BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Menciptakan Kelas Yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN. berlangsung dalam kegiatan sehari-hari tanpa mengganggu aktivitas subjek.

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Peran Guru Dalam Pengelolaan Kelas. dasar, dan pendidikan menengah. 1 Sedangkan menurut Hamzah B. Uno

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

KATA PENGANTAR. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Pelayanan Publik Pada Badan

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Hasil Penelitian. Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian yang peneliti lakukan

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat

PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

MANAJEMEN KELAS DI SD NEGERI GUMPANG 1 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI. Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. pada dunia pendidikan dalam upaya mengembangkan pemahaman diri sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V PEMBAHASAN. dokumentasi. Pada uraian ini peneliti akan ungkap dan paparkan mengenai hasil. penelitian yang telah dirumuskan sebagaimana berikut:

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar Siswa di MI se

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN. Kelas dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajan Mata Pelajaran Fiqih di

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Guru PAI dalam mengembangkan metode pembelajaran siswa kelas. terbuka di SMPN 1 Sumbergempol Kabupaten Tulungagung.

Standar Penampilan Pribadi.

Oleh: Guru Besar Universita Riau

PEMBINAAN DISIPLIN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat. mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

KEMAMPUAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS DI SMP NEGERI 1 KABILA. Intan Abdul Razak Dosen Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan,

2014 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHAD AP PROD UKTIVITAS KERJA TENAGA PERPUSTAKAAN PAD A CISRAL UNIVERSITAS PAJAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 18 SEMARANG

PERANAN PENDEKATAN SISTEM PROSES KELOMPOK DALAM MENGOPTIMALISASIKAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN. Dra. Ni Wayan Ariawati, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali

BAB II KAJIAN TEORI. oleh seorang guru adalah mengupayakan atau menciptakan kondisi belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang ditentukan sebanyak 50 orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. Penjas menekankan adanya realisasi nilai-nilai yang diajarkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

PENGARUH PEMBINAAN MAHASISWA OLEH DOSEN TERHADAP KEGAIRAHAN BELAJAR MAHASISWA. Nurlaili

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Strategi PAIKEM dalam Pembelajaran Fiqih Pada Siswa. kelas VII Mts. Terpadu Al-Fatich Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

Cara Melaksanakan. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

PENERAPAN KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI KELAS IV SD NEGERI LAMREUNG KECAMATAN KRUENG BARONA JAYA ACEH BESAR

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik atau tidak. Disiplin juga merupakan bentuk pengendalian diri bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. maka penelitian yang berjudul Peranan Kegiatan Morning Spiritual Gathering

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PENGELOLAAN KELAS 1. Oleh: Delipiter Lase

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V PEMBAHASAN. yang ditegaskan dalam teknik analisis. Penelitian ini menggunakan analisis

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB II LANDASAN TEORI. dalam psikologi sosial disebut konformitas (Sarwono, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

ANALISIS KETRAMPILAN GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DALAM PENGELOLAAN KELAS PADA PEMBELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI IPS SMA LABORATORIUM UM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di SMAN Situraja kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan, terutama pada materi bercerita. Hasil belajar tersebut didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja,

BAB I PENDAHULUAN. berhasilnya suatu pendidikan yang berada di negara tersebut. Berhasilnya

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran akan kepedulian adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa, mengetahui dan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs. Miftahul Aula Bangkal

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PAI DI SMPN 1 DEMAK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rina Hanifah, 2013

PENERAPAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SDN- 8 LANGKAI PALANGKARAYA. Oleh : Rita Rahmaniati *

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN A. KESESUAIAN SOP DENGAN PRAKTEK PELAYANAN CUSTOMER. Penilaian terhadap pelayanan sangat berpengaruh dalam kontribusi yang

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita ketahui bahwa keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan

BAB V PEMBAHASAN. pustaka. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknis analisis.

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengalaman. Pendidikan adalah pengalaman belajar yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Budaya sekolah menjadi salah satu aspek yang berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor yang menentukan perkembangan suatu negara ialah

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Strategi Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Menciptakan Kelas Yang Kondusif. Pengelolaan kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk memperlancar ataupun memperbaiki suasana kelas agar kondusif dan efektif. Salah satu aspeknya adalah dengan cara guru mengatur strategi untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif di kelas. Suasana belajar yang kondusif sangat berpengaruh terhadap tingkah laku siswa di kelas, jika guru dapat membuat suasana belajar yang benar-benar terkondisikan dan mampu membuat siswa belajar dengan maksimal, tentunya tujuan pengajaran pun akan mudah tercapai, begitu pula sebaliknya jika kelas tidak terkondisikan oleh guru, maka keadaan kelas akan kacau, dan gurupun akan sibuk menghabiskan waktunya untuk mendisiplinkan siswa tanpa memperhatikan materi yang disampaikan, dengan kata lain kegiatan belajar mengajar tidak berjalan dengan optimal, maka dari itu hendaklah guru mengatur strategi menciptakan situasi belajar yang kondusif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Kegiatan guru mengajar di kelas bukanlah suatu perkara yang mudah jika guru tidak mempunyai keterampilan pengelolaan kelas dan pengetahuan yang luas unutk mengendalikan suasana belajar di kelas, ketika memasuki kelas hal pertama yang dilakukan guru adalah melihat situasi, kondisi dan 94

95 karakter kelas, baik dari siswa maupun keadaan lingkungan kelas sebelum pelajaran dimulai, barulah setelah itu mengadakan sedikit dialog ataupun cerita dengan tujuan mengkondisikan siswa untuk belajar. Jadi peranan guru untuk mengetahui dan mengenali jenis kelas, perlu dikuasai guru, agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan optimal, karena situasi belajar siswa dapat berubah-ubah setiap waktunya, dan disinilah guru dituntut untuk menggunakan strategi yang tepat dalam menghadapinya. Pembelajaran yang efektif dapat bermula dari kondisi kelas yang dapat mendukung, menciptakan suasana belajar yang menggairahkan, untuk itu perlu diperhatikan pengaturan atau penataan ruang kelas dan seisinya. Kelas yang kondusif diartikan sebagai sebuah situasi yang menggambarkan ketenangan, keluesan, kenyamanan yang dapat menimbulkan semangat dan manajemen kelas yang sangat baik. Lingkungan kondusif menurut E. Mulyasa dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut: a) Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran. Pilihan dan pelayanan individual bagi peserta didik, terutama bagi mereka yang lambat belajar akan membangkitkan nafsu dan semangat belajar, sehingga membuat mereka betah belajar di sekolah. b) Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik nyaman dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal. Termasuk dalam hal ini adalah penyediaan bahan pembelajaran yang

96 menarik dan menantang bagi peserta didik, serta pengelolaan kelas yang tepat, efektif, dan efisien. c) Menciptakan suasana kerja sama saling menghargai, baik, antar peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru dan pengelolaan pembelajaran lain. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap peserta didik memiliki kesempatan yang seluas luasnya untuk mengemukakan pandangannya tanpa ada rasa takut mendapatkan sanksi atau dipermalukan. 1 seperti halnya yang terjadi di SMPN 2 Sumbergempol Tanggung jawab mengelola kelas sepenuhnya diserahkan kepada guru bidang study masing-masing yang mengajar di kelas. Karena hanya guru tersebut yang mampu memahami dan paling mengetahui bagaimana kondisi siswa dan bisa mengatur sendiri strategi yang cocok digunakan pada kelasnya, karena karakteristik anak satu kelas saja sudah berbeda, jadi setiap kelas guru bidang study bertanggung jawab menciptakan kelas yang kondusif. B. Strategi Guru PAI Dalam Menjalin Kerjasama Yang Baik Dengan Siswa. Kelas yang lingkungan kerjanya sehat dalam arti terdapat hubungan yang baik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan guru dengan guru maka dapat dikatakan terjalinnya hubungan kerjasama yang baik dilingkungan sekolah, khususnya dilingkungan kelas. Hubungan kerjasama yang baik dapat terjalin dengan cara guru membangun sebuah interaksi 1 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007) hlm.165-166

97 belajar yang akrab dengan siswa, sehingga semua siswa akan merasa senang dan suasana ini harus dipelihara selama berlangsungnya jam pelajaran. Seorang guru harus mempunyai prinsip dalam menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan siswa seperti: Guru harus bersikap hangat dan antusias. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa semua peserta didik akan senang mengikuti kegiatan belajar di kelas jika gurunya bersikap hangat dan antusias kepada mereka. Pelajaran yang dianggap sebagian orang sulit pun dapat menjadi lebih mudah bagi peserta didik apabila gurunya bersikap hangat dan antusia kepada mereka. Hangat dalam konteks manajemen kelas adalah sikap penuh kegembiraan dan penuh kasih sayang kepada peserta didik. Sementara antusias dalam konteks manajemen kelas adalah sikap bersemangat dalam kegiatan mengajar. Guru sebagai seorang manager dikelas dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar hendaknya harus dapat memunculkan kedua sikap tersebut, yaitu sikap hangat dan antusias. Guru yang bersikap hangat dan antusias bukan hanya akan disenangi oleh peserta didik, melainkan pula akan menjadi guru yang tidak pernah terlupakan bagi mereka. 2 Seperti yang sikap hangat dan antusias yang terjadi di SMPN Negeri 2 Sumbergempol, bahwa seorang sebagian guru-gurunya: (1) berpakaian sopan dan rapi, (2) bersikap ramah tamah dengan siswa, 2 Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas Teori dan Aplikasi Untuk Menciptakan Kelas Yang Kondusif,...hlm.73-74

98 (3) menjalin suasana yang akrab pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas, (4) memberikan perhatian dan menghargai siswa, (5) mudah tersenyum. Penampilan guru dari segi fisik maupun kepribadian yang baik, dapat memunculkan respon yang baik terhadap siswa, karena siswa akan merasa senang dan saling menghargai jika guru mampu memberikan contoh yang positif kepada siswa, sehingga guru mampu menjalin suasana yang akrab pada saat kegiatan belajar mengajar, begitu juga dengan tipe kepemimpinan guru yang bersifat demokratis, dengan cara mengikutsertakan siswa dalam segala sesuatu yang berkaitan dengan kelas. Siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan ide, pendapat dan saran. Sehingga akan terjadi suatu interaksi aktif baik dari guru maupun siswa. Sependapat dengan Mulyadi bahwa kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu di dalam situasi sosial atau suatu kelompok. Dalam hal ini terjadi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas. 3 Guru menciptakan suatu strategi untuk bekerja sama yang baik dengan siswa dapat dilakukan dengan cara memberikan pujian atas perbuatan siswa, bercanda dan bersenda gurau dengan peserta didik yang tepat pada batasnya, membangun kepercayaan diri, dan memanggil siswa dengan panggilan yang baik, membuat siswa akan merasa dihargai, begitu juga dengan guru yang mempunyai sikap tanggap terhadap apa yang dilakukan siswa, akan membuat 3 Mulyadi, Classroom Management : Mewujudkan Suasana Kelas yang Menyenangkan Bagi Siswa, hlm. 68

99 siswa merasa bahwa dalam proses pembelajaran guru ikut hadir bersama mereka dan melakukan suatu interaksi untuk belajar bersama, dan seolah-olah guru mengetahui segala sesuatu tentang siswa karena guru selalu tanggap dan memperhatikan siswa, hal ini dapat dilakukan guru dengan memandang siswa secara seksama, gerak mendekati, memberikan pernyataan kepada siswa, dan memberikan reaksi terhadap gangguan dan ketakacuhan, sehingga guru dapat mencegah meluasnya tingkah laku yang menyimpang. Sikap guru dalam melaksanakan proses belajar bersama di kelas, dapat membangun suatu hubungan kerjasama yang baik dalam memecahkan masalah bersama siswa. Dan bersikap adil tidak membeda-bedakan antara siswa yang satu dengan yang lain. Guru yang merasa paling pintar di kelas adalah sebuah kesalahan, karena seorang guru seharusnya mempunyai sikap yang berwibawa dan bersikap fleksibel, atau menyesuaikan diri dengan lingkungan yang sedang dihadapi. Strategi guru yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang akrab dengan siswa bukanlah hal sulit. Guru perlu menciptakan suasana bahwa pada saat belajar, guru dan siswa sedang aktif belajar. Dimana guru akan menjadi pengarah dan fasilitator siswa dalam belajar. Dan guru perlu bersikap adil terhadap siapapun, artinya siswa perlu diperhatikan sesuai porsinya. C. Strategi Guru Pai Dalam Mengatur Ruang Belajar di Kelas. Ruang kelas dapat didefinisikan sebagai kegiatan mengurus dan menata segala sarana belajar yang terdapat di dalam ruang kelas oleh guru.

100 Berbagai sarana belajar yang ada di dalam kelas seperti meja, kursi, papan tulis, penghapus, penggaris, papan absensi, rak buku dan lain-lain. Sementara urgensi atau arti penting dari pengaturan ruang kelas itu sendiri sebagai berikut: Pengaturan ruang kelas dapat menciptakan kelas yang memiliki suasana belajar yang menggairahkan. Pengaturan ruang kelas dapat memungkinkan guru dan juga peserta didik untuk bergerak secara leluasa didalam kelas. Pengaturan ruang kelas dapat memfokuskan peserta didik untuk tetap fokus dalam belajar. 4 Menciptakan suasana belajar yang nyaman perlu memperhatikan peraturan atau penataan ruang kelas. Tentu saja tugas dari guru bidang pelajaran harus memperhatikan kelas yang akan dia lakukan proses pembelajarannya. Karena ruang kelas yang kotor akan membuat guru dan siswanya tidak nyaman. Guru harus senantiasa memantau dan memperhatikan kondisi kelasnya. Menurut Suhaenah Suparno, dalam bukunya Abdul Majid, mengemukakan bahwa kriteria yang harus dipenuhi ketika melakukan penataan fasilitas ruang kelas adalah sebagai berikut: a. Penataan ruangan dianggap baik apabila menunjang efektifitas proses pembelajaran yang salah satu petunjuknya adalah bahwa anak-anak belajar dengan aktif dan guru dapat mengelola kelas dengan baik. 4 Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas Teori dan Aplikasi Untuk Menciptakan Kelas Yang Kondusif,...129-131

101 b. Penataan tersebut bersifat fleksibel (luwes) sehingga perubahan dari satu tujuan ke tujuan lain dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kegiatan yang dituntut oleh tujuan yang akan dicapai pada waktu itu. c. Ketika anak belajar tentang suatu konsep, maka ada fasilitas-fasilitas yang dapat memberikan bantuan untuk memperjelas konsep-konsep tersebut yaitu berupa gambar-gambar atau model atau media lain sehingga konsep-konsep tersebut tidak bersifat verbalitas. Tempat penyimpanan alat dan media tersebut cukup mudah untuk dicapai sehingga waktu belajar siswa tidak terbuang. d. Penataan ruang dan fasilitas yang ada di kelas harus mampu membantu siswa meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, sehingga mereka senang untuk belajar. Indikator ini tentu tidak segera diketahui, tetapi guru yang berpengalaman dapat melihat apakah siswa dapat belajar dengan senang atau tidak. 5 Dengan keadaan kelas yang bersih, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan kondusif, dari hasil pengamatan ketika proses pembelajaran kelas dalam keadaan bersih, tidak ada sampah berserakan, karena siswa menerapkan disiplin kelas yang baik dengan mengadakan peraturan yang menjadi kesepakatan bersama antara guru sebagai wali kelas dan anggota kelas. Guru,...hlm. 167-168 5 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi