Berbicara tentang hasil belajar ada beberapa pendapat yaitu:

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Kegiatan yang

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membebaskan manusia yang lain itu dari kegelapan ketidaktahuan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memahami pengertian dasar tentang IPA yang saling berkaitan dengan

Bab II Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pembelajaran media sangat diperlukan karena dapat membantu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK CUACA DI SEKITAR KITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran di

Oleh : Hamidah Guru pada SDN 1 Cakranegara

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. segenap kedalaman dan keleluasaan pribadi sebagai cadangan pikiran dan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2.2 Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media Diskusi. Aktivitas belajar menggunakan media gambar merupakan kegiatan, kesibukan,

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nelly Fitriani, 2013

Menurut aliran behavioristik dalam Wina (2009: 114) belajar adalah pembentukan

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES MELALUI STRATEGI INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA SMP

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata belajar sudah sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MELAKUKAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SDN I MALASAN DURENAN TRENGGALEK TAHUN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Balukang 2

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Pers, 2002, hlm Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media pembelajaran, Jakarta :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan

BAB II UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI. Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. Masalah pada dasarnya merupakan hal yang sangat sering ditemui dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan konsep IPA yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini diperlukan sumber daya manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

Transkripsi:

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Hakikat Belajar Untuk mendapatkan pengertian yang objektif tentang belajar maka dibawah ini ada beberapa pendapat ahli psikologi, khususnya ahli psikologi pendidikan tentang belajar sebagai berikut: Belajar adalah suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkugan yang menghasilkan perubahan dalam pemahaman, keterampilan dan nilai sikap (Winkel, 1983). sedangkan menurut Ratna Wilis Dahar (1989) belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Tabrani Ruyan (2006) menyatakan belajar adalah suatu proses perubahan individu melalui interaksi dengan lingkungan. Kemudian Rahadi, Aristo (2003) mengemukakan hal yang senada bahwa belajar adalah merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah perilakunya. 2.1.2 Hasil Belajar Berbicara tentang hasil belajar ada beberapa pendapat yaitu: Dalam kamus bahasa Indonesia dikatakan kata hasil belajar sering disebut prestasi belajar (WJS Poerwadarmanto: 1976). Tri Anni Chaharina (2004) mengatakan hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktivitas belajar.

7 2.1.3 Hakikat IPA Dorongan ingin tahu telah terbentuk secara kodrati mendorong manusia mengagumi dan mempercayai adanya keterampilan pada alam. Hal ini mendorong munculnya sekelompok orang berfikir. Pemikiran dilakukan secara terpola sehingga dipahami oleh orang lain. Dorongan ingin tahu meningkat untuk mencari kepuasan dan penggunaannya. Penemuan yang dapat diuji kebenarannya oleh orang lain dapat diterima secara universal. Dengan demikian dari pengetahuan akan berkembang menjadi ilmu pengetahuan. Perolehan yang didapat melalui percobaan, didukung oleh fakta menggunakan metode berfikir secara sistematis dapat diterima sebagai ilmu pengetahuan yang selanjutnya disebut produk, sedangkan langkah-langkah dilakukan merupaka suatu proses. Langkah-langkah atau proses ditempuh dalam mengembangkan ilmu menjadi cara atau metode memungkinkan berkembangnya pengetahuan. Ada hubungan antara fakta dan gagasan. Pola memecahkan masalah dengan menggunakan metode ilmiah dianut orang secara umum. menurut Hendro Darmodjo dan Kaligis, JR E (1992 : 3-5) IPA dapat dipandang sebagai suatu proses dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam. Untuk itu diperlukan cara tertentu yang sifatnya analisis, cermat, lengkap dan menghubungkan gejala alam yang satu dengan gejala alam yang lain. IPA dapat dipandang sebagai suatu produk dari upaya manusia memahami berbagai gejala alam. IPA dapat pula dipadang sebagai fakta yang menyebabkan sikap dan pandangan yang mitologis menjadi sudut pandang ilmiah. Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Pelajaran IPA tidak semata-mata member pengetahuan tentang IPA pada siswa, tetapi juga ikut membina kepribadian anak. Mata pelajaran IPA berfungsi untuk :

8 a. Memberi pengetauan tentang berbagai jenis dan lingkungan alam dan lingkungan dalam kaitan dengan manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari. b. Mengembangkan keterampilan proses. c. Mengembangkan wawasan sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari. d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi. e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. (Depdikbud, 1997) 2.1.4 Penilaian Hasil Belajar IPA Penilaian merupakan salah satu komponen sistem pengajaran untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. Sebagai alat penilai hasil pencaaian tujuan dalam pembelajaran, penilaian dilakukan secara terus-menerus. Hasil penilaian bermanfaat untuk umpan balik (feed back) dari proses belajar yang dilaksanakan. (Muhammad Ali, 1983). Dalam kurikulum mata pelajaran IPA ditetapkan tujuan pengajaran IPA di SD adalah agar siswa : a. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. b. Memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitarnya. c. Sikap ingin tahu, tekan, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri. d. Mampu menggunakan teknologi sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

9 e. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. (Depdikbud, 1994/1995). Untuk mengetahui tercapainya tujuan pengajaran IPA yang telah dirumuskan dilakukan penilaian sebagai prestasi belajar siswa dalam bentuk penilaian tes tertulis dan penilaian ketrampilan proses. Penilaian ketrampilan proses dilakukan dengan penilaian : a. Penilaian perbuatan untuk mengetahui kemampuan sisawa dalam menguasai beberapa keterampilan tertentu. b. Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan cara kerja anak, selama melakukan kegiatan dan menguji coba alat kerja. c. Penilaian hasil kerja anak lebih menekankan pada proses dan perilaku sikap teknologi bukan hanya menilai produk saja. (Depdikbud, 1999). Pendidikan di SD disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak, artinya dengan tingkat kemampuan berfikir anak. Pikiran anak masih terbatas pada obyek disekitar lingkungan. Pada tingkat ini anak dapat mengenal bagian-bagian dari benda seperti berat, warna dan bentuknya. Kemampuan yang dikembangkan adalah menggolongkan dengan berbagai cara, menyusun dan merangkai berurutan, melakukan proses berfikir kebalikan, melakukan operasi matematika, seperti menambah, menguragi dan mengalikan. Anak SD sudah mampu mengklasifikasikan bagian-bagian, struktur dan fungsi. dia berfikir kebalikan misalnya merpati termasuk burung, burung itu bertelur maka anak dapat menyimpulkan bahwa merpati dapat bertelur. Anak belum dapat berfikir abstrak tetapi ia dapat membuat hipotesis sederhana. (Wahyana, 1997). Ruang lingkup IPA di SD mencakup makhluk hidup dan proses kehidupannya, kesehatan dan makanan, penyakit dan pemecahnya, membudayakan alam dan kegunaannya, pemeliharaan dan pelestariaannya. 2.1.5 Pembelajaran IPA di Kelas III Sekolah DAsar

10 Unsur penting dalam pembelajaran ialah merangsang serta mengerahkan sisawa untuk belajar. Belajar dapat dirangsang dan diarahkan dengan berbagai macam cara yang mengarah pada tujuan. yaitu: Adapun caranya pendekatan dalam pembelajaran IPA di kelas III SD a. Pendekatan factual merupakan pendekatan dengan menggunakan factual bermaksud menyodorkan hasil-hasil penemuan pada siswa. b. Pendekatan konseptual merupakan pendekatan dengan memberikan gambaran untuk memahami konsep, dengan obyek-obyek kongkrit memperoleh fakta, melakukan eksplorasi dan manipulasi secara mental dan sekedar menghafal. c. Pendekatan proses merupakan pendekatan yang didasarkan atas pengamatan terhadap apa yang dilakukan oleh ilmuwan. Teori Gagne menganggap belajar sebagai suatu proses yang memungkinkan seorang mengubah tingkah lakunya cukup tepat dan perubahan tersebut bersifat relative sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi baru. Model belajar Gagne meliputi : a. Mengaktifkan motivasi. b. Member tahu pembelajaran tentag tujuan-tujuan belajar. c. Mengarahkan perhatian. d. Merangsang ingatan. e. Menyediakan bimbingan belajar. f. Membantu transfer belajar. g. Memperhatikan dan member umpan balik. Noehi Nasution, (1998). Dari uraian diatas maka pembelajaran IPA kelas III SD dengan metode Eksperimen sangat relevan. Melalui kegiatan eksperimen siswa dapat dilatih untuk melakukan kegiatan ilmiah dan berfikir ilmiah. Sebagai hasil belajar

11 siswa tidak hanya berupa pengetahuan tetapi juga dapat mengembangkan sikap ilmiah dan nilai ilmiah. 2.1.6 Pengertian metode eksperimen Metode eksperimen ialah metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih melakukan proses secara mandiri, sehingga siswa sepenuhnya terlibat untuk menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variable, merencanakan eksperimen dan memecahkan masalah yang dihadapi secara nyata melalui eksperimen siswa tidak menelan begitu saja sejumlah informasi yang diperolehnya tetapi akan berusaha untuk mengelola perolehannya dengan membandingkan tahap fakta yang diperolehnya dalam percobaan yang dilakukan (Rusna: 1998). Metode eksperimen dapat dikembangkan keterampilan-keterampilan seperti: keterampilan mengamati, menghitung, mengukur, membuat pola, membuat hipotesis, merencanakan eksperimen, mengendalikan variable, mengintrespresikan data, membuat kesimpulan sementara, meramal, menerapkan, mengkomunikasikan dan mengajukan pertanyaan (Arsyad, Azhar: 2004). Eksperimen adalah bagian yang sulit dipisahkan dari ilmu pengetahuan alam, dapat dilakukan di laboratorium maupun dialam terbuka. Metode ini mempunyai arti penting Karena memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk persamaan dan kemauan anak (Haryanto: 2004). Langkah-langkah Metode Eksperimen 1. Guru menjelaskan kepada siswa untuk mendengarkan dan memperhatikan serta mengamati alat peraga yang sedang dijelaskan yang bertujuan tercapainya pembelajaran IPA tentang materi Energi Gerak untuk membuat kincir angin dengan menggunakan metode Eksperimen. 2. Guru menjelaskan kepada siswa alat-alat yang akan digunakan yaitu gunting, paku, jangka, pensil, lem, sedotan, dan bahannya yaitu kertas

12 bias berbentuk persegi berukuran sisi 20 cm atau lingkaran bergaris tengah berukuran 20 cm. 3. Guru menyuruh siswa untuk membagi kelompok menjadi 3 (tiga), tiap kelompok berjumlah 3 sampai 4 siswa yang bertujuan untuk berdiskusi tentang materi energi gerak untuk membuat kincir angin mainan dari kertas dengan menggunakan metode eksperimen. 4. Guru membimbing siswa dalam pembuatan kincir angin mainan dari kertas, yang bertujuan supaya siswa tidak banyak mengalami kesulitan. 5. Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok maupun individu dalam pebuatan kincir angin mainan dari kertas. 6. Guru dan observer mengadakan evaluasi dalam bentuk tertulis dan pengamatan secara berkelompok maupun secara individu. 7. Guru memberi umpan balik positif dalam bentuk lisan, tertulis, isyarat, dan hadiah terhadap keberhasilan siswa. 8. Guru dan observer mengadakan penilaian remidi atau perbaikan bagi siswa yang belum tuntas, penilaian pengayaan bagi siswa yang sudah tuntas. 9. Tindak lanjut, guru memberi PR. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen Kelebihan Metode Eksperimen a. Siswa aktif mengalami atau membuktikan sendiri. b. Siswa dapat membuktikan sendiri teori-teori yang pernah diterima. c. Siswa mendapat kesempatan melakukan langkah-langkah berfikir ilmiah. Kelemahan Metode Eksperimen a. Akan kurang berhasil apabila alat-alat dan bahan yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan siswa. b. Kemungkinan tidak akan membawa hasil yang diharapkan apabila siswa belum cukup pengalaman.

13 c. Kadang-kadang ada eksperimen yang waktunya panjang, sehingga waktu yang ada dijadwal pelajaran disekolah tidak cukup. Kesimpulan Metode Eksperimen Metode eksperimen adalah suatu metode dimana siswa melakukan percobaan atau pekerjaan dalam pelajaran tertentu yang telah diperagakan atau didemonstrasikan oleh guru secara berkelompok atau individu. Juga menurut Djamarah (2003) metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan pada anak didik perorangan atau kelompok dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. 2.1.7 Penerapan Energi Gerak Karya yang menunjukkan bahwa angin menghasilkan energi gerak adalah kincir angin. Kincir angin adalah kincir yang digerakkan oleh angin seperti kincir air, kincir angin dapat digunakan untuk menggerakkan turbin yang dapat menghasilkan listrik, kincir angin biasa atau kincir angin mainan. 2.2 Kerangka Berfikir Kondisi awal Pembelajaran belum menggunakan metode eksperimen Hasil belajar siswa rendah TINDAKAN Pembelajaran sudah menggunakan metode eksperimen SIKLUS I Kondisi akhir Diduga pembelajaran IPA melalui metode Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa SIKLUS II

14 2.3 Hipotesis penggunaan Metode Eksperimen dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Energi gerak pada siswa kelas III SD Negeri Sentul Tahun Pelajaran 2011/2012.