BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. (Munasir, 2001a). Aktivitas sistem imun dapat menurun oleh berbagai faktor,

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imunitas atau daya tahan tubuh adalah respon tubuh terhadap benda asing yang masuk kedalam tubuh. Sistem imun adalah sistem koordinasi respon biologis yang berfungsi untuk melindungi integritas dan identitas individu, dan mecegah organisme dan zat yang berbahaya dilingkungan yang dapat merusak tubuh (Munasir, 2001a). Aktivitas sistem imun dapat menurun oleh berbagai faktor, diantaranya karena usia dan penyakit. Oleh karena itu, perlu suatu sediaan farmasi yang dapat meningkatkan aktivitas sistem imun sehingga dapat mengatasi masalah tersebut. Penggunaan obat herbal yang berpotensi sebagai imunomodulator merupakan konsep baru dalam pengobatan tradisional yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk terapi konvensional untuk mempertahankan homeostasis tubuh (Mazumder dkk., 2012; Raj dan Gothandam, 2015). Imunomodulator adalah substansi atau obat yang dapat memodulasi fungsi dan aktivitas sistem imun. Imunomodulator terbagi menjadi tiga kategori, yaitu a) imunostimulator; meningkatkan fungsi dan aktivitas sistem imun, b) imunoregulator; meregulasi sistem imun, dan c) imunosupresi; menekan respon imun (Block dan Mead, 2003). Imunomodulator biasanya digunakan pada pasien penyakit imunodefisiensi, infeksi kronis dan kanker. Pemberian imunomodulator sangat diperlukan untuk mencegah kerusakan sel penolong CD4+ pada pasien AIDS dan kanker (Katzung dan Trevor, 2015).

2 2 Obat herbal memiliki kelemahan akibat efek farmakologi hanya dapat diperoleh ketika konsentrasinya berada disekitar rentang terapeutik. Terjadinya fluktuasi konsentrasi terapeutik inilah yang menyebabkan obat herbal menjadi tidak berefek atau toksik. Stabilitas obat herbal secara oral juga buruk jika berada pada ph lambung sehingga absorbsinya rendah dan beresiko mengalami first pass metabolism. Permasalahan ini dapat diatasi dengan modifikasi delivery system untuk meningkatkan disolusi atau kelarutan obat serta bioavailabilitas dengan pendekatan formulasi SNEDDS (Self Nano Emulsifying Drug Delivery System). Obat yang berbentuk tetesan minyak akan lebih mudah diabsorbsi secara oral melalui berbagai mekanisme absorbsi lipid, seperti endositosis, pinositosis atau difusi pasif (Rao dan Shao, 2008). Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai imunomodulator adalah jinten hitam (Nigella sativa L). Jinten hitam (Nigella sativa L) yang juga dikenal dengan black cumin adalah tanaman herba tahunan yang termasuk dalam keluarga Ranunculaceae. Tanaman ini berasal dari daerah laut mediterania (Adamu dkk., 2010). Nigella sativa L memiliki berbagai aktivitas farmakologi dan terapeutik, diantaranya antiinflasi, antioksidan, antikanker (Randhawa dan Alghamdi, 2011) dan imunomodulator (Boskabady dkk., 2011; Salem, 2005). Komponen utamanya adalah timokuinon (Woo dkk., 2012). Biji jinten hitam (Nigella sativa L) dipercaya dapat menjaga kesehatan manusia dan terapi berbagai macam penyakit seperti flu, demam, asma, hipertensi, reumatik, dan berbagai infeksi bakteri. Selain itu dapat juga digunakan untuk menjaga fungsi berbagai macam organ, seperti ginjal, liver, empedu, serta

3 3 meningkatkan sistem imun. Biji jinten hitam (Nigella sativa L) sudah umum digunakan oleh masyarakat di Timur Tengah dan negara-negara di Asia lainnya (Al-Naqeep dkk., 2009; Tasawar dkk., 2011). Minyak jinten hitam diketahui memiliki efek imunostimulan spesifik dan kemampuan untuk menginduksi respon imun seluler dengan cara peningkatan patogenesis limfosit dan persentase aktivitas makrofag. Selain itu, timokuinon juga dapat meningkatkan aktivitas sel T, sel NK, IL-1B, dan IL-3 (Mady dkk., 2013). Ekstrak jinten hitam dibuat dalam bentuk sediaan Self-Nano Emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS). Sistem SNEDDS memiliki ukuran tetesan nanoemulsi kurang dari 100 nm. Ukuran tetesan nanoemulsi yang kecil dapat meningkatkan efektivitas untuk diabsorbsi. Luas permukaan yang besar juga akan memningkatkan kelarutan senyawa hidrofobik didalam air yang pada akhirnya akan meningkatkan bioavailabilitas suatu sediaan yang diberikan secara oral (Wang dkk., 2010). Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengevaluasi aktivitas imunomodulator dari sediaan SNEDDS ekstrak biji jinten hitam (Nigella sativa L.) yang dilakukan secara in vivo. B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh pemberian SNEDDS ekstrak jinten hitam (Nigella sativa L) terhadap aktivitas fagositosis makrofag pada mencit? 2. Bagaimana pengaruh pemberian SNEDDS ekstrak jinten hitam (Nigella sativa L) terhadap proliferasi sel limfosit pada mencit?

4 4 3. Bagaimana pengaruh pemberian SNEDDS ekstrak jinten hitam (Nigella sativa L) terhadap titer antibodi pada mencit? C. Keaslian Penelitian Penelitian ini mengenai aktivitas imunomodulator ekstrak biji jinten hitam (Nigella sativa L.) yang dibuat dalam sistem penghantaran SNEDDS (Self Nano Emulsifying Drug Delivery System) terhadap mencit BALB/c. Perbedaan penelitian ini dengan yang pernah dilakukan, diantaranya adalah: 1. Penelitian mengenai aktivitas imunomodulator ekstrak etanol biji jinten hitam terhadap fagositosis makrofag mencit swiss yang diinfeksi Lysteria monocytogenes (Akrom dkk., 2015). 2. Penelitian mengenai aktivitas imunomodulator ekstrak n-heksan, etil asetat, dan metanol biji jinten hitam (Nigella sativa L.) terhadap titer antibodi (IgG) (Prastiwi dkk., 2015). 3. Penelitian mengenai efek minyak biji jinten hitam (Nigella sativa L.) dan quersetin terhadap peningkatan imunitas Ocorhynchus mykiss (Awad dkk., 2013). Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan, penelitian mengenai aktivitas imunomodulator sediaan SNEDDS ekstrak biji jinten hitam (Nigella sativa L.) secara in vivo belum pernah dilakukan.

5 5 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi pengembangan ilmu farmasi penelitian ini dapat menjadi sumber data ilmiah yang dapat mendukung pemanfaatan jinten hitam (Nigella sativa L) sebagai imunomodulator. 2. Bagi bangsa dan negara penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan mengenai tanaman Jinten hitam (Nigella sativa L) yang dapat digunakan sebagai salah satu sumber daya alam bentuk nanopartikel dalam rangka pengembangan obat tradisional.` E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh pemberiaan sediaan SNEDDS ekstrak biji jinten hitam (Nigella sativa L) terhadap aktivitas fagositosis makrofag pada mencit. 2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian sediaan SNEDDS ekstrak biji jinten hitam (Nigella sativa L) terhadap proliferasi sel limfosit pada mencit. 3. Untuk mengetahui pengaruh pemberian sediaan SNEDDS ekstrak biji jinten hitam (Nigella sativa L) terhadap titer antibodi pada mencit.