BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

1. EMISI GAS BUANG EURO2

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL

MENYETEL CELAH KATUP MOTOR DIESEL

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:


D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder

TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K

BAB II. LANDASAN TEORI

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal

2) Lepaskan baut pemasangan exhaust pipe (pipa knalpot) dan baut/mur pemasangan mufler (knalpot)

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM).

Prosedur Pengetesan Injektor

SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL

BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

BAB III ANALISIS KASUS

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder

BAB IV PROSES OVERHOUL DAN ANALISIS KOMPONEN

SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOBSHEET PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN PROGRAM KOMPETENSI JUDUL JAM. Perawatan&perbaikan KENDARAAN PMO

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

TUNE-UP mobil bensin. Dalam pemeriksaan sistem tune up mobil, kita dapat mengenal beberapa alat yang harus di pergunakan, di ataranya :

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up)

BUKU PANDUAN Gasoline Generator SG 3000 & SG 7500

BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SERVIS KEPALA SILINDER BESERTA KATUPNYA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd.

TUNE UP SEPEDA MOTOR FEBRIYAN BAYU P ( ) MUHAMMAD GHOZALI ( )

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

ANALISIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL HYUNDAI FE 120 PS DAN CARA MENGATASINYA

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

BAB III ANALISIS SISTEM PELUMASAN ENGINE 1TR-FE

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

contoh makalah teknik mesin

4. Prosedur Perawatan Umum Isuzu Panther

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

PELATIHAN SERVIS SEPEDA MOTOR UNTUK PEMUDA GAMPONG MEUNASAH MESJID PUENTEUT KECAMATAN BLANG MANGAT PEMERINTAH KOTA LHOKSEUMAWE

Keselamatan Kerja 1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai. 2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati


Mesin Diesel. Mesin Diesel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

Laporan Praktek Motor Diesel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Konstruksi CVT. Parts name

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

BAB II TINJAUAN LITERATUR

GIGI KEMUDI TYPE BOLA BERSIRKULASI

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL


BAB III PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

Mobil lebih awet karena frekuensi bongkar-pasangnya relatif lebih kecil.

SILINDER HEAD MOTOR DIESEL

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK PUTUS SEKOLAH DI KECAMATAN GEBOG KABUPATEN KUDUS MELALUI PELATIHAN OTOMOTIF

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great

Transkripsi:

BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS A. Tujuan Perawatan Mesin Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan dan perbaikan yang terencana dengan baik, maka kelancaran suatu alat atau mesin pun dapat berjalan dengan lancar dan kinerjanya pun akan menjadi baik. Pemeliharaan atau perawatan dapat didefinisikan sebagai suatu kombinasi atau langkah-langkah dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau fasilitas untuk dirawat dan diperbaiki sampai pada kondisi yang di harapkan. Adapun tujuan perawatan yang dilakukan dalam bahasan ini antara lain: Untuk memperpanjang usia kegunaan dari suatu alat atau mesin. Untuk menjaga agar alat atau mesin tersebut tetap dapat bekerja sebagaimana mestinya. Untuk meningkatkan faktor kenyamanan dan keamanan, karena semakin baik perawatan yang dilakukan maka faktor kenyamanan dan keamanan pun akan semakin baik atau tinggi. B. Pemeriksaan. Setiap Mesin akan mengalami kerusakan dalam jangka waktu tertentu, dan perlu adanya pemeriksaan rutin dan berkala seperti ialah filter udara, Universitas Mercu Buana 29

tekanan Nozzle, dan lain sebagainya. Langkah perawatan mesin diesel tersebut harus dilakukan secara kontinyu ialah suatu perbaikan sebuah mesin yan dilakukan secara menyeluruh sesuai prosedur yang benar. Data Kendaraan Tabel 2. Spesifikasi Mesin Diesel (Bus) Model OM 366 LA Type Motor diesel 4 langkah,injeksi langsung Jumlah Cylender 6 Susunan Cylinder Sejajar Diameter Cylinder / langkah 97,5 / 133 mm Volume cylinder 5.958 cc Perbandingan Kompresi 16,5 : 1 Maksimum tenaga yang di hasilkan 204 HP DIN ( 150KW ) pada 2600 rpm Maksimum momen punter 65 mkp / 640 Nm pada 1400 1500 rpm Celah katup Katup masuk 0,40 mm Katup keluar 0,60 mm Bantalan poros engkol 7 bantalan berlapis Sistem pelumasan Pelumasan dengan aliran tekan dengan pendinginan pelumas Pelumas dalam blok mesin Sistem pendingin Pengiriman air pendingin Kombinasi ( katup by pass) Max 17,5 Lt,Min 12,5 Lt Air pendingin dgn thermastot Pompa senrifugal Universitas Mercu Buana 30

Kipas radiator Kipas dengan penggerak langsung Pompa bahan bakar Pompa plunyer dg pdg pelumas Saringan bahan bakar saringan tipe elemen Pembersih udara Kertas saringan Pompa injeksi Bosc dengan injeksi mekanik Urutan pengapian 1-5-3-6-2-4 Governor RO governor Kapasitas compressor udara Tekanan 8bar dg 360ltr/menit Alternator Bosch 28V / 55 A Motor setarter Bosch 4 kw/ 24 V C. Perawatan Filter Udara. Filter udara memberikan dampak besar terhadap kadar opasitas, karena udara yang masuk ke ruang bakar akan berkurang, disebabkan oleh bertambahnya hambatan atau kotoran pada filter udara. Gambar 14. Filter Udara Universitas Mercu Buana 31

Tabel 3. Interval Perawatan Filter Udara Interval Penggantian Filter Udara Setiap 20.000 km Interval Pembersihan Filter Udara Setiap 25.000 km Sumber : Training Textbook Hino Maintenance volume 2 a. Bersihkan debu yang menempel pada interior case filter udara dengan kain lap kering. Gambar 15. Pembersihan Rumah Filter Udara b. Bersihkan filter dengan menghembuskan angin dari arah bagian dalam ke luar filter. Gambar 16. Pembersihan Elemen Filter Udara Universitas Mercu Buana 32

D. Perawatan Nozzle/Injektor a. Prosedur Penyetelan 1). Lepas semua nosel holder dari kepala silinder. Gambar 17. Nozzle /Injektor 2). Tutup lubang nosel holder dengan kain dan pipa nosel dengan plastik agar kotoran tidak masuk. 3). Bersihkan ujung nosel dengan sikat tembaga. 4). Pasang nosel holder dalam SST dan kemudian kendorkan cap nut (mur penahan). 5). Pasang nosel holder pada nosel tester dan gerakkan tuas nosel tester. Pada adjusting screw dan atur tekanan injeksi awal. Gambar 18. Injektor Tester Universitas Mercu Buana 33

b. Standard Tekanan Injektor Table 4. Standard Tekanan Injektor Tipe Mesin Tekanan Tipe Mesin Tekanan Nozzle Nozzle HO7C D4 220 kg/cm 2 EM100 220 kg/cm 2 HO7C D6 220 kg/cm 2 EK100 220 kg/cm 2 HO7C T I = 180 kg/cm 2 I = 170 kg/cm 2 II = 276 kg/cm 2 K13C TI II = 240 kg/cm 2 HO7D 200 kg/cm 2 I = 155-163 kg/cm 2 K13D II = 230-240 kg/cm 2 JO8C TI I = 180 kg/cm 2 II = 318 kg/cm 2 WO4D 220 kg/cm 2 6). Setelah pengencangan cap nut, periksa kembali tekanan injeksi. Saat pengencangan cap nut, masukkan obeng ke dalam lubang baut pengembalian untuk mencegah berputarnya adjusting screw. 7). Ketika menyetel tekanan injeksi, periksa lubang injeksi terhadap adanya sumbatan, kondisi semprotan dan kebocoran bahan bakar. Gambar 19. Penyemprotan Injektor 8). Ganti setiap nosel yang rusak dengan nosel yang baru. Universitas Mercu Buana 34

c. Pemasangan Walaupun prosedur pemasangan adalah kebalikan dari pembongkaran, hati-hati apabila mengencangkan baut saat memasang nosel pada kepala silinder dan pengencangan bautnya adalah bergantian sesuai dengan torsi pengencangnya. Gambar 20. Komponen Injektor/Nozzle E. Perawatan Celah Katup a. Prosedur Penyetelan 1). Penyetelan celah katup dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dilakukan penyetelan per silinder berdasarkan fairing order atau dengan dua kali memutar poros engkol. 2). Jangan melakukan penyetelan celah katup sebelum mengencangkan ulang baut kepala silinder, bila mesin baru dibongkar/mobil baru. 3). Penyetelan celah katup dilakukan pada kondisi mesin dingin. Universitas Mercu Buana 35

b. Pemeriksaan dan Penyetelan 1). Mencari top kompresi silinder I dengan cara memutar flywheel sampai terlihat tanda 1/6 segaris dengan tanda pada housing flywheel dan perhatikan : Gambar 21. Tanda TOP Kompresi Baut pengikat kopling timer. Jika kepala baut menghadap ke arah kita berarti posisi silinder 1 pada top kompresi dan sebaliknya bila ujung baut kopling timer menghadap kea rah kita berarti posisi silinder 6 top kompresi. Tanda timing pada timer mendekati tanda garis pada bodi injection pump. Push rod katup Intake dan Exhaust dapat diatur dengan mudah. Gambar 22. Memeriksa Kerapatan Katub Universitas Mercu Buana 36

2). Penyetelan Katup. Masukkan feeler gauge di antara rocker arm dan stem katup. Saat feeler gauge ditarik harus terasa lembut, bila terlalu longgar atau terlalu sempit lakukan penyetelan. Gambar 23. Penyetelan Katup Kendorkan mur pengunci dan baut penyetel, kemudian masukkan feeler gauge yang sesuai. Kencangkan baut penyetel, kemudian tarik feeler. Saat feeler ditarik harus terasa lembut kemudian kencangkan mur pengunci. 3). Katup yang dapat distel dapat dilihat pada table berikut ini : Table 5. Penyetelan Celah Katup Silinder 1 2 3 4 5 6 Top IN EX IN EX IN EX IN EX IN EX IN EX TOP 1 O O X O O X X O O X X X TOP 6 X X O X X O O X X O O O Sumber : Training Textbook Hino Maintenance Volume 2 Keterangan : IN (intake) = katup masuk; EX (exhaust) = katup buang. O = katup yang dapat distel; X = katup yang tidak distel. Universitas Mercu Buana 37

4). Standard Celah Katup Table 6. Standard Penyetelan Celah Katup Tipe Mesin Celah Katup Intake Exhaust HO7C D4 0,30 mm 0,40 mm HO7C D6 0,30 mm 0,45 mm H07C T 0,30 mm 0,50 mm HO7D 0,30 mm 0,50 mm JO8C TI 0,30 mm 0,45 mm EM100 0,40 mm 0,50 mm EK100 0,40 mm 0,40 mm K13C TI 0,40 mm 0,50 mm K13D 0,40 mm 0,50 mm W04D 0,30 mm 0,45 mm F. Setelan Timing Injektion a. Prosedur Pemeriksaan 1). Putar flywheel searah dengan putaran mesin dan tepatkan tanda timing injeksi pada flywheel dengan celah pada housing flywheel sesuai standard beberapa derajat sebelum TMA pada top kompresi silinder 1 ( 15 o ). Gambar 23. Tanda Timing Injeksi Universitas Mercu Buana 38

2). Perhatikan tanda timing injeksi pada automatis timer dan body injection pump harus segaris, apabila tidak segaris maka harus ditempatkan dengan cara : Kendorkan baut pengikat timer dengan flange gigi penggerak injection pump. Putar timer searah dengan arah putaran mesin kira-kira 15 o pada tanda timing flywheel. Kencangkan kembali baut yang dikendorkan. b. Standard Timing Injeksi Table 7. Standard Penyetelan Timing Injektion Tipe Mesin Timing Injektion Tipe Mesin Timing Injektion HO7C D4 14 o BTDC EM100 15 o BTDC HO7C D6 13 o BTDC EK100 18 o BTDC HO7C T 15 o BTDC K13C TI 15 o BTDC HO7D 15 o BTDC K13D 13 o BTDC JO8C TI 11 o BTDC W04D 9 o BTDC Sumber : Training Textbook Hino Maintenance volume 2 G. Membersihkan dan Mengganti Elemen Filter Solar. a. Prosedur Penggantian Filter Solar Atas 1. Lepaskan filter solar atas menggunakan SST. Filter Solar. 2. Pasang filter solar atas yang baru dengan memberikan oli atau grease di atas karet filter solar untuk mencegah alir filter solar rusak oleh pengencangan yang berlebihan. Universitas Mercu Buana 39

Gambar 24. Filter Solar Atas Filter Solar Bawah 1. Kendorkan baut pembuangan (baut 22 ) dan tamping bahan bakar ke dalam bak penampung. 2. Lepas elemen, washer, spring dan cover filter. 3. Bersihkan filter cover, center balt dan spring dengan minyak pembersih. 4. Pasang elemen filter baru, urutan pemasangan berkebalikan dengan pembongkaran. Ganti paking dan gasket serta beri lapisan oli sebelum pemasangan dan kencangkan center bolt dengan benar. b. Membuang Udara Palsu (Air Bleeding) 1. Putar kepala priming pump sampai naik dengan sendirinya. Gambar 25. Priming Pump Universitas Mercu Buana 40

2. Kendorkan baut bleeder udara (baut 12 ) dan gerakkan priming pump ke atas dan ke bawah. Tamping bahan bakar yang mengalir pada bak penampung. Gambar 26. Penekanan Priming pump untuk membuang udara 3. Bila bahan bakar yang keluar sudah tidak ada gelembung udara, kencangkan baut bleeder udara. Pompa kembali priming pump 5 sampai 6 kali dan dorong kepala priming pump ke bawah, putar penuh ke kanan dan kencangkan. H. Cara Kerja Opasitimeter Alat yang digunakan untuk mengetes kadar opasitas atau opasitimeter yang digunakan PT. Pahala Kencana unit Bus Kota yang bermerk SAGEM Souriau Optima 4030 yang secara ringkas dapat dijelaskan penggunaannya sebagai berikut : 1. Hidupkan dan panaskan mesin hingga mencapai suhu kerja. 2. Nyalakan unit opasitimeter, panaskan mesin hingga suhu mencapai 74 o C. Universitas Mercu Buana 41

3. Tunggu setelah terdapat tanda keluar pada gambar knalpot di monitor, lalu tekan tombol 0. 4. Masukkan data-data tentang bus yang akan dites kadar opasitasnya. Data tersebut meliputi : Type Bus, No. Polisi dan KM Perawatan. 5. Setelah muncul tanda masuk pada gambar knalpot, maka masukkan stick atau pencolok melalui lubang knalpot. 6. Injak pedal gas hingga full secara cepat pada saat di monitor memberi perintah Accelerate dan lepas pedal gas bila perintahnya Decelerate. 7. Lakukan pengujian ini secara berulang dengan menekan tanda atau tombol Reset hingga menghasilkan angka rata-rata dari hasil pengujian. 8. Tekan tanda/tombol print bila ingin mencetak hasil pengujian. Universitas Mercu Buana 42