BAB III BUNGA TERATAI DALAM LUKISAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

III. METODE PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

III. METODE PENCIPTAAN

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya

B A B 5. tetap terkesan elegan, dan memperlihat cerita epic didalam film animasi ini.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

IV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh

PERSEMBAHAN. Karya Tugas Akhir ini kupersembahkan. kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu. memberikan berkat. 2. Ayah dan Ibu tercinta.

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB III METODE PENCIPTAAN

DISKRIPSI KARYA. Pameran Keragaman Seni Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa Judul Karya: Keharmonisan

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

III. METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III. A. Implementasi Teoritis

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Kebutuhan dan keinginan diperlukan terutama untuk mencapai tujuan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Berekspresi adalah ungkapan perasaan berdasarkan pada imijinasi,

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. PROSES PENCIPTAAN

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA

BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS TEKNIK CETAK SARING. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik. yang berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: RIAK KEHIDUPAN. PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam

DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Nelson Mandela 1960 Sumber:

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. penampilan serta identitas. Wajah merupakan salah satu bagian terpenting pada

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS. A. Riset Ide

BAB I PENDAHULUAN. datang dari dalam maupun luar individu itu sendiri. Sebagai contoh, ketika

BAB IV DESKRIPSI KARYA

A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoristis

BAB IV ANALISIS KARYA

2015 LANGIT SENJA PALAGAN BUBAT SAKSI BELA PATI CITRARESMI SEBAGAI IDE BERKARYA SENI LUKIS DENGAN TEKNIK LAYER PADA MEDIUM AKRILIK

BAB III. METODE PENCIPTAAN

BAB IV ANALISIS KARYA. pada hewan kupu-kupu sejumlah 12 karya. Masing-masing karya yang dihasilkan,

Coffee Break : Kegalauan Raya

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

DUNIA YANG BERANEKA WARNA

BAB I PENDAHULUAN. Kaligrafi ialah suatu corak atau bentuk seni menulis secara indah

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Banyak hal penting dalam menjalankan sebuah kehidupan yaitu satu

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan yang utama adalah memiliki akal budi. psikis. Perbedaan yang paling terlihat antara perempuan dan laki-laki terutama

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X

II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Permasalahan utama dalam penciptaan karya ini adalah bagaimana merancang

BAB III FOTO DOSEN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK DIGITAL PAINTING. A. Implementasi Teoritis

BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR. Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016

BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB III BUNGA TERATAI DALAM LUKISAN A. Implementasi Teoritis Bardasarkan uraian dari bab 2, terdapat pokok-pokok temuan mengenai bunga teratai, mengenai bentuk bunga, pola hidup, serta nilai-nilai yang dapat diambil dari filosofi bunga teratai. Semua yang ada pada bunga teratai dimaknai sebagai hal yang baik. Bunga teratai menyimbolkan kesucian, keabadian, serta kesempurnaan. Bunga teratai dimaknai demikian karena hidup di tempat yang kotor serta berlumpur namun dia selalu tampak indah, tidak terpengaruh oleh lingkungannya. Dari sekuntum bunga teratai, terdapat keelokan yang menawan dari komponen terkecil sang bunga. Mulai dari benang sari dan putik yang berwarna mencolok, sampai kelopak bunga yang berwarna kontras dengan warna yang dimiliki oleh putik dan benang sari. Selain itu, bentuk mahkota bunga secara keseluruhan, apabila kita lihat dari atas akan membentuk keseimbangan memancar (radial balance). Bunga ini memiliki kurang lebih enam warna yang berbeda, yakni merah, ungu, putih, dan biru. Dari setiap warna diartikan dengan makna yang berbeda-beda pula. Teratai berwarna merah dimaknai sebagai keadaan hati, simbol cinta, kasih sayang, nafsu dan emosi yang terkait dengan hati. Teratai ungu dikenal sebagai mistik teratai. Teratai putih melambangkan kemurnian tubuh, pikiran, dan jiwa, 28

digilib.uns.ac.id 29 bersama dengan kesempurnaan spiritual dan kedamaian sifat seseorang. Teratai biru merupakan simbol dari pengetahuan, kebijaksanaan, dan kecerdasan. Bunga teratai hidup di air berlumpur tetapi dia tidak kotor, serta bunga yang hidup di air tapi tidak hanyut terbawa air. Dari pengamatan ini penulis dapat mengambil pelajaran bahwa di manapun tempat kita berpijak, kita harus senantiasa berpegang teguh pada norma-norma yang ada, tidak mudah terbawa situasi atau lingkungan. Hal menarik lainnya dari bunga teratai adalah bunga selalu berada di atas permukaan air dalam kondisi air sedang pasang ataupun sedang surut, penulis mengartikan hal ini sebagai simbol kesempurnaan. Selain itu, dalam pengamatannya penulis juga menemukan bahwa bunga teratai mekar ketika matahari mulai terbit, dan mulai menguncup kembali saat matahari menyingsing ke barat. Hal ini memberikan kesan bagi penulis bahwa bunga teratai bagaikan kehidupan manusia yang akan mekar apabila tersentuh oleh cahaya ilmu pengetahuan, dan akan tertutup dalam kegelapan hidup. Keikutsertaan penulis dalam Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate mengawali ketertarikan serta pemahaman baru yang dapat dipetik dari simbol yang dimiliki bunga teratai dalam konsep hidup manusia. Proses yang dialami penulis dalam ber-organisasi dan perjuangan untuk menjadi anggota organisasi memberikan pengalaman serta pelajaran yang tidak akan dimiliki oleh orang lain. Bunga teratai dalam organisasi ini menyimbolkan kepribadian yang luhur, namun bagi anggota tentu tidak hanya makna tersebut yang dapat diambil, yaitu makna tentang perjuangan, kejujuran, pengorbanan, serta persaudaraan.

digilib.uns.ac.id 30 Pengamatan, pemahaman, serta penghayatan penulis terhadap bunga teratai menjadi dasar terciptanya karya-karya tugas akhir yang berjudul Bunga Teratai dalam Lukisan. Penulis berharap, dengan terciptanya karya-karya ini, orang lain mampu merasakan betapa besar pengaruh serta makna bunga teratai terhadap kehidupan pribadi penulis. Seni lukis dipilih sebagai media ekspresi dalam mewujudkan bunga teratai ke dalam karya seni, karena dengan melukis penulis dapat menuangkan segala emosi serta hasrat yang dimiliki. B. Implementasi Visual Bunga Teratai adalah bunga dengan segala simbol luhur yang menyertainya. Tidak hanya satu kelompok, atau kepercayaan yang menggunakan bunga tertai sebagai simbol kebaikan, bahkan negara, suku, serta agama memiliki pemahaman mereka masing-masing mengenai bunga teratai. Hal ini membuktikan bahwa simbolisasi bunga teratai diterima oleh segala pihak (multy culture). Penulis tergerak untuk memvisualisasikan bunga teratai ke dalam karya tugas akhir dalam media seni lukis, sehingga pemahaman penulis tentang bunga teratai dapat tersampaikan kepada penikmat seni. Proses berkarya diawali dengan pengamatan, pengumpulan data serta penghayatan terhadap bunga teratai sehingga penulis mendapatkan inti sari atau makna yang dimiliki bunga teratai menurut pemahaman pribadi penulis. Makna-makna yang dimiliki bunga teratai kemudian diwujudkan dengan membuat sketsa-sketsa pada kertas. Setelah sketsa dirasa telah matang komposisi serta warnanya, kemudian sketsa tersebut dituangkan ke dalam kanvas untuk pembuatan karya.

digilib.uns.ac.id 31 Pesan atau simbol yang disajikan merupakan kombinasi dari bunga teratai yang dipadukan dengan objek-objek lain, seperti kupu-kupu, bebatuan, bulan, matahari, serta bentuk-bentuk lain yang mendukung agar pesan yang ada pada karya dapat tersampaikan kepada penikmat seni. 1. Konsep Bentuk Penulis menguraikan beberapa hal yang menjadi ide atau gagasan penulis dalam proses pengerjaan tugas akhir. Konsep bentuk merupakan dasar dari terciptanya bentuk-bentuk yang disajikan penulis dalam karya-karyanya. Bentukbentuk yang mewakili pesan yang ingin disampaikan penulis sesuai dengan bentuk lukisan, sehingga mampu tersampaikan kepada penikmat seni. a. Distorsi Perubahan yang ada pada karya penulis terletak pada bentuk objek, namun perubahan bentuk yang terjadi tidak terlalu ekstrim. Perubahan juga terjadi pada warna, penggunaan warna tidak selalu sesuai dengan warna kenyataannya, namun terkadang warna yang diberikan memberikan pesan tertentu kepada penikmat seni. b. Simplifikasi Bentuk-bentuk objek pada karya penulis tidak mengacu pada bentuk realis, namun terdapat penyederhanaan-penyederhanaan pada objek-objek tertentu yang bertujuan untuk menonjolkan objek utama.

digilib.uns.ac.id 32 c. Imajinasi Semua seniman pasti berimajinasi untuk mendapatkan ide yang orisinal, begitu juga dengan penulis. Imajinasi digunakan untuk menyatukan objek-objek yang mungkin tidak seharusnya ada di dunia nyata apabila berada di sekitar bunga teratai atau bentuk dari bunga teratai. Imajinasi menyatukan semua bentuk yang ada menyertai bunga teratai sesuai dengan ide serta pesan yang ingin disampaikan penulis. d. Simbol Karya seni merupakan ekspresi atau ungkapan hati seorang seniman. Sebuah karya mewakili pesan atau cerita yang ingin disampaikan kepada penikmat seni. Dalam karya-karya ini, penulis menghadirkan simbol-simbol pendukung pesan yang terkandung di dalam lukisan. Seperti dalam karya yang berjudul Bunga Teratai dalam Keseimbangan, di sini bunga teratai divisualisasikan menyerupai simbol Yin-Yang, di Cina simbol ini memiliki makna tentang keseimbangan dalam kehidupan. Kemudian dalam karya yang berjudul Untuk Menjadi Teratai memiliki makna bahwa setiap kesuksesan selalu disertai proses yang tidak mudah, dan bunga teratai berwarna biru menyimbolkan kesempurnaan jiwa. 2. Unsur-Unsur dalam Karya Lukis Karya tugas akhir yang diciptakan penulis memiliki unsur-unsur yang menyusun sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh, yakni garis, bidang, warna, dan tekstur. Semua unsur-unsur tersebut dijelaskan sebagai berikut:

digilib.uns.ac.id 33 a. Garis Garis yang digunakan dalam karya Bunga Teratai dalam Lukisan sebagian besar adalah garis semu, yaitu garis yang ditimbulkan karena adanya batas bentuk dengan warna, atau pertemuan warna satu dengan warna yang lainnya. Hal ini karena penulis hanya menggunakan cat minyak sebagai medium berkarya, sehingga nyaris tidak ada garis nyata yang digunakan dalam karya-karya ini. b. Bidang Bidang organis atau biomorphik mendominasi karya penulis, hal ini dikarenakan penulis ingin menampilkan sesuatu yang alami, luwes serta tidak kaku. Bidang-bidang dibentuk dari warna-warna yang dipilih oleh penulis. c. Warna Warna-warna yang digunakan penulis adalah warna pigmen, warna sebagai representasi objek, warna sebagai warna dan juga warna sebagai simbol. Warna bunga tidak selalu diberi warna sesuai dengan bunga pada kenyataanya, namun kadangkala diberikan warna dengan warna yang menyimbolkan atau menyampaikan pesan yang ada di balik warna bunga tersebut. Warna background yang digunakan penulis tidak semata-mata warna sebagai warna atau hanya untuk pertimbangan komposisi, selain bertujuan untuk mempercantik serta memperkuat objek yang disajikan, warna background pada beberapa karya mendukung tersampaikannya pesan atau makna dalam karya.

digilib.uns.ac.id 34 d. Tekstur Penulis tidak hanya menggunakan tekstur nyata pada karyanya, melainkan tekstur semu juga digunakan di dalam karya. Tekstur nyata atau tekstur aktual digunakan sebagai representasi objek. Sedangkan tekstur semu tercipta karena sapuan halus yang sengaja digunakan penulis untuk menampilkan kesan lembut serta menjadi penyeimbang ketegasan dari tekstur nyata. Keduanya dihadirkan untuk saling menguatkan karakter objek yang ada. 3. Komposisi Karya-karya yang diciptakan penulis menggunakan dua macam komposisi, yaitu komposisi terbuka dan tertutup. Selain menghindari kesan monoton, penulis menggunakan kedua jenis komposisi dengan alasan menyesuaikan makna atau pesan yang hendak disampaikan penulis kepada penikmat karya seni. 4. Medium dan Teknik Media yang digunakan penulis dalam karyanya adalah kanvas berukuran 140 cm X 90 cm. Ukuran ini dipilih karena penulis merasa nyaman melukis di atas ukuran tersebut. Sebelum dituangkan ke dalam kanvas, karya-karya tersebut dibuat dalam bentuk sketsa pada kertas A4 sebagai model atau untuk mematangkan komposisi serta bentuk karya. Medium yang dipilih oleh penulis adalah cat minyak, karena dengan menggunakan cat minyak penulis menemukan kenyamanannya. Cat minyak memungkinkan bagi penulis untuk mencampur serta mematangkan warna sebelum digunakan, selain itu penulis commit bisa to membuat user gradasi dengan sangat halus

digilib.uns.ac.id 35 perpindahan warnanya. Cat minyak juga lebih fleksibel digunakan untuk menciptakan tekstur nyata ataupun tekstur semu. Selain alasan kenyamanan pribadi, penulis memilih konsep bahwa minyak tidak akan pernah bersatu dengan air, seperti juga bunga teratai yang tak pernah kotor atau terhanyut dengan lingkungan hidupnya. Teknik dalam proses berkarya penulis dengan menggunakan goresan kuas secara ekspesif dan juga sapuan yang halus. Keduanya digunakan dengan maksud saling menguatkan atau menonjolkan objek lukisan. Karya-karya Bunga Teratai dalam Lukisan disajikan dengan menggunakan figura kayu berwarna putih, dengan luas sesuai dengan ukuran kanvas, yakni 140cm x 90cm. Warna putih dipilih sebagai warna figura bertujuan agar tidak membatasi bidang yang dilihat penikmat seni, atau agar tidak terkesan menghentikan imajinasi penikmat seni ketika menghayati karya tersebut.

digilib.uns.ac.id 36 C. Deskripsi Karya Karya seni merupakan media ekspresi atau penyampaian pesan seniman dari ide ke dalam bentuk nyata. Objek yang digunakan disesuaikan dengan pesan apa yang hendak disampaikan kepada khalayak. Penulis menciptakan karya-karya Bunga Teratai dalam Lukisan dengan menggunakan bunga teratai sebagai personifikasi dari sifat-sifat luhur yang dimiliki manusia. Setiap karya memiliki pesan yang berisi mengenai sisi-sisi baik di dalam diri manusia yang disimbolkan dengan bunga teratai. Deskripsi karya ini dibuat dengan tujuan untuk mempermudah penikmat seni memahami apa yang dirasakan penulis serta bagaimana penulis memaknai bunga teratai. Dengan adanya deskripsi karya ini, diharapkan tidak mematahkan imajinasi atau merubah pandangan penikmat seni dalam mengapresiasi karya, namun semoga deskripsi ini dapat menjadi referensi bagi para penikmat seni.

digilib.uns.ac.id 37 1. Untuk Menjadi Teratai Gambar 3.1. Untuk Menjadi Teratai 90 cm x 140 cm Cat minyak di atas kanvas

digilib.uns.ac.id 38 Proses adalah hal yang tak bisa lepas dari perjalanan hidup semua makhluk hidup. Perubahan bentuk dari kecil ke bentuk yang lebih besar, bahkan pada manusia proses tak hanya sekedar itu. Manusia selalu berproses, dari bentuk fisik, pola pikir, kedewasaan, usaha untuk mencapai sesuatu, dan masih banyak lagi hal yang dialami manusia dalam rangka berproses menjadi yang lebih baik. Karya pertama ini merupakan visualisasi dari segala upaya manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup, mencapai titik terbaik dalam kehidupan. Bunga teratai dilukiskan dengan dua bentuk, pada saat dia mekar dan sedang kuncup. Teratai kuncup tumbuh di atas air yang tenang, namun terdapat bebatuan dibawahnya. Hal ini merupakan penggambaran seseorang yang sedang berusaha untuk menjadi lebih sempurna. Bebatuan dalam karya ini bermakna halangan atau keadaan yang tidak mudah, namun ditutupi dengan air yang tenang yang berarti kita tak pernah mengetahui seberapa sulit seseorang untuk mencapai kesempurnaan dalam kehidupannya. Teratai yang telah mekar berwarna biru melambangkan kesempurnaan yang telah dicapai. Karya berjudul Untuk Menjadi Teratai ini disertai juga dengan proses metamorfosa dari kupu-kupu. Metamorfosa kupu-kupu dihadirkan dalam karya untuk memperkuat serta mendukung pesan yang hendak disampaikan penulis di balik terciptanya karya ini. Background yang digunakan yaitu tiga lapis bidang berwarna ungu ungu muda dan putih terletak di bagian paling atas, ketiga lapisan warna ini menggambarkan level, atau tahap seseorang, yakni alam bawah ketika seseorang belum menjadi apa-apa, alam tengah ketika seseorang sedang berusaha untuk menjadi lebih baik, dan alam atas ketika seseorang telah mencapai kesempurnaan atau mencapai apa yang dia cita-citakan.

digilib.uns.ac.id 39 2. Bunga Teratai dan Sinar Matahari Gambar 3.2. Bunga Teratai dan Sinar Matahari 140 cm x 90 cm Cat minyak di atas kanvas Bunga teratai dalam karya kedua ini dilukiskan memiliki 3 kuntum bunga, yang diposisikan tepat di tengah matahari yang bersinar. Karya ini terinspirasi oleh lambang dan salah satu falsafah organisasi Setia Hati Terate, yaitu selama matahari terbit dari timur, selama bumi masih dipijak oleh manusia, selama itu pula Persaudaraan Setia Hati Terate akan jaya selamanya. Bunga teratai dalam karya ini digambarkan menyerupai yang ada pada lambang organisasi, dimaknai bahwa manusia di dalam hidupnya harus saling menghargai perbedaan satu sama lain (dalam bahasa Jawa disebut dengan commit wang-sinawang). to user Keluhuran kepribadian

digilib.uns.ac.id 40 seseorang diwujudkan dalam pancaran sinar matahari yang tidak akan ada habisnya, menunjukkan manusia hendaklah membawa kebaikan bagi manusia lainnya. Matahari juga dimaknai penulis sebagai harapan baru, setiap hari berganti dengan gelap, matahari selalu terbit lagi dipagi hari dengan harapan yang baru. Penulis memilih teratai berwarna merah bermaksud menggambarkan perasaan cinta, kasih sayang, emosi dan nafsu (keterbukaan hati). Selain itu manusia juga dituntut untuk hidup saling menghargai, saling menyinari, juga saling kasihmengasihi sesama umat manusia.

digilib.uns.ac.id 41 3. Teratai dan Purnama Gambar 3.3. Bunga Teratai dan Purnama 90 cm x 140cm Cat minyak di atas kanvas

digilib.uns.ac.id 42 Karya Teratai dan Purnama divisualisasikan dengan bunga teratai berwarna ungu kebiru-biruan disandingkan dengan bulan punama. Bunga teratai merupakan bunga yang mulai mekar bersamaan dengan matahari terbit dan perlahan menguncup saat matahari tenggelam ke barat. Namun, dalam karya ini bunga teratai dilukiskan sedang bermekaran pada malam purnama, hal ini menyimbolkan bahwa sang bunga memimpikan kebebasan dan menampilkan segala yang dia inginkan. Karya ini menyampaikan pesan bahwa setiap insan harus memiliki mimpi, walaupun hal yang diimpikan adalah sesuatu yang mustahil, namun manusia wajib percaya bahwa selalu ada keajaiban dalam kehidupan. Bulan purnama yang dilukiskan memberikan makna walaupun memiliki sinar yang lemah, dan bercahaya karena pantulan sinar matahari, namun dia tetap menerangi malam dikala gelap. Begitu pula dengan manusia, selemah apapun kondisi yang sedang menimpanya, manusia diharapkan tetap berempati dengan lingkungan, tetap membantu sesama, serta tetap berguna di manapun dia berpijak.

digilib.uns.ac.id 43 4. Dua Sisi Bunga Teratai Gambar 3.4. Dua Sisi Bunga Teratai 90 cm x 140 cm Cat minyak commit di to atas user kanvas

digilib.uns.ac.id 44 Terdapat dua sisi bunga teratai, di bagian atas adalah bunga teratai dengan warna yang berbeda-beda, dengan background yang merepresentasikan perbedaan pula, dan di bawahnya adalah bayangan dari bunga tersebut, semua hanya terdiri dari hitam dan putih, tak ada lagi perbedaan atau keberagaman lagi. Penulis ingin menyampaikan bahwa ada dua sisi dalam kehidupan manusia yang tak bisa dipisahkan. Sebagai makhluk sosial manusia harus sadar bahwa ada ribuan bahkan jutaan karakter yang dimiliki manusia yang satu dengan yang lain. Segala perbedaan yang ada tidak menjadikan suatu perpecahan, harus saling menghargai warna satu dengan yang lain. Karena selama masih hidup di dunia, manusia tak pernah mengetahui apa yang sebenarnya benar dan apa yang sebenarnya salah. Salama memiliki ego, mereka salalu memiliki pembenaran mereka masingmasing, jadi batasan antara benar dan salah sesungguhnya manusia itu sendiri yang menciptakannya. Ketika manusia telah berada di alam yang tak lagi bernama dunia, di sana akan sangat jelas batasan antara benar dan salah. Tidak ada lagi penilaian pribadi seseorang ketika telah ada pada masa itu. Di tempat yang abadi tak akan ada lagi pebedaan. Demikianlah penulis memaknai karya keempat ini.

digilib.uns.ac.id 45 5. Wanita Menjunjung Teratai Gambar 3.5. Wanita MenjunjungTeratai 90 cm x 140 cm Cat minyak di atas kanvas

digilib.uns.ac.id 46 Wanita merupakan makhluk yang dianugerahi dengan keelokan dan kepekaan rasa. Kecantikan paras serta kelembutan hati merupakan hal yang tak dimiliki kaum pria. Wanita harus mampu menjunjung tinggi kehormatan dirinya di atas segalanya. Tidak hanya kecantikan fisik, namun seorang wanita harus memiliki ilmu, budi pekerti yang baik, kelembutan bertutur kata, kepekaan terhadap lingkungan di sekitarnya serta banyak hal lainnya yeng harus dimiliki seorang wanita. Dengan itu semua, seorang wanita akan mampu menjadi benih dari segala kebaikan yang lahir ke bumi. Karya ke-5 ini dedikasikan untuk ibu penulis, serta semua ibu di dunia. Visualisasi dari karya ini adalah seorang wanita dengan rambut terurai ke atas dan tumbuh bunga-bunga teratai di atasnya. Bunga teratai dengan berbagai warna merupakan lambang dari segala kebaikan yang harus dimiliki serta dijunjung tinggi oleh semua wanita. Diantara semua teratai yang ada, teratai biru dibuat lebih besar sehingga mendominasi dibandingkan dengan teratai yang lain, karena teratai biru melambangkan kendali seseorang atas pikiran, semangat dan melepaskan materealistis dalam hidup serta mencapai kesempuraan jiwa. Selain hal tersebut, bunga teratai biru juga menjadi nama dalam pewayangan jawa, yakni Dewi Tunjung Biru. Tunjung merupakan nama lain dari teratai. Dewi tunjung biru dikisahkan sebagai dewi yang memiliki kecerdasan, bersifat murah hari, setia, serta penyabar.

digilib.uns.ac.id 47 6. Di Bumi Tumbuh Teratai Gambar 3.6. Di Bumi Tumbuh Teratai 90 cm x 140 cm Cat minyak di atas kanvas

digilib.uns.ac.id 48 Dewasa ini, bumi kita semakin menua. Seperti yang kita tahu, manusia sebagai penjaga bumi tidak lagi menjaganya, mereka hanya sibuk mengumpulkan pundi-pundi rupiahnya tanpa memikirkan kerusakan apa yang mereka ciptakan. Pohon-pohon telah menjadi gedung-gedung pencakar langit. Kejahatan antar manusia satu dengan yang lain bukan hal tabu lagi, semua menjadi wajar ketika berurusan dengan materi. Keadaan di atas digambarkan pada karya ke-6 dengan bumi yang kering kerontang, namun penulis percaya bahwa pasti ada orang-orang yang masih memiliki hati yang baik. Walaupun tidak banyak, orang yang berhati baik akan membawa kebaikan terhadap dunia. Hal ini digambarkan dengan bumi yang ditumbuhi beberapa bunga teratai yang ukurannya jauh lebih besar apabila dibandingkan dengan bumi. Background berwarna biru muda menggambarkan ruang hampa di angkasa.

digilib.uns.ac.id 49 7. Bunga Teratai dalam Mangkuk Gambar 3.7. Bunga Teratai dalam Mangkuk 90 cm x 140 cm Cat minyak commit di to atas user kanvas

digilib.uns.ac.id 50 Karya ke-7 ini berjudul Bunga Teratai dalam Mangkuk, divisualisasikan dengan bunga teratai berwarna ungu muda yang tumbuh dari dalam mangkuk berwarna putih berbahan keramik. Bunga teratai dalam karya ini dimaknai penulis sebagai sumber kebaikan, sedangkan mangkuk melambangkan suatu wadah yang suci. Artinya, bunga teratai yang biasa kita lihat tumbuh di lumpur, dalam karya ini digambarkan tumbuh dari dalam mangkuk keramik, sama-sama lumpur namun dengan pembakaran yang sempurna akan menghasilkan keramik yang mengkilat. Mangkuk terbuka ini dapat pula diartikan sebagai pikiran yang terbuka, ketidak-terbatasan pikiran, serta tidak pernah berhenti menerima ilmu-ilmu baru. Sejalan dengan itu, bunga teratai memiliki keseimbangan radial atau memancar, penulis memaknainya sebagai keadaan yang tidak terbatas. Background berwarna cokelat, warna ini diasosiasikan dengan tanah atau lumpur, sebagaimana tempat hidup bunga teratai. Cokelat tua menuju ke cokelat yang sangat muda menggambarkan bahwa semakin mendekati bunga teratai, keadaan sekitarnya juga turut menjadi bersih, terpengaruh oleh cahaya kebaikan dari bunga teratai..

digilib.uns.ac.id 51 8. Bunga Teratai dan Keseimbangan Gambar 3.8. Bunga Teratai dan Keseimbangan 90 cm x 140 cm Cat minyak di atas kanvas

digilib.uns.ac.id 52 Yin-Yang atau Yin dan Yang adalah konsep dalam filosofi Tionghoa yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan sifat kekuatan yang saling berhubungan dan berlawanan di dunia ini dan bagaimana mereka saling membangun satu sama lain. Yin adalah sisi hitam dengan titik putih pada bagian atasnya dan Yang adalah sisi putih dengan titik hitam pada bagian atasnya. Saat matahari bergerak, Yin dan Yang secara bertahap bertukar tempat satu sama lain, mengungkapkan apa yang tidak jelas dan menyembunyikan yang sudah terungkap. Yin ditandai dengan sesuatu yang lambat, lembut, menghasilkan, menyebar, dingin, basah, dan pasif. Berhubungan dengan air, bumi, bulan, feminitas dan malam hari. Yang sebaliknya ditandai dengan cepat, keras, padat, fokus, panas, kering, dan agresif. Berhubungan dengan api, langit, matahari, maskulinitas dan siang hari. Karya ke-8 terinspirasi dari simbol Yin-Yang yang diyakini sebagai simbol keseimbangan. Karya ini divisualisasikan dengan bunga teratai yang berada di dalam simbol Yin dan Yang. Penulis menyandingkan bunga teratai dengan simbol Yin-Yang karena bagi penulis bunga teratai juga dimaknai sebagai keseimbanngan. Posisi bunga teratai yang tetap berada di permukaan air bagaimanapun kondisi airnya, dan mahkota bunga teratai saat mekar membentuk keseimbangan memancar. Penulis menggambarkan titik hitam dan putih pada simbol Yin dan Yang dengan bunga teratai yang telah mekar.