BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP 4) Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP 4) resmi didirikan pada tanggal 3 Januari 1960, sebagai salah satu hasil konferensi Departemen Agama di Tretes, Jawa Timur. Perintisnya adalah H. S. M. Nasaruddin Latif, yang menjabat sebagai Kepala Kantor Urusan Agama Kota Praja Jakarta Raya dan Aratha, yang menjabat sebagai Kepala Kantor Urusan Agama Provinsi Jawa Barat (Ensiklopedi Islam:2011). Secara embrional badan yang berfungsi sama, telah lebih dulu berdiri dibeberapa tempat yang berbeda, misalnya di Bandung dengan nama Badan Penasehatan Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian, di Jakarta dengan nama Panitia Penasehat Perkawinan dan Penyelesaian dan di Yogyakarta dengan nama Badan Kesejahteraan Rumah Tangga. Berdirinya Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP 4) dilatarbelakangi oleh terlalu banyaknya perceraian yang tidak sesuai dengan jiwa ajaran Islam di kalangan Muslim, sehingga diperlukan badan yang dapat memberikan bimbingan dan nasehat kepada khalayak ramai secara terus menerus untuk memelihara keutuhan sebuah perkawinan dengan tujuan: 1. Mempertinggi nilai perkawinan 2. Mencegah perceraian sewenang-wenang 30
31 3. Mewujudkan susunan rumah tangga yang bahagia, sejahtera lahir dan bathin. Sedang fungsinya adalah: 1. Memberikan nasehat, penerangan dan tuntunan kepada yang berkepentingan mengenai masalah-masalah nikah, thalaq dan rujuk 2. Mengadakan upaya-upaya yang dapat memperkecil perceraian 3. Memberikan bantuan moril dalam menyelesaikan kesulitan-kesulitan perkawinan dan kerumahtanggaan secara umum (MUNAS BP 4 IX, 1992: 15) Berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 30 Tahun 1977 tentang penegasan dalam bidang penasehat perkawinan perselisihan rumah tangga dan perceraian (Hasil Munas BP 4 X, 1995: 17) sebagai satu -satunya badan yang bergerak dan berusaha di bidang penasehat dan memperkecil angka perceraian, maka secara bertahap pada tahun berikutnya dari daerah tingkat I berkembanglah sampai daerah tingkat II (kabupaten) dan bahkan sampai kepada kecamatan maupun lurah dan desa di Indonesia. Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP 4) di Provinsi Riau telah ada pada tahun 1974 yang kemudian dibentuk pula pada setiap kabupaten/ kotamadya tingkat II. Untuk awalnya pembentukan Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP 4) dahulu di Kota Pekanbaru kemudian di daerah-daerah lainnya. Selanjutnya Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP 4) mengalami perubahan pengertian (Munas BP 4 XI: 1998).
32 B. Tugas-Tugas Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP 4) Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP 4) berdasarkan keputusan pengurus BP 4 Pusat Nomor 10 Tahun 1992, memiliki tugas-tugas pokok sebagai berikut: 1. Membina dan menyelenggarakan nasehat dan konsultasi pada waktu sebelum melaksanakan pernikahan, walimah, krisis dalam rumah tangga dan pada waktu akan atau sesudah terjadi thalaq, cerai dan rujuk 2. Menghimpun kasus dan data penasehatan 3. Membinan dan mengatasi rubrik konsultasi perkawinan pada media massa, tertama pada remaja. 4. Memberikan penjelasan tuntang hokum-hukum munaqahat, undang-undang perkawinan dan peraturan pelaksanaannya 5. Membina dan meningkatkan mutu pembinaan dan korps penasehat 6. Bertanggung jawab kepada ketua umum/ ketua melalui wakil ketua yang membinanya (BP 4 Pusat: 144) Secara structural lembaga Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP 4) telah memberikan tugas untuk setiap tin gkat. Pada tingkat kotamadya, sesuai dengan instruksi Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam nomor INST/194 tentang pemberdayagunaan Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP 4) Kotamadya. Maka Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP 4) bertugas sebagai berikut:
33 1. BP 4 Kotamadya bertugas memberikan nasehat dan penerangan tentang masalah yang berhubungan dengan perselisihan rumah tangga dan perceraian kepada suami istri yang dalam keadaan konflik yang akan melangsungkan perceraian 2. Penasehatan dan penerangan tersebut dapat diberikan baik sebelum atau sesudah yang bersangkutan memberikan atau mengajukan permohonan gugatan kepada Pengadilan Agama 3. Penasehat/ penerangan yang dilakukan oleh BP 4 kabupaten/ kotamadya tersebut diberikan atas permintaan Pengadilan Agama 4. Terhadap perselisihan suami isteri yang persoalannya belum dilakukan kepengadilan agama BP 4 kotamadya berhasil mendamaikannya, maka untuk kepentingan hasil perdamaian tersebut dikirim kepada pengadilan agama yang dibuat akte perdamaian (HPPU DEPAG, 1997: 225) C. Struktur Organisasi Dalam pasal 7 Anggaran Dasar BP 4 dijelaskan anggota pengurus terdiri dari pria dan wanita yang beragama Islam dari instansi, organisasi, tenaga ahli, pemuka agama dan tokoh masyarakat. Bagi anggota BP 4 yang hendak menduduki kepengurusan harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan sebagai berikut: 1. Penasehat 2. Ketua umum 3. Ketua-ketua 4. Sekretaris umum
34 5. Sekretaris-sekretaris 6. Bendahara 7. Wakil bendahara 8. Bagian-bagian (Pedoman administrasi pencatatan dan pelaporan BP 4:12) Sedangkan untuk kepengurusan BP 4 Tingkat Provinsi semuanya terdiri dari: 1. Ketua 2. Wakil ketua 3. Sekretaris 4. Bendahara 5. Wakil bendahara 6. Bagian-bagian (AD-ART BP 4: 6)
35 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA PEKANBARU NOMOR: 53 TAHUN 2012 TENTANG SUSUNAN PENGURUS BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP 4) KOTA PEKANBARU MASA BAKTI TAHUN 2012-2017 Pembina : 1. Walikota Pekanbaru 2. Kepala KanKemenag Kota Pekanbaru 3. Ketua MUI Kota Pekanbaru Ketua Umum : Drs. H. Amirullah Hasyim Ketua I : Drs. H. Dahlan Jamil, M. A Ketua II : H. Zulkifli R, MA Sekretaris Umum : Drs. H. Damhir Sekretaris : 1. Mulia Ahiruddin Hrp, ST 2. Nurhayati, S.Ag, MM Bendahara Umum : Ir. Hj. Ratiun Muchtar Bendahara : 1. Siti Aminah Sembiring, S.PdI 2. Asma, SS Bidang-bidang: 1. Bidang Konseling Penasehat Perkawinan dan keluarga 2. Bidang Advokad, Mediasi dan Konsultasi Hukum 3. Bidang Humas, Publikasi dan Kerjasama dalam Hukum dan Luar Negeri
36 4. Bidang kesejahteraan Keluarga, Perlindungan Usia Dini, Pemuda dan Lansia 5. Bidang Pendidikan Keluarga Sakinah dan Pengembangan SDM 6. Bidang usaha dan Kemitraan (Dokumentasi Kantor Kementerian Agama Kota Pekanbaru) D. Keadaan Kantor Kemeterian Agama Kota Pekanbaru Awalnya ada 3 kantor pemerintahan yang mengurusi bidang keagamaan di KotaPekanbaru diantaranya : 1. Kantor Inspeksi Pendidikan Agama Islam Kodya Pekanbaru dengan Kepala Kantor bernama M. Yahya yang beralamat di jalan Sudirman simpang Kartini. 2. Kantor Penerangan Agama Kodya Pekanbaru dengan Kepala Kantor H. Sawir Abdullah, BA yang beralamat di jalan Dipenegoro. 3. Kantor Urusan Agama Kodya Pekanbaru dengan Kepala Kantor Baharuddin Yusuf yang beralamat di jalan Dipenegoro. Sekitar tahun 1975 berdasarkan instruksi dari Menteri Agama RI, Kodya Pekanbaru membentuk Kantor Departemen Agama dengan bergabungnya 3 kantor yang mengurisi bidang keagamaan di Kodya Pekanbaru. Kantor Departemen Agama pertama di jabat oleh Bapak Baharuddin Yusuf (1975-1976) yang beralamat di Jalan Sudirman simpang Kartini (satker ulama) selama lebih kurang 2 tahun (Dokumentasi tanggal 11 Desember 2013). Pada tahun 1977-1982 Kantor Departemen Agama Kodya Pekanbaru di Kepalai oleh Arsyad Yatim, BA, dengan 5 seksi jajarannya diantaranya:
37 1. Seksi Pendidikan Agama Islam 2. Seksi Perguruan Agama Islam 3. Penerangan Agama Islam 4. Urusan Agama Islam 5. Penyelenggaraan Haji Selanjutnya pada tahun 1982-1987 Bakri K menjabat sebagai Kepala Kantor Departemen Agama Kodya Pekanbaru dengan membuat Visi dan Misi Departemen Agama Kodya Pekanbaru dan membentuk Koperasi di Kantor Departemen Agama Kodya Pekanbaru. Kepala Kantor Departemen Agama Kodya Pekanbaru di lanjutkan oleh Mukhtar Awang, BA pada tahun 1987-1992 dan dilanjutkan oleh Drs. H. Ramli Khatib dengan masa periode 1992 1998. Dimasa kepemimpinan Drs. H. Ramli Khatib, Kantor Depatemen Agama terjadi perubahan diantaranya: 1. Kembalinya urusan haji ke Departemen Agama Kodya Pekanbaru 2. Berobahnya nama penyelenggara haji menjadi Seksi Haji dan Umroh Tahun 1998-2003 Kantor Departemen Agama di jabat oleh H. Azwar Aziz, M.Si pada pada tahun 2003-2006 oleh Drs. H. Bilhaya Athar selanjutnya tahun 2006-2011 oleh Drs. H. Tarmizi, MA (Dokumentasi tanggal 11 Desember 2013). Pada masa kepemimpinan Drs. H. Tarmizi, MA Kantor Departemen Agama yang semula beralamat di jalan sudirman pindah ke gedung baru di jalan Arifin Achmad Simpang Rambutan No. 1. Kantor baru tersebut berdiri di
38 atas tanah hak pakai milik Pemda Kota Pekanbaru dan diresmikan langsung oleh Bapak Walikota Pekanbaru H. Herman Abdullah, MM pada tanggal 26 Juni 2008. Dan diteruskan dengan pembangunan gedung Koperasi, MDI dan FKUB sekaligus berubahnya nama Depatemen Agama berubah menjadi Kantor Kementerian Agama Kota Pekanbaru. Selanjutnya dipimpin oleh Drs. H. Edwar S. Umar, M.Ag pada tahun 2011. Dimana terjadi perubahan struktur organisasi menjadi 7 Kepala Seksi/Penyelenggara diantaranya: 1. Seksi Pendidikan Madrasah 2. Seksi Pendidikan Agama Islam 3. Seksi Haji dan Umroh 4. Seksi Bimbingan Masyarakat Islam 5. Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren 6. Penyelenggara Syariah 7. Penyelenggara Kristen Pada masa kepemimpinan Drs. H. Edwar S. Umar, M.Ag juga dilakukan pembagunan Mushalla Ibadurrahman. (Profil Kantor Kementerian Agama Kota Pekanbaru)
39 E. Visi dan Misi Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP 4) Kantor Kementerian Agama Kota Pekanbaru 1. Visi Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP 4) Kantor Kementerian Agama Kota Pekanbaru Unggul dalam pelayanan dan bimbingan Umat Islam berdasarkan iman,taqwa dan Akhlak Mulia. 2. Misi Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP 4) Kantor Kementerian Agama Kota Pekanbaru a. Memberikan nasehat dan penerangan mengenai nikah, talak, cerai, dan rujuk kepada yang akan melakukannya baik perorangan maupun kelompok. b. Mencegah terjadinya perceraian (cerai talak atau cerai gugat) sewenangwenang, poligami yang tidak bertanggung jawab, perkawianan dibawah umur dan perkawinan di bawah tangan. c. Memberikan bantuan dalam mengatasi masalah perkawinan, keluarga dan perselisihan rumah tangga. d. Memberikan bimbingan dan penyuluhan undang-undang perkawinan dan hukum munakahat. (Dokumentasi BP 4)