BAB I PENDAHULUAN. Traditional Medicine/Complementary and Alternative. Medicine (TM/CAM) marak diperbincangkan penelitian,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. saat ini diantara banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non. akupunktur, dan bekam. Definisi CAM (Complementary and Alternative

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global. yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia

RPKPS Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester Dan Bahan Ajar IMUNUNOLOGI FAK Oleh : Dr. EDIATI S., SE, Apt

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. (Munasir, 2001a). Aktivitas sistem imun dapat menurun oleh berbagai faktor,

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun sudah dimanfaatkan oleh masyarakat. Bahkan saat ini banyak industri

Obat tradisional 11/1/2011

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut :

Penggunaan Obat Herbal Berbasis Bukti (Evidence-Based Herbal Medicine)

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan. Sejak zaman

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang

Penyakit Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit. infeksi yang memberikan dampak morbiditas dan mortalitas

BAB I PENDAHULUAN. menerima pengakuan ini adalah Imhotep dari Mesir yang jauh lebih tua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau galenik, atau

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam yang tinggi. Kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia diperkirakan

BAB I A. LATAR BELAKANG. morbiditas kronik dan mortalitas di seluruh dunia, sehingga banyak orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan kesehatan. Gaya hidup yang kembali ke alam (Back to nature)

BAB I PENDAHULUAN meningkat menjadi 31,64 kg per kapita per tahun (KKP, 2012).

MEMODULASI SISTEM IMUN SEBAGAI PREVENSI dan TERAPI PENYAKIT

instansi yang belum maksimal. Hal tersebut menyebabkan jamu masih saja belum menjadi produk unggulan.

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sehingga mampu menghadapi serangan zat asing seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting khususnya di negara berkembang (Kemenkes, 2011). Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATA KULIAH FITOTERAPI

hayati ini dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan di kalangan masyarakat. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. apoteker Indonesia, masih belum dapat menerima jamu dan obat herbal terstandar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke

Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjalankan segala aktivitas hidupnya. Sehat termasuk manusia seutuhnya meliputi aspek fisik, emosi, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. seperti bakteri, virus, riketsia, jamur, dan protozoa (Gibson, 1996). Badan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebagian besar kematian terjadi akibat komplikasi dehidrasi. Sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengerikan, hal ini dikarenakan kanker merupakan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh para penggerak yang produktif. Namun hal ini sedikit terganggu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN jenis pengobatan tradisional dari desa. Pengobatan

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan memeliharanya. Salah satu cara untuk menjaga amanat dan anugrah yang Maha Kuasa yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mereka untuk melakukan tugas dan fungsinya dalam kehidupan

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PENGELOMPOKAN OBAT BAHAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiki 2 sistem imun yaitu sistem imun bawaan. (innate immunity) dan sistem imun adaptif (adaptive

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata baik di pusat daerah,

BAB I PENDAHULUAN. melalui pasal 28 huruf H ayat (1), Undang undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN UKDW. 27,6% meskipun angka ini tidak menggambarkan populasi umum. baru (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011).

I. PENDAHULUAN. merupakan bentuk pengobatan tertua di dunia. Setiap budaya di dunia

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan kasus per penduduk per tahun, atau kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infertilitas adalah suatu keadaan dimana pasangan. suami-istri yang telah menikah selama satu tahun atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (World

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak

B AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

baik berkhasiat sebagai pengobatan maupun pemeliharaan kecantikan. Keuntungan dari penggunaan tanaman obat tradisional ini adalah murah dan mudah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit atau. gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. I.A. Latar Belakang. Staphylococcus aureus merupakan bakteri kokus gram. positif yang dapat menyebabkan penyakit dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sinus Paranasalis (SPN) terdiri dari empat sinus yaitu sinus maxillaris,

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. di bawah tiga tahun rata-rata mengalami 3 episode diare setiap tahun (Kosek

TERAPI INTEGRATIF PENGOBATAN HERBAL PADA PENYAKIT DEGENERATIF. Diding HP. Departemen Biokimia FK-UNS

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. khasiat sebagai obat. Bahkan, sekitar 300 spesies dimanfaatkan sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa penelitian menyatakan bahwa malaria merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kongres World Health Organization (WHO) tentang pengobatan tradisional

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas walaupun perkembangan terapi sudah maju. Laporan World Health

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Traditional Medicine/Complementary and Alternative Medicine (TM/CAM) marak diperbincangkan penelitian, penggunaan, dan pengembangannya. TM/CAM merupakan cara pengobatan yang dilakukan secara turun temurun, sebagai pendamping atau pengganti pengobatan konvensional. Menurut World Health of Organization (WHO), TM merupakan cara pengobatan yang tidak dapat terlepas dari kebudayaan masyarakat lokal karena cara dan khasiat yang telah diyakini secara turun temurun serta biayanya yang relatif murah. CAM pun memiliki daya tarik tersendiri untuk masyarakat saat pengobatan konvensional dirasa kurang efektif pada keluhan atau penyakit tertentu, salah satunya pada penyakit kronis (Wells et al., 2010). Indonesia memiliki kekayaan TM/CAM tersendiri karena banyaknya etnis, kebudayaan dan kearifan lokal. Salah satunya adalah pengetahuan tentang pengobatan dan paling terkenal adalah penggunaan jamu (Departemen Kesehatan RI, 2007). Jamu terdiri dari bahan tanaman 1

2 atau binatang yang diyakini memiliki khasiat tertentu. Penggunaan bahan tanaman atau yang disebut herbal ini mulai banyak diteliti kandungan aktif, efektifitas dan keamanannya oleh para ahli biologi dan para ahli farmakologi. Salah satu yang marak dikembangkan adalah penggunaan herbal sebagai imunomodulator, substansi yang dapat memodulasi respon sistem imun (Huang et al., 2008). Sistem imun tubuh memiliki respon untuk menghalangi patogen atau substansi yang dianggap asing agar tubuh senantiasa dalam kondisi homeostasis. Misalnya respon imun akan bereaksi terhadap bakteri, virus, jamur, sel kanker, dan akan mengalami penurunan bila dirasa cukup dan patogen sudah tidak mengancam homeostasis lagi. Respon imun dapat mengalami penurunan atau peningkatan aktivitas di bawah normal, hingga kesalahan pengenalan substansi sehingga menyebabkan aktivitasnya tidak terkendali (Abbas et al., 2012). Terapi imunomodulator bekerja untuk meningkatkan atau menurunkan aktivitas respon sistem imun. Berbagai studi mengatakan bahwa beberapa tanaman memiliki kandungan aktif yang dapat bekerja sebagai imunomodulator. Misalnya Meniran (Phylantus niruri)

3 telah digunakan sebagai imunomodulator dan dikembangkan menjadi fitofarmaka di Indonesia. Penelitian dan pengembangan kegunaan herbal juga dilakukan di Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada dan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Kandungan, efektifitas, dan keamanan penggunaan herbal diungkap berangkat dari kearifan lokal kemudian diujikan pada hewan coba hingga manusia. Penelitian dilakukan oleh para peneliti dari mahasiswa hingga klinisi. Salah satu topik yang menarik adalah herbal sebagai imunomodulator. Namun, hingga kini belum ada penelitian tentang macam herbal yang telah diteliti dan sejauh mana penelitian herbal tersebut untuk imunomodulator, khususnya di Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada dan RSUP Dr.Sardjito. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah gambaran penelitian yang menggunakan sampel herbal untuk imunomodulator di Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada dan RSUP Dr. Sardjito.

4 C. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Melakukan karakterisasi penelitian dari penelitian yang menggunakan sampel herbal sebagai imunomodulator di Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada dan RSUP Dr. Sardjito tahun 2008-2012. 2. Mengklasifikasi tanaman herbal terbanyak dari penelitian yang menggunakan sampel herbal sebagai imunomodulator di Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada dan RSUP Dr. Sardjito tahun 2008-2012. 3. Mengevaluasi manfaat tanaman herbal terbanyak dari penelitian yang menggunakan sampel herbal sebagai imunomodulator di Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada dan RSUP Dr. Sardjito tahun 2008-2012.

5 D. Keaslian Penelitian Setelah melakukan pencarian dan penelusuran berbagai karya tulis ilmiah, artikel, serta jurnal, peneliti tidak menemukan peneltian yang sama dengan penelitian ini. Namun demikian, terdapat penelitian terdahulu yang mirip dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. Tabel 1. Tabel Keaslian Penelitian Penelitian Persamaan Perbedaan Skripsi Analisis Bahan Alam untuk Penyakit Infeksi di Universitas Gadjah Mada dan RSUP DR.Sardjito (Pratiwi, 2013). 1. Tempat Penelitian 2. Metode Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data. 3. Parameter penelitian pada subyek yang diuji, jenis karya ilmiah, tahun penelitian, prosentase kelompok pelelitian serta jumlah penelitian. 1. Pratiwi (2013) menggunakan sampel bahan alam, sedangkan pada penelitian ini khusus pada sampel herbal berupa nama ilmiah dan preparasi yang digunakan. 2. Pratiwi (2013) meneliti kegunaan bahan alam untuk penyakit infeksi, sedangkan penelitian ini tentang herbal sebagai imunomodulator. 3. Jangka Tahun dan waktu pengambilan data penelitian Publikasi HTA Indonesia: Pemberian Terapi Imunomodulator Herbal (Sjahrurrachman et al., 2004). Penggunaan metode studi kepustakaan, 1. Analisis tentang herbal sebagai imunomodulator 2. Penyajian Data 1. Sjahrurrachman et al., (2004) fokus pada topik Maitake, Phylantus, dan Echinacea sedangkan, penelitian ini pada seluruh bahan herbal.

6 Lanjutan Tabel 1. 2. Sjahrurrachman et al., (2004) menambahkan analisis biaya konsumsi penyakit, yang tidak digunakan dalam penelitian ini. 3. Tempat pengambilan data penelitian ini khusus di Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Farmasi UGM, dan RSUP Dr. Sardjito. Publikasi Chinese Herbal Medicine for Insomnia: a Systematic Review of Randomized Controlled Trials (Yeung et al., 2012). 1. Penggunaan metode studi kepustakaan 2. Proses penelusuran & pengumpulan data, serta pengolahan dan penyajian data (tabel dan prosentase). 1. Populasi sampel dan tempat pengambilan sampel penelitian. 2. Perbedaan klasifikasi sampel penelitian. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran pada peneliti dan akademisi lain tentang penggunaan sampel herbal untuk imunomodulator di Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada dan RSUP Dr. Sardjito.