BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah anugerah dan merupakan titipan serta amanah yang. sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. dini. Salah satu permasalahan yang sering dijumpai adalah mengompol yang

Bab 1 PENDAHULUAN. pada kehidupan selanjutnya. Perhatian yang diberikan pada masa balita akan

BAB I PENDAHULUAN. 1 tahun), usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), sekolah

Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. anak yang sudah mulai memasuki fase kemandirian (Wong, 2004). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencapai perkembangan dan pertumbuhan anak (Wong, 2009). Menurut Kementrian Kesehatan RI (2013), jumlah anak usia toddler

BAB I. dan perkembangan anak selanjutnya. Salah satu tugas anak toddler ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, dimana setiap keluarga

BAB I PENDAHULUAN. etika-moral. Perkembangan anak sangat penting untuk diperhatikan karena akan

BAB 1 PENDAHULUAN. anak mencapai tujuan yang diinginkan. Penerapan pola asuh yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia dalam kehidupannya mengalami tahapan

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Toilet training yaitu suatu usaha melakukan latihan buang air besar dan buang

BAB 1 PENDAHULUAN. perencanaan atau penataan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008 ) Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, parkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah aktifitas untuk mencapai tugas perkembangan melalui toilet training.

BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak selanjutnya (Nursalam dkk, 2008).

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU ORANG TUA DALAM TOILET TRAINING TODDLER ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. namun saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. (Hidayat dalam Ernawati

TOILET TRAINING. 1) Imam Rifa i 2) Rut Aprilia Kartini 3) Sukmo Lelono 4) Sulis Ratnawati

BAB I PENDAHULUAN. bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif. bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku tempertantrum,

MUHAMMAD ARISY DEKY PRABOWO

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari hal hal yang telah ada, maupun perubahan karena timbulnya unsur

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. orang tua yang sudah memiliki anak. Enuresis telah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam perilaku adaptif dan memiliki intelektual di bawah rata-rata. yang muncul dalam masa perkembangan (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mental inteligensi serta perilaku anak (Mansjoer, 2000).

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga dalam hubungannya dengan anak diidentikkan sebagai

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional,

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang pada masa mulai lahir sampai masa anak- anak tertentu pasti

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. keluarga lain, pengalaman dini belajar anak khususnya sikap sosial yang awal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Youstiana Dwi Rusita*, Ikha Ardianti Ilmu Keperawatan STIKES Insan Cendekia Husada Bojonegoro ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. anak melakukan kegiatan tersebut disitu anak akan mempelajari anatomi. tubuhnya sendiri serta fungsinya.(hidayat Alimul,2005)

POLA ASUH DAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK TODDLER. Triani Yuliastanti Novita Nurhidayati INTISARI

KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN DISPOSIBLE DIAPER. Dadang Kusbiantoro

BAB I PENDAHULUAN. anak, yang merupakan masa pertumbuhan dasar anak. Pada usia batita

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN SEWU SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya

HUBUNGAN KEMANDIRIAN ANAK DENGAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING ANAK USIA TODDLER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

KONSEP PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN KEMANDIRIAN TOILET TRAINING ANAK USIA TODDLER

PERAN IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP SIKAP IBU TENTANG TOILET TRAINING

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI PAUD PERMATA BUNDA RW 01 DESA JATI SELATAN 1 SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. UMY berdasarkan nilai kecerdasan emosional Nilai Kecerdasan Emosional

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

ABSTRAK. Kata kunci: Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak, perkembangan anak usia prasekolah

BAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolesense adalah periode perkembangan selama individu

BAB I PENDAHULUAN. ke arah positif maupun negatif, maka intervensi edukatif dalam bentuk

: RIZKA RATNA NURVITASARI

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh : HIDAYATUL MUNAWAROH J.

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan mengatur keseimbangan asambasa

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA- SEKOLAH DI TK AISYIYAH MENDUNGAN SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayananan komunikasi terapeutik merupakan pelayanan komunikasi

BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

Gede Arioka Dwipayana 1, Atik Badi ah 2, Endang Lestiawati 3 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ima Syamrotul M Dosen Kebidanan Universitas Muhammadiyah Purwokerto

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun Dalam Undang-Undang

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

KESIAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI BANDA ACEH COMPARISON OF TOILET TRAINING READINESS IN BANDA ACEH

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TOILET TRAINING ANAK USIA 1-3 TAHUN TERHADAP PENGETAHUAN IBU DI DESA SAMBON BANYUDONO BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bermain dan juga berbagai alat permainan anak-anak. Salah satu lembaga pendidikan yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. air besar dan bladder control atau kontrol buang air kecil. Saat. yang tepat melakukan toilet training setelah anak mulai bisa

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2005). Anak adalah individu yang sedang dalam proses tumbuh kembang, mempunyai kebutuhan spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang berbeda dengan orang dewasa. Kebutuhan fisik/biologis anak mencakup makan, minum, udara, eliminasi, tempat berteduh dan kehangatan. Secara psikologis anak membutuhkan cinta dan kasih sayang rasa aman atau bebas dari ancaman. Anak juga membutuhkan kesempatan belajar berpikir dan membuat keputusan secara mandiri. Untuk pengembangan harga diri, anak membutuhkan penghargaan pribadi terutama usia 1 sampai 3 tahun, penghargaan merupakan pengalaman positif dalam membentuk harga diri (Supartini, 2004). Masa usia toddler yaitu masa dimana perkembangan otak anak berkembang secara luar biasa. Inilah waktu yang sangat tepat bagi orang tua untuk mengoptimalkan perkembangan otak si kecil dengan memberikan stimulasi maksimal. Lingkungan yang nyaman dan penuh kasih sayang akan mengenalkan anak pada rasa cinta kasih, pertumbuhan otaknya pun akan berkembang dengan baik (Musbikin, 2012). 1

2 Mendidik kemandirian pada anak usia dini sangatlah penting. Kemandirian anak mendukung anak dalam belajar memahami pilihan perilaku beserta resiko yang harus dipertanggungjawabkan oleh anak. Oleh karena itu anak harus dididik pelatihan penggunaan toilet training, dalam hal ini orang tua harus memahami keadaan anak, tingkat perkembangan dan cara belajar anak. Belajar untuk menggunakan toilet training adalah perjalanan yang membantu anak merasa mandiri, hal ini dibuktikan dengan anak bisa mengontrol atas tubuh anak dan membantunya mengambil langkah lagi untuk menjadi individu yang mandiri. Salah satu tanda penting dalam kehidupan awal anak adalah perpindahan dari diaper ke penggunaan toilet (Devianti, 2013). Menurut Pungky (2005) anak yang memakai diaper akan mengalami beberapa hambatan dari segi sebab-akibat yaitu apabila anak buang air kecil dan buang air besar dicelana akibatnya celananya basah ini merupakan pelajaran logika hidup yang pertama dan kemampuan berlogika akan digunakan sampai anak dewasa. Dari segi tanggung jawab apabila anak mengotori celananya maka seharusnya anak mengganti celananya. Apabila ini berlangsung secara terus menerus anak akan sulit diatur. Kebiasaan memakai diaper pada anak usia toddler maka anak akan kehilangan masa toilet trainingnya, dan membawa dampak pada anak yakni anak akan tidak percaya diri (dalam Ifachozina, 2013). Sehubungan dengan penelitian Mokorimba (2013) berdasarkan data mengenai hubungan pengetahuan ibu dengan kemampuan toilet taining pada anak usia toddler di ruang rawat inap anak, RSUP Prof.dr.R.D. Kandou Manado dengan desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional menunjukkan

3 34 responden (85,0%), dan yang mempunyai pengetahuan kurang 6 responden (15,0%). Dominasi tingginya tingkat pengetahuan tentang toilet training didukung oleh latar belakang pendidikan ibu dimana yang berpendidikan SMA (55,0%), diploma (15,0%), dan sarjana (10,0%). Sedangkan kemampuan toilet training ada sebanyak 31 responden (77,5%) mempunyai kemampuan toilet training baik, dan 9 responden (22,5%) mempunyai kemampuan toilet training kurang. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kemampuan toilet training pada anak usia toddler. Sehubungan dengan penelitian Kusumaningrum (2011) berdasarkan data mengenai pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku orang tua dalam toilet training toddler di PAUD Kelurahan Plaju Ulu dengan metode penelitian pre eksperiment dengan desain quata sampling didapatkan responden 22 orang orang tua toddler. Berdasarkan identifikasi permasalahan tingkat pendidikan dari responden paling banyak ditingkat tamatan SMA 16 orang (72,7%). Hasil penelitian sebelumnya diberikan pendidikan kesehatan toilet training toddler sebagian besar pengetahuan responden baik (63,6%), sikap responden positif (59,1%), dan tindakan responden adalah baik (63,6%). Kemudian setelah diberikan pendidikan kesehatan toilet training toddler bahwa sebagian besar pengetahuan responden sama besar (50%), sikap responden sama besar (50%), dan tindakan responden baik (56,5%). Hasil penelitian diketahui tidak terdapat perbedaan yang bermakna pengetahuan, sikap dan tindakan orang tua sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan toilet training toddler.

4 Sehubungan dengan penelitian Ifachozina (2010) berdasarkan data yang ada di Perumahan Kinijaya Semarang, anak yang berusia toddler ada 50 anak yang terdiri dari 30 anak atau 60% yang masih menggunakan diaper dan 20 anak atau 40% yang tidak menggunakan diaper. Berdasarkan identifikasi permasalahan tentang penggunaan diaper pada anak usia toddler di Perumahan Kinijaya Semarang ini, yang masih menggunakan diaper karena para orang tua yang tidak memiliki waktu yang kurang untuk anaknya karena mayoritas bekerja di kantor. Pengetahuan orang tua tentang diaper menunjukkan 50 responden dan yang mempunyai pengetahuan baik ada 22 orang tua atau 44%, 20 pengetahuan kurang atau 40% dan 8 atau 16% pengetahuan kurang. Responden yang memakai diaper untuk anaknya ada 30 orang atau 60%, dan yang tidak ada 20 orang atau 40%. Ini merupakan alasan ibu saat memakaikan diaper pada anaknya yakni penggunaan diaper sangat praktis dan tidak memerlukan banyak waktu untuk memakainya ini menjadi alasan ibu-ibu mengggunakan diaper. Berdasarkan uji statistic diperoleh nilai ρ sebesar 0,181 atau lebih dari α 0,05. Dengan demikian tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang toilet training dengan penggunaan diaper pada anak usia toddler di Perumahan Kinijaya Semarang. Berdasarkan data awal yang diperoleh dari Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango (2014) sebanyak 45 jumlah orang tua yang masih mempunyai anak usia toddler dan 45 jumlah anak usia toddler. Yang terdiri dari 21 anak laki-laki dan 24 anak perempuan, dan anak usia toddler yang masih menggunakan diaper sebanyak 33 anak usia toddler.

5 Dari hasil wawancara 6 orang ibu hanya 2 orang ibu yang mengetahui cara melakukan toilet training pada anaknya, dan sisanya hanya memakaikan diaper pada anaknya, karena mereka tidak mengetahui toilet training dan manfaat toilet training terhadap tumbuh kembang anaknya, ibu mengatakan menggunakan diaper itu lebih praktis, mereka tidak mengetahui kekurangan penggunaan diaper pada pertumbuhan anaknya, hal ini banyak ditemui pada anak di Taman Kanak- Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik melakukan penelitian di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango tentang Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Toilet training dengan Penggunaan Diaper pada Anak Usia Toddler. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1.2.1 Berdasarkan survey di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango (2014) sebanyak 45 jumlah orang tua yang masih mempunyai anak usia toddler dan 45 jumlah anak usia toddler sedangkan ada 33 jumlah anak yang masih menggunakan diaper di sekolah. 1.2.2 Dari hasil wawancara 6 orang ibu hanya 2 orang ibu yang mengetahui cara melakukan toilet training pada anaknya, dan sisanya hanya memakaikan diaper pada anaknya, karena mereka tidak mengetahui toilet training dan manfaat toilet training terhadap tumbuh kembang anaknya, ibu

6 mengatakan menggunakan diaper itu lebih praktis, pengetahuan ibu masih kurang tentang manfaat dan pentingnya toilet training terhadap tumbuh kembang anaknya dan hanya menggunakan diaper karna memikirkan segi praktisnya. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka perumusan masalah adalah Apakah ada Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Toilet training dengan penggunaan Diaper pada Anak Usia Toddler di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan umum Untuk menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang toilet training dengan penggunaan diaper anak usia toddler di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango. 1.4.2 Tujuan khusus 1.4.2.1 Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang toilet training di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango. 1.4.2.2 Untuk mengetahui penggunaan diaper pada anak usia toddler di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango. 1.4.2.3 Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang toilet training dengan penggunaan diaper pada anak usia toddler di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango.

7 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat praktis Memberikan masukkan untuk devisi Keperawatan untuk menjadi sumber informasi yang penting terhadap pengetahuan dalam pengembangan toilet training pada anak usia toddler yang dapat dipergunakan untuk pengembangan keperawatan dasar anak. 1.5.2 Manfaat teoritis 1.5.2.1 Bagi orang tua Diharapkan dengan penelitian ini nantinya orang tua dapat menambah pengetahuan tentang toilet training pada anak agar anaknya bisa mandiri dalam buang air kecil dan buang air besar tanpa menggunakan diaper. Dan anak mampu melakukan toilet training agar anak lebih cepat beradaptasi dengan kemampuan barunya dalam buang air kecil dan buang air besar. 1.5.2.2 Bagi guru Diharapkan dengan penelitian ini akan meningkatkan pengetahuan guru bahwa sangat penting menerapkan toilet training agar anak bisa mandiri dalam buang air kecil dan buang air besar tanpa menggunakan diaper. 1.5.2.3 Bagi penelitian lainnya Sebagai referensi di perpustakaan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya.