Pemisahan Gingerol Dari Rimpang Jahe Segar PEMISAHAN GINGEROL DARI RIMPANG JAHE SEGAR MELALUI PROSES EKSTRAKSI SECARA BATCH

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMASI PROSES EKSTRAKSI GINGEROL DARI RIMPANG JAHE SEGAR MENGGUNAKAN PELARUT n-hexane SECARA BATCH

BAB V EKSTRAKSI CAIR-CAIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. Judul: Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe (Zinger Officinale) II. Tanggal Percobaan: 6 Maret 2013 III. Tanggal selesai Percobaan: 6 Maret 2013

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak

SEMINAR REKAYASA KIMIA DAN PROSES, 4-5 Agustus 2010 ISSN :

EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL

BAB I PENDAHULUAN. susunan asam-asam amino yang lengkap (Fitri, 2007). Produksi telur yang tinggi

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

Begitu banyak khasiat jahe merah. Antara lain sebagai pencahar, antirematik, peluruh keringat, peluruh masuk angin, meningkatkan gairah seks,

EKSTRAKSI ASPHALTENE DARI MINYAK BUMI

PENGAMBILAN ASAM PHOSPHAT DALAM LIMBAH SINTETIS SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR DENGAN SOLVENT CAMPURAN IPA DAN n-heksan

EKSTRAKSI BAHAN NABATI (EKS)

EKSTRAKSI KURKUMIN DARI KUNYIT

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

Metoda-Metoda Ekstraksi

BAB 4 PEMBAHASAN Hasil Kerja Ekstraksi Jahe

3 METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II. Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten. (Asisten)

METODELOGI PENELITIAN

Jahe untuk bahan baku obat

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-234

PENENTUAN KARAKTERISTIK PENGERINGAN BAWANG PUTIH(ALLIUM SATIVUM L.) (Variabel Bentuk Bahan dan Suhu Proses)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT. Feri Manoi

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN MINUMAN JAHE INSTAN

KINERJA DESTILASI RIMPANG JAHE SECARA KOHOBASI DAN DESTILASI UAP-AIR

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

Cara uji kimia - Bagian 3: Penentuan kadar lemak total pada produk perikanan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

Gambar 6. Kerangka penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

DATA PENGAMATAN. Volume titran ( ml ) ,5 0,4 0,5 6

PENGARUH TEMPERATUR DAN F/S TERHADAP EKSTRAKSI MINYAK DARI BIJI KEMIRI SISA PENEKANAN MEKANIK

METODE EKSTRAKSI Ekstrak Ekstraksi 1. Maserasi Keunggulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Konsentrasi Etanol, Suhu dan Jumlah Stage Pada Ekstraksi Oleoresin Jahe (Zingiber Officinale Rosc) Secara Batch

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-39

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

BAB I DISTILASI BATCH

a. Pengertian leaching

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PROSES PEMBUATAN MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI-DESTILASI DENGAN PELARUT N-HEXAN DAN PELARUT ETANOL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH JUMLAH TRAY DAN PERBANDINGAN SOLVEN PADA EKSTRAKSI MINYAK NYAMPLUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. struktur-struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi atas dan bawah. Alat

PENINGKATAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DISTILASI VACUM GELOMBANG MIKRO

BAB III METODE PENELITIAN. pertama terdiri dari jenis pati bahan edible coating dan faktor kedua terdiri

Ekstraksi pelarut atau ekstraksi air:

PENGARUH WAKTU UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

II. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

TEKNOLOGI REMPAH-REMPAH DAN MINYAK ATSIRI

KOMPATIBILITAS SERAT PELEPAH POHON PISANG KEPOK (Musaceae) PADA PERLAKUAN PEREBUSAN AIR JAHE (Zingiber Officinale) DAN PERLAKUAN RESIN POLYESTER

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

EKSTRAK DAUN SIRIH SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA MINYAK KELAPA

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

PEMANFAATAN JAHE SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF OLEORESIN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI JAHE DAN REMPAH PADA PEMBUATAN SIRUP KOPI

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dunia dan memiliki harga mahal. Kopi merupakan minuman

SKRIPSI. PENGARUH KONSENTRASI ETANOL, SUHU DAN JUMLAH STAGE PADA EKSTRAKSI OLEORESIN JAHE (Zingiber officinale Rosc) SECARA BATCH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING

3 Metodologi Penelitian

sampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Pacet-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Pemisahan Gingerol Dari Rimpang Jahe Segar (Hargono, dkk) PEMISAHAN GINGEROL DARI RIMPANG JAHE SEGAR MELALUI PROSES EKSTRAKSI SECARA BATCH Hargono*, Fitra Pradhita, Margaretha Praba Aulia Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Kampus Tembalang Telp. (024) 7460058, Fax. (024) 76480675, Semarang *Email: hargono_tkundip@yahoo.co.id Abstrak Jahe mengandung gingerol yang sangat bermanfaat dalam industri farmasi dan makanan. Gingerol dapat digunakan dalam crosslinking pati untuk mengikat-silangkan rantai karbon pada pati sehingga memiliki sifat mendekati gandum. Gingerol di pasaran jarang tersedia, mahal harganya dan berkualitas rendah, sehingga perlu dipelajari metode ekstraksi gingerol untuk menghasilkan gingerol berkualitas tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mencari variabel paling berpengaruh dalam ekstraksi gingerol dari rimpang jahe segar dengan menggunakan variabel suhu ekstraksi, berat jahe, dan ukuran partikel jahe, selanjutnya dilakukan optimasi ekstraksi gingerol dari variabel yang paling berpengaruh. Penelitian ini dilakukan dengan metode ekstraksi menggunakan pelarut n-hexane dan dilakukan secara batch. Variabel terikat adalah volume n-hexane 300 ml, kecepatan pengadukan 450 rpm, dan waktu ekstraksi 1jam dengan pengambilan sampel setiap 10 menit. Sedangkan variabel berubahnya adalah suhu ekstraksi 50 dan 60 o C. Berat jahe masingmasing 50 dan 75 g; ukuran partikel jahe 10 x 10 x 1 mm; dan 5 x 5 x 1 mm. Prosedur penelitian ini yaitu persiapan awal bahan dengan mencuci dan memperkecil ukuran jahe segar sesuai dengan variabel. Pembuatan kurva standar dimaksudkan untuk analisis gingerol. Analisis gingerol hasil percobaan dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer. Dari hasil penelitian didapat bahwa berat jahe adalah variabel paling berpengaruh dalam ekstraksi gingerol. Kondisi optimum yang didapat adalah saat berat jahe 75 g, diekstraksi menggunakan pelarut 300 ml n-hexane menghasilkan gingerol dengan konsentrasi 498 ppm. Kata Kunci: gingerol, crosslinking, rimpang jahe, n-hexane, oleoresin PENDAHULUAN Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu rempah-rempah penting yang digunakan sebaga bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan serta minuman, industri obat, minyak wangi dan jamu tradisional. Sifat khas jahe beraroma harum dan berasa pedas. Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak jahe, sedangkan oleoresin menyebabkan rasa pedas. Oleoresin jahe banyak mengandung komponen pembentuk rasa pedas yang tidak menguap, yang terdiri atas gingerol, zingiberen, shagaol, minyak jahe dan resin (Ravindran et al., 2005). Gingerol merupakan bahan alam yang terkandung didalam oleoresin jahe yang dibutuhkan dalam modifikasi pati. Namun spesifikasi gingerol yang diinginkan tidak terdapat di pasaran. Gingerol sangat rentan terhadap dekomposisi termal oleh karena itu ekstraksi gingerol dari rimpang jahe segar dilakukan pada suhu rendah dengan menggunakan pelarut n-hexane yang memiliki titik didih rendah (Zancan et al.,2002), Tujuan penelitian ini adalah mencari variabel paling berpengaruh dalam ekstraksi gingerol dari rimpang jahe segar dengan menggunakan variabel suhu ekstraksi, berat jahe, dan ukuran partikel jahe terhadap konsentarsi gingerol, selanjutnya dilakukan optimasi ekstraksi gingerol dari variabel yang paling berpengaruh. TINJAUAN PUSTAKA Terdapat 2 zat penyusun utama yang terdapat didalam jahe yaitu minyak jahe dan oleoresin. Minyak atsiri memberikan aroma harum sedangkan oleoresin memberikan rasa pedas. Oleoresin jahe banyak mengandung komponen pembentuk rasa pedas yang tidak menguap, terdiri atas gingerol, zingiberen, shagaol, minyak jahe dan resin (Ravindran et al., 2005). Gingerol merupakan senyawa alami berwarna kuning pucat yang terdapat dalam oleoresin jahe yang labil terhadap panas baik 16

Momentum, Vol. 9, No. 2, Oktober 2013, Hal. 16-21 ISSN 0216-7395 selama penyimpanan maupun pada waktu pemrosesan, sehingga gingerol sulit untuk dimurnikan. Gingerol merupakan senyawa yang volatil dan tidak larut dalam air. Rumus molekul gingerol adalah C17H26O4. Gingerol dapat dibuat dengan cara ekstraksi secara batch dari rimpang jahe segar dengan pelarut tidak polar dan bertitik didih rendah 30-32 o C dan akan terdekomposisi menjadi shogaol pada suhu 60 o C. Struktur kimia gingerol ditunjukan oleh Gambar 1. (http://en.wikipedia.org/wiki/ Gingerol). Gingerol lebih banyak ditemukan di jahe segar daripada di jahe kering, karena gingerol merupakan senyawa yang labil terhadap panas, baik selama penyimpanan maupun pada waktu pemrosesan (Chrubasik, 2005). Gambar 1. Struktur Kimia Gingerol Gingerol dapat digunakan untuk modifikasi pati. Pati yang dimodifikasi menggunakan gingerol menghasilkan cross-linking yaitu mengikat silangkan rantai karbon pati yang dapat memperkuat ikatan hidrogen dalam molekul pati (Yavuz, 2003). Manfaat lain gingerol antara lain sebagai obat penyembuh kanker, meredakan migrain, mengurangi mualmual pada saat kehamilan dan mabuk perjalanan, menyembuhkan bercak putih pada kulit karena kehilangan pigmen (vitilligo) http://tipsehat.net/8- khasiat-jahe-untukkesehatan). Ekstraksi gingerol dari rimpang jahe segar ini termasuk ekstraksi padat-cair atau dikenal dengan leaching. Leaching diartikan proses pengambilan komponen terlarut dalam suatu padatan dengan menggunakan pelarut (Treyball, 1980). Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi harus sesuai agar zat yang di inginkan dapat terekstrak. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut yaitu selektifitas, densitas, titik didih, tegangan antar permukaan, koefisien distribusi, kemudahan pengambilan kembali pelarut, keaktifan secara kimia, murah dan tidak beracun. Pelarut dianggap cocok untuk mengekstrak gingerol dari rimpang jahe segar karena bersifat non polar, relatif murah, aman, tidak mudah bereaksi dan mudah menguap, serta memliki solubility parameter yang hampir berdekatan dengan gingerol. Hildebrand solubility parameter dengan notasi δ merupakan perkiraan numerik dari derajat interaksi antar bahan, dan bisa menjadi indikasi yang baik dari kelarutan terutama untuk bahan non polar (http://en.wikipedia.org/wiki/hildebrand_solubi lity_parameter). Bahan yang memiliki nilai δ cenderung sama akan cenderung saling melarutkan, gingerol memiliki δ =7,99 (calories/cm 3 ), sedangkan n-hexane memiliki δ = 7,24 (calories/cm 3 ). Oleh karena itu n-hexane dapat digunakan sebagai pelarut pada proses ektraksi gingerol dari rimpang jahe segar. METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jahe, n-hexane, aquades, dan gingerol 98%. Alat yang digunakan adalah rotor pengaduk, pemanas listrik dengan magnetic stirrer, water bath, labu leher tiga, pendingin balik, thermometer, aspirator, serta spektrofotometer. Rangkaian alat ekstraksi dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Rangkaian Alat Ekstraksi Variabel Penelitian Varibel terikat pada penelitian ini adalah volume solvent n-hexane 300 ml, waktu ekstraksi 1 jam dengan pengambian sampel Fakultas Teknik 17 UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

Pemisahan Gingerol Dari Rimpang Jahe Segar setiap 10 menit, dan kecepatan pengadukan 450 rpm. Sedangkan variabel bebas pada penelitian ini adalah suhu 50 o C (-) dan 60 o C (+), ukuran partikel 10x10x1 mm (-) dan 5x5x1 mm (+), dan berat jahe 50 gr (-) dan 75 gr (+) (Hargono, dkk) e 146 f 336 g 286 h 498 Prosedur Percobaan Proses penelitian dimulai dengan pembuatan kurva standar menggunakan gingerol 98% untuk analisis gingerol. Proses selanjutnya adalah tahap persiapan bahan dimana jahe segar dicuci, dikupas, diiris, sesuai variabel. Setelah itu dilakukan proses ekstraksi dengan menggunakan rangkaian alat ekstraksi seperti terlihat pada Gambar 1, selama 1 jam dengan pengambilan sampel setiap 10 menit. Hasil gingerol dari proses ekstraksi dianaliss menggunakan spektrofotometri. HASIL DAN PEMBAHASAN Kurva larutan standar didapat dari pengenceran gingerol kadar 98% menjadi kadar 8-5000 ppm. Kurva larutan standar berbentuk linear digunakan untuk menganalisa konsentrasi larutan sampel dari data absorbansi yang didapat. Analisis konsentrasi gingerol dilakukan secara grafis dan analitis, yaitu dengan mempertemukan kurva standar dengan absorbansi dari larutan hasil ekstraksi secara grafis dan menghitungnya secara analitis. Variabel yang digunakan dalam pengukuran sampel adalah variasi antara suhu, berat jahe dan ukuran partikel jahe. Penentuan konsentrasi gingerol hasil ekstraksi ditentukan secara grafis, yaitu dengan cara menarik garis tegak lurus hasil absorbansi larutan sampel dengan kurva larutan standar yang telah ada sehingga didapatkan hasil ln konsentrasi Dilihat dari analisa konsentrasi gingerol dengan menggunakan metode grafis, dapat ditampilkan hasil konsentrasi gingerol seperti ditunjukkan pada Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Hasil analisis grafis terhadap larutan sampel Variabel Konsentrasi Gingerol (ppm) a 106 b 128 c 200 d 336 Analisis gingerol secara analitis dapat dilakukan dengan menggunakan metode least square terhadap kurva larutan standar untuk mendapatkan konsentrasi gingerol larutan sampel dari hasil absorbansinya. Persamaan matematis yang dapat mewakili adalah : Y= -0,05455x+0,64944...1) Hasil analisis secara analitis dapat dilihat pada tabel-2 Tabel 2. Hasil analisa secara analitis terhadap larutan sampel Variabel Konsentrasi % error Gingerol (ppm) a 119,36 10,131 b 131,92 1,742 c 224,87 6,935 d 358,59 14,986 e 150,73 1,320 f 358,59 6,962 g 324,46 7,559 h 508,86 2,135 Rata rata % error antara hasil analisis secara grafis dan analitis adalah 2,841%, sehingga m e m e n u h i p e r s y a r a t an a p a b i l a digunakan untuk melakukan analisis optimasi ekstraksi karena nilai %error dibawah 10%. Pada penelitian optimasi ekstraksi ini dianalisis hasilnya dengan menggunakan 2 n faktorial. Pemilihan dua level untuk masingmasing faktor digunakan untuk memilih variabel mana yang paling berpengaruh. 2 n dalam penelitian ini n=3 dan level memiliki 2 faktor. Maka dari itu, untuk proses ekstraksi 2 3 yaitu 8 kali percobaan. Yang dimaksud 2 level adalah bahwa untuk tiap variabel digunakan 2 harga, satu memiliki harga rendah (low level) yang diberi simbol (-) dan yang yang satu memiliki harga tinggi (high level) yang diberi simbol (+). Dengan adanya tiga variabel dibuat variasi dan tiap variasi diamati persen kadar Gingerol yang diperoleh. Percobaan ini menggunakan variabel suhu, berat jahe, ukuran partikel jahe untuk 18

Momentum, Vol. 9, No. 2, Oktober 2013, Hal. 16-21 ISSN 0216-7395 mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh. Untuk mencari faktor yang paling berpengaruh dilakukan dengan menghitung harga efek dari setiap kombinasi dan interaksi ketiga variabel tersebut. Untuk menentukan variabel yang paling berpengaruh dibuat tabel normal probability percobaan awal yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Tabel Normal Probability Percobaan Awal No. order (i) Identitas efek Log P 1 I 2 0,85 2 I 1 1,33 3 I 3 1,55 4 I 13 1,70 5 I 12 1,81 6 I 12 1,90 7 I 23 1,97 Keterangan : efek suhu (I1), efek berat jahe (I2), efek ukuran partikel jahe (I3), efek interaksi suhu berat jahe (I12), efek interaksi suhu ukuran partikel jahe (I13), efek interaksi suhu-ukuran partikel jahe (I23), efek interaksi suhu berat jahe - ukuran partikel jahe (I123), dan efek rata-rata (I0). Bila digambarkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar 3. sebagai berikut : Efek I Gambar 3 Normal Probability Percobaan Awal Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa titik paling jauh dari garis normal adalah titik 0,85 berupa efek berat jahe (I2). Hal ini menunjukkan variabel yang paling berpengaruh terhadap ekstraksi gingerol dari rimpang jahe segar adalah berat jahe, maka diperoleh persamaan: (I3/2).X3 + (I12).X1X2 + (I13/2).X1X3 + (I23/2).X2X3 + (I123/2).X1X2X3.. 2) Karena va r ia b el yang paling berpengaruh adalah I2 (berat jahe) maka persamaan di atas dapat direduksi menjadi: Y = 0,00761 + (0,00755).X2.3) Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa kecenderungan yang ada pada tiaptiap variable proses dengan harga level yang dicoba pada setiap run. Dengan melihat grafik normal probability percobaan awal dapat dilihat bahwa variabel yang paling berpengaruh adalah berat jahe. Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa penambahan berat jahe memberikan efek positif terhadap % konsentrasi gingerol yang dihasilkan. Hal ini disebabkan semakin banyak jumlah berat jahe yang ditambahkan maka semakin banyak gingerol yang terlarut sehingga gingerol yang dapat terekstrak semakin banyak pula. Sehingga perlu adanya optimasi ekstraksi gingerol dari rimpang jahe segar dengan menggunakan variabel berat jahe, sehingga didapat berat jahe optimum yang dapat menghasilkan yield gingerol tertinggi. Setelah diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh adalah berat jahe, maka dilakukan percobaan optimasi untuk mengetahui berat jahe yang optimum dalam proses ekstraksi gingerol dari rimpang jahe segar dan % konsentrasi gingerol optimum yang dihasilkan. Percobaan optimasi ini menggunakan variable bebas, yaitu suhu 60 C dan ukuran partikel jahe 5 x 5 x 1 mm. Variabel tak bebas yang digunakan adalah berat jahe. Berat jahe dipilih karena dilihat dari persamaan optimasi yang diperoleh, yaitu harga efek variabel berat jahe memberikan nilai positif. Artinya adalah semakin banyak berat jahe yang dimasukkan ke dalam ekstraktor, maka hasil Gingerol yang terekstrak semakin banyak. Berat jahe divariasi menjadi 25, 50, 75, 100, dan 125. Analisa konsentrasi yang digunakan secara grafis, yakni memplotkan data absorbansi hasil optimasi ke kurva standar. Dari percobaan optimasi didapatkan hasil analisa sebagai berikut: Y = I0 + (I1/2).X1 + (I2/2).X2 + Fakultas Teknik 19 UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

Pemisahan Gingerol Dari Rimpang Jahe Segar (Hargono, dkk) Tabel 4. Hasil Optimasi Run Berat Jahe (gr) Konsentrasi Gingerol (ppm) 1 25 208 2 50 336 3 75 498 4 100 502 5 125 506 Perlu adanya uji kelayakan hasil dengan cara membandingkan antara hasil analisa secara grafis dan hitungan analitis. Persamaan pendekatan antara berat jahe dan % kadar Gingerol secara analitis bisa dicari melalui persamaan least square. Didapat persamaan least square sebagai berikut: Y = -4,24276 x 10-6 X 2 +0,000935255X + 0,000124.. 4) Dari persamaan least square di atas dapat dihitung Y perhitungannya dengan memasukkan X (berat jahe) ke dalam persamaan tersebut. Sehingga bisa didapat hasil Y (% konsentrasi) sampel. Data Y perhitungan, Y percobaan, dan % kesalahan dapat dilihat pada tabel 9 dibawah ini : Tabel 5. Persen (%) Kesalahan X Y Y % error Percobaan Perhitungan 25 0,0208 0,0209 0,25795357 50 0,0336 0,0363 7,38699008 75 0,0498 0,0464 7,32120564 100 0,0502 0,0512 1,99536838 125 0,0506 0,0507 0,27184494 Hasil optimasi yang berupa Y perhitungan dan Y Percobaan dapat digambarkan dalam sebuah kurva sebagai berikut: Gambar 4. Perbandingan antara Berat Jahe dan % konsentrasi Gingerol Dari kurva optimasi pada Gambar-4 dapat dilihat bahwa kurva berada di titik puncak saat berat jahe sebanyak 75 gram. Pada variabel berat 100 gram dan 125 gram kurva cenderung konstan.. Hal ini disebabkan karena adanya batas maksimal suatu solvent pada volume tertentu mampu mengekstrak zat terlarutnya. Bila komponen zat terlarut (jahe) ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut (n-hexane), pada suatu titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi. Jumlah zat terlarut dalam larutan tersebut dalam kondisi maksimal, dan larutannya disebut sebagai larutan jenuh. (wikipedia/larutan) Fenomena ini terjadi karena molekul komponen- komponen larutan berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Pada saat proses ekstraksi berlangsung terjadi proses pelarutan, tarikan antar partikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut sehingga akan terbentuk suatu struktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut; hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap stabil jika sudah tidak ada lagi molekul pelarut (n-hexane) yang masih kosong dan berinteraksi dengan gingerol (Fogler,2006) KESIMPULAN Variabel yang paling berpengaruh dalam ekstraksi gingerol dari rimpang jahe segar adalah berat jahe. Berat jahe optimal untuk ekstraksi gingerol menggunakan 300 ml n- hexane adalah 75 gr menghasilkan gingerol dengan konsentrasi 498 ppm Daftar Notasi g = gram ml = mililiter DAFTAR PUSTAKA Chrubasik, S., M. H. Pitler, and B. D. Roufogalis, Zingiberis rhizome: Comprehensive review on the ginger effect and efficacy profiles, Phytomedine, International Journal of Phytotherapy & Phytopharmacology, 2005, vol. 12, pp 684-701. Fogler, H,S., Elements of Reaction Chemical engineering. 4 th edition. The University of Michigan, 2006. Ravindran, P.N., and Babu, K. N., (2005), Ginger The Genus Zingiber, CRC Press, New 20

Momentum, Vol. 9, No. 2, Oktober 2013, Hal. 16-21 ISSN 0216-7395 York, hal. 87-90. Treyball, R.E., 1981, Mass Transfer Operations, 3 rd ed., Mc.Graw Hill, New York, hal.717-723 Wikipedia.2010. Gingerol. diakses melalui http://en.wikipedia.org/ wiki/gingerol/ pada 12 Maret 2011 pukul 19:35 Wikipedia.2010.Hilderbrand solubility parameter. diakses melalui http://en.wikipedia.org/wiki/hildebrand_sol ubility_parameter pada 12 Maret 2011 pukul 19:55 Yavus, Hulya and Ceyhun B., Preparation and Biogradation of Starch/Polycaprolactone Film. Journal of Polymer and the Environment, 2003, Vol. 11. Zancan, K.C., Marques, M.O.M., Petenate, A.J., and Meireles, M.A.A., (2002), Extraction of ginger (Zingiber officinale Roscoe) oleoresin With CO2 and co-solvents: a study of the antioxidant action of the extracts, Journal of Supercritical Fluids, hal. 59 Fakultas Teknik 21 UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG