BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Slavin (Sitiatava Rizema Putra, 2012:15), pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang disebabkan oleh pengalaman. Woolfolk (Sitiatava Rizema Putra, 2012:16) mengemukakan bahwa pembelajaran berlaku apabila suatu pengalaman secara relatif menghasilkan perubahan kekal dalam pengetahuan dan tingkah laku. Berdasarkan dua definisi pembelajaran menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang sengaja dilakukan untuk merubah tingkah laku individu berdasarkan pengalaman dan perubahan itu bersifat kekal. Pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja. Jika dikaitkan dengan siswa, maka pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran di sekolah. Menurut Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Kondisi ideal pada proses pembelajaran IPA, seharusnya siswa aktif menggali pengetahuan, bukan hanya menerima materi yang disampaikan oleh guru. Dalam pembelajaran IPA di sekolah, sering kali kita melihat siswa tidak memahami secara mendalam materi yang telah mereka pelajari. Ketika pembelajaran sedang berlangsung, siswa cenderung bosan saat mendengarkan penjelasan guru karena guru menggunakan metode yang kurang bervariasi dan tidak memanfaatkan media pembelajaran dengan maksimal. Hal tersebut mengakibatkan siswa tidak bisa menangkap materi yang disampaikan dengan baik. Siswa sering lupa dengan materi yang sudah mereka pelajari karena pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang berkesan bagi siswa. 1

2 2 Masalah tersebut juga terjadi pada siswa kelas V SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung. Berdasarkan pengamatan terhadap pembelajaran IPA di kelas, pembelajaran yang diberikan oleh guru pada sekolah tersebut belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan masih berpusat pada guru. Media yang digunakan juga kurang menarik minat siswa untuk belajar yaitu media papan tulis saja. Dari segi siswa, mereka terlihat kurang bersemangat mengikuti pelajaran dan sering bergurau sendiri saat pembelajaran berlangsung. Keadaan tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Selain model yang digunakan guru dalam mengajar masih kurang optimal, ternyata masih banyak dari jumlah siswa di kelas V memperoleh hasil belajar yang masih belum mencapai KKM, di bawah nilai 70 pada mata pelajaran IPA. Dari 21 siswa, masih ada 12 siswa yang belum tuntas KKM dengan nilai rata-rata kelas sebesar 68,95. Dampak yang akan terjadi apabila tidak dilakukan tindak lanjut untuk mengatasi masalah tersebut adalah 1) siswa akan menganggap bahwa IPA merupakan pelajaran yang tidak menarik dan membosankan karena pembelajaran masih berpusat pada guru, 2) hasil belajar siswa rendah karena nilai siswa tidak tuntas KKM. Hal tersebut membutuhkan penanganan agar tercipta suasana belajar yang membuat siswa antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran di kelas sehingga hasil belajar siswa bisa meningkat. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas V SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung adalah dengan memilih model dan media pembelajaran yang tepat. Melalui model dan media pembelajaran yang cocok bagi siswa, diharapkan siswa akan lebih mudah menerima dan menyerap materi yang disampaikan oleh guru. Model dan media pembelajaran yang digunakan hendaknya lebih berpusat pada siswa sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan bisa mendapat pengetahuan dengan mencari tahu sendiri. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran, guru harus dapat memilih model yang tepat dan disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, pemilihan model pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik siswa.

3 3 Berdasarkan permasalahan yang terjadi di SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung, maka penulis mencoba untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata dalam pembelajaran. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata bertujuan agar tercipta suatu pembelajaran yang bermakna bagi siswa sehingga dapat menunjang prestasi siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Alasan mengapa penulis memilih model pembelajaran kooperatif tipe group investigation karena cocok dengan karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam yang dalam pada proses pembelajarannya bersifat scientific inquiry. Berdasarkan latar belakang masalah, penulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbantuan Benda Nyata Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester II Tahun Pelajaran 2013/ Identifikasi masalah Dari latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut Pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung masih berpusat pada guru Siswa merasa bosan dan senang bergurau dengan teman saat pembelajaran berlangsung karena guru tidak menggunakan metode dan media yang inovatif Banyak siswa yang masih memperoleh nilai di bawah KKM pada mata pelajaran IPA. Dampak yang akan terjadi apabila tidak dilakukan tindak lanjut untuk mengatasi masalah tersebut adalah 1) siswa akan menganggap bahwa IPA merupakan pelajaran yang tidak menarik dan membosankan karena pembelajaran masih berpusat pada guru, 2) hasil belajar siswa rendah karena nilai siswa tidak tuntas KKM.

4 4 Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka dilakukan penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung semester II tahun pelajaran 2013/2014, melalui model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung semester II tahun pelajaran 2013/ Batasan Masalah Dari identifikasi masalah yang sudah dipaparkan, diperoleh gambaran permasalahan yang begitu luas. Namun karena keterbatasan waktu, tempat, biaya, dan agar tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran maka penelitian ini hanya membahas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Dalam penelitian ini, penulis hanya berfokus pada mata pelajaran IPA materi cahaya dan sifat sifatnya 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan indentifikasi masalah yang telah diuraikan, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut Apakah melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014? Bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata dapat meningkatkan hasil belajar IPA di kelas V SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014?

5 5 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut Untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata di SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester II Tahun Pelajaran 2013/ Untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata dapat meningkatkan hasil belajar IPA di kelas V SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester II Tahun Pelajaran 2013/ Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut Bagi siswa. Dengan dilaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata, siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran IPA Bagi guru. Dengan dilaksanakannya penelitian ini, guru bisa menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata dalam pembelajaran IPA dengan baik Bagi kepala sekolah. Dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik dengan menggunakan model dan media pembelajaran yang inovatif dan dapat menjadi bahan kepustakaan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata.

6 Bagi penulis. Mengembangkan dan mencoba menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah dan memberikan pengetahuan tentang penggunaan model dan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di sekolah dasar.