Perencanaan Dermaga Curah Cair untuk Kapal DWT di Wilayah Pengembangan PT. Petrokimia Gresik

dokumen-dokumen yang mirip
Perencanaan Dermaga Curah Cair untuk Kapal DWT di Wilayah Pengembangan PT. Petrokimia Gresik

Kebutuhan LNG dalam negeri semakin meningkat terutama sebagai bahan bakar utama kebutuhan rumah tangga (LPG). Kurangnya receiving terminal sehingga

Perencanaan Detail Pembangunan Dermaga Pelabuhan Petikemas Tanjungwangi Kabupaten Banyuwangi

Oleh: Yulia Islamia

Perencanaan Detail Jetty LNG DWT Di Perairan Utara Kabupaten Tuban

BAB VII PENUTUP. Dari analisa Perencanaan Struktur Dermaga Batu Bara Kabupaten Berau Kalimantan Timur, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Diperlukannya dermaga untuk fasilitas unloading batubara yang dapat memperlancar kegiatan unloading batubara. Diperlukannya dermaga yang dapat

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN

PERENCANAAN JETTY CRUDE PALM OIL (CPO) PRECAST DI PERAIRAN TANJUNG PAKIS LAMONGAN, JAWA TIMUR JEFFWIRLAN STATOURENDA

PERENCANAAN DERMAGA CURAH UREA DI KOTA BONTANG, KALIMANTAN TIMUR. Putri Arifianti

Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak

BAB VIII PENUTUP Kesimpulan

Perencanaan Dermaga Minyak Untuk Kapal Tanker DWT di Dumai Provinsi Riau

PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA PETI KEMAS TELUK LAMONG TANJUNG PERAK SURABAYA JAWA TIMUR

Analisis Struktur Dermaga Deck on Pile Terminal Peti Kemas Kalibaru 1A Pelabuhan Tanjung Priok

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

Perencanaan Detail Pembangunan Dermaga Pelabuhan Petikemas Tanjungwangi Kabupaten Bayuwangi

PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA UMUM MAKASAR - SULAWESI SELATAN

TATA LETAK DAN DIMENSI DERMAGA

PERENCANAAN SKIDWAY UNTUK PELUNCURAN OFFSHORE STRUCTURE DI PT.PAL SURABAYA

DESAIN STRUKTUR DERMAGA CURAH CAIR CPO PELINDO 1 DI PELABUHAN KUALA TANJUNG, MEDAN, SUMATERA UTARA

Perancangan Dermaga Pelabuhan

Desain Dermaga Curah Cair Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu

Beban ini diaplikasikan pada lantai trestle sebagai berikut:

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

Gambar 5.83 Pemodelan beban hidup pada SAP 2000

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sketsa Pembangunan Pelabuhan di Tanah Grogot Provinsi Kalimantan Timur

Trestle : Jenis struktur : beton bertulang, dengan mtu beton K-300. Tiang pancang : tiang pancang baja Ø457,2 mm tebal 16 mm dengan panjang tiang

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

Beban hidup yang diperhitungkan pada dermaga utama adalah beban hidup merata, beban petikemas, dan beban mobile crane.

Berat sendiri balok. Total beban mati (DL) Total beban hidup (LL) Beban Ultimate. Tinjau freebody diagram berikut ini

PERANCANGAN GEDUNG FMIPA-ITS SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan.

Perhitungan momen pada pile cap tunggal juga dilakukan secara manual sebagai berikut: Perhitungan beban mati : Berat sendiri pilecap.

Perencanaan Dermaga Kapal Tanker DWT pada Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) UP III PT. Pertamina di Pulau Sambu, Batam

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

Perencanaan Dermaga Curah Kering DWT di Wilayah Pengembangan PT. Petrokimia Gresik

Perencanaan Skidway Untuk Peluncuran Offshore Structure di PT. PAL Surabaya

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

PERENCANAAN STRUKTUR JETTY DAN PERKERASAN TERMINAL MULTIPURPOSE DI MOROKREMBANGAN, SURABAYA

Island Berth Untuk Kapal Tanker DWT Loading Oil Product: BBM Ron 85 Tersus PT. Badak NGL Bontang

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

Perencanaan Dermaga Batubara diteluk Balikpapan Kalimantan Timur

PERENCANAAN BREAKWATER DI PELABUHAN PENYEBERANGAN NANGAKEO, NUSA TENGGARA TIMUR

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN

Abstrak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus

PERENCANAAN TIANG PANCANG UNTUK MOORING DOLPHIN PADA DERMAGA

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODIFIKASIN PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN THE PAKUBUWONO HOUSE DENGAN BALOK PRATEKAN

TUGAS AKHIR RC

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

MODIFIKASI SILO SEMEN SORONG DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI STRUKTUR BAJA DAN BETON BERTULANG

STUDI EVALUASI PENAMBAHAN KAPASITAS DERMAGA OIL JETTY PLTU PAITON DARI 8000 DWT MENJADI DWT

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

Alternatif Perencanaan Gedung 3 Lantai pada Tanah Lunak dengan dan Tanpa Pondasi Dalam

BAB X PENUTUP KESIMPULAN

TUBAGUS KAMALUDIN DOSEN PEMBIMBING : Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D. Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo, M.S.

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

BAB III DATA DAN ANALISA

5.4 Perencanaan Plat untuk Bentang 6m

TUGAS AKHIR RC

KAJIAN KEDALAMAN MINIMUM TIANG PANCANG PADA STRUKTUR DERMAGA DECK ON PILE

BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR

BAB II STUDI PUSTAKA

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

menggunakan ketebalan 300 mm.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

PERENCANAAN DERMAGA PELABUHAN PERINTIS WINDESI KAB. KEPULAUAN YAPEN, PAPUA

BAB III METODOLOGI MULAI. Investigasi Data Hidro- Oceanografi Dan Kepelabuhan

PERENCANAAN DERMAGA PETI KEMAS DI PELABUHAN TRISAKTI BANJARMASIN

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

DESAIN STRUKTUR PERPANJANGAN DERMAGA B CURAH CAIR PELINDO I DI PELABUHAN DUMAI, RIAU

disusun oleh : MOCHAMAD RIDWAN ( ) Dosen pembimbing : 1. Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO,MS 2. Dr. RIDHO BAYUAJI,ST.MT

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

PELABUHAN CPO DI LUBUK GAUNG

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

Perhitungan Struktur Bab IV

Modifikasi Perencanaan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Dengan Metode Pracetak

BAB IV PERANCANGAN JETTY. 4.1 Layout gambar rencana terhadap gambar existing

PERENCANAAN DERMAGA KAPAL PERINTIS DI PULAU KURUDU, PAPUA

Modifikasi Perencanaan Gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu Menggunakan Struktur Komposit Baja Beton

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas

Transkripsi:

Perencanaan Dermaga Curah Cair untuk Kapal 30.000 DWT di Wilayah Pengembangan PT Eka Prasetyaningtyas, Cahya Buana,Fuddoly, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 fuddoly@ce.its.ac.id 1 Abstrak - PT adalah perusahaan BUMN produsen pupuk terbesar se-indonesia yang memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pupuk di Indonesia. Untuk menjalankan perannya tersebut, PT melakukan kegiatan pengadaan bahan baku pupuk yang berupa zat cair dalam jumlah besar melalui jalur laut. Sepanjang tahun 2012 TUKS PT sudah tidak mampu lagi mendukung kegiatan bongkar muat yang sudah ada. Hal ini ditunjukkan dengan nilai BOR (Berth Occupancy Ratio ) TUKS PT yang mencapai 80%. Idealnya nilai BOR untuk pelabuhan adalah 60% 70% nilai BOR > 75% akan mengakibatkan waiting time yang cukup lama. Sehingga pengadaan dermaga baru untuk curah cair dengan kapasitas kapal 30.000 DWT dirasa sangat penting di wilayah TUKS PT. Perencanaan ini bertujuan perencanaan layout perairan dan layout daratan, menentukan detail struktur, perencanaan pengerukan,penentuan metode pelaksanaan serta mengetahui rencana anggaran biaya (RAB) untuk membangun dermaga curah cair di wilayah pemgembangan PT. Type dermaga yang direncanakan berupa breasting dolphin, mooring dolphin, unloading platform, catwalk, trestle dan abutment. Kata kunci : TUKS, Breasting, Mooring, Unloading Platform, Catwalk, Trestle, Abutment, Pengerukan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT adalah perusahaan BUMN produsen pupuk terbesar se-indonesia yang memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pupuk di Indonesia. Untuk menjalankan perannya tersebut, PT Petrokimia Gresik melakukan kegiatan pengadaan bahan baku pupuk yang berupa zat cair dalam jumlah besar melalui jalur laut. Sebagai BUMN yang besar PT telah memiliki Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS). TUKS tersebut dibangun sebagai fasilitas bongkar muat untuk kepentingan perusahaan untuk mempermudah operasional pengadaan bahan baku pupuk yang berupa zat cair. TUKS eksisting PT didesain untuk kapal 25.000 DWT. Sepanjang tahun 2012 TUKS PT sudah tidak mampu lagi mendukung kegiatan bongkar muat yang sudah ada. Nilai Berth Occupancy Ratio (BOR) dari TUKS PT telah mencapai angka 80%. Idealnya nilai Berth Occupancy ratio untuk sebuah pelabuhan adalah 60% 70%. Pelabuhan dengan tingkat pemakaian BOR > 75% harus dikembangkan karena akan mengakibatkan waiting time menjadi lama. Pengadaan dermaga baru untuk curah cair dengan kapasitas kapal 30.000 DWT dirasa sangat penting di wilayah TUKS PT. Hal ini merupakan solusi untuk nilai Berth Occupancy Ratio-nya (BOR) sudah mencapai 80%. Sehingga diperlukan adanya dermaga baru untuk pendatangan bahan baku cair dari daerah lain. Gambar 1 menunjukkan lokasi wilayah pengembangan PT Petrokimia yang akan dibangun dermaga baru. Gambar 1 Lokasi Rencana Pembangunan B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dikemukakan pada perencanaan ini meliputi : 1. Perencanaan layout perairan dan daratan dermaga curah cair di wilayah pengembangan PT 2. Perencanaan detail struktur dermaga curah cair di wilayah pengembangan PT 3. Menentukan metode pelaksanaan pembangunaan dermaga curah cair di wilayah pengembangan PT 4. Menentukan volume pengerukan dan metode pelaksanaan pengerukan dermaga curah cair di wilayah pengembangan PT 5. Menentukan rencana anggaran biaya (RAB) pada pembangunan dermaga curah cair di wilayah pemgembangan PT C. Tujuan Tujuan dari penulisan ini adalah : 1. Merencanakan layout perairan dan daratan dermaga curah cair di PT 2. Merencanakan detail struktur dermaga curah cair di PT 3. Menentukan metode pelaksanaan pembangunaan dermaga curah cair di PT 4. Menentukan volume pengerukan dan metode pelaksanaan pengerukan dermaga curah cair di PT

2 5. Menentukan rencana anggaran biaya (RAB) pada pembangunan dermaga curah cair di wilayah pemgembangan PT D. Data Gelombang II METODOLOGI Gambar 5 Wave rose (Sumber : BMKG Maritim Surabaya) Dari gambar 5 menunjukkan bahwa tinggi gelombang maksimal berkisar 0,3 m 0,4 m dari arah timur. E. Data Tanah Gambar 2 Diagram Alur Metodologi Penelitian III. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA A. Data Pasang Surut Gambar 6 Grafiks NSPT dan Daya Dukung Pondasi Gambar 3 Grafiks Pasang Surut Beda pasut 2 x Zo 2 x 1,5 m 3 m Type Gelombang Campuran dominan semidiurnal B. Data Arus Data arus didapatkan dari BMKG Tanjung Perak Surabaya. Dari data yang didapatkan arus maksimal di wilayah perairan PT adalah sebesar 5 cm/s dan dominan dari arah tenggara. C. Data Angin Angin dominan dari arah tenggara dengan kecepatan angin maksimal berkisar antara 7 11 knot. 2. PERENCANAAN LAYOUT Ada 2 alternatif layout yang akan dipilih salah satu sebagai acuan perencanaan. Alternatif 1 sesuai dengan masterplan PT dengan type dermaga full plate yang diharapkan mampu melayani bongkar muat curah cair dan bongkar muat pupuk in bag. Alternatif layout 2 direncanakan 2 type yaitu dermaga full plate dan type 2 terdiri atas breasting,mooring dan ULP. Dikarenakan kebutuhan bongkar muat pupuk in bag yang kecil dan untuk efisiensi biaya konstruksi maka dalam perencanaan selanjutnya dipilih alternatif layout 2 Gambar 7 Alternatif 1 Gambar 4 Wind rose Gambar 8. Alternatif 2

3 Untuk kebutuhan layout perairan dan daratan disajikan dalam Tabel 1 berikut. Tabel 1 Kebutuhan Layout Perairan dan Daratan Layout Kebutuhan Dipakai Areal Kedalaman 1.2 x D 13.08 m 14 m Penjangkaran Jari - jari LOA + 6 D 251.4 m 255 m Lebar 3 x (1,5 B) 125.55 m 130 m Alur Masuk Kedalaman 1,15 D 12.535 m 13 m Panjang Alur 2 x LOA 372 m 375 m Kolam Putar Jari - jari LOA 186 m 190 m Kedalaman 1,15 D 12.535 m 13 m Panjang 25 + n LOA + 15 226 m 230 m Kolam Dermaga Lebar (2 x B) + 50 105.8 m 106 m Kedalaman 1,1 D 11.99 m 12 m Elevasi Beda pasut + 1.5 m + 4,5 mlws + 4,5 mlws Panjang Jarak daratan - dermaga 817 m 820 m Trestle Lebar B 2 jalur + B untuk pipa 9 m 9 m Unloading Panjang Umumnya 35 m 35 m Platform Lebar Umumnya 20 m 18 m Jarak antar mooring (as to as) 0.8 x LOA Kapal Terbesar 148.8 m 145 m Jarak antar Kapal Besar (0,25-0,4 ) LOA 46,5 m - 74,4 m breasting Kapal kecil (0,25-0.4) LOA 35 m - 56 m 50 m 3. KRITERIA DESAIN A. Pemilihan Fender Ef C H * C E * C C * C S ( 2 1 W * V 2 )/g 1,87 x 1,004 x 1 x 1 x ( 1 2 x 38.600 x 0,1 2 ) / 9,81 36,94 ton m Ef 36,94 x 1,75 64,64 ton m Dipakai Fender SCN 1200 E1.1 Tabel 2 Pemilihan type fender Gambar 9 Pemodelan Catwalk Digunakan : Balok memanjang : WF 450 X 200 X 8 X 12 Balok melintang 1 : WF 250 x 175 x 7 x 11 Balok melintang 2 : WF 400 x 200 x 7 x 11 Penulangan Pelat: Mn 42250 52812.5 kg cm 0,8 Penulangan Tumpuan Ca h n x M b x σ ' a 9,2cm 17,5 x 52812,5 1,00 x1850 4,112 Dengan melihat tabel perhitungan lentur dengan δ 0 didapatkan : ɸ 2,3 > ɸ0 0,904 OK 100 n ω 6,586 Sehingga ω 6,586 100 x 17,54 0,00376 As perlu ω x b x h 0,00376x 1000 x 92 345,47 mm 2 Dipasang D 16 200 (As 1205,8 mm 2 ) PBI 1971 8.16.2 Perhitungan Struktur Bawah Catwalk Tiang pancang : ɸ60,96 cm t 12 mm B. Pemilihan Bollard 1 GT 1,75 DWT (untuk kapal bulk carierr) 30. 0000 DWT 17.143 GT Tabel 3 kebutuhan bollard Tabel 4 Output SAP 2000 Type Tiang Beban Kombinasi Besar Frame P tarik (kg) - - - Tegak P tekan (kg) DL + LL + GEMPA Y -30640.1 99 M (kg m) DL + LL + GEMPA X 11348.25 99 V (kg) DL + LL + GEMPA X 1043.03 99 Kebutuhan Kedalaman tiang QL SF x P 3 x 30640,1 91920,3 kg 91,9203 ton Kebutuhan kedalaman 4 m dari seabed. Namun kedalaman pemancangan harus minimal Zf 8 m atau -17,5 LWS B. Perencanaan Mooring Dolphin Konfigurasi tiang pancang dan model mooring dolphin disajikan dalam Gambar 10 berikut. Dipakai bollard type kidney dengan kapasitas 80 ton 4. PERENCANAAN PENGERUKAN Volume pengerukan : 379133,5 m 3 Alat yang digunakan : suction dredger 5. PERHITUNGAN STRUKTUR A. Perencanaan Catwalk : terdiri dari lajur untuk jalan dan lajur untuk trace pipa Gambar 10 Pemodelan Mooring Dolphin

4 Perencanaan Poer Tabel 5 Output SAP 2000 Mn Mu 43942,3 54927,875 kg m 0,8 0,8 hx tebal pelat decking (0,5 x Ø tulangan arah x) 100 8 (0,5 x 2,5) 90,75 cm Ca h n x M b x σ ' a 90,75cm 3,98 17,54 x 54927,875 1x 1850 Dengan melihat tabel perhitungan lentur cara n untuk Ca 3,98 dengan δ 0, didapatkan : φ 2,215 > φ 0 0,905...(OK) 100nω 7,019 Luas Tulangan yang diperlukan adalah : Tulangan Tarik : A ω x b x h 7,019 x 100 x 90, 75 100 x 17,54 36,318 cm 2 Maka Dipasang D25-125 (As 3925 mm 2 ) Tulangan Samping Asd 10% x 3925 392,5 mm 2 Maka dipakai 2D-16 (As 401,92 mm 2 ) Penulangan Arah Y: Tulangan Tarik : Dipasang D25-100 ( As 5396,875 mm 2 ) Tulangan Samping : Dipakai 4D16 (As 803,84 mm2) Perhitungan Struktur Bawah Mooring Tiang pancang : ɸ60,96 cm t 12 mm Tabel 6 Output SAP 2000 Kebutuhan Kedalaman tiang tegak QL SF x P tekan 3 x 68872,1 kg 206616,3 kg 206,6163 ton Kebutuhan kedalaman -8 m dari seabed atau kedalaman -17,5 LWS Tiang Tarik QL SF x P 3 x 10452,65 kg 31357,95 kg 31,3579 ton Kebutuhan kedalaman -6 m dari seabed dipakai Zf. 8 m atau kedalaman -17,5 LWS Kebutuhan Kedalaman tiang miring Tiang Tarik Qs SF x P tarik 3 x 24272 kg 72816,48 kg 72,816 ton Kebutuhan Kedalaman -8 m dari seabed atau sedalam - 17.5 LWS Ql SF x P tekan 3 x 84485,9 kg 253457,7 kg 253,4577 ton Kebutuhan kedalaman -10 m dari seabed atau pada kedalaman 19,5 LWS C. Perencanaan Breasting Dolphin Konfigurasi tiang pancang dan model breasting dolphin disajikan dalam Gambar 11 berikut. Gambar 11 Pemodelan Breasting Dolphin Beban yang bekerja pada breasting : 1. Hanging Kapal : 12.500 kg (Thoressen,2002) 2. Beban Tumbukan Kapal : 1073 KN 3. Beban gesekan kapal : 107,3 KN Perencanaan Poer Tabel 7 Output SAP 2000 Beban Kombinasi Besar M slab 1-1 M slab 2-2 -54474.34-67081 190 190 Penulangan Poer Arah X Mu -54474,34 kg m Mn 54474,34 68092,925 kg m 0,8 Hx 120 8 (0,5 x 2,5) 110,75 cm hx 110,75 Ca 4,36 n Mx 17.54 x 68092,925 b σa 1 x 1850 Dengan menggunakan nilai δ 0 dan Ca 4,36, dari tabel n-lentur didapat : Φ 2,472 > ϕ 0,905 (OK) 100nω 5,825 Sehingga, ω 5,825 100 x 17,54 0,00332 Luas Tulangan Tarik : Dipasang : As ωbh 0.00332 x 100 x 110,75 36,782 cm 2 Dipakai tulangan D25-125 (As pakai 3925 mm 2 ) Tulangan Samping : Asd 10% x 3925 392,5 mm 2 Dipakai 2 D16 (As pakai 401,92 mm 2 ) Penulangan Arah Y Dipakai tulangan tarik D25-100 (As pakai 4906,25 cm 2 )

5 Dipakai tulangan samping 4 D16 (As pakai 803,84 mm 2 ) Perhitungan Struktur Bawah Breasting Tiang pancang : ɸ81,28cm t 12 mm Tabel 8 Output SAP 2000 Tiang Tegak Tiang Miring Gaya Besar Kombinasi frame/joint P tarik (kg) P tekan (kg ) 70537.39-74623.3 DL + LL + GEMPA Y 2 2 M (kg m) 13286.63 DL + LL + GEMPA X 2 V (kg) -930.64 DL + LL + GEMPA X 2 P tarik (kg) P tekan (kg ) 81563.83-153637 1 5 M (kg m) -77093.4 10 V (kg) -5980.7 10 Perencanaan Tiang Tegak Perencanaan tiang tekan QL SF x P 3 x 74623.3 223869,9 kg 223,8699 ton Kebutuhan Kedalaman - 6 m dipakai kedalaman Zf - 10 m atau pada elevasi - 22 m LWS Perencanaan tiang tarik QS SF x P 3 x 70537,39 211612.17 kg 211,612 ton Kebutuhan kedalaman 14 m atau pada elevasi -26 m LWS. Perencanaan Tiang Miring Perencanaan tiang tekan Ql SF x P 3 x 153637 460911 kg 460,911 ton Kebutuhan Kedalaman 13 m atau pada elevasi -25 m LWS. Perencanaan Pelat Tabel 9 Hasil Penulangan Pelat Tiang Tegak QL SF x P tekan 3 x 125597 kg 376791 kg 376,791 ton Kebutuhan Kedalaman -9.5 m dari seabed atau sampai kedalaman sampai -21,,5 LWS Tiang Miring Qs SF x P tekan 3 x 147598 kg 442794 kg 442,794 ton Kebutuhan Kedalaman adalah -13 m dari seabed atau sedalam -25 LWS E. Perencanaan Trestle Perencanaan Balok Prestress Data Perencanaan : Balok Post Tension Jumlah Tendon : 4 Nominal diameter :12.7 mm Luas nominal area kawat 100.1 mm 2 Nominal massa : 0.786 kg/mm Minimal breaking load 184 KN Perencanaan tiang tarik QS SF x P 3 x 81564 kg 244691.49 kg 244,691 ton Kebutuhan Kedalaman 15 m atau pada elevasi -27 m LWS. D. Perencanaan Unloading Platform Beban yang bekerja : 1. Beban Akibat MLA 4 buah @11900 kg 2. Beban pangkalan + air hujan : 2,05 t/m 2 Balok Memanjang: 60 x 90 Gambar 14 Posisi Tendon pada Balok Prestress F. Perencanaan Abutment Tumpuan Lapangan Gambar 12 Penulangan Balok Memanjang ULP Balok Melintang : 60 x 90 Gambar 15 Perencanaan Abutment Tumpuan Lapangan Gambar 13 Penulangan Balok melintang ULP Tegangan yang terjadi 2 Vo σmax 3 L ( B 2 1341880,03 e) 34,86 38496,01637 kg/m Tegangan izin tanah Q ult 1,3 C Nc + q Nq + 0,5 B Ƴ N Ƴ 1,3 x 0 x 46 + 1200 x 33,3 + 0,5 x 3 x 800 x 41,1 89280 kg/m 2

6 Q ijin q ult SF 89280t 3 29760 kg/m 2 Check Q ijin > σ max 297,6 ton/m 2 < 384,96 ton/m 2 NOT OK Diperlukan adanya pondasi tiang pancang Dari hasil SAP 2000 di dapatkan P maksimum dari struktur atas jembatan 398905,9 kg 398,9059 ton (Tabel 8.54) Data perencanaan : Rencana kedalaman tiang 10 m Jari-jari tiang pancang 60,69 cm Qu 251,024 ton (Grafiks Daya Dukung Tanah) 251.024 kg SF rencana 3 Q ijin Qu 83674,667 kg 251024 SF 3 Jumlah tiang pancang minimum P n 398905,9 4,7673 6 Q ijin 83674,667 Gambar 16 Konfigurasi Tiang Pancang Pada Abutment 6. RENCANA ANGGARAN BIAYA Perhitungan volume pekerjaan dan rencana biaya setelah dilakukan perhitungan terhadap besarnya volume pekerjaan, didapat anggaran biaya total sebesar Rp.390.589.170.000,00 KESIMPULAN 1. Pekerjaan pengerukan memiliki volume sebesar 379133,5 m 3 dan direncanakan menggunakan Kapal Keruk dengan spesifikasi : Tipe : Suction Dredger Kapasitas Keruk : 500-1800 m 3 /jam Durasi pengerukan : 95 hari kerja 2. Struktur Catwalk direncanakan sebagai struktur rangka baja dengan spesifikasi: Panjang Bentang : 55 m Dimensi Balok memanjang : WF 450x200x8x12 Dimensi Balok melintang1 : WF 250x175x7x11 Lebar catwalk (jalan) : 2 m Lebar catwalk (pipa) : 3 m Kedalaman Tiang pancang : -17,5 LWS 3. Struktur Loading Platform direncanakan beton bertulang precast dengan spesifikasi : Dimensi Platform : 35 x 18 m 2 Dimensi balok melintang : 60 x 90 cm 2 Dimensi balok memanjang : 60 x 90 cm 2 Tebal pelat : 30 cm Poer pancang tunggal : 160 x 160 x 100 cm 3 Poer pancang ganda : 320 x 160 x 100 cm 3 Tiang pancang : 812,8 t 12mm - Kedalaman tiang tegak : -21,5 m LWS - Kedalaman tiang miring :-25 m LWS (Dipakai) 4. Struktur Trestle direncanakan beton bertulang dan prestress Dimensi struktur : 820 x 9 m 2 Dimensi Balok Precast balok melintang : 60 x 80 cm 2 balok memanjang : 60 x 80 cm 2 Dimensi Balok Prestress Jumlah Tendon : 4 Dimensi Balok : 800 mm x 1820 mm Tebal pelat : 35 cm Poer pancang tunggal: 120 x 120 x 100 cm 3 Tiang pancang : 609.6, t 12 mm - Kedalaman tiang : -30,5 m LWS 5. Struktur Mooring Dolphin direncanakan dengan spesifikasi: Dimensi struktur : 7 x 7 m 2 Tebal poer : 100 cm Bollard Type Kidney 80 ton Tiang pancang : 609,6, t 12 mm - Kedalaman tiang tegak : -17,5 m LWS - Kedalaman tiang miring : -19,5 m LWS - Digunakan kedalaman tiang : -19,5 m LWS 6. Struktur Breasting Dolphin direncanakan dengan spesifikasi : Dimensi struktur : 7.5 x 7 m 2 Tebal poer : 120 cm Dimensi fender : SCN 1200 E1.1 Tiang pancang : 812,8, t 16 mm - Kedalaman tiang tegak : -26 m LWS - Kedalaman tiang miring : -27 m lws - Digunakan kedalaman tiang : -27 m LWS 7. Struktur Abutment yang direncanakan Tinggi abutment : 6 m Lebar abutment : 9 m Jumlah Tiang pancang : 6 buah Kedalaman Tiang Pancang : -16 m LWS 8. Rencana anggaran biaya total untuk pembangunan dermaga curah cair PT ini adalah sebesar Rp.390.589.170.000,00 DAFTAR PUSTAKA [1] Japan International Cooperation Agency. 1991. Technical Standard for Port and Harbour Facilities in Japan. [2] Triatmodjo, Bambang. 2008. Perencanaan Pelabuhan. Yogyakarta : Beta Offset [3] Wahyudi, Herman. 1999. Daya Dukung Pondasi Dalam. Surabaya. Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS. [4] Panitia Pembaharuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia. 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia. Bandung. Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan. [6] Thoressen.2002.Port Designer Handbook [7] Direktorat Jenderal Perhubungan Laut 2006.Pedoman Teknis Kegiatan Pengerukan dan Reklamasi [8] Wangsadinata,Wiratman.1979.Perhitungan Lentur Cara n.bandung.yayasan LPMB [9] TY.LIN.2000.Desain Struktur Beton Prategang. Jakarta. Binarupa Aksara