BAB II KAJIAN TEORI. oleh seorang guru adalah mengupayakan atau menciptakan kondisi belajar
|
|
- Susanto Johan Lie
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengelolaan Kelas Pengertian Pengelolaan Kelas Dalam proses pembelajaran di kelas yang sangat urgen untuk dilakukan oleh seorang guru adalah mengupayakan atau menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kondisi belajar yang baik diharapkan proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik pula. Proses pembelajaran yang baik akan meminimalkan kemungkinan terjadinya kegagalan serta kesalahan dalam pembelajaran. adalah : adalah : Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengelolaan Berasal dari kata kelola yamg berarti menyelenggarakan maksudnya adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri akar kata nya dalah Kelola ditambah awalan pe dan akhiran an Istilah lain dari pengelolaan kelas adalah Manajemen. Manajemen adalah kata yang asalnya dari bahasa inggris, yaitu management yang bererti ketetelaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan, (Djamarah 2013:175) Menurut Sudirman N, dkk. (dalam Djamarah 2013:177) Pengelolaan kelas upaya mendayagunakan potensi kelas. Ditambahkan lagi oleh Hadari Nawawi (dalam Zain 2013:177) dengan mengatakan bahwa kegiatan manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada 6
2 7 setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid. Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran. Pengelolaan kelas mengarah kepada peran guru untuk menata pembelajaran. Secara kolektif atau klasikal dengan cara mengelola perbedaanperbedaan kekuatan individual menjadi sebuah aktivitas belajar bersama. Menurut Arikunto (dalam Djamarah, 2013:177) pengelolaan kelas merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Pengertian diatas menunjukkan adanya beberapa variable yang perlu dikelola secara sinergik, terpadu dan sistematik oleh guru, yakni: 1) Ruang kelas, menunjukkan batasan lingkungan belajar 2) Usaha guru, tuntutan adanya dinamika kegiatan guru dalam mensiasati segala kemungkinan yang terjadi dalam lingkungan belajar 3) Kondisi belajar, merupakan batasan aktivitas yang harus diwujudkan, dan 4) Belajar yang optimal, merupakan ukuran kualitas proses yang mendorong mutu sebuah produk belajar. Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar (Zain, 2013:173).
3 8 Menurut Djamarah (2013:176) dalam pengertian lain dikemukakan bahwa pengelolaan kelas adalah Suatu proses seleksi tindakan yang dilakukan guru dalam fungsinya sebagai penanggungjawab kelas dan seleksi penggunaan alatalat belajar yang tepat terhadap masalah yang ada dan situasi kelas yang dihadapi. Jadi, pengelolaan kelas sebenarnya upaya mendayagunakan seluruh potensi kelas baik sebagai komponen utama pembelajaran maupun komponen pendukungnya. Menurut Sudirman (dalam Djamarah 2013:178) Penelolaan kelas adalah : Penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar siswa yang berlangsung pada lingkungan sosial, emosional, dan intelektual anak dalam kelas menjadi sebuah lingkungan belajar yang membelajarkan. Fasilitas disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, tercapainya suasana kelas yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, nyaman dan penuh semangat sehingga terjadi perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa. Beberapa pengertian pengelolaan kelas yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, dapatlah memberi suatu gambaran serta pemahaman yang jelas bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu usaha menyiapkan kondisi yang optimal agar proses atau kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar. Pengelolaan kelas merupakan masalah yang amat kompleks dan seorang guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan secara efektif dan efisien. Pandangan mengenai pengelolaan kelas sebagaimana telah dikemukakan diatas intinya memiliki karakteristik yang sama, yaitu bahwa pengelolaan kelas merupakan sebuah upaya yang real untuk mewujudkan suatu kondisi proses atau
4 9 kegiatan belajar mengajar yang efektif. Dengan pengeloaan kelas yang baik diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran dimana proses tersebut memberikan pengaruh positif yang secara langsung menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar di kelas Tujuan Pengelolaan Kelas Menurut Fathurrohman, dkk (2007:104) karakter kelas yang dihasilkan karena adanya proses pengelolaan kelas yang baik akan memiliki sekurangkurangnya tiga ciri, yakni : 1) Speed, artinya anak dapat belajar dalam percepatan proses dan progress, sehingga membutuhkan waktu yang relative singkat 2) Simple, artinya organisasi kelas dan materi menjadi sederhana, mudah dicerna dan situasi kelas kondusif 3) Self-confidence, artinya anak dapat belajar dengan penuh rasa percaya diri atau menganggap dirinya mampu mengikuti pelajaran dan belajar berprestasi. Sementara menurut Ahmad (2004:2) bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut : 1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebgai lingkungan belajar maupun sebgai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin 2) Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar 3) Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas 4) Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya. Jadi secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran akan tercapai, jika tercapainya tujuan pembelajaran.
5 Fungsi Pengelolaan Kelas Menurut Danim (2002:173) pengelolaan kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, pengelolaan kelas berfungsi : 1. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti: membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja, merubah kondisi kelas. 2. Memelihara agar tugas-tugas itu dapat berjalan lancar. Selain itu fungsi dari pengelolaan kelas sendiri sebenarnya merupakan penerapan fungsi-fungsi pengelolaan yang diaplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan belajar yang hendak dicapainya. Sesuai dengan fungsi pengelolaan untuk pengelolaan kelas yang efektif disyaratkan adanya kepemimpinan aktif yang mampu menciptakan iklim yang memberi atau menekankan adanya harapan untuk keberhasilan dan suasana tertib (melalui) suatu proses perencanaan, pengorganisasian (pengaturan), aktuasi (pelaksanaan), dan pengawasan yang dilakukan oleh guru, baik individu maupun dengan melalui orang lain (semisal sejawat atau siswa sendiri) untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan cara memanfaatkan segala sumber daya yang ada secara optimal Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip pengelolaan kelas di sini adalah hal-hal yang dapat dijadikan pedoman atau pegangan guru di dalam mengelola, agar menjadi terarah dan efisien. Menurut Djamarah, dkk. (2005:180) dalam rangka memeperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan yaitu:
6 1. Hangat dan antusias Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan atusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas. 2. Tantangan Penggunaan kata-kata tindakan, cara kerja atau bahanbahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. Tambahan lagi akan dapat menarik perhatian anak didik dan dapat mengendalikan gairah belajar mereka. 3. Bervariasi Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak didik. Apalagi bila penggunaannya bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Kevariasian dalam penggunaan apa yang disebutkan di atas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan. 4. Keluwesan Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik, serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan anak didik, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya. 5. Penekanan pada hal-hal yang positif Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang negatif. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif dari pada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar. 6. Penanaman disiplin diri Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal. 11
7 12 Sejalan dengan uraian disiplin di atas maka suasana tertib dan teratur penuh dinamika dalam melaksanakan penanaman disiplin pada diri sendiri akan terwujud apabila setiap personal mengetahui posisi dan fungsinya di kelas dalam rangka melaksanakan berbagai kegiatan Aspek-aspek Pengelolaan Kelas Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa pengelolaan kelas adalah proses pemberdayaan sumber daya baik material element maupun human element yang di lakukan oleh guru untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di dalam kelas agar terjadi interaksi edukatif yang efektif. Sebagai sebuah proses maka dalam pelaksaannya pengelolaan kelas memiliki kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru. Dalam pengelolaan kelas ini juga terkandung maksud bahwa kegiatan yang dilakukan efektif mengenai sasaran yang hendak dicapai dan efisien karena tidak menghambur-hamburkan waktu, uang dan sumber daya lainnya. Secara garis besar ada dua kegiatan dalam pengelolaan kelas yaitu: 1. Pengaturan (orang) siswa Siswa adalah orang yang melakukan aktifitas dan kegiatan di kelas yang ditempatkan sebagai obyek dan arena perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka siswa bergerak kemudian menduduki fungsi sebagai subyek. Artinya siswa bukan barang atau obyek yang hanya dikenai akan tetapi juga objek yang memiliki potensi dan pilihan untuk bergerak. Jadi pergerakan yang terjadi dalam konteks pencapaian tujuan tidak sembarang, artinya disini fungsi guru memiliki
8 13 proporsi yang besar dalam rangka membimbing, mengarahkan dan memandu segala aktifitas yang dilakukan oleh siswa. Oleh karena itu pengaturan siswa adalah bagaimana mengatur dan menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan perkembangan emosionalnya. Siswa diberi kesempatan untuk memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai dengan minat dan keinginannya. 2. Pengaturan fasilitas Aktifitas dalam kelas baik guru maupun siswa dalam kelas kelangsungannya akan banyak dipengaruhi oleh kondisi dan situasi fisik lingkungan kelas. Oleh karena itu lingkungan fisik kelas berupa sarana dan prasarana kelas dapat memenuhi dan mendukung interaksi yang terjadi, sehingga harmonisasi kehidupan kelas dapat berlangsung dengan baik dari permulaan masa kegiatan belajar mengajar sampai akhir masa belajar mengajar. Menurut Ahmad Rohani, (2004:128) pengaturan fasilitas dalam pengelolaan kelas meliputi: 1) Pengaturan Tempat Duduk Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, di mana dengan demikian guru sekaligus dapat mengontrol tingkah laku siswa. Melalui pengaturan tempat duduk yang baik dan jumlah siswa yang ideal antara orang siswa satu kelas dapat mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar. Namun demikian guru harus mempertimbangkan perasaan siswa bahwa mereka sudah sesuai dengan susunan kelas karena rasa kesesuaian adalah kebutuhan dasar. Susunan fisik yang sesuai dapat meningkatkan perasaan-perasaan menjadi lebih baik dan membantu mencegah masalah-masalah dalam pengelolaan kelas.
9 2) Pengaturan Alat-alat Pengajaran Diantara alat-alat pengajaran di kelas yang harus diatur adalah sebagai berikut: 1. Perpustakaan Kelas, sekolah yang maju memiliki perpustakaan di setiap kelas yang mana pengaturannya dilakukan bersama-sama dengan peserta didik. 2. Alat peraga atau media pengajaran, alat peraga atau media pengajaran semestinya diletakkan di kelas agar memudahkan penggunaannya, pengaturan dilakukan bersama-sama anak didik. Misalkan kapur tulis, penghapus, jam dinding dan lainlain. 3. Papan tulis, hendaknya ukurannya disesuaikan, warnanya harus kontras, penempatannya memperhatikan estetika dan terjangkau oleh anak didik. 4. Papan presensi anak didik, ditempatkan di bagian depan sehingga dapat dilihat oleh semua anak didik, difungsikan sebagaimana mestinya. 3) Penataan keindahan dan kebersihan ruangan kelas 1. Gambar-gambar yang bersifat mendidik (seperti: gambar pahlawan, tempat ibadat, bunga, pemandangan dan sebagainya) 2. Lemari tempat menyimpan hasil pekerjaan siswa, perlengkapan belajar mengajar, harus ditempatkan/disimpan secara tertib dan benar. Sehingga peralatan tersebut terlihat rapi, mudah dijangkau bila diperlukan dan tidak mengganggu ruang gerak siswa pada saat siswa melakukan kegiatan belajar. 3. Pemeliharaan kebersihan, memelihara kebersihan dan kenyamanan suatu kelas/ruang belajar, sama artinya dengan mempermudah anak didik menerima pelajaran. Ruang kelas yang bersih dan segar akan menjadikan anak didik bergairah belajar. Untuk itu perlu adanya kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan guru untuk menciptakan kebersihan tersebut, diantaranya Anak didik bergiliran membersihkan kelas, dan guru selalu mengawasi kebersihan dan ketertiban kelas. 4) Ventilasi dan Pengaturan Cahaya Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa. Jendela harus cukup besar, sehingga memungkinkan cahaya matahari masuk dan udara yang sehat juga masuk ke kelas. Dengan ventilasi yang baikdan udara yang sehat, semua siswa dan guru di dalam kelas dapat, menghirup udara yang segar. Penulis menyimpulkan bahwa dalam pemeliharaan dan perawatan serta penggunaan alat kelengkapan belajar meskipun pekerjaannya kelihatan bersifat teknis, tetapi menjadi bagian dari otonom profesional dibawah pengawasan guru dikelas dalam memberikan pelayanan belajar. 14
10 15 Untuk itu perlu adanya kerjasama antara guru dan siswa bersama-sama memelihara peralatan yang ada didalam kelas, mengatur suhu, ventilasi dan penerangan (kendati guru sulit mengatur karena sudah ada), adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar mengajar. Sebaiknya tidak merokok dalam kelas karena akan mengganggu yang lain Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai factor. Permasalahan anak didik adalah factor utama yang terkait langsung dalam hal ini. Karena pengelolaan kelas yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan belajar anak didik baik secara berkelompok maupun secara individual. Mengelola kelas dapat memberikan pesan belajar. Untuk menciptaakan adalah tugas guru. Sebab, guru merupakan aktor dan desainer pembelajaran siswa dengan salah satunya menciptakan kelas untuk belajar adan membimbing siswa untuk saling belajar membelajarkan serta membawa dampak lahirnya masukan bagi guru. Oleh karena itu, pengelolaan kelas memiliki pengertian mewujudkan sistem perencanaan pengajaran dan setting pembelajaran nyata, dengan evaluasi yang terkontrol secara sistematik dan memberi timbale balik secara langsung. Kelas sebagai produk pengelolaan sekurang-kurangnya bercirikan terjadinya intensitas interaksi guru-murid, murid-guru, murid-murid, murid dengan dirinya sendiri, guru dengan jati diri profesinya dan murid-guru dengan komponen-komponen belajar lainnya. Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.
11 16 Menurut Fathurrohman, dkk (2007:105) berbagai pendekatan tersebut bisa ditelaah seperti uraian berikut: 1. Pendekatan Kekuasaan Ciri yang utama pada pendekatan ini adalah ketaatan pada aturan yang melekat pada pemilik kekuasaan. Guru mengontrol siswadengan ancaman, sanksi, hukuman dan bentuk disiplin yang ketat dan kaku. 2. Pendekatan Kebebasan Pengelolaan kelas bukan membiarkan anak belajar dengan laissez-faire, Tetapi memberikan suasana dan kondisi belajar yang memungkinkan anak merasa merdeka, bebas, nyaman, penuh tantangan dan harapan dalam melakukan belajar. 3. Pendekatan Keseimbangan Peran Pendekatan ini dilakukan dengan memberikan seperangkat aturan yang disepakati guru dan murid. Isi aturan berkaitan dengan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas dan aturan yang tidak boleh dilakukan murid selama belajar. 4. Pendekatan Pengajaran Pendekatan ini menghendaki lahirnya peran guru untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang menguntungkan proses pembelajaran. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pengajaran yang baik. 5. Pendekatan Suasana Emosi dan sosial Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif dalam kelas. Suasana hati yang saling mencintai antaraguru-murid dan murid-murid penting dalam menciptakan hubungan sosial pembelajaran. 6. Pendekatan Kombinasi Pada pendekatan ini bisa menggunakan beberapa pilihan tindakan untuk mempertahankan dan menciptakan suasana belajar yang baik. Guru memiliki peranan penting untuk menganalisis kapan dan bagaimana tindakan itu tepat dilakukan. Semua orang mudah melakukan tindakan, tetapi bertindak pada waktu yang tepat, dengan cara yang akurat dan pada tujuan yang bermanfaat, adalah tidak mudah, dan guru harus dapat mencermati hal tersebut.
12 Keterampilan Pengelolaan kelas Menurut Roestiyah (dalam Fathurrohman, 2007:107) keterampilan pengelolaan kelas secara praktis berkaitan dengan usaha mempertahankan kondisi kelas dan mengembangkan iklim kelas. 1. Usaha Mempertahankan Kondisi Kelas Usaha menciptakan kondisi kelas merupakan perbuatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan dengan memberi ramalan atau prediksi iklim kelas yang akan terjadi atau mungkin terjadi. Sedangkan mempertahankan kondisi kelas merupakan reaksi atau respons langsung atas peristiwa yang terrjadi dalam suasana nyata dikelas. Teknik mempertahankan kondisi kelas dapat dilakukan dengan cara menunjukkan sikap tanggap. Sikap tanggap dapat dilakukan dengan cara membagi pandanagn guru secara merata dan adil. Mendekati siswa agar memberi kehangatan dan persahabatan, memberi pernyataan atau pengakuan serta menunjukkan sikap tegas pada gangguan yang terjadi di kelas. Sisi lain dari upaya mempertahankan kondisi kelas ini juga daapat berupa pemusatan perhatian pada semua siswa dengan cara memberi petunjuk yang jelas, dan meminta pertanggungjawaban siswa atas tugas yang diberikan. Menurut Gordon (dalam Fathurrohman, 2007:108) ada beberapa resep yang bisa dimanfaatkan untuk mempertahankan kondisi kelas yang baik yakni: 1) Keterbukaan dan transparan, sehingga memungkinkan terjalinnya keterusterangan dan kejujuran siswa dalam pembelajaran 2) Penuh perhatian, sehingga setiap pihak mengetahui bahwa dirinya dihargai pihak lain. 3) Saling ketergantungan
13 18 4) Keterpisahan untuk membuka kemungkinan rumbuhnya keunikan, kretivitas dan individualitas masing-masing. 5) Pemenuhan kebutuhan bersama sehingga tidak ada pihak yang merasa dikorbankan untuk memenuhi kepentingan pihak lain. 2. Usaha Mengembangkan Iklim Kelas Mengembangkan iklim kelas memiliki arti menata ulang kondisi kelas yang kurang akseptabel. Salah satu cara yang biasa dilakukan adalah melalui modifikasi perilaku siswa. Modifikasi perilaku siswa berarti memperbaiki cara berpikir, gaya mengekspresikan perasaan dan cara mewujudkan perilaku siswa.terutama berkenaan dengaan cara merespons masalah dan teknik pemecahan masalah yang lebih permanen. 2.2 Kerangka Berpikir Pengelolaan kelas adalah proses pemberdayaan sumber daya baik material element maupun human element yang di lakukan oleh guru untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di dalam kelas agar terjadi interaksi edukatif yang efektif. Sebagai sebuah proses maka dalam pelaksaannya pengelolaan kelas memiliki kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru. Secara garis besar ada dua kegiatan dalam pengelolaan kelas yaitu; 1) pengaturan siswa, 2) dan pengaturan fasilitas. Berikut ini merupakan bagan yang menjadi kerangka berfikir pada penelitian mengenai pelaksanaan pengelolaan kelas pada siswa kelas IV SDN 77/I Penerokan Kecamatan Bajubang.
14 19 GURU PENGELOLAAN KELAS PENGATURAN SISWA PENGATURAN FASILITAS 1. Pembentukan Organisasi Siswa 2. Penugasan Siswa 3. Pembimbingan Siswa 1. Pengaturan Tempat Duduk 2. Pengaturan Alat-alat Pembelajaran 3. Penataan keindahan dan kebersihan ruangan kelas 4. Ventilasi dan Pengaturan Cahaya Kelas Kondusif Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN
Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012 PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN HUSNI EL HILALI Abstrak Kemampuan mengelola kelas menjadi salah satu ciri guru yang profesional. Pengelolaan kelas diperlukan
Lebih terperinciPENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS
PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS OLEH: Nama Kelompok Program Studi Nama Dosen Pembimbing Mata Kuliah : Kelompok I : Pendidikan Fisika : Otang Kurniaman M.Pd : Pengelolaan Pendidikan JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
Lebih terperinciBAB VIII PENGELOLAAN KELAS. A. Kompetensi Dasar Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan memahami definisi
BAB VIII PENGELOLAAN KELAS A. Kompetensi Dasar Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan memahami definisi pengelolaan kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas, pendekatan pengelolaan kelas,
Lebih terperinciMargunani 1 Siti Fatimah 2
Keterampilan Guru Dalam Pengelolaan Kelas Pada Mata Pelajaran Akuntansi Di Sma Negeri Se Kabupaten Kebumen Margunani 1 Siti Fatimah 2 Abstrak : Pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi terciptanya
Lebih terperinciBAGAIMANAKAH PENGELOLAAN KELAS UNTUK MEMBENTUK LINGKUNGAN BAHASA ARAB (BI AH AROBIYAH)?
BAGAIMANAKAH PENGELOLAAN KELAS UNTUK MEMBENTUK LINGKUNGAN BAHASA ARAB (BI AH AROBIYAH)? UBAIDILLAH QUDSI Program Pascasarjana Keguruan Bahasa Arab Universitas Negeri Malang ubaidillahqudsi@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Menciptakan Kelas Yang
BAB V PEMBAHASAN A. Strategi Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Menciptakan Kelas Yang Kondusif. Pengelolaan kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk memperlancar ataupun memperbaiki suasana
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. manajemen dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis Pada bagian ini akan dikemukakan landasan teori yang dijadikan dasar untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. 1. Suasana Kelas Berbicara tentang suasana
Lebih terperinciPERAN GURU MENGELOLA KELAS DALAM MENGOPTIMALKAN PEMBELAJARAN DI KELAS IV SDN 36 KOTA SELATAN JURNAL. Oleh SINTIA SOANGO NIM.
PERAN GURU MENGELOLA KELAS DALAM MENGOPTIMALKAN PEMBELAJARAN DI KELAS IV SDN 36 KOTA SELATAN JURNAL Oleh SINTIA SOANGO NIM. 151 411 183 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam menghadapi perkembangan zaman dengan berbagai perubahan dan persaingan mutu, maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam menghadapi setiap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Disiplin Disiplin kerja sangatlah penting dalam mempengaruhi perkembangan diri suatu perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun yang mengalami masa keemasan dimana anak mulai peka dan sensistif untuk menerima berbagai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi anatara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI
176 BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI terhadap prestasi belajar siswa b) pengaruh kemampuan guru SKI dalam mengelola kelas terhadap prestasi belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang akan memberikan kontribusi sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan
Lebih terperinciPENGELOLAAN KELAS 1. Oleh: Delipiter Lase
PENGELOLAAN KELAS 1 Oleh: Delipiter Lase Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengemalikannya bila terjadi gangguan dalam proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang paling penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang paling penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur, dan sejahtera. Upaya peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan, arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 910), disebutkan bahwa. prestasi adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang
BAB II KAJIAN TEORI A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Menurut Poerwadarminta. W.J.S (2006: 915), prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan dan dikerjakan. Dalam Kamus
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SD Negeri 49 Kota Bengkulu didirikan pada tahun 1983 yang pertama
58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Keadaan SD Negeri 49 SD Negeri 49 Kota Bengkulu didirikan pada tahun 1983 yang pertama kali dipimpin oleh Salimin S, S.Pd (1983-1998),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi menghadapi perubahan seiring dengan perkembangan bisnis, perubahan lingkungan bisnis, serta tuntutan yang semakin tinggi dari pelanggan. Organisasi dihadapkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 1. Kegiatan Pembelajaran di Sekolah Dasar
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kegiatan Pembelajaran di Sekolah Dasar a. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal
117 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan positif dan signifikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Ketika seorang guru melaksanakan proses belajar mengajar, pasti ada kendala yang dihadapinya, bisa seperti murid yang ramai sendiri dan tidak memperhatikan guru
Lebih terperinciKEMAMPUAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS DI SMP NEGERI 1 KABILA. Intan Abdul Razak Dosen Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo
KEMAMPUAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS DI SMP NEGERI 1 KABILA Intan Abdul Razak Dosen Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Intan Abdul Razak, 2007 Teacher s Ability In Managing Classroom
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebagaimana yang telah tertera dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep manajemen kelas untuk mendukung proses pembelajaran di TK Alam
Lebih terperinciPERANAN PENDEKATAN SISTEM PROSES KELOMPOK DALAM MENGOPTIMALISASIKAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN. Dra. Ni Wayan Ariawati, M.Si.
PERANAN PENDEKATAN SISTEM PROSES KELOMPOK DALAM MENGOPTIMALISASIKAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN Dra. Ni Wayan Ariawati, M.Si. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali Program Studi Pendidikan,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK
BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan inti dari proses pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam proses pembelajaran guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan yang penting bagi kehidupan manusia, dengan pendidikan manusia akan memperoleh banyak hal baik pengetahuan, keterampilan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk
I. PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan membahas beberapa hal mengenai: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk memahami kebermaknaan penelitian ini, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usman (2010 : 97) menyatakan Pengelolaan kelas adalah keterampilan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu dari lembaga pendidikan yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang saling berkaitan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai harapan bahwa di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang pesat di dalam lingkup usaha dari perusahaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan dapat mempersiapkan generasi muda yang sadar IPTEK, kreatif, dan memiliki solidaritas sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidik merupakan tenaga profesional sesuai dengan bidangnya, hal ini sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciPENGELOLAAN KELAS GURU IPS DI SMP SWASTA SE-KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012/2013
PENGELOLAAN KELAS GURU IPS DI SMP SWASTA SE-KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang Oleh Vita Nandiasari 3201409044
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan sering diartikan sebagai karakteristik jasa pendidikan yang sesuai dengan kriteria tertentu untuk memenuhi kepuasan pengguna (user) pendidikan,
Lebih terperinciCara Melaksanakan. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana siap mental bagi siswa serta menarik perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang
Lebih terperinciPERANAN PENGELOLAAN KELAS DALAM MENCIPTAKAN SUASANA PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN DAN MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DIKLAT
PERANAN PENGELOLAAN KELAS DALAM MENCIPTAKAN SUASANA PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN DAN MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DIKLAT Julianty Kasihati Hasibuan Surel: july.seleb@gmail.com ABSTRAK Sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. berlangsung dalam kegiatan sehari-hari tanpa mengganggu aktivitas subjek.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang peneliti peroleh dari lapangan adalah data dari hasil observasi dan interview atau wawancara. Dalam hal ini, peneliti tidak mengalami kendala yang berarti
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
1 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Merujuk pada rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dari semua skor rata-rata sub variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar. Sedangkan hakekat belajar adalah perubahan melalui aktivitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh Guru melalui proses pembelajaran, siswa adalah objek dan subjek dari kegiatan pengajaran. Inti kegiatan pengajaran adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. karyawan itu sendiri yang menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan diri
10 BAB II LANDASAN TEORI A. Disiplin Kerja 1. Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan suatu kekuatan yang berkembang dalam tubuh karyawan itu sendiri yang menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menguraikan kajian pustaka yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang terpenting dalam suatu perusahaan maupun instansi pemerintah, hal ini disebabkan semua aktivitas dari suatu instansi
Lebih terperinciMODEL PENGELOMPOKKAN TERPADU UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PE NGEL OLAAN KE LAS
MODEL PENGELOMPOKKAN TERPADU UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PE NGEL OLAAN KE LAS KARYA TULIS Disusun Oleh : Krisnawan/k2508060 BAB I PENDA HUL UAN 1.1 L atar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango, merupakan lokasi strategis, aman dan nyaman untuk anak belajar. TK
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil TK Gamelina TK Gamelina berlokasi di Jalan Kantor Bupati Desa Ulanta Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango, merupakan lokasi strategis,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS
16 BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Konsep Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar Slameto (2010, h. 1) mengatakan, Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan faktor sentral di dalam sistem pembelajaran terutama di sekolah. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggotanya untuk meningkatkan prestasi dalam rangka pencapaian tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menciptakan sebuah iklim organisasi yang mampu membawa para anggotanya untuk meningkatkan prestasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi bukanlah suatu hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya merupakan syarat mutlak bagi pengembangan sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan dapat dibentuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 18 SEMARANG
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 18 SEMARANG A. Analisis Implementasi Keterampilan Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Pengelolaan Kelas. menjadi penghalang bagi proses pembelajaran. 1. Qur an surat Al-Maidah ayat 2:
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Konsep Tentang Pengelolaan Kelas a. Pengertian Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang sangat jarang ditinggalkan. Guru selalu
Lebih terperinci2014 Vol. 7 No. 2 Juli-Desember Jurnal Al-Ta dib KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PROSES PEMBELAJARAN Oleh. St. Fatimah Kadir Jurusan Tarbiyah STAIN Sultan Qaimuddin Kendari Abstrak Keragaman latar belakang siswa dan kemampuan belajarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini memuat tentang: a) latar belakang masalah; b) identifikasi dan pembatasan masalah; c) rumusan masalah; d) tujuan penelitian; hipotesis penelitian; f) kegunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan maupun kegagalan. Kondisi ini sangat ditentukan oleh sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis di beberapa organisasi atau perusahaan sering mengalami dinamika dalam pencapaian tujuan yang telah diterapkan baik itu keberhasilan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam kelangsungan hidup bangsa. Pendidikan berkualitas sangatlah diperlukan dalam usaha untuk kemajuan bangsa dan negara. Sebagaimana disebutkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Lingkungan Kerja 2.1.1 Definisi Lingkungan Kerja Aspek yang menunjang manusia untuk melakukan pekerjaan atau aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Kerja Disiplin Kerja adalah suatu kekuatan yang berkembang di dalam tubuh pekerja sendiri dan menyebabkan dia dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukan kepribadian yang utuh, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha mewujudkan dan mengarahkan manusia agar mampu berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Menurut Mudyahardjo (2002:3)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak agar anak yang tidak tahu menjadi tahu. Pendidikan dan hasil pendidikan tergantung dari
Lebih terperinciASPEK DAN FUNGSI MANAJEMEN KELAS
ASPEK DAN FUNGSI MANAJEMEN KELAS Bentuk 9 kelompok dalam satu kelas. Setiap kelompok bertugas menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap pokok bahasan. Adapun pokok bahasannya adalah: Aspek Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para calon guru, guru baru, dan bahkan guru yang telah berpengalaman, karena
Lebih terperinciBisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK
INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK Yuliana Susi yulianasusi888@yahoo.co.id Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Tujuan penelitian adalah
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA Djelesia, Mestawaty Ahmad, dan MuchlisDjirimu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan kompleks yang harus direspons secara positif dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Lembaga
Lebih terperinciOleh: Guru Besar Universita Riau
Oleh: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Guru Besar Universita Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; http://almasdi.unri.ac.id Tugas Guru Merencanakan Melaksanakan Keterampilan Mempersiapkan Perangkat Pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengelolaan kelas, merupakan semua upaya dan tindakan guru membina, memobilitasi, dan menggunakan sumber daya kelas secara optimal, selektif dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan utama suatu bangsa sebagai proses membantu manusia menghadapi perkembangan, perubahan, dan permasalahan yang
Lebih terperinciANALISIS KETERAMPILAN MAHASISWA PPLK PGSD STKIP NASIONAL DALAM PENGELOLAAN KELAS DI SDN 11 VII KOTO SUNGAI SARIAK
MENARA Ilmu Vol. XI Jilid 2 No.77 Oktober 2017 ANALISIS KETERAMPILAN MAHASISWA PPLK PGSD STKIP NASIONAL DALAM PENGELOLAAN KELAS DI SDN 11 VII KOTO SUNGAI SARIAK ISSN 1693-2617 Mellisa. F Program Studi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda di dalam lingkungannya, menemukan kembali
Lebih terperinciKeterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran
Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran Oleh :Winarto* 1. Abstrak: Tujuan penjelasan ini untuk mendiskripsikan dari berbagai hasil kajian menunjukan bahwa sedikitnya terdapat tujuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pondasi bagi majunya suatu negara. Bahkan pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pondasi bagi majunya suatu negara. Bahkan pendidikan dapat dikatakan sebagai tujuan negara Indonesia sesuai dalam undang-undang 1945 telah
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar Siswa di MI se
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar Siswa di MI se Kecamatan Wonodadi Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.
I. PENDAHULUAN Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai kehidupan manusia, mulai dari bangsa yang sederhana peradabannya sampai kepada bangsa yang
Lebih terperinciPROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING
PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENCAPAIAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) BIOLOGI SISWA KELAS VIIA DI SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN AJARAN 2008/2009
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. a) Lingkungan kerja pada SMA Kecamatan Medan Tembung adalah cenderung
84 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan 1. Secara Deskriptif a) Lingkungan kerja pada SMA Kecamatan Medan Tembung adalah cenderung sedang. b) Motivasi Kerja guru pada SMA Kecamatan Medan Tembung
Lebih terperinciPERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI SMK PLUS BINA NUSANTARA MANDIRI KOTA PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH
PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI SMK PLUS BINA NUSANTARA MANDIRI KOTA PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Anak usia dini merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dan berpotensi tinggi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. UMM Press, Malang, 2005, hlm. 200.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelas adalah tempat berlangsungnya pembelajaran yang di dalamnya terdapat guru yang menyampaikan materi pada peserta didik dalam waktu yang sama. 1 Kelas merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
73 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang peneliti peroleh dari lapangan berasal dari observasi dan wawancara (interview), wawancara yang peneliti gunakan dalam hal ini adalah wawancara tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses budaya, sehingga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua orang atau lebih yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas yang menjadi tanggung jawab guru tersebut secara tepat waktu, disamping
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan merupakan salah satu lembaga atau pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah memiliki keunggulan dan berkualitas adalah dambaan bagi guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. Sebagai kepala sekolah sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak disahkannya Rancangan Undang-Undang Desa menjadi Undang-
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak disahkannya Rancangan Undang-Undang Desa menjadi Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa pada tanggal 18 Desember 2013 yang telah masuk
Lebih terperinciBAB V PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA DUNIA PENDIDIKAN
BAB V PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA DUNIA PENDIDIKAN Berhasil atau tidaknya pembangunan suatu daerah sangat dipengaruhi oleh sumberdaya manusia yang dimiliki. Sumberdaya manusia sendiri dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa meraih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu dibutuhkan suatu keadaaan yang menyenangkan demi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suasana sekolah pada umumnya dan suasana kelas pada khususnya merupakan modal penting bagi jernihnya pikiran untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan pendidikan bisa diartikan sebagai suatu usaha untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu bentuk organisasi pendidikan. Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan di sekolah. Jika pengertian kepemimpinan tersebut diterapkan
Lebih terperinciOleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung
100 Sulastri, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS... PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI DISKUSI DAN EKSPOSITORI PADA SISWA KELAS V SDN 02 SEMBON KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan energi mempengaruhi dan memberi arah yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan dan Fungsi Kepala Sekolah 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan energi mempengaruhi dan memberi arah yang terkandung di dalam diri pribadi pemimpin.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek yang berperan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya
Lebih terperinci2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Wukir (2013:134), kepemimpinan merupakan seni memotivasi dan mempengaruhi sekelompok orang untuk bertindak mencapai tujuan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di dalam setiap aktifitas suatu organisasi perlu memiliki kerjasama
Lebih terperinci