responden (3.3%) Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Perawat di UGD RSU TK III Robert Wolter Monginsidi Manado Jenis Kelamin n % Laki-laki 6 40 Perempuan 9 60 Tabel 2. di atas menunjukan terbanyak pada perempuan sebanyak 9 responden (60%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lama Kerja Perawat di UGD RSU GMIM Pancaran Kasih Manado Lama Kerja n % Tahun < Tahun 10 66.7 33.3 Tabel 3. menunjukan paling banyak yang bekerja lebih dari tahun sebanyak 10 responden (66,7%) Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lama Kerja Perawat di UGD RSU TK III Robert Wolter Monginsidi Manado Lama Kerja n % Tahun < Tahun 8 7 3.3 46.7 Distribusi frekuensi berdasarkan lama kerja pada perawat di UGD RSU RSU TK III Robert Wolter Monginsidi Manado. Paling banyak yang bekerja lebih dari tahun sebanyak 8 responden (3.3%). Tabel. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pelatihan Perawat di UGD RSU GMIM Pancaran Kasih Manado Pelatihan n % BLS PPGD BTCLS 4 6 26.7 33.3 40.0 Distribusi frekuensi berdasarkan pelatihan perawat di UGD RSU GMIM Pancaran Kasih Manado. Paling banyak pada tingkat pelatihan BTCLS sebanyak 6 responden (40.0%). Tabel 6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pelatihan Perawat di UGD RSU TK.III Robert Wolter Monginsidi Pelatihan N % BLS PPGD BTCLS 0 0 1 0 0 100 Sumber : Data Primer 2016 Rata-rata perawat di UGD RSU TK.III Robert Wolter Monginsidi Manado, Semuanya telah mengikuti pelatihan pada tingkat BTCLS sebanyak 1 responden (100%). 3

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Perawat di UGD RSU GMIM Pancaran Kasih Manado. Pendidikan N % DIII 13 86.7 S.Kep, Ns 2 13.3 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan perawat paling banyak adalah DIII dengan jumlah 13 responden Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Perawat di UGD RSU GMIM Pancaran Kasih Manado (86.7%). Tabel 8. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Perawat di UGD RSU TK.III Robert Wolter Monginsidi Manado Pendidikan n % SPK DIII S.Kep S.Kep, Ns 2 6 2 13.3 40.0 13.3 33.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Perawat di UGD RSU TK.III Robert Wolter Monginsidi Manado menunjukan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan perawat adalah DIII dengan jumlah 6 responden (40%). Tabel 9. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Response Time di UGD RSU GMIM Pancaran Kasih Manado Response Time Cepat Lambat n % 10 33.3 66.7 Sumber : Data Primer 2016 Tabel di atas menyatakan distribusi responden terbanyak pada response time lambat yaitu 10 responden (66.7%). Tabel 10. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Response Time di UGD RSU TK.III Robert W. Monginsidi Response Time n % Cepat Lambat 11 4 73.3 26.7 Sumber : Data Primer 2016 Pada tabel 10 menyatakan distribusi responden terbanyak pada response time cepat yaitu 11 responden (73.3%). Tabel 11. Perbedaan response time perawat terhadap pelayanan gawat darurat Rumah Sakit RSU GMIM Pancaran Kasih RSU TK.III Robert W. Monginsidi n 1 1 Median (Minimummaksimum) 1.0 (1-2) 2.0 (1-2) Mean 1.33 1.80 Mean Rank 12.0 19.0 ρ 0.011 Total 30 Sumber : Data Primer 2016 Berdasarkan hasil analisis uji statistik di atas menunjukan ada perbedaan response time antara RSU GMIM Pancaran kasih Manado dan RSU TK.III Robert Wolter Monginsidi. PEMBAHASAN 1. Jenis Kelamin Pekerjaan perawat masih diminati oleh perempuan dibandingkan laki-laki karena sebagian masyarakat berpikir bahwa keperawatan masih diidentikkan dengan pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan sifat perempuan yang lebih sabar, lemah lembut, dan peduli. Jenis kelamin akan memberikan dorongan yang berbeda, jenis kelamin laki-laki memiliki dorongan lebih besar dari pada perempuan karena tanggung jawab laki-laki lebih besar (Yanti &Warsito,2013). Berdasarkan hal tersebut menurut peneliti bahwa tidak ada perbedaan produktivitas kerja antara perawat laki-laki dan perempuan. Tetapi walaupun demikian dalam menentukan tempat kerja untuk perawat laki-laki dan perempuan perlu di pertimbangkan sesuai dengan tingkat berat ringannya pekerjaan yang harus di lakukan. 4

2.Lama Kerja Menurut Sastrohadiwiryo (2002) dalam bukunya mengenai manajemen tenaga kerja Indonesia bahwa semakin lama seseorang bekerja semakin banyak kasus yang di tanganinya sehingga semakin meningkat pengalamanny, sebaliknya semakin singkat orang bekerja maka semakin sedikit kasus yang ditanganinya. Berdasarkan hal tersebut menurut peneliti lama kerja dapat memperbaharui pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal terutama dalam keterampilan, pengalaman tersebut dapat diperoleh dari lingkungan seseorang itu tinggal dengan kehidupan di dalam proses perkembangan misalnya mengikuti kegiatan yang mendidik. Hal ini dapat memperluas jangkauan pengalaman karena semakin lama masa kerja perawat akan semakin banyak pengetahuan, kompetisi dan pengalaman yang di dapat oleh perawat. 3.Pelatihan Menurut Sastrohadiwiryo (2002) semakin tinggi kuantitas tenaga kerja, maka problem yang timbul akan semakin kompleks, salah satu jalan yang harus di tempuh adalah memberikan pelatihan kepada para tenaga kerja ini juga dimaksudkan untuk memperoleh nilai tambah tambah tenaga kerja yang berangkutan, terutama yang berhubungan dengan meningkatnya dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan tenaga kerja. Menurut Maatilu (2014) tidak adanya hubungan yang bermakna antara pelatihan perawat dan response time perawat pada penanganan pasien gawat darurat. Hal ini bisa terjadi dikarenakan kemampuan yang didapat perawat dari pelatihan tidak didukung oleh sarana prasarana ataupun lingkungan yang ada. Berdasarkan hal tersebut peneliti berasumsi bahwa kemampuan yang didapat perawat dari pelatihan walaupun tidak didukung oleh sarana prasarana, akan tetapi setiap perawat mempunyai kewajiban untuk memperbaharui perkembangan teknik atau informai terbaru guna membantu membantu perawat mendapatkan keahlian di area praktik spesialisasi, seperti perawatan intensif dan memberi perawat informasi yang penting untuk praktik keperawatan, sebagai contoh, pemahaman mengenai aspek legal dalam keperawatan. 4.Pendidikan Menurut Notoadmodjo (2003) pendidikan tetap menjadi indikator penting dalam upaya memperbaiki kinerja lebih baik, perawat dengan tingkat pendidikan yang berbeda mempunyai kualitas dokumentasi yang dikerjakan berbeda pula karena semakin tinggi tingkat pendidikannya maka kemampuan secara kognitif dan keterampilan akan meningkat. Bedasarkan hasil di atas menurut peneliti bahwa tingkat pendidikan perawat di rumah sakit tersebut masih perlu di tingkatkan. Mayoritas tenaga perawat di rumah sakit tersebut adalah DIII keperawatan. Fenomena yang ada pengetahuan yang sama tidak berarti mendorong individu untuk bekerja dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan kegawatdaruratan. 4.Response time perawat di UGD RSU GMIM Pancaran Kasih Manado Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di UGD RSU GMIM Pancaran Kasih Manado menunjukan bahwa dari 1 responden, ada responden (33.3%) yang mendapatkan response time cepat menit dari perawat. Hal ini menunjukkan bahwa pasien yang masuk di UGD RSU GMIM Pancaran Kasih Manado mendapatkan response time yang lambat dari perawat dengan pelayanan waktu > menit dan keadaan ini menunjukan belum terpenuhinya standar IGD sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009 bahwa indikator response time (waktu tanggap) di IGD adalah harus menit. Waktu tanggap perawat lambat dipengaruhi oleh tingginya angka kunjungan pasien baik pasien dengan true emergency maupun pasien poliklinik di tangani oleh perawat di IGD dalam ruangan yang kecil sehingga mengganggu fokus perawat dalam

mem-berikan tindakan yang cepat pada pasien..response time perawat di UGD RSU Tk III Robert Wolter Monginsidi Manado Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di UGD RSU TK.III Robert Wolter Monginsidi Manado menunjukan bahwa dari 1 responden, ada 11 responden (73.3%) yang mendapatkan response time cepat menit dari perawat. Hal ini menunjukkan bahwa pasien yang masuk di UGD RSU TK.III Robert Wolter Monginsidi Manado mendapatkan response time yang cepat dari perawat dengan pelayanan waktu > menit dan keadaan ini menunjukan terpenuhinya standar IGD sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009 bahwa indikator response time (waktu tanggap) di IGD adalah harus menit. Waktu menjadi faktor yang sangat penting dalam penatalaksanaan keadaan gawat darurat, Menurut Haryatun (2008) keberhasilan waktu tanggap atau response time sangat tergantung kepada kecepatan yang tersedia serta kualitas pemberian pertolongan untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah cacat sejak di tempat kejadian, dalam perjalanan hingga pertolongan rumah sakit. Berdasarkan hasil di atas peneliti membuktikan secara jelas tentang pentingnya waktu tanggap disamping mengurangi keluasan rusaknya organ-organ sampai menuju pada kecacatan juga dapat menurunkan angka kematian. Berdasarkan uji statistik Mann-Whitney response time perawat terhadap pelayanan gawat darurat di UGD Pancaran Kasih dan di UGD RSU Tk III Robert Wolter Monginsidi menunjukan bahwa 30 responden dari dua rumah sakit tersebut didapatkan 1 reponden di RSU GMIM Pancaran Kasih diperoleh perawat terbanyak yang melakukan response time lambat > menit yaitu 10 perawat (66.7%), dan 1 reponden di RSU Tk III Robert Wolter monginsidi diperoleh perawat terbanyak yang melakukan response time cepat menit yaitu 11 perawat (73.3%). Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2009) mengenai waktu tanggap yang baik bagi pasien yaitu kurang dari sama dengan lima menit, dari hasil di atas menunjukan terdapat perbedaan yang bermakna antara waktu tanggap perawat ini dikarenakan ada beberapa hal yang mengganggu fokus perawat dalam memberikan tindakan yang cepat pada pasien sehingga menimbulkan beban kerja dari perawat tersebut. Menurut Widodo (2008) dalam penelitiannya tentang Hubungan Beban Kerja Dengan Waktu Tanggap Perawat Gawat Darurat Menurut Persepsi Pasien Di IGD RSU Pandan Arang Boyolali yang menunjukan bahwa secara deskriptif terdapat hubungan antara beban kerja dengan waktu tanggap perawat gawat darurat menurut persepsi pasien yakni semakin ringan beban kerja, semakin cepat waktu tanggap perawat dan semakin berat beban kerja perawat, semakin lambat waktu tanggap perawat. Hasil diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan Sabriyanti (2012), bahwa semakin cepat waktu tanggap perawat makan akan berdampak positif yaitu dapat mengurangi beban pembiayaan, tidak terjadi komplikasi, menurunnya angka morbiditas dan mortalitas karena kinerja perawat yang sangat tinggi dan cepat dalam memberikan penanganan. Jika waktu tanggap perawat lambat maka akan berdampak negatif yaitu keluasan rusaknya organ-organ dalam dengan maksud akan terjadi komplikasi, kecacatan bahkan menjadi kematian. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maatilu (2014) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengang response time perawat pada penanganan pasien gawat darurat di IGD RSUP Prof. DR. R. D. Kandou menunjukan tidak ada hubungan antara pendidikan, pengetahuan, lama kerja, pelatihan dengan response time perawat. Penyebab ketidaktepatan waktu tanggap ini diasumsikan berasal dari sistem registrasi pasien yang dimiliki. Karena 6

menurut alur registrasi pasien UGD tempat penelitian dilakukan, registrasi pasien dilakukan sebelum pasien seleksi tingkat kegawatanya oleh dokter yang bertugas. Hal ini mengakibatkan waktu tanggap pasien menjadi panjang. Meskipun demikian, ada pasien yang tetap ditanggapi oleh petugas walaupun belum melakukan registrasi. Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka peneliti berpendapat bahwa perbedaan waktu tanggap atau response time sangat berpengaruh terhadap implementasi keperawatan disetiap instalasi gawat darurat rumah sakit, hal ini dikarenakan masih ada beban perawat yang menghambat waktu tanggap seperti ruangan yang kecil dan kurang memadai, minimnya ketersediaan stecher dan sarana kegawatdaruratan yang lainnya Upaya pelayanan pada pasien gawat darurat pada awalnya mencakup suatu rangkaian kegiatan yang harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang mungkin terjadi. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Karakteristik di UGD RSU GMIM Pancaran Kasih untuk jenis kelamin didominasi oleh perempuan berkisar 8 (3%) reponden perawat, lama kerja tahun sebanyak 10 (66.7%) responden, dan pelatihan kegawatdaruratan lanjutan 11 (73,3%) responden perawat serta pendidikan DIII mendominasi atau berkisar 13 (86,7%). Karakteristik di UGD RSU TK.III Robert Wolter Monginsidi untuk jenis kelamin didominasi oleh perempuan berkisar 9 (60%) reponden perawat, lama kerja tahun sebanyak 8 (3.3%) responden, dan semua perawat mengikuti pelatihan kegawatdaruratan lanjutan serta pendidikan DIII mendominasi atau berkisar 6 (40%). Response time di UGD RSU Tk.III Robert Wolter Monginsidi Manado rata-rata cepat yaitu menit. Response Time perawat di UGD RSU GMIM Pancaran Kasih Manado menunjukan ratarata lambat yaitu > menit. Terdapat perbedaan antara response time perawat pada penanganan pasien gawat darurat di UGD RSU. Pancaran Kasih GMIM dan RSU Tk.III Robert Wolter Monginsidi Manado. Saran Setelah dilakukan penelitian dan diperoleh suatu kesimpulan, maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu : 1. Keilmuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi dan bahan masukkan bagi perkembangan dan kajian ilmu pendidikan manajemen kegawatdaruratan. 2. Aplikatif Perlu ditingkatkan lagi kecepatan waktu tanggap dalam melakukan penanganan di gawat darurat untuk memperkecil kerusakan organ-organ tubuh sampai menuju pada kecacatan juga dapat menurunkan angka kematian. 3. Metodologi Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut kepada peneliti-peneliti yang berminat mengembangkan penelitian dalam bidang keperawatan gawat darurat. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Pedoman Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Haryatun, N. (2008). Perbedaan Waktu Tanggap Tindakan Keperawatan Pasien Cedera Kepala Kategori I-V Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Moewardi. Jurnal Berita Ilmu Keperawatan.. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 86/Menkes/SK/IX/2009. Instalasi Gawat Darurat (IGD). 7

Maatilu. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Response Time Perawat Pada Penanganan Pasien Gawat Darurat Di IGD RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Universitas Sam Ratulangi : Manado. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta Rissamdani. 2014. Hubungan Penatalaksanaan Penanganan Gawat Darurat Dengan Waktu Tanggap (Respon Time) Keperawatan Di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Permata bunda. Univesitas Sumatera Utara : Medan. Sabriyanti, (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ketepatan Waktu Tanggap Penanganan Kasus Pada Response Time I Di Instalasi Gawat Darurat Bedah Dan Non- Bedah RSUP DR.Wahidi Sudirohusodo, Universitas Hasanudin : Makassar Sastrohadiwiryo. S. B. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia ; Pendekatan Adminitrasi dan Operasional. Jakarta : Bukit Aksara. Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu. Widodo. P, 2008. Hubungan Beban Kerja Dengan aktu Tanggap Perawat Gawat Darurat Menurut Persepsi Pasien Di Instalasi Gawat Darurat RSU Pandan Arang Boyolali. FIK UMS : Boyolali Wilde, E. T, 2009. Do Emergency Medikal System Response Times Matter For Health Outcomes?. Colombia University :New York. Yanti, R. & Warsito B, 2013. Hubungan karakteristik perawat, motivasi, dan supervisi dengan kualitas dokumentasi proses asuhan keperawatan Universitas Diponegoro: Semarang. 8