Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui M-KRPL di Kabupaten Cianjur
|
|
- Sukarno Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui M-KRPL di Kabupaten Cianjur Arti Djatiharti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Abstrak Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M -KRPL) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dilaksanakan sejak tahun 2011 sampai tahun Kegiatan ini merupakan salah satu program Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian. Makalah ini bertujuan untuk melihat optimalisasi pemanfaatan pekarangan kegiatan M-KRPL di Kabupaten Cianjur dilihat dari koordinasi, partisipasi kelompok, pendampingan, pelaksanaannya di lapangan, serta permasalahan setelah selesai pembinaan. Kajian ini dilakukan di KWT Mawar, Desa Sukamulya, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur pada tahun Data diambil berdasarkan data primer dan hasil pengamatan (obse rvasi), laporan akhir tahun, dan dan data sekunder dari instansi terkait (Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Cianjur dll). Data diolah, dan dianalisis dalam bentuk tabel kemudian disampaikan secara deskriptif. Hasil kajian menunjukkan bahwa, masyarakat khususnya KWT Mawar dilokasi KRPL Kabupaten Cianjur berpartisipasi aktif sejak awal pelaksanaan kegiatan sampai kegiatan berjalan mulai dari koordinasi dengan dinas/instansi terkait, sosialisasi, pelatihan, dan pembinaan kepada anggota KWT hingga pemeliharaan KBD. Kesimpulannya adalah bahwa, dalam pelaksanaan kegiatan KRPL terlihat bahwa, lahan pekarangan baik yang sempit maupun yang sedang pemanfaatannya belum optimal, oleh karena itu diharapkan adanya pembinaan agar dapat berfungsi sebagai habitat rumah tangga, sosial budaya, kehidupan, dan sebagai pendukung usaha dengan melakukan kegiatan a.l. : meningkatkan kegiatan fisik yang melibatkan anggota dan pengurus KWT Mawar; meningkatkan penanaman tanaman di polybag dan penanaman menggunakan sistem vertikultur untuk mengatasi lahan yang terbatas/sempit; dibuat jadwal pembinaan dan pemantauan yang tetap pada anggota KWT; meningkatkan sosialisasi P2KP disertai praktek langsung, serta diskusi dan musyawarah, dan meningkatkan kehadiran anggota dalam pertemuan rutin bulanan (penguatan kelembag aan); serta penambahan aneka macam bibit, penataan ulang dan pembenahan kembali media tanam. Kata kunci : KWT, M-KRPL, optimalisasi, pekarangan. Pendahuluan Indonesia memiliki sumber daya hayati yang sangat kaya namun tingkat konsumsi sebagian penduduk Indonesia masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi keluarga dapat dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui pemanfaatan lahan pekarangan yang dikelola oleh rumah tangga. Kementerian Pertanian menyusun suatu konsep yang disebut dengan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (Model KRPL) yang merupakan kumpulan dari Rumah Pangan Lestari (RPL) yaitu rumah tangga dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dan dirancang untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal, pelestarian tanaman pangan untuk masa depan, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Rabbani,.2015). Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M -KRPL) merupakan salah satu program pemerintah yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan dan upaya diversifikasi pangan di Indonesia (Hermawan, 2012). Pedoman Umum Model KRPL oleh Kementerian Pertanian adalah: (1) Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara 1742 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian
2 lestari; (2) Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun perdesaan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (T oga), pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos; (3) Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan pemanfatan pekarangan dan melakukan pelestarian tanaman pangan lokal untuk masa depan; dan (4) Mengembangkan kegiatan e konomi produktif keluarga sehingga mampu meningkat kesejahteraan keluarga dan menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri. (Kementerian Pertanian.2011). Awal pengembangan model KRPL telah dilakukan sejak Nopember 2010 di Kabupaten Pacitan. Prinsipnya adalah pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan melalui partisipasi masyarakat. Rumah tangga merupakan landasan bagi ketahanan pangan masyarakat, yang selanjutnya menjadi pilar bagi ketahanan pangan daerah dan nasional. Berdasarkan pemahaman tersebut maka salah satu prioritas utama pembangunan ketahanan pangan adalah memberdayakan masyarakat agar mereka mampu menanggulangi masalah pangannya secara mandiri serta mewujudkan ketahanan pangan rumah tangganya secara berkelanjutan. Bagi kelompok masyarakat tertentu yang rentan terhadap masalah kerawanan pangan seperti golongan miskin, ibu hamil dan anak balita, pemerintah wajib mengupayakan jaminan akses pangan bagi mereka, agar terpenuhi haknya untuk memperoleh pangan yang cukup (Dewan Ketahanan pangan, 2006). Kegiatan M-KRPL selain dapat mengatasi kerawanan pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga, juga dapat menekan pengeluaran belanja rumah tangga keluarga. Adapun sasaran KRPL adalah berkembangnya kemampuan keluarga dan masyarakat secara ekonomi dan sosial yang bermartabat dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara lestari menuju keluarga dan masyarakat yang mandiri dan sejahtera. Hal ini akan dapat terwujud dengan tahapan kegiatan sebagai berikut : (1) penataan pekarangan, (2) pemilihan komoditas, (3) pengelompokkan lahan pekarangan, dan (4) pengembangan kawasan rumah pangan lestari. Kajian ini ditujukan untuk melihat optimalisasi pemanfaatan pekarangan dengan cara mengidentifikasi sejauh mana pelaksanaan M-KRPL di Kabupaten Cianjur dilihat dari koordinasi, partisipasi masyarakat dan KWT, pelaksanaannya di lapangan, serta permasalahan dan keberlanjutannya setelah kegiatan selesai. Kelompok Wanita Tani atau KWT adalah kumpulan istri petani yang membantu kegiatan usaha pertanian, perikanan, dan kehutanan dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya (Alihamsyah et al dalam Purnamasari.2014). Kelompok Wanita Tani atau KWT merupakan kelompok swadaya yang tumbuh dari, oleh, dan untuk masyarakat. Dengan demikian KWT merupakan kelompok yang tumbuh atas inisiatif dan kemauan serta kesadaran masyarakat sendiri guna ikut berpartisipasi aktif meningkatkan, mengembangkan, dan memberdayakan sumberdaya alam (SDA) dan sumberdaya manusia (SDM) yang dimiliki. Hasil kajian diharapkan dapat menjadi bahan rekomendasi dan masukan bagi para pengambil kebijakan agar dapat diperbaiki pelaksanaannya di tahun yang akan datang. Dari tulisan ini diharapkan dapat menguraikan dasar pemikiran, perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan pekarangan melalui kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) berbasis sumberdaya lokal dan pelestarian sumberdaya genetik melalui pengembangan Kebun Bibit Desa (KBD). Kebun Bibit Desa atau KBD adalah suatu kebun tempat produksi dan distribusi benih atau bibit milik warga/komunitas pelaku Rumah Pangan Lestari (RPL), yang pengelolaannya oleh kelembagaan yang dibentuk oleh warga pelaku RPL bersangkutan. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 1743
3 Dampak yang diharapkan dari pemanfaatan pekarangan antara lain: (1). Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat melalui pemanfaatan pekarangan secara lestari;( 2). Meningkatnya kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan di perdesaan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), ternak dan ikan, serta pengolahan hasil dan limbah rumah tangga menjadi kompos; (3). Terjaganya kelestarian dan keberagaman sumber pangan lokal; (4). Berkembangnya usaha ekonomi produktif keluarga untuk menopang kesejahteraan keluarga dan menciptakan lingkungan lestari dan sehat. Hal ini akan dapat terwujud dengan tahapan kegiatan sebagai berikut : (1) penataan pe karangan, (2) pemilihan komoditas, (3) pengelompokkan lahan pekarangan, dan (4) pengembangan kawasan rumah pangan lestari (Kementerian Pertanian. 2011). Metodologi Kajian dilakukan dari bulan Mei sampai bulan Oktober tahun 2014 di Desa Sukamulya, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur. Pengambilan data primer dilakukan menggunakan metode FGD serta observasi atau pengamatan, sedang data sekunder diperoleh dari instansi terkait a.l : Kantor Badan Ketahanan Kabupaten Cianjur, Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, serta referensi lainnya. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis kemudian ditulis secara deskriptif. Hasil dan Pembahasan Dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi keluarga, dan pelestarian tanaman lokal yang diduga hampir punah sebagai plasma nutfah, maka Badan Litbang Pertanian mendapat mandat untuk mengembangkan M-KRPL diseluruh propinsi. Pada tahun 2011, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat sudah menerapkan M-KRPL di tiga Kabupaten, untuk tahun 2012 di dua puluh kabupaten/kota, sedangkan pada tahun 2013 diharapkan diimplementasikan di seluruh kabupaten dan kota (26 kabupaten/kota) di Jawa Barat (BKP. 2011). Pada tahun 2012, BPTP telah melakukan pendampingan kegiatan M-KRPL di dua lokasi di Kabupaten Cianjur. Kegiatan tersebut terus berkembang dengan adanya dukungan Pemda Kab. Cianjur. BPTP Jawa Barat terus memperluas pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Kabupaten Cianjur, terdiri dari 4 lokasi antara lain : Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang (2011), Desa Sindangasih Kecamatan Karangtengah (2012), Desa Sukamulya Kecamatan Warungkondang, dan Desa Sukasirna Kecamatan Sukaluyu (2013). Selanjutnya pada tahun 2014 kegiatan KRPL dilanjutkan di Desa Sukamulya, Kecamatan Warungkondang (Laporan KRPL Kab.Cianjur.2014). Oleh karena Tahun pelaksanaannya berbeda maka perkembangan yang dicapai di lapanganpun berbeda, untuk KRPL di Kecamatan Cugenang dan Karangtengah lebih berkembang daripada KRPL di Kecamatan Warungkondang dan Sukaluyu, namun demikian kegiatan lapangan dari ke 4 unit KRPL di atas masih berjalan dengan cukup baik. Tahun 2014 sumber dana kegiatan KRPL terbatas, untuk itu fokus pendampingan serta pembinaan dilakukan di Desa Sukamulya Kecamatan Warungkondang. Tahun 2014 merupakan tahun ke empat pelaksanaan program dan kegiatan ketahanan pangan yang menjadi program strategis kementerian pertanian Tahapan kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari di lapangan meliputi: a. Koordinasi: (1). Pertemuan dengan dinas terkait untuk mencari kesepakatan dalam penentuan calon kelompok sasaran dari lokasi P2KP untuk kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari; (2) Pengumpulan informasi awal tentang potensi sumberdaya, lokasi dan kelompok sasaran pendampingan Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian
4 b. Sosialisasi: Penyampaian maksud dan tujuan kegiatan dan membuat kesepakatan awal untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan. Kegiatan sosialisasi dilakukan pada kelompok sasaran dan pemuka masyarakat serta petugas pelaksana dari instansi terkait. c. Penguatan Kelembagaan Kelompok: Dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kelompok; (1) Mengambil keputusan bersama melalui musyawarah, (2) Mentaati keputusan bersama yang telah ditetapkan bersama, (3) Memperoleh dan memanfaatkan informasi, (4) Bekerjasama dalam kelompok (sifat kegotong -royongan), (5) Bekerjasama dengan aparat maupun dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya. d. Perencanaan Kegiatan: Melakukan perencanaan/rancang bangun pemanfaatan lahan pekarangan dengan menanam berbagai tanaman pangan, sayuran dan obat keluarga (Toga), ikan dan ternak, diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal, pelestarian tanaman pangan untuk masa depan, kebun bibit desa, serta pengelolaan limbah rumah tangga. Selain itu dilakukan juga penyusunan rencana kerja unuk satu tahun. Kegiatan ini dilakukan bersama - sama dengan kelompok dan dinas Instansi terkait. e. Pelatihan: Pelatihan dilakukan sebelum pelaksanaan di lapang. Jenis pelatihan yang dilakukan diantaranya : (1) teknik budidaya tanaman pangan, buah dan sayuran, toga; (2) teknik budidaya ikan dan ternak; (3) perbenihan dan pembibitan tanaman, (4) pengolahan hasil dan pemasaran; (5) teknologi pengelolaan limbah rumah tangga; dan (6) penguatan kelembagaan. f. Pelaksanaan: Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kelompok dengan pengawalan teknologi oleh peneliti dan pendampingan antara lain oleh penyuluh dan Petani Andalan. Secara bertahap, pelaksanaan kegiatan ini diarahkan untuk menuju pada mencapaian kemandirian pangan rumah tangga, diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal dan pelestarian tanaman pangan lokal untuk masa depan, dan peningkatan kesejahteraan. g. Pembiayaan: Bersumber dari kelompok, masyarakat, partisipasi pemerintah daerah dan pusat, dan dana lain yang tidak mengikat. Pelaksanaan M-KRPL di KWT Mawar, Desa Sukamulya, Kec. Warungkondang Karakteristik anggota KWT Mawar. Karakteristik sumberdaya manusia yang terlibat dalam kegiatan M-KRPL di Kabupaten Cianjur melalui kegiatan pemberdayaan kelompok wanita bertujuan untuk mengembangkan pemahaman pemanfaatan lahan pekarangan dalam pemenuhan gizi keluarga, selain itu juga dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga dan menambah pendapatan rumah tangga. Sasaran kegiatan ini adalah kelompok wanita tani (KWT) Mawar. Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Mawar mempunyai 30 anggota yang termasuk ke dalam Gapoktan Mulyatani yang berdomisili di Desa Sukamulya mencakup wilayah 3 RT dalam 1 RW dengan agroekosistem termasuk pada lahan dataran rendah. Komoditas utama yang bernilai ekonomi adalah padi diikuti oleh jagung manis. Tabel 1. menunjukkan bahwa, anggota KWT Mawar rata-rata berumur 45 tahun, sebagian besar berumur diatas 41 tahun (67%), dan sisanya berumur dibawah 41 tahun (33%). Umur termuda anggota kelompok adalah 26 tahun dan tertua berumur 61 tahun. Dilihat dari golongan umur dan umur rata-rata terlihat bahwa, anggota kelompok Mawar termasuk pada kategori umur produktif, artinya masih dapat bekerja serta dapat mengikuti keterampilan serta ilmu pengetahuan. Adapun dilihat dari tingkat pendidikan, sebagian besar anggota KWT berpendidikan Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 1745
5 SD sebesar 80%, SMP (13,33%), dan SMA (6,67%). Dengan demikian pendidikan anggota KWT Mawar sebagian besar adalah SD (6 tahun). Tabel 1. Umur, dan pendidikan anggota KWT Mawar, Desa Sukamulya No Umur Jumlah (orang) Pendidikan Jumlah SD SMP SMA >61 1 Jumlah Sumber: data primer Pekerjaan utama anggota KWT Mawar seluruhnya (30 orang) adalah ibu rumah tangga (100%), sedangkan pekerjaan sampingannya antara lain : membantu suami di sawah sebagai petani/peternak, sebagai pedagang dengan berjualan makanan/minuman, serta mengelola warung/toko (30%). Kepemilikan lahan pekarangan di perdesaan dikelompokkan menjadi empat (4), yaitu : (1) pekarangan sangat sempit (tanpa halaman), (2). Pekarangan sempit (< 120 m2), (3). Pekarangan sedang ( m2), dan (4). Pekarangan luas (>400m2) (Kementerian Pertanian,.2011). Hasil pengamatan menggambarkan bahwa, Pekarangan sempit (<120 m2) paling banyak dimiliki oleh anggota kelompok sebesar 86,67%, dan sisanya memiliki pekarangan sedang ( m2) sebesar 13,33%. Koordinasi dan Partisipasi M-KRPL di KWT Mawar Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari di Kabupaten Cianjur dilaksanakan dengan cakupan kegiatan sebagai berikut : (1). Peningkatan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan; (2). Pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secara lestari; (3). Diversifikasi pangan perdesaan berbasis sumberdaya lokal; (4). Pengembangan Kebun Bibit Desa (KBD); dan (5). Konservasi tanaman lokal. Sebelum Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dimulai, tim BPTP Jawa Barat telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait yaitu Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kab. Cianjur, dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur. Kemudian dilakukan pendekatan partisipatif antara Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat dengan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Cianjur, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan ( BP4K) Kab. Cianjur, UPT BP3K Kecamatan Warungkondang, Aparat tingkat Kecamatan, Aparat desa/kelurahan, Kelompok Wanita Tani, dan Kelompok tani. BPTP Jawa Barat berpartisipasi dalam pendampingan teknologi, pemberdayaan sumber daya manusia, kelembagaan, dan bantuan sebagian sarana produksi; BP4K berpartisipasi dalam penyediaan petugas lapang yang berperan sebagai pembina di lokasi kegiatan, sedangkan Kelompok Wanita Tani berpartisipasi dalam koordinator lapangan. Pertemuan koordinasi dalam rangka sinergisitas program dan pendampingan kegiatan KRPL/P2KP Kabupaten Cianjur dengan Kepala Bidang III bersama Kepala Seksi dan Staf Ketahanan Pangan. Untuk menentukan CPCL dan menginformasikan kegiatan M-KRPL tahun anggaran 2014, BPTP Jawa Barat berkoordinasi dengan instansi terkait antara lain : BPMD (Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa), Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura 1746 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian
6 Kabupaten Cianjur, serta BP4K Kabupaten Cianjur. Hasil koordinasi tersebut, maka ditentukan CPCL yaitu KWT Mawar yang berlokasi di Desa Sukamulya, Kecamatan Warungkondang. Hal ini sangat dinantikan dan dibutuhkan oleh KWT Mawar, karena berkaitan dengan lomba desa dimana Desa Sukamulya merupakan salah satu desa perwakilan kecamatan yang akan dilombakan dihadiri oleh Camat Kec. Warungkondang. Kegiatan Sosialisasi KRPL di KWT Mawar, Kec. Warungkondang Sosialisasi dilaksanakan di rumah Kepala Desa Sukamulya yang dihadiri oleh 37 orang antara lain : Pengurus dan anggota KWT Mawar, Camat serta aparatnya, Tokoh masyarakat, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Desa Sukamulya, BP4K Kabupaten Cianjur, Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Cianjur, serta BPTP Jawa Barat sebagai narasumber. Pertemuan dibuka oleh perwakilan dari Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Cianjur yang dilanjutkan oleh BP3K. Penjelasan teknis mengenai KRPL disampaikan oleh narasumber dari BPTP. KRPL merupakan konsep rumah pangan yang dibangun dalam suatu kawasan (dusun, desa, kecamatan dst) dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan melalui partisipasi masyarakat. Hasil sosialisasi yang dilaksanakan pada awal kegiatan KRPL memperlihatkan bahwa, pemahaman anggota KWT Mawar tentang KRPL antara lain : 1). Tingkat pengetahuan anggota KWT Mawar tentang KRPL masih kurang; 2). Belum seluruh anggota mengetahui fungsi dari KBD, polybag, vertikultur, dan kelembagaan. Penguatan Kelembagaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Mawar Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat melalui M-KRPL sangat penting artinya dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat lokal melalui berbagai kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan pangan, melalui peningkatan keterampilan yang diberikan secara terpadu dan berkesinambungan dengan tujuan memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan masyarakat untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Keberlanjutan M-KRPL di Kabupaten Cianjur membutuhkan pengembangan kelembagaan yang terlibat dengan meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia pengelola KWT, KBD maupun KBI (Kebun Bibit Induk), berkomitmen menegakkan norma dan aturan kesepakatan organisasi (AD/ART) sebagai alat untuk mencapai tujuan dan memperkuat organisasi dengan status formal sehingga memiliki kekuatan dan bargaining dalam melakukan interaksi dengan kelembagaan pendukung lainnya (Permodalan, Pengolahan, dan Pemasaran). Peran dan fungsi Kebun Bibit Desa (KBD) sejak awal adalah memproduksi bibit sayuran dengan menggunakan teknologi anjuran untuk memenuhi kebutuhan masing-masing KRPL baik di perdesaan maupun di perkotaan. Kapasitas peran tersebut menunjukkan kecenderungan meningkat beberapa bulan terkahir sebagai penjual bibit. Proses produksi yang berlangsung di KBD dari sisi institusi ekonomi memiliki peran untuk mengadakan kebutuhan-kebutuhan ekonomis peserta M- KRPL secara khusus dan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, proses produksi tidak hanya dilihat dari segi ekonomis tetapi perlu juga tinjauan sosiologis yang mempunyai peran subsistem dalam sebuah struktur masyarakat. Dinamika interaksi yang berlangsung pada kebun bibit desa menjadi indikator penting untuk keberlanjutan M-KRPL, sehingga butuh upaya pemberdayaan melalui proses produksi yang memiliki peran yang cukup vital dalam rangka mempertahankan eksistensi (keberadaan) dan keberlanjutan M-KRPL (Satna et al. 2014) Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 1747
7 Perencanaan Partisipatif Kebutuhan Tanaman pada KWT Mawar Perencanaan partisipatif (perumusan kebutuhan teknologi) dalam pelaksanaan kegiatan M-KRPL khususnya di Kelompok Wanita Tani (KWT) Mawar, Desa Sukamulya antara lain : pertemuan yang diikuti oleh pengurus dan anggota KWT Mawar, serta Petugas Lapang. Pertemuan diawali dengan inventarisasi kegiatan di lapangan seperti kebutuhan tanaman yang belum terpenuhi untuk Kebun Bibit Desa (KBD) di KWT Mawar. Tabel 2. dibawah ini memperlihatkan komoditas yang akan dikembangkan yang disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan anggota KWT Mawar, serta dipertimbangkan komoditas yang mempunyai nilai jual. Tanaman TOGA seperti kunci, kumis kucing, jawer kotok, kunci, temu lawak, sambiloto, dan daun sirih, serta ubi kayu sudah ada di lokasi KWT Mawar. Tabel 2. Kebutuhan tanaman untuk KBD di KWT Mawar No Sayuran terdiri dari : Toga terdiri dari : Tan.Pangan : 1. Tomat Jahe Jagung manis 2. Cabe Merah Kunyit Ubi Jalar 3. Cabe Rawit Kencur Garut 4. Bawang daun Salam Ubi kayu 5. Seledri Kunci Singkong 6. Kacang panjang Temu lawak Ganyong 7. Kangkung Kumis kucing 8. Sawi hijau Jawer kotok 9. Selada bokor merah/hijau Sambiloto 10. Mentimun Daun Sirih 11. Oyong/gambas 12. Pare Pelatihan/Pendampingan yang diperlukan KWT Mawar Tujuan dari kegiatan pelatihan itu sendiri agar anggota kelompok wanita tani dapat memahami teknis berbudi daya sayuran yang baik, sehingga dapat menerapkannya di lahan pekarangan masing-masing. Seluruh anggota KWT sangat berpartisipasi aktif dan merespon baik kegiatan ini. Pelaksanaan pelatihan dihadiri oleh 30 orang wanita tani dan 1 orang Penyuluh Pendamping yang bertugas di Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Cianjur. Pembuatan pupuk organik dipilih menjadi materi dalam pelatihan yang dilakukan mengingat kebutuhan yang paling besar dalam pengembangan M-KRPL adalah pupuk organik, sehingga dipandang perlu diseminasi informasi tentang pembuatan pupuk organik. Dalam kegiatan ini juga diinformasikan cara pembuatan pupuk organik yang dibuat dalam bentuk leaflet yaitu Leaflet budidaya tanaman sayuran, dan pembuatan pupuk kompos. Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat melalui M-KRPL sangat penting artinya dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat lokal melalui berbagai kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan pangan, melalui peningkatan keterampilan yang diberikan secara terpadu dan berkesinambungan dengan tujuan memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan masyarakat untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Hal-hal yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kelompok : (1) mampu mengambil keputusan bersama melalui musyawarah; (2) mampu menaati keputusan yang telah ditetapkan be rsama; (3) mampu memperoleh dan memanfaatkan informasi; (4) mampu untuk bekerjasama dalam kelompok (sifat kegotong -royongan); dan (5) mampu untuk bekerjasama dengan aparat maupun dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya (Mayanasari et al,. 2014) Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian
8 Kelompok sasaran pendampingan adalah kelompok wanita tani yang telah memiliki kelembagaan yang aktif dengan pendekatan pemilihan berdasarkan dasa wisma. Tujuan pendampingan kelompok wanita ini dimaksudkan untuk : (1) meningkatkan pola pikir, keterampilan dan perubahan pola sikap kelompok wanita dalam mengkonsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman; (2) Meningkatkan keterampilan kelompok wanita dalam menyusun, mengolah dan menyajikan menu makanan beragam, bergizi seimbang dan aman dengan memanfaatkan bahan pangan hasil pekarangan sendiri dan mengurangi sajian nasi dalam menu makanan sehari-hari, dan (3) Meningkatkan citra positif pangan sumber karbohidrat non beras dan non terigu (Satna et al,. 2014). Pelaksanaan Kegiatan KWT Mawar setelah Pendampingan dari BPTP Jawa Barat Pelaksanaan kegiatan berdasarkan pada Kebutuhan teknologi di KWT Mawar secara partisipatif, yang dijadikan bahan materi pendampingan adalah sebagai berikut : 1) Pengendalian OPT tanaman sayuran, khususnya untuk komoditas tomat, cabe merah, pare, caisin, dan bayam; 2). Pembuatan kompos dan manfaatnya; 3). Pemeliharaan tanaman sayuran seperti : komposisi media tanam, penyiraman, pengendalian HPT, dan pemupukan; 4). Pemberdayaan/penguatan kelembagaan. Dengan demikian untuk keberlanjutan kegiatan KRPL ini, maka KWT Mawar sampai saat ini terus melanjutkan pembinaan kepada anggota antara lain dengan : meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta meningkatkan penguatan kelembagaan (gotong royong, disiplin, dan dukungan dari aparat desa/lembaga) yang terkait dengan M-KRPL. Pembiayaan Hal penting lainnya, yaitu dana untuk pengadaan benih tanaman sayuran dan pangan setelah selesai program M-KRPL dari BPTP Jawa Barat didapat secara swadaya, yaitu dari kas KWT Mawar, serta dana yang didapat dari masing-masing anggota kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, setelah dilaksanakan sosialisasi, penguatan kelembagaan, pendampingan, serta pembinaan kepada anggota KWT Mawar dilokasi KRPL Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, maka terlihat adanya partisipasi aktif sejak mulai pelaksanaan kegiatan sampai kegiatan berjalan, hal ini disebabkan oleh komitmen masyarakat atau KWT Mawar dalam pemeliharaan tanaman dan pembinaan kelompok atau organisasi dimana pada akhirnya masing-masing anggota sudah dapat mempraktekkan cara membuat benih dengan menggunakan polybag, dan sistem tanam vertikultur di lahan pekarangannya masing-masing dan di KBD. Dengan demikian pelaksanaan berbagai kegiatan di lokasi M-KRPL Kabupaten Cianjur telah berjalan dengan baik mulai dari koordinasi dengan dinas/instansi terkait, sosialisasi, pelatihan, dan pembinaan kepada anggota KWT hingga pemeliharaan KBD. Untuk itu perlu terus ditingkatkan penguatan kelembagaan, koordinasi, serta sosialisasi KWT Mawar dengan masyarakat dalam melanjutkan kegiatan KRPL yang mandiri. Pelaksanaan KRPL di Kabupaten Cianjur dapat berkembang apabila pembinaan kepada kelompok atau KWT serta masyarakat di lingkungan sekitarnya dilakukan secara intensif dan terus menerus/berkelanjutan disertai dengan dukungan dari pemerintah daerah dan instansi yang terkait, juga diberikan pengertian kepada anggota KWT agar mengurus pekarangan sebagai bagian dari komitmen keluarga, anggota Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 1749
9 diwajibkan menanam di pekarangannya, serta meningkatkan sosialisasi, namun dipihak lain terlihat bahwa, lahan pekarangan baik yang sempit maupun yang sedang pemanfaatannya belum optimal, oleh karena itu diharapkan adanya pembinaan agar dapat berfungsi sebagai habitat rumah tangga, sosial budaya, kehidupan rumah tangga, dan sebagai pendukung usaha. Sampai saat ini belum ada program yang berpartisipasi dalam pemanfaatan pekarangan selain kegiatan PKK melalui kebun TOGA nya (Tanaman Obat Keluarga), sedangkan pekarangan dapat pula dimanfaatkan untuk beraneka tanaman sayur, serta buah-buahan dengan menggunakan sistem tanam cara vertikultur, dan polybag. Kesimpulan dan Saran 1. Meningkatkan kegiatan fisik yang melibatkan anggota dan pengurus KWT Mawar seperti : pembuatan bibit sayuran, praktek pengolahan, serta pengendalian hama dan penyakit. 2. Meningkatkan penanaman tanaman di polybag dan penanaman menggunakan sistem vertikultur untuk mengatasi lahan yang terbatas/sempit. 3. Dibuat jadwal pembinaan dan pemantauan yang tetap pada anggota KWT. 4. Meningkatkan sosialisasi P2KP disertai praktek langsung, serta diskusi dan musyawarah, dan meningkatkan kehadiran anggota dalam pertemuan rutin bulanan (penguatan kelembagaan). 5. Perlu penambahan aneka macam bibit, penataan ulang dan pembenahan kembali media tanam. Daftar Pustaka Andi Satna dan Ferida Arief Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Melalui Kegiatan KRPL di Kabupaten Luwu Utara. Buletin No. 9 tahun BPTP Sulawesi selatan. BKP Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Cianjur. Laporan Kegiatan KRPL Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Cianjur. Laporan Kegiatan Tahunan. Dewi Mayanasari dan Rosmiati. Peran Kelompok Wanita Tani Dalam Pemanfaatan Pekarangan di Kota Palopo. Buletin no.9. tahun BPTP Sulawesi Selatan. Hermawan, A RDHP Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Jawa Tengah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah. 30 halaman. Kementerian Pertanian, Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Model kawasan Rumah Pangan Lestari. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian PEDUM Model Kawasan Rumah Pangan Lestari. Lahan Pekarangan Perdesaan. Kementerian Pertanian Laporan Akhir KRPL Kab.Cianjur Laporan Akhir KRPL Kabupaten Cianjur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Laporan Akhir KRPL Kab.Cianjur Laporan Akhir KRPL Kabupaten Cianjur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Purnamasari,Lucya Skripsi. Pemberdayaan Perempuan melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) bagi Aktualisasi Perempuan di Desa Kemanukan, Bagelen, Purworejo, Jawa Tengah. Universitas Negeri Yogyakarta. Zaky Rabbani, Optimalisasi Pemanfaatan pekarangan Melalui KRPL ( Kawasan Rumah Pangan Lestari) Kawasan Perkotaan Dan 1750 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian
WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI
SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang
Lebih terperinciMODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR
MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR Ir. PETER TANDISAU, MS., dkk. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan (food security) menjadi focus perhatian pemerintah saat
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita
PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu 38119 PENDAHULUAN Hingga saat ini, upaya mewujudkan ketahanan
Lebih terperinciPerkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan
Prinsip Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yaitu dibangun dari kumpulan rumah tangga agar mampu mewujudkan kemandirian pangan melalui pemanfaatan pekarangan dengan berbagai jenis tanaman pangan, sayuran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup sepanjang waktu merupakan keniscayaan yang tidak terbantahkan. Hal ini menjadi prioritas pembangunan pertanian nasional dari
Lebih terperinciMEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH
MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) merupakan program yang dicanangkan pemerintah dengan tujuan pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah
Lebih terperinciPenganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap
Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap bermacam-macam bahan pangan. TUJUAN PEMANFAATAN PEKARANGAN 10.3
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU
PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)
Lebih terperinciM-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN
M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN Menghias rumah tinggal dengan tanaman hias? Itu sudah biasa. Lain halnya yang dilakukan para ibu anggota Kelompok Wanita Tani
Lebih terperinciKAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL): Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan 1 Oleh: Handewi Purwati Saliem 2
KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL): Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan 1 Oleh: Handewi Purwati Saliem 2 PENDAHULUAN Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua dekade
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU
PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK PELAKSANAAN
Lebih terperinciKAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah
KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah Pendahuluan Indonesia memiliki potensi sumber daya lahan hayati yang sangat kaya dengan berbagai jenis tanaman pangan,
Lebih terperinciKEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU
KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU Ir. Abdul Fattah, MP, dkk I.Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta International Convention Center (JICC) bulan
Lebih terperinciBADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota
BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota Bukittinggi, Maret 2016 BIDANG PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (PKP)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya dengan ketersediaan pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu padi-padian, umbi-umbian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketahanan pangan baik pada tingkat rumah tangga, nasional, regional, maupun global merupakan salah satu wacana yang sering muncul dalam pembahasan dan menjadi sebuah
Lebih terperinciPROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KELURAHAN PAAL V KOTA JAMBI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI PENDAHULUAN
PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KELURAHAN PAAL V KOTA JAMBI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI Widya Sari Murni dan Rima Purnamayani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi
Lebih terperinciPekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali
Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali Pendahuluan Sri Murtiati dan Nur Fitriana Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Jln. BPTP No. 40 Sidomulyo, Ungaran
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Banjarsari terletak di Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah:
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG USAHA DIVERSIFIKASI PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG
PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG USAHA DIVERSIFIKASI PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG Rakhmat, dkk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan (food security) menjadi focus perhatian
Lebih terperinciLAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU
LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Bengkulu dilaksanakan melalui pendekatan partisipatif
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. usaha mencapai tujuan organisasi. Partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Partisipasi 2.1.1 Pengertian partisipasi Menurut Rodliyah (2013) partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi dalam situasi kelompok sehingga dapat dimanfaatkan sebagai motivasi
Lebih terperinciSTUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN
STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu
Lebih terperincipadi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya dengan ketersediaan pangan dan rempah yang beraneka ragam.berbagai jenis tanaman pangan yaitu padi-padian, umbi-umbian,
Lebih terperinciLesson Learn. Peningkatan Penerapan Rumah Pangan Lestari dalam Upaya Membentuk Kawasan Rumah Pangan Lestari
Lesson Learn Peningkatan Penerapan Rumah Pangan Lestari dalam Upaya Membentuk Kawasan Rumah Pangan Lestari Siti Lia Mulijanti dan A. Djatiharti BPTP Jawa Barat E-mail: liamulijanti@yahoo.com Abstrak Kemandirian
Lebih terperinciPROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017
PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017 DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH Ungaran, Januari 2017 ASPEK KONSUMSI PANGAN DALAM UU NO 18/2012 Pasal 60 (1) Pemerintah
Lebih terperinciPOLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO
POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO Cahyati Setiani, Iswanto, dan Endang Iriani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Email: cahyati_setiani@yahoo.com
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv RINGKASAN... v HALAMAN PERSETUJUAN... viii RIWAYAT HIDUP... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii
Lebih terperincisebelumnya berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan dan Dinas Pertanian, dan Peternakan berkunjung ke Desa Marga Kaya.
1 ngin segar perubahan muncul ketika tim BPTP Lampung yang A sebelumnya berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan dan Dinas Pertanian, dan Peternakan berkunjung ke Desa Marga Kaya.
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 08 TAHUN 2017 TENTANG PENGANEKARAGAMAN PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciOleh: Misran Khaidir Ahmadi Zarwan Aguswarman AN BALAI BESAR
LAPORAN AKHIR TAHUN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN DHARMASRAYA Oleh: Misran Khaidir Ahmadi Zarwan Aguswarman Syamsurizal KEMENTERIAN PERTANIA AN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia selain sandang dan papan. Ketersediaan pangan yang cukup menjadi isu nasional untuk mengentaskan kerawanan pangan di berbagai daerah.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pekarangan. Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lahan Pekarangan Menurut Hartono, dkk. (1985) dalam Rahayu dan Prawiroatmaja (2005), Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu, yang diatasnya terdapat
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2
42 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Provinsi Lampung merupakan penghubung utama lalu lintas Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2 kota. Provinsi
Lebih terperinciIPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH. Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi
IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi Abstrak Kegiatan program Ipteks Bagi Wilayah (IbW) Kota Sungai Penuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingginya kemiskinan dan pengangguran yang meningkat menjadi ketimpangan masyarakat merupakan tantangan dalam pembangunan, Masyarakat miskin umumnya lemah dalam
Lebih terperinciSELAYANG PANDANG. KILAS BALIK MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (m-krpl) PROVINSI BENGKULU
SELAYANG PANDANG KILAS BALIK MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (m-krpl) PROVINSI BENGKULU KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN MELALUI KONSEP RUMAH PANGAN LESTARI BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I
Lebih terperinciMODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN TORAJA UTARA PENDAHULUAN
MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN TORAJA UTARA Dr. Ir. Jermia Limbongan, MS, dkk PENDAHULUAN Undang-undang No. 7 tahun 1996 tentang pangan mengartikan ketahanan pangan adalah kondisi
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA MELALUI RUMAH HIJAU DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA MELALUI RUMAH HIJAU DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI. Refliaty dan Endriani Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciBUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014
BUDIDAYA SAYURAN Paramita Cahyaningrum Kuswandi Email : paramita@uny.ac.id Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014 Budidaya Tanaman Sayuran Langkah-langkah yang perlu dilakukan
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki. Karena itu, sejak berdirinya Negara Republik Indonesia, UUD 1945 telah mengamanatkan bahwa Negara wajib menjalankan
Lebih terperinciSCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR
AgroinovasI SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR Sayuran dan buah merupakan satu dari empat pilar pangan berimbang selain biji-bijian, protein dan sedikit susu yang dianjurkan dalam pemenuhan gizi
Lebih terperinciKontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga
Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga Neneng Ratna, Erni Gustiani dan Arti Djatiharti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI ACEH
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI ACEH Oleh: M. Ferizal Nazariah M. Nasir Cut Hilda Rahmi Rini Andarini Ahmad BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kesehatan, perbaikan ekonomi, penyediaan sandang, serta lapangan kerja. Kegiatan. adalah dengan meningkatkan ketahanan pangan.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian penting dari pembangunan nasional, karena berkaitan erat dengan pembangunan industri, perbaikan pangan dan kesehatan, perbaikan
Lebih terperinciBuletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun
DIVERSIFIKASI KONSUMSI MASYARAKAT BERDASARKAN SKOR POLA PANGAN HARAPAN PADA LOKASI MKRPL DI KEC. KRAMATWATU KAB. SERANG Yati Astuti 1) dan Fitri Normasari 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten
Lebih terperinciBUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI DUSUN SIDODADI DAN DUSUN SUKA MAJU DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOS BERBASIS MOL REBUNGCOT.
BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI DUSUN SIDODADI DAN DUSUN SUKA MAJU DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOS BERBASIS MOL REBUNGCOT. Gusniwati dan Dedy Antoni Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi Abstrak Tujuan
Lebih terperinciSINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017
SAMBUTAN DAN ARAHAN KEPALA DINAS KETAHANAN PROVINSI JAWA TENGAH SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017 Ungaran, Januari 2017 TUJUAN Menyamakan persepsi dan
Lebih terperinciBUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL
BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal.
No.397, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 43/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Highmore, 2008 (dalam Bambang,2010: 33), Pangan adalah sebuah barang pemenuh kebutuhan manusia yang merupakan hasil dari usaha budidaya, artinya bahwa keberadaan
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR Menimbang : a.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menduduki posisi yang sangat vital (Mardikanto,1993). Sector pertanian
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor pertanian terhadap petumbuhan ekonomi nasional selalu menduduki posisi yang sangat vital (Mardikanto,1993). Sector pertanian memberikan kontribusi yang
Lebih terperinciBUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL
BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan disebutkan
Lebih terperinciMengenal KRPL. Kawasan Rumah Pangan Lestari
1 Mengenal KRPL Ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup sepanjang waktu merupakan keniscayaan yang tidak terbantahkan. Hal ini menjadi prioritas pembangunan pertanian nasional dari waktu ke waktu.
Lebih terperinciJurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:
PEMANFAATAN LIMBAH DRUM CAT MENJADI DEKOMPOSTER SISTEM KIPAS SEBAGAI TEKNOLOGI UNTUK MENGOLAH LIMBAH PERTANIAN 1 Elis Kartika, Made Deviani Duaja, Lizawati, Gusniwati and Arzita 2 ABSTRAK Tujuan dari penyuluhan
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DI KABUPATEN PURWOREJO Menimbang a. bahwa
Lebih terperinciPerkembangan dan Manfaat Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Kalimantan Selatan
Perkembangan dan Manfaat Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Kalimantan Selatan Retna Qomariah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Jalan Panglima Batur Barat No.4 Banjarbaru
Lebih terperinciPEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendekatan pembangunan
Lebih terperinciDaftar Pertanyaan Wawancara
LAMPIRAN-LAMPIRAN Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Peran Kelompok Wanita Tani (KWT) Rizki Lestari dalam upaya peningkatan pendapatan ekonomi perempuan dan ketahanan pangan rumah tangga. 1) Bagaimana keadaan
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG
WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR
Lebih terperinciMODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN SIDRAP
MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN SIDRAP Drs. NASRUDDIN RAZAK, dkk. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan keluarga harus tersedia dalam keadaan cukup baik secara kuantitas maupun
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI BENGKULU
PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.018/011/E/JUKLAK/2013
Lebih terperinciDesy Nofriati, Defira Suci Gusfarina, Syafri Edi
PENATAAN PEKARANGAN UNTUK MENINGKATKAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN DAN PENDAPATAN MASYARAKAT (Studi Kasus KRPL Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi) Desy Nofriati, Defira Suci Gusfarina, Syafri Edi Balai
Lebih terperinciBUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL BUPATI BARITO UTARA Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciPERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR
PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR LATAR BELAKANG Lebih dari 50 % dari total penduduk indonesia adalah wanita (BPS,
Lebih terperinciBUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciII. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. 1. Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP) dimulai pada tahun 2010 kementerian
Lebih terperinciOPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA BABAKAN, KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI
Media Pengabdian kepada Masyarakat Qardhul Hasan ISSN 2442 3726 Volume 1 Nomor 1, April 2015 31 OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA BABAKAN, KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI OPTIMALISATION
Lebih terperinciKAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI
KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI Qanytah dan Trie Reni Prastuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek,
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2017 KABUPATEN BLITAR. RKPD: DINAS PERTANIAN DAN PANGAN hal 1 dari 10
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2017 KABUPATEN BLITAR 1.02.03.3.03.1 Urusan Pemerintahan Bidang Pangan 1.02.03.3.03.1.11 Program Peningkatan Ketahanan Pangan 1.02.03.3.03.1.11.24 Peningkatan
Lebih terperinciPANGAN SARI KELOMPOK RUMAH PANGAN LESTARI YANG MENJADI INSPIRASI GUBERNUR BALI
PANGAN SARI KELOMPOK RUMAH PANGAN LESTARI YANG MENJADI INSPIRASI GUBERNUR BALI KWT Pangan Sari Nyoman Suyasa dan Budiari Penanggung Jawab MKRPL Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali Kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan untuk membeli pangan sesuai kebutuhan rumah tangga.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketahanan Pangan Menurut FAO (1997) menyatakan bahwa ketahanan pangan merupakan situasi dimana semua rumah tangga mempunyai akses baik fisik maupun ekonomi untuk memperoleh pangan
Lebih terperinciDiah Rina K. Seminar Dosen Fakultas Pertanian UMY 21 Mei 2016
Diah Rina K Seminar Dosen Fakultas Pertanian UMY 21 Mei 2016 Pasal 41 UU Pangan No 18 tahun 2012 Penganekaragaman pangan merupakan upaya meningkatkan ketersediaan pangan yang beragam dan yang berbasis
Lebih terperinciDAYA DUKUNG PERTANIAN LAHAN KERING TERHADAP KETERSEDIAAN PANGAN DI PROVINSI NTT
DAYA DUKUNG PERTANIAN LAHAN KERING TERHADAP KETERSEDIAAN PANGAN DI PROVINSI NTT Disampaikan pada : Lokakarya Pengintegrasian Pengelolaan Lahan Kering Berbasis Pertanian Konservasi dalam Penyunan Teknokratik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peran penting dalam pembangunan nasional, karena sektor ini menyerap sumber daya manusia yang paling besar dan merupakan
Lebih terperinciLingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal
Lingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal Yayuk FB Pembekalan KKP Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB 14 Mei 2011 CONTOH : Hasil identifikasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor terpenting dalam pembangunan Indonesia, terutama dalam pembangunan ekonomi. Keberhasilan pembangunan sektor pertanian dapat dijadikan sebagai
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO
WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL KOTA PROBOLINGGO DENGAN
Lebih terperinciKERAGAAN HASIL IMPLEMENTASI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KABUPATEN KENDAL (Studi Kasus di Desa Blimbing, Kecamatan Boja, Kebupaten Kendal)
KERAGAAN HASIL IMPLEMENTASI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KABUPATEN KENDAL (Studi Kasus di Desa Blimbing, Kecamatan Boja, Kebupaten Kendal) Joko Pramono, Muryanto, dan Agus Sutanto Balai Pengkajian
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS TEKNOLOGI MODEL RUMAH PANGAN LESTARI DI KECAMATAN KUMPEH ULU
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS TEKNOLOGI MODEL RUMAH PANGAN LESTARI DI KECAMATAN KUMPEH ULU Sunarti, Endriani dan Ajidirman Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi Abstrak Kegiatan pemberdayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Akses pangan merupakan salah satu sub sistem ketahanan pangan yang menghubungkan antara ketersediaan pangan dengan konsumsi/pemanfaatan pangan. Akses pangan baik apabila
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN GIZI KELUARGA MELALUI KRPL
UPAYA PENINGKATAN GIZI KELUARGA MELALUI KRPL JUDUL : Pemberdayaan Wanita Tani dalam Pengelolaan Lahan Pekarangan dengan Sayur-Sayuran dan Obat-obatan di Pesisir Pantai dalam Upaya Peningkatan Gizi Keluarga
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang
Lebih terperinciKEGIATAN PRIORITAS PUSAT PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI DAN
KEGIATAN PRIORITAS PUSAT PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI DAN KEAMANAN PANGAN PERCEPATAN PENGANEKA- RAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) PENGEMBANGAN KONSUMSI PANGAN KEGIATAN PRIORITAS PENGANEKARAGMA N KONSUMSI DAN
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan ditarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut : 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 207 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dedi Sugandi
Lebih terperinci2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan
No.60, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEJAHTERAAN. Pangan. Gizi. Ketahanan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPROGRAM DAN KEGIATAN. implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan proses
PROGRAM DAN KEGIATAN. A. Program Kegiatan Lokalitas Kewenangan SKPD. Program kerja operasional pada dasarnya merupakan upaya untuk implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan
Lebih terperinci