TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pekarangan. Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Mengenal KRPL. Kawasan Rumah Pangan Lestari

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) SI KIB. Soli,loilo Ll* Xak"d hdrmi4&m1{

TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan untuk membeli pangan sesuai kebutuhan rumah tangga.

PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI ACEH

POLA KONSUMSI PANGAN B2SA

KONTRIBUSI PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DALAM MENDUKUNG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT:

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo

oleh : Haryono Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian

TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK OPTIMALISASI PEKARANGAN

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITI UTAMA. IR. M. FERIZAL, M.Sc.

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.17 No.1 Tahun 2017

Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali

POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

sebelumnya berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan dan Dinas Pertanian, dan Peternakan berkunjung ke Desa Marga Kaya.

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

Pola Pemanfaatan Lahan Pekarangan

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*

SELAYANG PANDANG. KILAS BALIK MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (m-krpl) PROVINSI BENGKULU

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI NUSA TENGGARA BARAT KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 1, Nomor 2, April 2015 ISSN:

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Oleh: Misran Khaidir Ahmadi Zarwan Aguswarman AN BALAI BESAR

hasil tanaman seperti yang diharapkan. Syarat tumbuh tanaman dari faktor teknologi budidaya tanaman (T) meliputi: (a) jenis dan varietas tanaman; (b)

PROFIL PERTANIAN TERPADU LAHAN PEKARANGAN DI KOTA PADANG: TINJAUAN BUDIDAYA PERTANIAN ABSTRAK

A. Realisasi Keuangan

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui M-KRPL di Kabupaten Cianjur

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun

Perkembangan Ekonomi Makro

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

LAMPIRAN 1. Tanda tangan,

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

Daftar Harga Produk Sayuran

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

PEKARANGAN : EKOLOGI DAN INTENSIFIKASI

Daftar Harga Produk Utama

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KELURAHAN PAAL V KOTA JAMBI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI PENDAHULUAN

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

Tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

No. Kode: RDHP /022.E LAPORAN AKHIR MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI PROVINSI BENGKULU. Oleh : Umi Pudji Astuti

MANFAAT. PEKARANGAN Sebagai Sumber Pangan dan Gizi. KEMENTERIAN PERTANIAN RI BADAN KETAHANAN PANGAN

PERENCANAAN LANSKAP PERCONTOHAN UNTUK KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI PANGALENGAN JAWA BARAT SARAH AYU ANGGRAENI

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif. 1-2x /mgg. 2 minggu sekali

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

KINERJA OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DI DESA PURWODADI, KECAMATAN SRAGI, KABUPATEN PEKALONGAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sektor pertanian di Indonesia perlu

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

IMPLEMENTASI PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN (KRPL) DI KELURAHAN PALAS KEMATAN RUMBAI KOTA MADYA PEKANBARU

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI PENGEMBANGAN TANAMAN BIOFARMAKA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

DRAF LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN 2013


PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Lampiran 2. Impor Komoditi Pertanian (Dalam Volume Impor) Sub Sektor Jan-Nov 2007 Jan-Nov 2008 % 2008 Thd 2007

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LUAS TAMBAH TANAM SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015 LUAS PANEN SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20 -

Perkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan

Kuliah ke-2. R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam

Setelah mengikuti mata kuliah Hortikultura ini diharapkan mahasiswa memahami konsep Sistem Budidaya Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. dengan Presiden Republik Indonesia pada tahun , yang bertujuan untuk

Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura L-5

HARGA SAYURAN KASYARA PER 1 NOVEMBER 2016

Lampiran 1: Jenis Tumbuhan Obat untuk Kesehatan Reproduksi oleh Masyarakat Samin Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

TUGAS PENGGOLONGAN TANAMAN

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2017 SEBESAR 100,85, NAIK 0,22 PERSEN

3. Berikut ini tumbuhan yang dapat digunakan untuk bahan obat-obatan, kecuali..

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA MELALUI RUMAH HIJAU DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan sumber karbohidrat, salah satu diantaranya adalah umbiumbian.

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BAB V PERTANIAN. Kabupaten Tegal Dalam Angka

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

Menengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

Lampiran Surat Penawaran Harga

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pekarangan Menurut Hartono, dkk. (1985) dalam Rahayu dan Prawiroatmaja (2005), Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu, yang diatasnya terdapat bangunan tempat tinggal dan mempunyai hubungan fungsional baik ekonomi, biofisik maupun sosial budaya dengan penghuninya. Sementara menurut Soemarwoto (1991) dalam Baskhara dan Widaryanto (2013), Pekarangan merupakan lahan yang merupakan area ruang terbuka dimana keberadaannya mengelilingi bangunan rumah dengan pemanfaatan sebagai tambahan pendapatan keluarga maupun berfungsi sebagai ketahanan pangan khususnya di kawasan pedesaan. Pekarangan biasanya ditandai dengan beberapa karakter, yaitu: letaknya di sekitar rumah atau tempat tinggal, mempunyai bentuk beraneka ragam, biasa digunakan sebagai tempat produksi pertanian bagi pemiliknya, memiliki batas-batas yang jelas. Pembatas pekarangan selain pagar juga biasa dengan tanaman pembatas. Pemanfaatan pekarangan tidak saja digunakan untuk produksi tanaman namun juga terdapat ternak hewan dan kolam ikan tergantung besarnya area pekarangan. Salah satu ciri utama dari pekarangan adalah keragaman tanaman atau spesies di dalamnya dengan berbagai macam spesies tanaman dan hewan tergantung dari kebutuhan pemiliknya. Selain itu, menurut Novitas (2011) dalam Ashari dkk. (2012) juga dijelaskan bahwa pekarangan dilihat sebagai tata guna lahan yang merupakan sistem produksi bahan pangan tambahan dalam sekala kecil untuk dan oleh anggota keluarga rumah tangga dan merupakan 8

9 ekosistem tajuk berlapis. Menurut Widagda dkk. (1984) dalam Affandi (2002) struktur pekarangan tiap tahunnya sama, meskipun ada perbedaan perbedaan menurut musim. Stratum terbawah (dibawah satu meter) didominasi oleh sayursayuran dan rempah rempah, lombok, terong, dan lengkuas. Stratum berikutnya (antara satu dan dua meter) juga didominasi oleh tanaman dengan zat perekat lainnya, seperti ganyong, singkong dan gembili. Tanaman yang biasanya banyak terdapat di pekarangan adalah singkong dan ganyong. Kedua jenis tanaman ini berkadar kalori tinggi, dan sangat penting sebagai pengganti beras. Stratum berikutnya (dua sampai lima meter) didominasi oleh pisang, pepaya dan pohon buah-buahan lainnya, seperti nangka, pisitan, jambu, rambutan, dan tanaman lainnya seperti cengkeh. Stratum tertinggi, yaitu di atas 10 meter, didominasioleh pohon-pohon kelapa dan pohon-pohon lainnya, untuk kayu bangunan dan kayu bakar. Struktur vertical seluruhnya menyerupai struktur hutan alam. B. Potensi dan Penataan Pemanfaatan Pekarangan Pekarangan memiliki sejumlah peran dalam kehidupan sosial ekonomi rumah tangga petani. Menurut Sajogyo (1994) dalam Ashari dkk. (2012), Pekarangan sering disebut lumbung hidup, warung hidup atau apotik hidup. Disebut lumbung hidup karena sewaktu-waktu kebutuhan pangan pokok seperti jagung, umbiumbian dan sebagainya tersedia di pekarangan. Bahan-bahan tersebut disimpan di pekarangan dalam keadaan hidup. Disebut warung hidup, karena dalam pekarangan terdapat sayuran yang berguna untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga, dimana sebagian rumah tangga harus membelinya dengan uang tunai.

10 Sementara itu, disebut apotik hidup karena dalam pekarangan ditanami berbagai tanaman obat-obatan yang sangat bermanfaat dalam menyembuhkan penyakit secara tradisional. Danoesastro (1978) dalam Mardikanto dan Sri Utami (1994) menyebutkan bahwa sedikitnya terdapat empat fungsi pokok pekarangan yaitu sebagai sumber bahan makanan, sebagai penghasil tanaman perdagangan, sebagai penghasil tanaman rempah-rempah dan obat-obatan, dan juga sumber berbagai macam kayu-kayuan (kayu bakar, bahan bangunan, maupun bahan kerajinan). Sedangkan menurut Terra (1967) dalam Ashari dkk. (2012) Penataan bentuk dan pola pekarangan berbeda-beda, tergantung banyak faktor. Misalnya faktor luas tanah, ketinggian tempat dari permukaan laut (elevasi), keadaan iklim, jenis tanaman, dan jauh dekatnya dari kota. Selain itu, peranan dan pemanfaatan pekarangan bervariasi dari satu daerah dengan daerah yang lain. Hal tersebut tergantung pada tingkat kebutuhan, social budaya, pendidikan masyarakat maupun faktor fisik dan ekologi setempat (Rahayu dan Prawiroatmodjo, 2005). Lahan pekarangan dapat dijadikan aset berharga bagi pengembangan usaha tani skala rumah tangga. Oleh karena itu pemanfaatan lahan pekarangan dapat dijadikan basis usaha pertanian dalam rangka memberdayakan sumberdaya keluarga dalam pemenuhan pangan keluarga. Untuk menoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan dalam memenuhi kebutuhan pangan secara optimal harus memperhatikan karakteristik dan kekhasan yang melekat pada pekarngan. Malik dan Saenorig (1999) dalam Yusuf (2011) menyatakan bahwa usaha tani pekarangan mempunyai kekhasan

11 diantaranya: (1) Adanya saling keterikatan diantara subsitem tanaman pangan, hotikultura semusim, subsitem tanaman tahunan, subsitem peternakan dan subsistem perikanan; (2) Mencapai produksi dan produktivitas melalui optimalilsasi pemanfaatan lahan tanpa mengabaikan aspek-aspek pekarangan lainnya yaitu social kuktural, nutrisi dan kesehatan, ekonomi, ekologi dan keindahan; dan (3) melibatkan seluruh anggota keluarga sehingga biasanya faktor produksi tenaga kerja sering tidak diperhitungkan. Pengawasan dan pengelolaan umumnya dilakukan oleh kaum ibu yang secara inti lebih banyak waktunya berada di wilayah pekarangan. Berikut ini contoh dari penataan pemanfaatan lahan pekarangan menurut kementrian pertanian dalam konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (Tabel 1). Tabel 1. Basis Komoditas dan Contoh Model Budidaya Rumah Pangan Lestari Menurut Kelompok pekarangan Pedesaan. No Kelompok Lahan 1 Pekarangan sempit (tanpa halaman) 2 Pekarangan sempit (120 m 2 ) Model Budidaya Vertikultur (model gantung, tempel, tegak, rak) Pot/polibag Benihbibit Vertikultur (model gantung, tempel, tegak, rak) Pot/polibag/tanam Benih/bibit Pelestarian tanaman pangan Kolam terpal Basis Komoditas Sayuran : sawi, kucai, pak coi, kangkung, bayam, kemangi, caisin, seledari, selada bokor, bawang daun Toga: kencur, antanan, gempur batu, daun jinten, sambiloto, jahe merah, binanging, sirih Sayuran : cabai, terong, tomat, mentimun Toga : jahe, kencur, kunyit, temulawak, kumis kucing, sirih hijau/merah, pegagan, lidah buaya, sambiloto Sayuran : sawi, kucai, pak coi, kangkung, bayam, kemangi, caisin, seledari, selada bokor Toga : kencur, antanan, gempur batu, daun jinten, sambiloto, jahe merah, binanging, sirih Sayuran :cabai, kenikir, terung, tomat, kecipir, kacang panjang, buncis tegak, buncis rambat, katuk, kelor, labu kuning Toga : jahe, kencur, kunyit, temu lawak, kumis kucing, sirih hijau/merah, pegagan, lidah buaya, sambiloto Buah: pepaya, jeruk nipis jambu Tanaman pangan: talas, ubi jalar, ubi kayu, ubi kelapa, garut, ganyong, jagung atau tanaman pangan lokal lainnya Ternak ayam buras Pemeliharaan ikan

12 No Kelompok Lahan 3 Pekarangan sedang (120-400 m 2 ) 4 Pekarangan luas (400 m 2 ) 5 Intensifikasi pagar jalan 6 Intensifikasi halaman kantor desa, sekolah dan fasilitas umum Model Budidaya Pot/polibag/tanam Kolam Bedengan,surjan, Bedengan, pot/polibag Bedengan,pot/polibag Kolam Bedengan, surjan, Benih/bibit Pot, bedengan, tanam Sumber: Pedum KRPL, Badan Litbang Pertanian (2011) Basis Komoditas Sayuran : cabai, sawi, kenikir, terung, tomat, bayam, kangkung, kacang panjang, kecipir, kauk, kelor, labu kuning Toga: jahe, kencur, lengkuas, kunyit, temu lawak, sirih Ternak kambing, domba dan atau ayam buras Pemeliharaan ikan : lele/nila/gurame Intensifikasi pekarangan : sayuran/buah/umbi/kacang-kacangan Intensifikasi pagar : kaliandra, dadap, gliriside, rumput, garut, talas, pisang, nenas, melinjo, katuk, kelor, labu kuning, ganyong, garut Sayuran : cabai, kenikir, terung, tomat, bayam, kangkung, kacang panjang, kecipir, buncis tegak, buncis rambat, katuk, kelor, labu kuning Toga: jahe, kencur, lengkuas, kunyit, temu lawak, sirih, lidah buaya Ternak kambing, domba dan atau ayam buras Pemeliharaan ikan : lele/nila.gurame Intensifikasi pekarangan : sayuran/buah/umbi/kacang-kacangan Sayuran, tanaman pangan Intensifikasi pagar : kaliandra, dadap, gliriside, rumput, garut, talas pisang, nenas, melinjo, ganyong, garut, katuk, kelor, labu kuning Tanaman buah, tanaman hijauan makan ternak Tanaman sayuran, tanaman buah, tanaman pagar