BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Berikut adalah identifikasi masalah yang bisa diselesaikan dengan cara menerapkan ilmuilmu Desain Komunikasi Visual : 4.1.1 Teori Branding Brand adalah janji, ide besar dan harapan yang mengesampingkan setiap pemikiran konsumen mengenai produk, pelayanan, atau perusahaan. Branding bertujuan untuk lebih kepada membuat sebuah hubungan emosional dengan konsumen. Ketika seseorang jatuh cinta dengan sebuah brand, maka akan timbul sebuah kepercayaan terhadap brand tersebut, kemudian membelinya, percaya akan keunggulan, lalu tumbuh sikap loyalitas yang tinggi terhadap brand tersebut. Brand Identity merupakan ekspresi visual dan verbal dari sebuah brand. Identitas membantu mendukung, mengekspresikan, mengkomunikasikan, menganalisa, serta memberi visual, pada brand. Identitas mampu membentuk persepsi sebuah perusahaan dan membedakannya dari para kompetitornya. Brand Identity yang kuat membantu membangun ekuitas brand melalui peningkatan, pemahaman, kesadaran dan loyalitas konsumen yang dapat membantu kesuksesan sebuah perusahaan. Menurut Alina Wheler dalam bukunya Designing Brand Identity, mengatakan bahwa sebuha brand identity menjadi ideal dan efektif bila: 1. Dapat mencerminkan visi dan misi dari perusahaannya. 2. Memiliki sebuah arti, tegas dan mudah dikenali. 3. Merupakan bentuk asli ekspresi dari sebuah perusahaan (apa keunikan, kelebihan, visi serta tujuannya). 4. Memiliki diferensiasi dan unik dibanding yang lain. 5. Identitas mampu bertahan lama didalam lingkungan yang selalu mengalami perubahan. 6. Memberi image yang jelas dan konsisten dari sebuah perusahaan. Ketika sebuah brand berbicara lewat hati dan pikiran, maka diperlukan sebuah brand identity untuk menyampaikan ekspresi dari brand tersebut secara visual dan verbal. Suatu identitas yang baik dapat mendukung, mengekspresikan, mengkomunikasikan, menvisualisasikan dari sebuah brand. Pada saat ini, Planetarium Jakarta sudah memiliki branding dan brand Identity yang cukup baik, namun belum menunjang target yang ingin dicapai dalam memenuhi visi dan misinya.
Dengan branding dan pembuatan brand identity yang baik bagi Planetarium Jakarta diharapkan brand tempat wisata ini semakin kuat dan dikenal oleh masyarakat luas, serta dapat mengatasi kelemahan-kelemahan yang selama ini ada dan menghambat perkembangan Planetarium Jakarta di dalam usahanya. 4.1.2 Teori Logo A Logo is the point of entry to the brand. Kalimat yang kemukakan oleh Millton Glaser di buku yang berjudul Designing Brand Identity : A Complete Guide, Creating, Building and Maintaining Strong Brand, mengisyaratkan bahwa logo adalah kulit paling luar dari sebuah brand. Sebuah logo dibangun dari 3 hal yang berurutan dan saling berhubungan, yaitu: 1. Bentuk Cara berpikir otak manusia jika melihat sesuatu cenderung yang paling pertama kali adalah bentuk dari sesuatu itu. Dari hal ini, maka logo yang didesain untuk mewakili suatu identitas visual harus memperhatikan bentuk ini sejak awalnya. 2. Warna Penggunaan warna pada suatu logo dapat memicu suatu emosi dan memberi kesan tertentu. Warna pada logo tidak hanya bertujuan untuk membangun brand, tetapi juga berguna untuk menimbulkan perbedaan antara logo-logo. 3. Isi Isi merupakan hal terakhir untuk menyempurnakan logo, biasanya sebuah inisial brand atau nama dari brand itu sendiri. Selain itu, menurut Lori Siebert dan Lisa Ballard, logo adalah pengembangan suatu simbol sehingga simbol tersebut dapat mengkomunikasikan identitas sebuah perusahaan di mata masyarakat. Kriteria logo yang baik menurut Siebert dan Ballard, harus dapat: Memiliki arti Mampu berdiri sendiri, baik logo maupun logotype nya. Mencerminkan image positif dari perusahaannya tersebut. Memberikan diferensiasi terhadap kompetitorya Bersifat fleksibel sehingga dapat diterpakan dalam semua aplikasi yang dibutuhkan dengan berbagai ukuran yang berbeda. Logotype harus mudah dibaca dalam berbagai macam ukuran. Logogram harus mudah diartikan oleh setiap orang. Dilhat dari teori-teori diatas, dalam mempersepsikan bentuk logonya, logo Planetarium Jakarta sekarang masih terlalu sulit untuk diartikan, logo Planetarium Jakarta sekarang juga dinilai kurang konsisten menerapkan logonya di setiap aplikasi yang ada didalamnya, maka dari itu untuk mempersepsikan suatu logo, dibutuhkan teori Gestalt. Gestalt adalah sebuah teori psikologi yang mengatakan bahwa seseorang akan mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai satu kesatuan yang utuh.
Dikembangkan oleh Max Werthheimer (1880-1943) bresama rekan-rekannya, teori ini dapat menjelaskan kecenderungan persepsi yang terbentuk dibenak seseorang. Prinsip-prinsip dalam gestalt yang banyak diterapkan dalam logo antara lain: - Similarity Objek-objek yang bentuk / elemennya sama / mirip akan dilihat sebagai satu kelompok tersendiri. - Closure Melengkapi sebuah objek menjadi sesuatu yang utuh walau sebenarnya tidak komplit. - Figure Ground Melihat foreground objek (latar depannya) atau background-nya (latar belakang), atau keduanya dapat dilihat sebagai objek. - Impossible Figure Objek yang tidak mungkin dibuat dalam dunia nyata tiga dimensi. Pada akhirnya jika dibuatkan sebuah logo untuk identitas visual yang baru untuk Planetarium Jakarta ini, logo tersebut harus didesain untuk mencapai tujuan yang ada, yaitu dapat mudah diartikan sesuai dengan entitasnya dan dapat mendukung identitas visualnya agar semakin kuat juga dapat diaplikasikan pada media-media pendukung identitas korporasi untuk mendukung identitas visual tersebut. 4.1.3 Teori Tipografi Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf untuk menciptakan kesan tertentu. Menurut Surianto Rustan, SSn. Pada bukunya yang berjudul LAYOUT, Dasar & Penerapannya (PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), dikatakan setiap jenis huruf mempunyai sifat/dapat memberi kesannya masing-masing yang berbeda satu dengan lainnya. Menurut Danton Sihombing, dalam bukunya Tipografi dalam Desain Grafis mengungkapkan, hal yang terpenting dalam desain tipografi adalah legibility. Legibility memiliki pengertian sebagai kualitas huruf atau naskah dalam kemudahannya untuk dibaca. Tingkat keterbacaan ini tergantung kepada tampilan bentuk fisik huruf itu sendiri, ukuran, serta penataannya dalam sebuah naskah. Dalam hal ini, logo Planetarium Jakarta harus dapat dilihat dan dapat diaplikasikan dalam berbagai media, sekaligus mudah untuk dibaca. Huruf-huruf yang akan digunakan harus menggunakan huruf yang bernuansa luar angkasa untuk menekankan posisinya sebagai pusat pendidikan astronomi dan sains di Jakarta yang bersifat edutainment. 4.1.4 Teori Warna Warna adalah salah satu elemen dasar pada identitas visual yang bisa mewakili suatu badan usaha. Menurut Leatrice Eiseman dalam buku Pantone Guide to Communicating With Color (Grafix Press, Ltd, 2000), warna adalah sebuah meode yang sangat cepat menyampaikan pesan dan arti sesuatu di semua bentuk komunikasi nonverbal.
Dalam mengenali sebuah brand, otak manusia akan mengenali bentuk terlebih dahulu. Baru setelah itu warna dan bahasa. Warna dapat memicu emosi dan membangkitkan sebuah pandangan terhadap suatu brand. Warna-warna khusus yang digunakan harus dipilih secara berhati-hati, karena selain dapat membangun kepekaan terhadap sebuah brand, warna juga dapat berfungsi untuk memberi diferensiasi akan brand tersebut. Selain itu warna mempunyai kekuatan untuk menciptakan emosi, mengekspresikan kepribadian, serta memacu ingatan untuk memberikan sensasi. Menggunakan warna yang tepat dalam bidang desain grafis merupakan sesuatu yang cukup rumit, hal ini disebabkan warna mempunyai konotasi yang berbeda disetiap kebudayaan dan masyrakat yang berbeda. Seperti dikatakan oleh Henry Dreyfuss, bahwa warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut. Warna juga dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu terang, sedang, gelap dan sebagai pertimbangan dari daya lihat target audience, maka daya pantul cahaya dapat dinilai sebagai berikut : Warna terang adalah warna yang disukai muda-mudi, yang dapat membuat produk menjadi lebih besar dan lebih dekat ke mata. Warna keras/ hangat seperti merah, orange, kuning, warna-warna ini dapat menjadi daya tarik dan dampak sangat besar, dan sangat tepat diaplikasikan pada media. Warna lembut/dingin seperti hijau dan biru, warna ini sangat dinamis dan cocok untuk produk-produk tertentu. Warna tua, seperti coklat dan hitam, warna ini harus dikomposisikan dengan warna yang tingkat pantulnya tinggi serta latar belakang yang harus diletakkan dengan warna yang lebih kontras. Makna warna dari logo Planetarium Jakarta sekarang dinilai belum berhubungan dengan kepribadian entitasnya, pemilihan warna yang akan saya lakukan untuk identitas visual Planetarium Jakarta adalah warna-warna yang terang. Pengguanaan kombinasi pola warna yang terlihat terang tetapi juga harus diperhatikan agar suasana yang tersirat tidak lantas menjadi kaku karena Planetarium Jakarta juga ingin memposisikan diri di masyarakat sebagai suatu tempat wisata edutainment yang ramah. 4.1.5 Teori Visual Identity Manual Menurut Mendiola B Wiryawan, dalam buku kamus branding, Visual Identity Manual adalah panduan tata cara pemakaian elemen visual/design agar dicapai kesatuan dan kesamaan presepsi identitas visual sebuah brand. Visual Identity manual dapat berupa buku, CD-ROM, e- book, dan website. Istilah lainnya adalah Graphic Standard Manual, Graphic Standard Guidelines, Brand Identity Manual, Visual Guidelines. Visual Identity Manual yang akan disajikan untuk Planetarium Jakarta merupakan peringatan akan aturan dalam pemakaian logo maupun unsur-unsur grafis yang akan dipakai
dalam Planetarium Jakarta, saya sangat menekankan untuk menjaga konstannya logo yang telah tercipta, agar pesan-pesan maupun image yang sudah dirancang untuk Planetarium Jakarta tidak meleset dari target. 4.2 Strategi Kreatif 4.2.1 Keywords Astronomi Edutainment Teknologi 4.2.2 Keyfact Planetarium Jakarta adalah tempat wisata edukasi yang memberikan sarana pengayaan sains dan teknologi dunia antariksa, sekaligus obyek wisata ilmiah (edutainment) yang menarik, menakjubkan, dan mencerdaskan. 4.2.3 Moods Fun, Scientific, Educational 4.2.4 Target Audience 4.2.4.1 Target Primer/Utama 1. Demografi a. Pria dan wanita b. Usia 6-11 tahun c. Tingkat sosial C-B 2. Geografi Masyarakat kota Jakarta, mayoritas tinggal di daerah Jakarta Pusat. 3. Psikografi Anak-anak SD yang menyukai dan tertarik pada visual yang bagus dalam suatu bentuk dan bangunan. 4. Behavioral Anak SD yang menyukai astronomi dan hobi membaca buku-buku scifi 4.2.4.1 Target Sekunder/lainnya 1. Demografi a. Pria dan wanita b. Usia 12 tahun keatas
c. Tingkat sosial C-B 2. Geografi Masyarakat kota Jakarta, mayoritas tinggal di daerah Jakarta Pusat. 3. Psikografi Masyarakat umum yang memliki ketertarikan tentang berbagai macam hal yang berhubungan dengan benda-benda di jagat raya antara lain Tata Surya, gugusan bintang dan segala macam aspeknya yang mempengaruhi kehidupan manusia di Bumi. 4. Behavioral Tertarik dengan teknologi dan informasi, hobi membaca, kritis terhadap sesuatu, suka menonton film-film yang ber-genre Sci-Fi 4.2.5 Positioning Tempat wisata berbasis teknologi dan sains yang memberikan ilmu pengetahuan tentang astronomi. Dan satu-satunya yang berada di ibu kota Indonesia. 4.2.6 Approach 4.2.6.1 Rational Approach - Biaya masuk Planetarium Jakarta sangat terjangkau oleh audience nya. - Suasana seperti berada diluar angkasa memberikan sebuah experience tersendiri. - Letaknya yang dekat dari pusat keramaian menunjang kemudahan transportasi. 4.2.6.2 Emotional Approach - Status sebagai museum merupakan sebuah tempat yang tidak hanya menawarkan wisata biasa saja, tetapi wisata yang memiliki sifat edukatif. - Kata Planetarium yang unik membuat orang tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang tempat wisata ini. 4.2.7 Tone & Manner Secara tone, desain akan dibuat bright. Penggunaan warna-warna terang yang bersahabat dan bernuansa luar angkasa seperti biru, dan putih akan mendominasi identitas visual Planetarium Jakarta. Secara manner, desain akan dibuat dengan gaya visual anak-anak yang bersifat friendly dan fun.
4.3. Strategi Media Pembuatan media-media yang digunakan untuk mendukung identitas visual dari Planetarium Jakarta adalah: 1. Graphic Standard Manual 2. Stationery 3. Poster 4. Enviromental Graphic Design 5. Flyer 6. Tiket masuk 7. Pakaian Seragam 8. Gifts