BAB 1 PENDAHULUAN. dan sarana cerita. Fakta cerita meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Di satu pihak,

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi.

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakannya. Hasil kreasi yang orisinil tersebut adalah karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. 1990: 11). Selain kata sastra, dalam KBBI juga ada kata susastra (tambah awalan

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI...

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI..

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiliki sifat-sifat yang abadi dengan

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

BAB I PENDAHULUAN. pendek, yaitu kisahan pendek kurang dari kata yang memberikan kesan

PEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam karya sastra merupakan masalah-masalah yang ada di. lingkungan kehidupan pengarangnya sebagai anggota masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. (Endraswara, 2003:49). Menurut Junus, (1990:1) sastra adalah bentuk. Sastra

Daftar Tabel... Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah Penelitian...

ARAB-LATIN. A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan. Bâ' B - ت. Tâ' T - ث. Jim J - ح. Khâ Kh - د. Dâl D - ذ. Râ' R - ز.

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK...

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. antarmanusia (Nurgiyantoro, 2013:2). Sebagai sebuah karya. imajinatif, prosa menyajikan berbagai permasalahan manusia dan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN. Alif - - Jim J Je ح. Dal D De Żal Ż Zet dengan titik di atas. Sin S Es. Syin Sy Es dan ye

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. subjek penelitian, objek penelitian, dan sarana atau peralatan penelitian (Ratna,

DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR GAMBAR... PEDOMAN TRANSLITERASI... ABSTRAK INDONESIA... ABSTRAK ARAB...

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981

BAB I PENDAHULUAN. khas, dan menuntut pembaca yang khas pula. Lukens (via Nurgiyantoro, 2010 b:3)

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi jiwa pengarang dalam mengilustrasikan kehidupan imajinatifnya (Wellek

PEDOMAN TRANSLITERASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Arab, sastra disebut adab. Istilah adab mempunyai arti lain

BAB I PENDAHULUAN. menghayati pengalaman hidup manusia sewajarnya. Memahami sebuah karya

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2010: ), sedangkan bahasa

Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam

Abstrak. Kata kunci: Kurs Rupiah, BI Rate, JII, LQ45.

PENGESAHAN. Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang pada tanggal : Semarang, 22 januari 2016.

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

BAB I PENDAHULUAN. sebab merupakan hasil ciptaan manusia (Faruk, 2012:77). Lukens (2003:9)

DAFTAR ISI... Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR...

TINJAUAN MASLAHAT TERHADAP DISPENSASI NIKAH MENURUT HAKIM PENGADILAN AGAMA SEMARANG. SKRIPSI

STRATEGI BANK BRISYARIAH CABANG BANJARMASIN DALAM MEMPEROLEH NASABAH PRODUK TABUNGAN HAJI

PENGARUH PENGASUHAN ORANG TUA TERHADAP KESADARAN RELIGIUS SISWA DI MTs. DARUN NAJAH NGEMPLAK KIDUL MARGOYOSO PATI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PERNYATAAN KEASLIAN. Yang bertanda tangan di bawah ini saya: : Novianti AsiyahNingrum Solikha. : Mekanisme Fundraising Dana Zakat, Infaq Dan

TESIS. Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister (S.2) Manajemen Pendidikan Islam

( Word to PDF Converter - Unregistered )

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, sehingga antara

PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH CABANG KOTTA BARAT MANAHAN BANJARSARI SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. (Goldman via Faruk, 1994:79). Sebagaimana juga disampaikan oleh Lukens

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN DENGAN CARA TEBASAN

HUKUM MENJUAL RERUNTUHAN BANGUNAN MASJID MENURUT PENDAPAT MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB HANBALI OLEH M. FIKRI TIRTA

SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015

IMPLEMENTASI METODE TEAMS

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS MATERI QOLQOLAH KELAS VIII SEMESTER I

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

S K R I P S I. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah Jurusan Siyasah Jinayah SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam bahasa Arab disebut dengan Adab. Menurut para linguistik

PENERAPAN METODE EDUTAINMENT

BAB I PENDAHULUAN. isi dan ungkapannya (KBBI, 2011:1001).Sastra adalah ungkapan pribadi manusia

PENERAPAN METODE AL-QASIMI DALAM MENGHAFAL AL-QUR AN DI PONDOK PESANTREN BAITUL QUR AN GARUT, DAWUNG, SAMBIREJO SRAGEN TAHUN

BUAH-BUAHAN DALAM AL-QUR AN (KAJIAN TEMATIK)

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gela Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi

mura>bah}ah BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya... 60

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) dalam Ilmu Tarbiyah. Disusun oleh : SUSI SUSANTI

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

TRANSLITERASI ARAB LATIN.

HUBUNGAN BIMBINGAN KEAGAMAAN DAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI (STUDI PADA ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN KOTA BANJARMASIN)

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah karya seni dengan menggunakan medium bahasa. Sastra merujuk pada

DAFTAR ISI. SAMPUL LUAR... i. SAMPUL DALAM... ii. ABSTRAK... iii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv. PERNYATAAN KEASLIAN... v. KATA PENGANTAR...

KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT ABDULLAH NASHIH ULWAN DALAM KITAB TARBIYAH AL-AULĀD FĪ AL-ISLĀM

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH (Studi Kasus Pola Komunikasi antara Kepala Sekolah dan Guru di SDN 36 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran )

Mas{lah{ah Pengertian Tas{arrauf al-ima>m Ala> Ra iyyatihi Manu>tun Bi al-

BAB I PENDAHULUAN. Quinn mengatakan (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah Tulisan yang

PENAFSIRAN AMINA WADUD MUHSIN TENTANG BIDADARI DALAM AL-QUR A<N (KAJIAN HERMENEUTIKA)

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan... Halaman Persembahan... Halaman Persetujuan Pembimbing... Halaman Pengesahan... Halaman Motto...

IMPLEMENTASI DIALOG ANTAR AGAMA DI FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) KOTA SEMARANG

ETIKA SUNDA (Studi Naskah Sanghyang Siksakandang Karesian)

DAFTAR ISI. Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN...

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN GADAI SAWAH DALAM MASYARAKAT DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

BAB III : DESKRIPSI SISTEM KERJA DAN PENGUPAAN PENCARI DONATUR PADA YAYASAN PESANTREN AL-QUR AN NURUL FALAH SURABAYA

STRATEGI PENGELOLAAN USAHA FOTOKOPI CAHAYA DI BANJARMASIN SKRIPSI OLEH NURUL AIDA

DAFTAR ISI PENGAKUAN ABSTRACT PENGHARGAAN PANDUAN TRANSLITERASI

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERNYATAAN KEASLIAN... ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii. PENGESAHAN... iv. ABSTRAK...v. PERSEMBAHAN...

B. Apakah pengembangan sumber daya manusia dapat Memperbaiki, meningkatkan pengetahuan secara teori atau praktek dan pelatihan, serta promosi...

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa (Sumarjo, dan Saini, 1991:3). Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks dan unik sehingga setiap karya sastra memiliki kekompleksan dan keunikannya sendiri. Hal ini yang membedakan antara karya sastra yang satu dengan yang lainnya. Menurut Teeuw setiap karya sastra memerlukan metode analisis yang sesuai dengan و( 1984:113 ) sifat dan strukturnya. Secara umum, karya sastra memiliki unsur-unsur berupa fakta cerita, tema, dan sarana cerita. Fakta cerita meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar, sedangkan yang merupakan sarana cerita adalah sudut pandang, gaya bahasa, konflik, klimaks, nada dan gaya, simbolisme, dan ironi. Setiap unsur karya sastra di atas mempunyai potensi dan makna tertentu yang dapat dijadikan pendukung dalam membentuk struktur karya sastra (Stanton, 2000:12 dan 19). Ada beberapa genre dalam sastra, salah satunya adalah cerpen. Cerpen adalah pengungkapan suatu kesan yang hidup dari fragmen kehidupan manusia, hanya suatu lintasan dari secercah kehidupan manusia yang terjadi pada suatu kesatuan waktu. Dengan demikian, sebagai karya imajinatif, cerpen ini dibangun 1

2 melalui berbagai unsur intrinsiknya, seperti tema, plot, tokoh, dan penokohan, serta latar. Semua itu dibuat mirip oleh pengarang dengan dunia nyata sehingga tampak seperti benar-benar ada dan terjadi (Nurgiyantoro, 2002:4). Cerpen menyaran pada suatu karya yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh sehingga ia tak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata (Nurgiyantoro, 2012:2). ʻUlbatun Min As}-S}afi>h merupakan sebuah antologi atau kumpulan cerpen karyaih{sa>n ʻAbdu al-quddu>s. Ia adalah seorang pengacara yang amat mencintai dunia sastra. Ia mengenal sastra semenjak kecil, sebab ibunya adalah seorang pendiri majalah. Memulai menulis sebagai seorang jurnalis, Ih{sa>n ʻAbdu al- Quddu>s menghasilkan banyak novel maupun cerpen seperti an-naẓāratu as- Saudāˋi, Anā Ḥi>rah, al-wisādah al-khāliyah, dan aṭ-tari>q al-masdūd. Cerpen Kullu Ha>z a> al-h}ubbu karya Ih{sa>n ʻAbdu al-quddu>s ini mengisahkan tentang cinta yang dimiliki oleh seseorang pria kepada wanita pujaan hatinya yang tidak lain merupakan teman bermainnya dan adiknya sejak kecil. Akan tetapi, sangat disayangkan ketika cinta tersebut tidak bisa terwujudkan dalam ikatan yang suci. Karena si wanita menikah dengan pria yang lain. Meskipun demikian, di dalam diri mereka berdua masing-masing masih memiliki rasa cinta tersebut. Sebagai karya sastra, cerpen Kullu Ha>z a> al-h}ubbu karya Ih{sa>n ʻAbdu al- Quddu>s ini merupakan sebuah struktur yang terdiri atas unsur-unsur intrinsik yang saling berkaitan. Untuk dapat mengungkapkan makna dalam cerpen ini dengan baik diperlukan analisis struktural sebagai sebuah langkah untuk

3 memahami pengalaman dari cerita ini lewat unsur-unsur intrinsik dan keterkaitan anatarunsurnya yang terdapat pada cerpen tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah yang akan diteliti di dalam penelitian ini adalah unsur-unsur intrinsik cerpen Kullu H}a>z a> al-h}ubbu dalam antologi cerpen ʻUlbatun min as}-s}afi>h karya Ih}san ʻAbdu al-quddu>s serta keterkaitan antarunsur-unsur tersebut. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur intrinsik apa saja yang terdapat di dalam cerpen Kullu Ha>z a> al-h}ubbu yang terdiri atas tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, judul, dan keterkaitan antarunsur-unsur tersebut sehingga mampu membangun keselarasan dan kesatuan makna. 1.4 Tinjauan Pustaka Berdasarkan dari pengamatan peneliti cerpen sejauh pengamatan penulis, beberapa karya Iḥsān Abdu al-quddūs yang telah dibahas, diantaranya, oleh Imam Turmudi (2013) dengan judul Cerpen Umruna Arba ah Sa āt Karya Iḥsan Abdu al-quddūs: Analisis Struktural. Penelitian ini menyimpulkan bahwa unsur-unsur instrinsik cerpen tersebut saling memiliki keterkaitan. Muhammad Zainul Anshori (2013) melakukan pengkajian struktural cerpen dalam skripsinya yang berjudul Analisis Struktural pada Cerpen Al-Wisādah Al-Khāliyah Karya Iḥsan Abdu al-quddūs. Penelitian ini menyimpulkan bahwa unsur-unsur intrinsik cerpen tersebut saling memiliki keterkaitan. Hartono (2013) juga

4 melakukan pengkajian struktural dalam skripsinya yang berjudul Allāhu Maḥabbah dalam al-qiṣah al-qaṣirah Dirasah WaMukhtarat Karya Iḥsan Abdu al-quddūs: Analisis Struktural. Penelitian ini menyimpulkan bahwa unsur-unsur intrinsik dalam cerpen tersebut saling memiliki keterkaitan. Kumpulan cerpen dalam antologi Ulbatun minas -Sạfῑhkarya Ih}san ʻAbdu al-quddu>s yang telah diteliti oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada, antara lain cerpen Lā Tażbah ū al-firākh oleh Ibnus Sakan (2014) dengan judul Cerpen Lā Tażbah ū al-firākh dalam Kumpulan Cerpen Ulbatun minas -Sạfῑhkarya Ih}san ʻAbdu al-quddu>s: Analisis struktural, cerpen Al-Qad{iyyah Al-Akhi<rah oleh Arifah Fatattin Nur Adrika (2014) dengan judul Cerpen Al-Qad{iyyah Al-Akhi<rah dalam Kumpulan Cerpen Ulbatun minas -Sạfῑhkarya Ih}san ʻAbdu al-quddu>s: Analisis struktural, dan cerpen Iktisyāfu al-alūmuniūm oleh Yulian Prasetya (2014) dengan judul Cerpen Iktisyāfu al-alūmuniūm dalam Kumpulan Cerpen Ulbatun minas -Sạfῑhkarya Ih}san ʻAbdu al-quddu>s: Analisis struktural. Cerpen yang berjudul Kullu Ha>z a> al-h}ubbu merupakan cerpen ke-2 dari dua puluh cerpen dalam kumpulan cerpen Ulbatun minas -Sạfῑh karya Ih}san ʻAbd al-quddu>s. Sepengetahuan penulis, pembahasan cerpen Kullu Ha>z a> al- H}ubbu belum pernah dilakukan baik dari segi sastra maupun lingusitik, oleh mahasiswa Sastra Asia Barat Universitas Gadjah Mada maupun Sastra Arab Fakultas Adab Universitas Islam Negeri Kalijaga. Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis meneliti cerpen tersebut dengan menggunakan analisis struktural dalam ranah kajian sastra, sebagai langkah dasar untuk penelitian selanjutnya.

5 Sehingga memungkinkan bagi peneliti lain untuk meneliti menggunakan pendekatan apapun dalam menganalisisnya. Artinya, terbuka lebar kesempatan untuk melakukan penelitian pada cerpen Kullu Ha>z a> al-h}ubbu dalam antologi cerpen Ulbatun min as -Sạfῑh. 1.5 Landasan Teori Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk mengungkapkan unsur-unsur intrinsik dan menjelasakan keterkaitan antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya, maka landasan teori untuk analisis cerpen Kullu Ha>z a> al-h}ubbu ini adalah teori struktural. Teori struktural adalah teori yang memandang dan memahami karya sastra dari segi struktur karya sastra itu sendiri. Karya sastra dipandang sebagai sesuatu yang otonom, berdiri senidri, bebas dari pengarang, realitas, maupun pembaca (Teeuw, 1984:134). Lebih jelasnya, Pradopo (2009:140) menyatakan, teori struktural merupakan pendekatan yang bersifat objektif, yaitu pendekatan yang menganggap karya sastra sebagai sesuatu yang otonom, terlepas dari alam sekitarnya, pembaca, dan pengarang. Teeuw (1984:135) menegaskan bahwa teori struktural adalah suatu teori yang memandang bahwa karya sastra merupakan sebuah struktur yang terdiri atas unsur-unsur intrinsik yang masing-masing mempunyai fungsi dan saling berkaitan. Unsur intrinsik karya sastra adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita dan secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra (Nurgiyatoro, 2002:23). Struktur karya sastra menyaran pada pengertian hubungan antarunsur intrinsik yang bersifat timbal balik, saling

6 menentukan, saling mempengaruhi, yang secara bersama membentuk satu kebulatan yang utuh (Nurgiyantoro, 2002:36). Ada beberapa pendapat mengenai pembagian unsur-unsur intrinsik karya sastra, di antaranya adalah pembagian menurut Stanton (2007:13) berupa fakta cerita, tema, dan sarana cerita. Fakta cerita terdiri dari karakter, alur, dan latar. Elemen-elemen ini berfungsi sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita (Stanton, 2007:22). Ketiga unsur fakta cerita ini merupakan unsur yang paling dominan tampak dalam suatu karya sastra dan dapat dibayangkan eksistensinya secara faktual. Ketiganya juga tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling mendukung. Karakter (character) menyaran pada dua pengrtian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita, dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang memiliki tokoh-tokoh tersebut (Stanton dalam Nurgiyantoro, 2002:165). Alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Alur biasanya terbatas pada peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal saja. Peristiwa kausal merupakan peristiwa yang menyebabkan atau menjadi dampak dari berbagai peristiwa lain dan tidak diabaikan karena akan berpengaruh pada keseluruhan karya (Stanton, 2007:26). Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung (Stanton, 2007:35). Latar dalam cerpen tidak memerlukan detil-detil khusus, dia

7 hanya memerlukan pelukisan secara garis besar saja bahkan hanya secara implisit (Nurgiyantoro, 2002:13). Tema adalah makna yang dapat merangkum semua elemen dalam cerita dengan cara yang paling sederhana (Stanton, 2007:41). Dengan adanya tema, cerita menjadi lebih terfokus, menyatu, mengerucut, dan berdampak. Bagian awal dan akhir cerita akan menjadi pas, sesuai, dan memuaskan berkat keberadaan tema (Stanton, 2007:37). Untuk menentukan tema sebuah karya fiksi, ia haruslah disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu cerita (Nurgiyantoro, 2002:68). Sebagian besar karya sastra mengungkapkan tema secara implisit di dalam ceritanya. Oleh karena itu, harus dilakukan pembacaan secara mendalam untuk memperoleh tema sebagai makna yang merasuki keseluruhan cerita (Nurgiyantoro, 2002:69). Sarana sastra dapat diartikan sebagai metode (pengarang) memilih dan menyusun detail cerita agar tercapai pola-pola yang bermakna (Stanton, 2007:46). Sarana sastra bisa berupa sudut pandang, gaya bahasa, simbol-simbol, imajinasi, dan cara-cara pemilihan judul (Nurgiyantoro, 2002:25). Fugsi sarana cerita adalah memadukan fakta sastra dengan tema sehingga makna karya sastra itu dapat dipahami dengan jelas. Sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Segala sesuatu yang dikemukakan dalam karya fiksi memang milik pengarang, pendangan hidup dan tafsirnnya terhadap kehidupan, tetapi kesemuanya itu dalam

8 karya fiksi disalurkan lewat sudut pandang tokoh, lewat kacamata tokoh cerita (Nurgiyantoro, 2002:238). Judul dalam suatu cerpen seringkali merupakan petunjuk untuk mengetahui makna sebuah cerita (Stanton, 2007:51). Pada hakikatnya, judul merupakan hal yang pertama dibaca oleh pembaca fiksi. Judul merupakan elemen lapisan luar suatu fiksi. Oleh karena itu, ia merupakan elemen yang paling mudah dikenali pembaca (Sayuti, 2000:145). Dalam analisis struktural, unsur-unsur di atas itulah yang dikaji dan diteliti. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman tentang pengertian peran, fungsi, dan hubungan antarunsurnya. Dalam penelitian ini, unsur-unsur intrinsik yang akan diteliti adalah tema, fakta cerita yang meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar, serta sarana cerita yang meliputi sudut pandang dan judul karena unsur-unsur tersebut dipandang sebagai unsur yang dominan membangun cerita dalam cerpen Kullu Ha>z a> al- H}ubbu, sedangkan unsur-unsur yang lain seperti gaya bahasa, simbol, dan imajinasi tidak dominan membangun cerita sehingga tidak dibahas dalam penelitian ini. 1.6 Metode Penelitian Sesuai dengan landasan teori yang dipakai, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis struktural. Metode adalah cara kerja yang bersisitem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI, 1997:652). Metode penelitian harus sesuai dengan landasan teorinya. Karena landasan teori yang dipakai adalah teori struktural,

9 maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis struktural. Metode analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antarunsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah totalitas (Nurgiyantoro, 2010:37). Mula-mula diidentifikasi dan dideskripsikan bagaimana keadaan peristiwa-peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, judul, sudut pandang, dan lain-lain, kemudian dijelaskan bagaimana fungsi masing-masing unsur dan hubungan antarunsurnya. Sehingga secara bersama membentuk sebuah makna yang menyeluruh. Unsur-unsur pembentuk karya sastra meliputi fakta cerita, tema, dan sarana cerita (Stanton, 2007:20). Fakta cerita meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar. Tema muncul dalam fakta melalui sarana cerita. Sarana cerita meliputi sudut pandnag, gaya bahasa, konflik, nada dan gaya, simbolisme, dan ironi. Untuk penelitian terhadap cerpen Kullu Ha>z\a> al-h>{ubbu ini akan dianalisis fakta cerita, tema, dan sarana cerita yang berupa sudut pandang pengarang dan judul. Hal ini dipilih karena unsur-unsur tersebut yang dinilai sebagai unsur yang menonjol dalam cerpen tersebut. Langkah yang akan dilakukan untuk menganalisis cerpen Kullu Ha>z\a> al- H>{ubbu ini adalah mengidentifikasi dan mendeskripsikan unsur-unsur intrinsiknya, yaitu tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, judul, dan sudut pandang, dan mencari hubungan antarunsurnya dalam bentuk kebulatan makna.

10 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian cerpen Kullu Ha>z\a> al-h}ubbu dari aspek struktural ini disajikan dalam empat bab. Bab 1 berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penulisan, dan pedoman transliterasi Arab-Latin. Bab II memuat biografi pengarang dan sinopsis cerpen Kullu Ha>z\a> al-h}ubbu. Bab III berisi analisis struktural cerpen Kullu Ha>z\a> al-h}ubbu, meliputi tema, fakta cerita yang terdiri atas tokoh dan penokohan, alur, dan latar, serta sarana cerita yang terdiri atas sudut pandang dan suasana cerita, serta keterkaitan antarunsur-unsurnya yang terdapat dalam cerpen Kullu Ha>z\a> al-h}ubbu. Adapun bab terakhir, yaitu bab IV berisi kesimpulan dan diakhiri dengan daftar pustaka, beserta ringkasan dalam bahasa Arab. 1.8 Pendoman Transliterasi Transliterasi huruf Arab-Latin yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari buku pedoman transliterasi Arab-Latin yang diterbitkan berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no: 158 Th. 1987 dan no: 0543b/U/1987. 1. Konsonan Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan tanda dan sebagian yang lain dengan huruf dan tanda sekaligus. Di bawah ini daftar huruf Arab dan transliterasinya dengan huruf Latin

11 No Huruf Arab Nama Huruf Latin 1 ا Alif Tidak dilambangkan 2 ب Ba>` B 3 ت Ta>` T 4 ث S a>` s\ 5 ج Jim J 6 ح H{a>` h{ 7 خ Kha>` Kh 8 د Da>l D 9 ذ Za >l Z>> 10 ر Ra>` R 11 ز Zai Z 12 س Si>n S 13 ش Syi>n Sy 14 ص S{a>d S} 15 ض D{a>d D{ 16 ط Ta>` T{ 17 ظ Za>` Z{ 18 ع ain 19 غ Gain G 20 ف Fa>` F 21 ق Qa>f Q 22 ك Ka>f K 23 ل La>m L 24 م Mi>m M 25 ن Nu>n N 26 و Wau W 27 ه Ha>` H 28 ء Hamzah ` 29 ي Ya>` Y 2. Vokal Di dalam bahasa Arab, dikenal dengan tiga vokal, yaitu vokal tunggal, rangkap, dan panjang. Penulisan ketiga vokal sebagai berikut.

12 Vokal tunggal Vokal rangkap Vokal panjang Tanda Huruf latin Tanda dan huruf Gabungan huruf - - a ي- - ai - ا Harakat dan huruf - a> - - i و- - au i> ي- - - - u u> و- - Huruf dan tanda Contoh: katabaكتب kaifa ك ي ف qa>la ق ال 3. Ta>` Marbu>t}ah Ta>` marbu>t}ah hidup atau mendapat harakat fath{ah, kasrah, atau d}ammahtransliterasinya adalah /t/, sedangkan ta>` marbu>t}ah mati atau mendapat harakat sukuntransliterasinya adalah /h/. Contoh: ال مد ين ة املنو ر ة 4. Syaddah (Tasydi>d) al-madīnah al-munawwarah al-madīnatul Munawwarah Syaddah atau tasydi>d dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda syaddah atau tasydi>d. Dalam transliterasinya, tanda syaddah itu dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah tersebut. Contoh: ر بن ا rabbana>

13 5. Kata Sandang Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf al. Kata sandang tersebut dibedakan menjadi kata sandang yang diikuti oleh h}uru>f syamsiyyah dan h}uru>f qamariyyah. Kata sandang yang diikuti h}uru>f syamsiyyah adalahkata sandang yang ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang tersebut, sedangkan kata sandang yang diikuti h}uru>f qamariyyah adalahkata sandang yang ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda hubung (-). 6. Hamzah Contoh: الر ج ل الق ل م ar-rajulu al-qalamu Hamzah yang ditransliterasikan dengan apostrof hanya berlaku untuk hamzah yang terletak di tengah dan belakang. Hamzah yang terletak di depan tidak dilambangkan dengan apostrof karena dalam tulisan Arab berupa ali>f. Contoh: 7. Penulisan kata syai `un ش ي ء Pada dasarnya, setiap kata ditulis terpisah, tetapi untuk kata-kata tertentu yang penulisannya dalam huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan, maka transliterasinya dirangkaikan dengan kata lain yang mengikutinya, contoh:

14 8. HurufKapital Waوإ innalla>ha lahuwa khair ar-ra>ziqi>n atau dengan ن هللا لو خري الر ازق ي Wainnalla>ha lahuwakhairur-ra>ziqi>n Meskipun dalam sistem tulisan Arab tidak dikenal huruf kapital, tetapi dalam ransliterasinya huruf capital digunakan sesuai dengan ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Diantaranya adalah huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal, nama diri, dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang dituliskan dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Contoh: و م ا م م د إ ال ر س و ل Wa ma> Muh}ammadun illa> rasu>l Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf atau h{arakat yang dihilangkan, huruf kapital tidak dipergunakan. Contoh: Nas}run minalla>hi wa fath{un qari>b ن صر م ن للا و فتح ق ر يب