BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Pengertian Hasil Belajar Pendidikan bertujuan antara lain mengembangkan dan meningkatkan kepribadian individu yang sedang melakukan proses pendidikan. Perkembangan kepribadian erat hubungannya dengan perubahan tingkah laku yang telah dihasilkan dan ingin mengetahui hasil perolehannya dalam suatu pendidikan dikenal dengan istilah hasil belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Nana Sudjana (1990:22) mengartikan hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Ada tiga hasil belajar yaitu ketrampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita- cita Beberapa uraian tentang hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya Belajar Menurut Slameto (2003) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya R. Gagne mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Syaiful B. Djamarah (2002) mengungkapkan bahwa belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku, yang pada prinsipnya individu yang belajar atau mengikuti pembelajaran memperoleh sesuatu yang baru. 5

2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan apa yang diharapkan, maka diperlukan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, antara lain: 1. Faktor intern Faktor intern adalah faktor faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan a. Faktor jasmaniah yang terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh. b. Faktor psikologis meliputi tujuh faktor yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan c. Faktor kelelahan yang terdiri dari kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. 2. Faktor ekstern Faktor ekstern adalah faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang sifatnya dari luar diri siswa, yaitu pengalaman- pengalaman, keadaan sekolah, dan lingkungan sekitar. Menurut Slameto (1995:60) Faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat. a. Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga. b. Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relsi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. c. Faktor masyarakat Masyarakat merupkan faktor yang berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadan siswa dalam masyarakat. Faktor tersebut meliputi kegitan siswa dalam masyarakat, mass medi, teman bergaul, dn bentuk kehidupan msyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa menurut NanaSudjana(1989) dalam:

3 7 a. Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri, antara lain ialah kemampuan yang dimilikinya, minat, motivasi serta faktor-faktor lainnya. b. Faktor ekstern, yaitu faktor yang berada di luar individu diantaranya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar adalah faktor yang terdapat dalam diri individu siswa tersebut (minat, motivasi, strategi belajar) dan faktor yang terdapat di luar individu (lingkungan keluarga, kualitas pembelajaran dari sekolah, serta perilaku sosial di masyarakat). Hasil belajar adalah Hasil belajar yang diperoleh siswa dari usaha semaksimal mungkin.(sastrapraja 1978: 390). Hasil belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes hasil belajar. Soetjepto (2004: 8) mengemukakan tentang tes hasil belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkapkan keberhasilan seseorang dalam belajar. Benjamin S Bloom (2003) mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu: 1. Ranah Kognitif yang berkaitan dengan hasil belajar intelektual. 2. Ranah Efektif yang berkaitan dengan sikap. 3. Ranahpsikomotorik yang berkenaan dengan ketrampilan dan kemampuan bertindak. Hasil belajar merupakan hasil belajar yang diperoleh atau dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengaja dalam kurun waktu tertentu yang bentuk kongkritnya adala skor atau nilai. 2.2 Hakekat IPA. Beberapa konsep dalam IPA datang dari pengalaman atau pengamatan langsung; hal ini sering disebut sebagai konsep konkrit. Sebagai contoh, seorang anak dapat secara langsung mengamati siklus hidup kupu-kupu. Tidak ada urutan logika atau langkah pengetahuan yang dalam dibutuhkan untuk mengerti perubahan siklus kupu-kupu yang menarik tersebut dari telur hingga menjadi dewasa. Anak juga dapat melihat bahwa kumbang juga memiliki perubahan siklus kehidupan yang serupa. Dalam hal ini anak dapat menyimpulkan bahwa semua insekta memiliki tahap larva dan pupa. Konsep sains yang lain di samping melakukan pengalaman langsung juga membutuhkan pemikiran yang abstrak. Sebagai contoh adalah peristiwa tenggelam / terapung. Seseorang dapat mengamati bahwa beberapa benda terapung dan yang lainnya

4 8 tenggelam ketika dimasukkan ke dalam air. Kesimpulan yang pasti tentang tenggelam dan terapung dapat dituliskan pada tingkat yang konkrit. Sebagai contoh, logam tenggelam, kayu terapung. Tetapi kesimpulan ini jelas dapat membuat pemahaman anak keliru. Sebagai contoh, beberapa jenis kayu tenggelam, cangkir logam terapung, kapal terapung. Konsep tenggelam/terapung membutuhkan pemikiran abstrak yang membahas tentang kerapatan (berat per satuan volume) dari objek terhadap kerapatan cairan. Tidak semua anak Sekolah Dasar mampu memahami tenggelam/terapung dengan cara ini. Ilmu Pengetahuan Alam pada hakikatnya adalah untuk menjawab pertanyaan apakah sebenarnya sains itu? Sains merupakan pengetahuan yang telah diuji kebenarannya secara empiris melalui metode ilmiah. Proses menyelidiki pengetahuan dengan metode ini menentukan apakah pengetahuan itu ilmiah atau tidak. Dengan demikian, metode ilmiah merupakan ciri khusus yang dapat dijadikan identitas dari sains (Agus Suyudi, 2003: 28).IPA didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan ilmiah menekankan pada hakekat IPA. Secara rinci hakekat IPA menurut Bridgman (Lestari 2002; 7) adalah sebagai berikut: a. Kualitas ; pada dasarnya konsep konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam bentuk angka angka. b. Observasi dan eksperimen ; merupakan salah satu cara untuk dapat memahami konsep konsep IPA secara tepat dan dapat diuli kebenarannya. c. Prediksi (ramalan ) merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA, bahwa misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. d. Dengan asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam yang akan terjadi dapat diprediksikan secara tepat. e. Progersif dan komunikatif, artinya IPA itu selalu berkembang kea rah yang lebih sempurna dan penemuan penemuan yang ada merupakan kelaanjutan dari penemuan sebelumnya. f. Universal; kebenaran yang ditemukan senantiasa berlaku secara umum.

5 9 Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hakekat IPA merupakan bagian dari IPA, dimana konsep konsepnya diperoleh melalui suatu proses dengan menggunakan metode ilmiah dan diawali dengan sikap ilmiah kemudian diperoleh hasil ( produk ) Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk siswa sekolah dasar adalah (Howe & Jones, 1993: 17): a. Mengembangkan dan mempertahankan keingintahuan tentang dunia/alam di sekitar mereka b. Observasi dan eksplorasi lingkungan di sekitar mereka dan mengorganisir pengalaman mereka c. Mengembangkan keterampilan teknik dan intelektual yang dibutuhkan untuk belajar lebih jauh lagi tentang sains. d. Membangun dasar pengalaman untuk memahami konsep penting dalam sains. e. Menghubungkan apa yang mereka pelajari di sekolah dengan kehidupan mereka sendiri. Sedangkan menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-nya b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

6 10 g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. 2.3 Pendekatan Kontekstual. Dewasa ini telah berkembang berbagai macam pendekatan dalam pembelajaran. Guru diharapkan memiliki wawasan yang luas tentang berbagai macam pendekatan pembelajaran serta bias menggunakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan akan dicapai dan karakteristik bahan pembelajaran yang dipelajari salah satunya adalah pembelajaran kontekstual. Menurut Yasa,Doantara (2008) Pembelajaran kontekstual adalah konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari hari dengan melibatkan komponen utama pembelajaran efektif. Menurut Ahbad Azhar ( 2009 ) peranan pendekatan kontekstual pada IPA adalah : 1. Pendekatan Kontekstual adalah pendekatan yang digunakan pada proses belajar mengajar dimana materi kegiatannya berhubungan erat dengan pengalaman nyata siswa di luar sekolah. 2. Peranan pendekatan kontekstual pada dasarnya perpaduan antara berbagai macam pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPA yang telah ada sebelumnya; yaitu meningkatkan motivasi siswa dan membantu guru dalam mengaitkan isi atau meteri pelajaran IPA dengan keadaan dunia nyata pada proses pembelajaran. 3. Pendekatan kontekstual adalah pengembangan dari cara atau metode pembelajaran yang telah ada Langkah langkah Pendekatan Pembelajaran Kontekstual. Langkah-lamgkah Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual menurut Yasadoantara yang dikutip oleh Friendly ( 2008 ) yaitu: 1. Pemilihan pendahuluan terhadap prinsip dan pengertian konsep yang akan dipelajari. 2. Pemilihan bahan dari masalah atau tugas yang akan dipeljari. 3. Mempersiapkan alat alat peraga yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.

7 11 4. Memfasilitasi siswa untuk melakukan kegiatan dan pengumpulan data dan pengolahan data yang diperoleh. 5. Membantu siswa dengan informasi yang diperlukan untuk kelangsungan kegiatan siswa dalam pembelajaran. 6. Membimbing siswa menganalisis sendiri dengan pertanyaan, pengarahan. 7. Memberihadiah atau pujian pada siswa yang telah ikut aktif dalam proses pembelajaran. 2.4 Kajian Hasil Hasil Penelitian yang Relevan. Berdasarkan dari hasil analisis terhadap nilai ulangan harian dan nilai ulangan semester gasal (I) tahun 2011, siswa kelas V SD Negeri Sidorejo 01 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang pada mata pelajaran IPA belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 63. Pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diperoleh nilai terendah 45 dan tertinggi 80 serta nilai rata rata 58. Dari uraian tersebut penulis ingin melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) semester genap dengan judul: Upaya meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas V SD Negeri Sidorejo 01 Kecamatan Gringsing dengan pendekatan kontekstual. 2.5 Kerangka Pikir Keberhasilan proses pembelajaran juga didukung oleh proses pembelajaran yang tepat, sesuai mata pelajaran, materi dan kondisi siswa secara keseluruhan, selain didukung oleh kemampuan siswa itu sendiri. Berdasarkan teori tahap perkembangan berpikir manusia yang disampaikan oleh Piaget, anak usia SD berada di tahap operasional konkret sehingga berdampak terhadap cara penyampaian secara kontektual untuk mempermudah anak dalam memahami suatu materi tertentu. Proses pembelajaran yang baik dapat membuat pengajaran lebih menarik sehingga menumbuhkan pemahaman dan prestasi belajar siswa yang pada giliranya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontektual merupakan salah satu cara agar siswa lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran. Sehingga setelah selesai penelitian ini dapat diduga hasil belajar peserta didik akan lebih meningkat dibanding dengan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan konvesional, pada pembelajaran sebelumnya. Berikut gambar kerangka

8 12 berpikir dengan menggunakan pendekatan kontektual dala penelitian PTK serta diduga dapat tercapai tujuan yang diinginkan. Kondisi awal Guru dalam pembelajaran belum menggunakan pendekatan kontekstual Hasil belajar IPA siswa kelas V rendah Tindakan Guru dalam pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual Siklus I dalam pembelajaran guru menggunakan pendekatan kontekstual hasil belajar meningkat Kondisi Akhir Penggunaan pendekatan konseptual dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang cahaya dan penglihatan saling berhubungan bagi siswa kelas V Siklus II dalam pembelajaran guru menggunakan pen dekatan kontekstual hasil belajar lebih meningkat. Bagan 2.1 Kerangka Berpikir 2.6 Hipotesa Tindakan. Berdasarkan kajian teori dan kerangka piker,maka peneliti mangharapkan hipotesa tindakan sebagai berikut: Melalui pendekatan kontesktual dapat meningkatkan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajara IPA kelas V SD Negeri Sidorejo 01

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika 4 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakekat Pembelajaran Matematika 2.1.1. Pengertian Belajar Belajar adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana

Lebih terperinci

2. Observasi dan eksperimen ; merupakan salah satu cara untuk dapat memahami konsep konsep PKn secara tepat dan dapat diuli kebenarannya.

2. Observasi dan eksperimen ; merupakan salah satu cara untuk dapat memahami konsep konsep PKn secara tepat dan dapat diuli kebenarannya. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Hasil Belajar 2.1.1.Pengertian Belajar Pengertian belajar dapat dibedakan antara dua pandangan yaitu pandangan secara tradisional dan pandangan modern.secara tradisional berpandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pada sub bab ini, peneliti akan membahas mengenai teori - teori yang berkaitan dengan variabel yang sudah ditentukan. Adapaun teori yang berkaitan dengan variabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hakekat Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran 2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar merupakan hal yang dialami siswa yang merupakan suatu respon terhadap segala cara pembelajaran yang diprogramkan oleh guru dan pengelolaan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hakikat Belajar dan Pembelajaran Belajarmerupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil akhir pembelajaran yang merupakan tolak ukur dari keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil akhir pembelajaran yang merupakan tolak ukur dari keberhasilan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima pesan. Terkadang terjadi kendala

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Menurut Djamarah (2008:13) mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di SD Hakikat ilmu pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam. IPA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Manusia memerlukan pendidikan untuk menjadi manusia seutuhnya. Di indonesia,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam sering disebut science. Telah mempengaruhi sebagian besar kehidupan manusia. Setiap warga masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI. IPA mempelajari tentang bagaimana cara mencari

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI. IPA mempelajari tentang bagaimana cara mencari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI. IPA mempelajari tentang bagaimana cara mencari tahu tentang alam secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengertian Belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam. Pendapat tersebut lahir

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengertian Belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam. Pendapat tersebut lahir BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam. Pendapat tersebut lahir berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda. Menurut Slameto

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Metode Demonstrasi Demonstrasi adalah peragaan atau pertunjukan untuk menampilkan suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode demonstrasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Gita Nurliana Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Gita Nurliana Putri, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi seluruh lapisan masyarakat. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 11 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Sosiologi a. Pengertian Sosiologi Sosiologi adalah ilmu yang mengkaji interaksi manusia dengan manusia lain dalam kelompok (seperti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan IPA di SD Ketrampilan proses adalah salah satu pendekatan, disamping pendekatan yang menekankan pada fakta dan pendekatan konsep, yang digunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah menentukan model atau metode mengajar tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam dikenal juga dengan istilah sains. Sains berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti saya tahu. Dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA 2.1.1.1 Pembelajaran IPA BAB II KAJIAN PUSTAKA Gagne dan Berliner ( dalam Tri Anni, 2006:2 ) bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA Menurut (Depdiknas RI No. 22, 2006) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah IPA merupakan salah satu mata pelajaran bagian dari kurikulum yang harus dikuasai siswa sesuai tingkat sekolah dari jenjang dasar sampai tingkat lanjutan. Semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah kata yang sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Kata pendidikan pun sudah tidak asing lagi di dengar oleh seluruh lapisan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Metode Pembelajaran Di dalam mengajar ilmu pengetahuan, metode menurut Soedomo Hadi (2008: 109) metode adalah cara bekerja menurut aturan-aturan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. segenap kedalaman dan keleluasaan pribadi sebagai cadangan pikiran dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. segenap kedalaman dan keleluasaan pribadi sebagai cadangan pikiran dan 21 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teori 1. Pembelajaran Koeswara(2005:45),menjelaskan bahwa proses belajar yang baik adalah proses pembekalan yang melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan, maju mundurnya kualitas manusia dapat dilihat dari kualitas pendidikannya. Adapun tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kesulitan Balajar 2.1.1 Pengertian Kesulitan Belajar Dalam menempuh proses pembelajaran di sekolah peserta didik tidak luput dari berbagai kesulitan. Tinggi rendahnya hasil belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa pada hakikatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memiliki cakupan materi yang sangat luas.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memiliki cakupan materi yang sangat luas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok di sekolah dasar. Mata pelajaran IPA juga merupakan gabungan ilmu-ilmu sains

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anne Rufaidha, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anne Rufaidha, 2013 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan sumber daya manusia. Perkembangan teknologi informasi di era global ini menuntut para pendidik untuk terampil menggunakannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan pengamatan melalui langkah-langkah metode ilmiah dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Undang undang Sisdiknas No. 2 Tahun 2003 pasal 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Proses belajar mengajar sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen guru atau instruktur, siswa, serta lingkungan belajar yang saling berinteraksi

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Pada Siswa Keas IV SDN 3 Siwalempu

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Pada Siswa Keas IV SDN 3 Siwalempu Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Pada Siswa Keas IV SDN 3 Siwalempu Rizki Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan oleh individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. I. PENDAHULUAN Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia dan merupakan kebutuhan primer yang mutlak diperlukan oleh manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar, oleh karena itu siswa diharuskan memiliki motivasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing. a. Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing. a. Model Pembelajaran Kooperatif 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing a. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran memerlukan inovasi agar pembelajaran berjalan lebih bervariasi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan di sekolah dasar bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan cerdas sehingga dapat melanjutkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam dari segi istilah dapat diartikan sebagai ilmu yang berisi pengetahuan alam. Ilmu artinya pengetahuan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh: : JUNI WIHAYANI NIM :

SKRIPSI. Disusun Oleh: : JUNI WIHAYANI NIM : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI JENIS-JENIS TANAH MELALUI MEDIA KONKRIT PADA SISWA KELAS V MI MA ARIF NU 01 PETAHUNAN KECAMATAN PEKUNCEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Metode Picture and Picture Picture and picture adalah suatu metode pemelajaran yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurut menjadi urutan logis.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Proses belajar mengajar adalah dasar dalam membentuk sebuah pribadi untuk memiliki wawasan. Dalam prosesnya, proses belajar mengajar ini telah banyak mengalami

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG CONTEXTUAL LEARNING STRATEGY FOR IMPROVING LEARNING OUTCOMES

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA Model Pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) menyebutkan matematika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar Menurut Witherington dalam Hanafiah dan Suhana (2009:7) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Unsur terpenting dalam mengajar adalah merangsang serta mengarahkan siswa belajar. Mengajar pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menolong para siswa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran eksak yang esensial, yang dapat menjadi penunjang untuk mata pelajaran yang lain. Melalui pelajaran matematika siswa diharapkan

Lebih terperinci

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam proses belajar mengajar dimana guru memberi siswa contoh-contoh. didik mampu menyelesaikan masalah itu sendiri.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam proses belajar mengajar dimana guru memberi siswa contoh-contoh. didik mampu menyelesaikan masalah itu sendiri. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Metode pembelajaran penemuan adalah suatu metode pembelajaran dimana dalam proses belajar mengajar dimana guru memberi siswa contoh-contoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi dalam kehidupan, dengan pendidikan yang dimiliki manusia dapat hidup berkembang untuk meraih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA Menurut H. W. Fowler (Trianto 2010:136), IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan

Lebih terperinci

PROPOSAL KORELASI ANTARA PENGUASAAN IPA DI SD DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 5 SALAHUTU.

PROPOSAL KORELASI ANTARA PENGUASAAN IPA DI SD DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 5 SALAHUTU. PROPOSAL KORELASI ANTARA PENGUASAAN IPA DI SD DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 5 SALAHUTU Disusun Oleh : NUR INSANI ROLOBESSY NPM : 2009 13 035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dedukasi. IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dedukasi. IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam 1. Pengertian IPA Menurut H.W Fowler (Trianto, 2010: 136), IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran CTL 2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran CTL Peneliti memilih model pembelajaran CTL, dengan alasan model pembelajaran CTL mampu memfasilitasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

Lebih terperinci

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh hasil belajar. Mengetahui keberrhasilan atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Berikut ini akan dijelaskan mengenai kajian teori yang digunakan pada penelitian ini, antara lain Tinjauan Tentang Belajar IPA di SD, Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan, pemerataan kesempatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS 5 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori Kesadaran perlunya pendekatan kontekstual dalam pembelajaran didasarkan adanya kenyataan bahwa siswa sebagian besar tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ilmu pengetahuan (kepandaian, keterampilan).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ilmu pengetahuan (kepandaian, keterampilan). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1976:108) belajar adalah berusaha mengetahui sesuatu atau berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait, antara lain; guru (pendidik),

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran IPA a. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan haanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi suatu bangsa merupakan salah satu usaha yang strategis dalam rangka mempersiapkan warga negara dalam menghadapi masa depan diri sendiri dan bangsanya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Hasil Belajar Materi Magnet 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar secara umum terbagi menjadi dua kata penting, yakni hasil dan belajar.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian teori 2.1.1. Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar Menurut Piaget dalam Heruman (2007:1), Anak SD berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Proses pembelajaran dikatakan efektif dan efesien apabila seorang guru mampu memiliki metode/strategi pembelajaran yang tepat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA 2.1.1.1 Pembelajaran IPA Gagne (1992:3) menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan memiliki tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Kooperatif Menurut E. Slavin (2008), pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam suatu kelas dijadikan

Lebih terperinci