BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akupuntur adalah salah satu dari beberapa metode pengobatan komplementer dan alternatif yang terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Praktik akupuntur menyebar dari Cina ke wilayah yang sekarang menjadi bagian dari negara Jepang, Korea, Vietnam dan Taiwan (Hicks et al., 2004). Di berbagai negara (Kanada, Jerman, negara-negara Eropa Timur, Kuba) akupuntur telah dimasukkan ke dalam kurikulum Fakultas Kedokteran. sedangkan di beberapa negara seperti Rumania, Chekoslovakia dan Brazil, terapi akupuntur telah diakui sebagai salah satu spesialisasi medik. Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menerima metode akupuntur sebagai salah satu cara pengobatan dan telah merekomendasikannya (Kiswoyo et al., 2009). Di Amerika Serikat dari survei yang dilakukan oleh National Health Interview Survey, dari 2002 responden 4,1% dilaporkan sebagai pengguna tetap akupuntur dan 1,1% (mewakili 2,13 juta orang Amerika) dilaporkan pengguna baru (Burke et al., 2006). Pemanfaatan praktek akupuntur saat ini sudah luas. Penelitian di Taiwan melaporkan bahwa pemanfaatan layanan akupuntur di rumah sakit semakin meningkat dibandingkan pengobatan konvensional (western oriented) sejak dijamin oleh asuransi kesehatan Taiwan (Chang et al., 2008). Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) adalah rumah sakit pertama di Indonesia yang memberikan layanan akupuntur pada masyarakat. Pelayanannya masih dalam bentuk pilot proyek tetapi terus dikembangkan dengan menjalin kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pada tahun 1967, RSCM memulai pendidikan Dokter Ahli Akupuntur, dan hingga tahun 2009 telah diluluskan 80 (delapan puluh) Dokter Ahli Akupuntur (Kiswojo et al., 2009). Pesatnya perkembangan ilmu akupuntur, menjadikan cabang ilmu ini sebagai salah satu bentuk layanan yang ditawarkan di rumah sakit-rumah sakit. Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, klinik akupuntur telah dibuka sejak tahun 2000 hingga saat ini.

2 2 Di RSUP. Dr. Sardjito, pengobatan akupuntur sudah digunakan untuk penanganan kasus-kasus yang sebagian besar merupakan penyakit dengan keluhan utamanya nyeri. Penyakit Cervical Syndrom, Low Back Pain, Osteoarthritis dan Myalgia merupakan empat besar penyakit terbanyak di klinik akupuntur RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Total jumlah kunjungan pasien di klinik akupuntur RSUP. Dr. Sardjito pada tahun 2010 sebanyak 1216, pada tahun 2011 sebanyak 3807 dan tahun 2012 sebanyak Jumlah pasien pengguna asuransi kesehatan pada tahun 2010 sebanyak 769 (63,24%), tahun 2011 sebanyak 3237 (85,03%) dan tahun 2012 sebanyak 2884 (85,35%). Dari data diatas tampak jumlah pasien pengguna asuransi kesehatan yang memanfaatkan layanan akupuntur meningkat (Sumber: ICM RSUP Dr. Sardjito, 2013). Di tahun 2010, pihak RSUP Dr. Sardjito mengadakan kerja sama dengan PT Asuransi kesehatan dalam hal layanan akupuntur. Sejak adanya kerja sama ini pengguna asuransi kesehatan telah dapat memanfaatkan layanan akupuntur dengan biaya yang sangat ringan karena hampir seluruh biayanya di cover oleh PT Asuransi Kesehatan. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka peneliti menduga adanya kontribusi signifikan asuransi kesehatan terhadap utilisasi layanan akupuntur. Peneliti juga tertarik untuk mengetahui faktor lain yang mempengaruhi pasien memanfaatkan layanan akupuntur di klinik akupuntur RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah yang akan diteliti adalah: Faktor apa yang mempengaruhi pasien dalam memanfaatkan layanan akupuntur di klinik akupuntur RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta.

3 3 C. Tujuan Penelitian Mengidentifikasi dan menganalisis faktor yang mempengaruhi pasien dalam memanfaatkan layanan akupuntur di klinik akupuntur RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Bahan kajian untuk menyusun strategi pengembangan klinik akupuntur RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta. 2. Bagi Peneliti Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam hal penelitian.

4 4 E. Keaslian Penelitian Keaslian penelitian dijabarkan dalam tabel di bawah ini : Tabel 1. Keaslian Penelitian No Penelitian Judul Metode Hasil Persamaan dan Perbedaan 1 (Fitriyanti, Pemanfaatan Balai Mix Method dengan Hubungan bermakna ada pada Persamaan : 2002) Pengobatan Gigi cross sectional besar tarif pelayanan Penelitian tentang faktor Puskesmas Pasar survei Pengobatan Gigi faktor pemanfaatan Ikan Kota Subyek :85 Pasien layanan kesehatan Bengkulu dari Kuesioner dan Perbedaan : Perspektif Pasien wawancara Metode penelitian 2 (Brahmana, Faktor faktor Survei dengan Pemanfaatan pelayanan Persamaan : 2008) yang Random Sampling kesehatan dipengaruhi oleh Penelitian tentang faktor mempengaruhi Subyek : mutu pelayanan kesehatan faktor pemanfaatan pemanfaatan pelayanan instalasi rawat jalan di RSU 65 Puskesmas 65 RSU 66Masyarakat layanan kesehatan Perbedaan : Unit analisis penelitian Indrasari Rengat Kuesioner dan Puskesmas Pekan Heran kab. 3 (Brown et al., 2009) Indragiri Hulu A multivariate test of an expanded Andersen health care utilization Model for Metode wawancara Faktor predisposisi/ demografi yang berhubungan dengan CAM adalah umur (middle age to older, yaitu berusia di atas 35 tahun), minimal pendidikan Persamaan: Penelitian tentang faktor faktor pemanfaatan Complementary and Alternative medicine

5 5 Complementary and Alternative medicine (CAM) use in African Americans SMA dan jenis kelamin perempuan adalah yang paling banyak menggunakan layanan CAM. Faktor lainnya yang dilihat dalam penelitian ini: daerah asal, faktor kebutuhan: frekwensi berhubungan dengan dokter, kondisi kesehatan, kunjungan dokter, riwayat penggunaan obat-obatan serta aktivitas sehari-hari. (CAM) Perbedaan: Metode pengambilan data.