Method Time Measurement (MTM-1) Nurjannah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN WAKTU TIDAK LANGSUNG DATA WAKTU GERAKAN

Apa itu MTM-2 dan MTM-3? MTM-2 dan MTM-3. Keuntungan pemakaian MTM-2 & MTM-3 dibandingkan MTM-1. Siapa yang layak menggunakan

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGUKURAN WAKTU KERJA: METODE PENGUKURAN TIDAK LANGSUNG. Amalia, S.T., M.T.

Pengukuran Kerja Tidak Langsung (Predetermined Motion-Time System)

Pengukuran Waktu kerja Metode (Methods Time Measurement)

DAFTAR ISI. Kata Pengantar dan Ucapan Terima Kasih Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

ANALISA USULAN PERBAIKAN GERAKAN OPERATOR PADA LINE INJECTION DI PT. XYZ MENGGUNAKAN METODE MTM-1 (Basic Methods Time Measurement)

MODUL PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 9. micromotion study

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA METODE DASAR PENGUKURAN WAKTU (METHOD TIME MEASUREMENT- 1)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA METODE DASAR PENGUKURAN WAKTU (METHOD TIME MEASUREMENT- 1)

BAB I PENDAHULUAN. practicum apk industrial engineering Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Johanes Susanto / Page 1


ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

6.MICROMOTION AND TIME STUDY

(Studi Gerakan Mikro)

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

practicum apk industrial engineering 2012

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

MODUL 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA (MICROMOTION STUDY)

Predetermined Motion Time System (PMTS)

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

Lampiran 1. N= jumlah data tiap subgroup * jumlah subgroup = 6 * 6 = 36 data

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peta kerja atau biasa disebut Peta Proses (process chart) merupakan alat

BAB 2 LANDASAN TEORI

Tabel 2.4 Penyesuaian menurut Westinghouse

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

LAMPIRAN 1. (Tabel Pengujian Kenormalan Data)

ERGONOMI & APK - I KULIAH 3: STUDI & EKONOMI GERAKAN

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Oleh: DWI APRILIYANI ( )

COMPARISON ANALYSIS OF WORK ON LAND AND UNDER WATER WITH STOP TIME AND MTM-1 METHOD

1. Stretching Pantat. LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata. Basic

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Fisika Umum (MA-301) Gerak Linier (satu dimensi) Posisi dan Perpindahan. Percepatan Gerak Non-Linier (dua dimensi)

ALTERNATIF DESAIN MEKANISME PENGENDALI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

INSTRUMEN OBSERVASI PENILAIAN FUNGSI KESEIMBANGAN (SKALA KESEIMBANGAN BERG) Deskripsi Tes Skor (0-4) 1. Berdiri dari posisi duduk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun 2014

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

BAB 6 USULAN DAN ANALISIS

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Seminar Nasional IENACO ISSN: DESAIN CANTING UNTUK MEMINIMALISIR WAKTU PROSES BATIK TULIS MELALUI PENDEKATAN MICROMOTION STUDY

PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. KEMBANG BULAN

LOMPAT TINGGI. Ad 1. Tinggi CG saat take off (H1)

STUDY 07/01/2013 MOTION STUDY DAPAT DILAKUKAN DG: SEJARAH MUNCULNYA MOTION DEFINISI : 2. MEMOMOTION STUDY LANGKAH-LANGKAH MICROMOTION

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini (minggu 2) Gerak Linier (satu dimensi) Gerak Non-Linier (dua dimensi)

III. TINJAUAN PUSTAKA

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB 5 ANALISIS PENAMPILAN TEKNIK

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

III. METODE PENELITIAN

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

27/05/2013. Penyederhanaan Kerja PENYEDERHANAAN SISTEM KERJA (WORK SIMPLIFICATION) Tujuan penyederhanaan kerja :

Gambar 3.1 Korelasi Hubungan Antara X 1, X 2 dengan Y Keterangan ;

LAMPIRAN 1 PPO DIAGRAM ALIR PPM

Tes Awal Perlakuan Test Akhir X1 T X2

Baseball Batting. Mekanika. Teknik

BAB III METODE PENELITIAN

PENGERTIAN Cara yg digunakan untuk mempelajari suatu keterampilan motorik sangat berpengaruh terhadap kualitas keterampilan yg dipelajari. Meskipun se

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab:

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

LOGO EKONOMI GERAKAN

Perilaku gerak pada anak sudah muncul saat masih dalam kandungan ibu dan bulan

LAMPIRAN 1 JUDUL PENELITIAN HUBUNGAN LETAK LESI INSULA DENGAN FUNGSI MOTORIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK INSTANSI PELAKSANA : RSUP DR.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

BAB 9. 2D BIOMECHANICS

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

Antiremed Kelas 10 Fisika

BAB 2. REVISED NIOSH LIFTING EQUATION

ULANGAN UMUM SEMESTER 1

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN SAMPEL PADA ROAD TANK PT PERTAMINA EP CEPU

III. METODOLOGI PENELITIAN. metode deskriptif korelasional, dengan tujuan ingin mengetahui ada

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Perbaikan Metode Kerja Menggunakan Peta Kerja pada Proses Produksi Trafo

BAB III METODE PENELITIAN. membuktikan sesuatu atau untuk mencari sebuah jawaban.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Transkripsi:

Method Time Measurement (MTM-1) Nurjannah

Definisi Basic Methods Time Measurement (MTM-1) adalah suatu sistem penetapan awal waktu baku yang dikembangkan berdasarkan studi gambar gerakan - gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam dalam film (Wignjosoebroto, 1992). Sistem ini diartikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisis setiap operasi atau metode kerja ke dalam gerakan gerakan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut, dan kemudian diterapkan standar waktu dari masing masing gerakan tersebut berdasarkan macam gerakan dan kondisi kondisi kerja masing masing yang ada (Sutalaksana, 2006). Keunggulan metode MTM-1 yaitu pre determinded. Pre determinded artinya metode ini dapat mendeteksi waktu penyelesaian suatu pekerjaan dalam suatu metode yang diusulkan sebagai alternatif, sebelum metode kerja tersebut diterapkan atau dijalankan.

Tipe Pengontrolan/Pengendalian MTM-1 Pengendalian Otot Besarnya tergantung kebutuhan. Pengendalian Mata Yaitu terdiri dari fokus, perpindahan dan sudut pandang. Pengendalian Mental Motivasi dari gerakan.

Rendah (Low) Tingkat kesulitan pengontrolan dan pengendalian gerakan Pergerakan otomatis Hanya membutuhkan sedikit pengendalian tenaga Tanpa ragu-ragu Sedang (Medium) Memerlukan beberapa ketepatan dan ketelitian Memerlukan beberapa koordinasi otot Tinggi (High) Membutuhkan konsentrasi yang tinggi Otot bekerja secara ekstra Butuh training yang cukup lama

Elemen Elemen Gerakan Metode Dasar Reach (R) Grasp (G) Move (M) Turn (T) Crank (C) Position (P) Release (Rl) Disengage (D) Body, Leg & Foot Motion Eye Time Apply Pressure (AP)

Gerakan Menjangkau (Reach) Ialah gerakan dasar yang digunakan bila maksud utama gerakan adalah untuk memindahkan tangan atau jari tangan ke suatu tempat tujuan atau lokasi baru. Pada pergerakan ini tangan dalam keadaan kosong atau tidak membawa objek apapun. Kasus dalam gerakan reach (R), a. Kasus A, menjangkau dengan tingkat pengendalian rendah suatu objek pada lokasi yang sudah pasti. b. Kasus B, menjangkau dengan tingkat pengendalian sedang suatu objek pada lokasi dengan jarak kira kira tapi tertentu dan diketahui. c. Kasus C, menjangkau dengan tingkat pengendalian tinggi, objek teracak dengan yang lain. d. Kasus D, menjangkau dengan tingkat pengendalian tinggi, dengan objek sangat spesifik. e. Kasus E, menjangkau dengan pengendalian rendah, dengan lokasi objek yang tidak tentu.

Cara penulisan gerakan reach ini dipetakan dalam simbol simbol yang berurut yaitu, --------------simbol-------------- 1 2 3 4 5 m R jarak/f kasus m

R15B Menjangkau objek dengan jarak 15 inchi termasuk pada kasus B. R8Am Menjangkau objek dengan jarak 8 inchi termasuk pada kasus A, dimana setelah menjangkau tangan dalam posisi bergerak.

Memegang (Grasp) Memegang adalah elemen gerakan dasar untuk menguasai benda baik dengan jari atau dengan tangan.

11 Kategori pembagian gerakan Grasp (1) 1. G1, pick-up grasp, yang terdiri dari tiga kasus yaitu kasus A, B, dan C. 2. G1A, dipakai untuk semua objek yang secara mudah dipegang, dikerjakan dengan cara menutup jari/menghimpitkan kedua jari. 3. G1B, dipakai bila objek yang dipegang sangat kecil atau objek yang sangat pipih yang terletak sejajar/sebidang dengan permukaan meja. 4. G1C, gerakan ini dipakai untuk objek pemegangan yang berbentuk silindris, dan dibagi menjadi tiga kategori diameter, yaitu: 5. G1C1, dipakai bila objek yang akan dipegang berbentuk silindris, yang berdiameter lebih besar dari ½ inch.

11 Kategori pembagian gerakan Grasp (2) 6. G1C2, dipakai bila objek yang akan dipegang berbentuk silindris, yang berdiameter antara ¼ inch sampai dengan ½ inch. 7. G1C3, dipakai bila objek yang akan dipegang berbentuk silindris, yang berdiameter lebih kecil dari ¼ inch. 8. G2, dipakai bila terjadi pengubahan pemegangan tanpa melepaskan pengendalian. 9. G3, dipakai bila objek yang akan dipegang diambil dari tangan lain dengan mudah. 10. G4, dipakai bila pemegangan dilakukan setelah pemilihan. 11. G5, yang dimaksud ialah menguasai objek dengan cara disentuh. Dan gerakan ini biasanya sudah termasuk dalam gerakan reach, sehingga besar TMU-nya adalah nol.

Memindahkan (Move) Ialah gerakan dasar yang dikerjakan bila maksud utamanya adalah untuk membawa suatu objek ke suatu sasaran. Kasus dalam gerakan move (M), a. Kasus A, mengangkut objek dengan tingkat pengendalian rendah atau sedang ke tangan lain atau berhenti karena suatu penahan. b. Kasus B, mengangkut objek ke suatu sasaran yang letaknya tidak pasti. c. Kasus C, mengangkut objek dengan tingkat pengendalian tinggi ke suatu sasaran yang sudah pasti.

Cara penulisan simbol memindahkan --------------------simbol-------------------- 1 2 3 4 5 6 m M jarak/f kasus m berat Simbol pertama dan ke lima menginformasikan adanya gerakan lain yang bergabung dan tak terpisahkan dengan gerakan move ini. Simbol kedua menginformasikan gerakan Move (M). Simbol ke tiga diisi dengan jarak perpindahan tangan, dituliskan apabila jarak perpindahan lebih dari ¾ inchi jika tidak maka dituliskan f. Simbol ke empat menginformasikan kasus dalam gerakan move (A, B, atau C). Simbol ke enam menginformasikan berat beban yang dibawa diperhitunngkan apabila melebihi 2 lbs.

M7A Membawa komponen dengan jarak 7 inchi pada kasus A. TMU 8,9 M7Am7 Membawa komponen dengan jarak 7 inchi pada kasus A setelah memindahkan posisi tangan bergerak dengan berat 7 lbs. TMU = x (1 + 0,011 ENW) Dimana: X = TMU tanpa beban yang didapatkan dari tabel ENW = Effective Net Weight TMU = 8,9 (1 + 0,011. 7) = 9,5853.

Memutar (Turn) Ialah memutar atau gerakan tangan spanjang sumbu tangan lengan bawah. Gerakan Turn (T) dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan atas berat objek yang diputar atau beban putarannya, a. Kecil/Small (S) b. Sedang/Medium (M), lebih besar dari 57% dari small. c. Besar/Large (L), lebih besar 200% dari small.

Cara penulisan simbol Turn, -------------------------simbol----------------------- 1 2 3 T derajat putaran S/M/L Simbol pertama meninformasikan gerakan yang dilakukan yaitu memutar atau turn (T). Simbol kedua menginformasikan derajat putaran yang dilakukan. Simbol ketiga menginformasikan kategori berat objek yang diputar (S/M/L). T90 0 M Memutar objek sebesar 90 0 dengan berat objek sedang TMU : 8,5

Memutar (Crank) Crank ialah gerakan memutar dari jari tangan, tangan, pergelangan tangan dan lengan. Berbeda dengan turn, gerakan crank terdapat diameter dari putaran, sebagai contoh memutar stir mobil. Tata cara penulisan simbol gerakan Crank, Simbol pertama menginformasikan jumlah putaran, min ½ putaran. Jika kurang dari ½ putaran termasuk move. Simbol kedua menginformasikan gerakan crank. Simbol ketiga menginformasikan diameter putaran. Simbol keempat menginformasikan beban putaran. (ENW = Effective Net Weight = beban putaran, lbs) Diperhitungkan apabila lebih dari 2 ½ lbs.

Nilai TMU Beban Putaran Perputaran yang terus-menerus Beban putaran dikategorikan kecil, tidak berarti Rumus: ( N x T ) + 5.2 Beban putaran dikategorikan ada, berarti Rumus : [ ( N x T ) + 5.2 ] F + C Perputaran yang tidak terus-menerus Beban putaran dikategorikan kecil, tidak berarti. Rumus: ( T + 5.2 ) N Beban putaran dikategorikan ada, berarti. Rumus: [ ( T + 5.2 ) F + C ] N Keterangan: N = Jumlah putaran T = TMU putaran F = Faktor kelonggaran berat komponen dinamis C = Faktor kelonggoran berat komponen statik

Tabel & Contoh Crank 5C8-15 Berarti Putaran terus menerus Jumlah putaran = 5 Diameter putaran = 8 inch Berat beban 15 lbs C8 = 13,6 TMU Maka TMU,

Mengarahkan (Position) Gerakan position adalah gerakan dasar dari jari atau tangan yang dipergunakan untuk meluruskan, mengorientasikan atau mengarahkan sebuah objek dengan objek lainnya, dengan tujuan memperoleh hubungan yang spesifik. Position terjadi setelah obyek ditransportasikan atau dipindahkan. Penulisan simbol untuk gerakan position, yaitu Simbol pertama merupakan simbol gerakan position. Simbol kedua menginformasikan kategori gerakan position (1: tidak ada tekanan, 2: sedikit tekanan, 3: diperlukan tekanan yang besar) Simbol ketiga meninformasikan bentuk benda yang diarahkan Simbol ke empat meninformasikan tingkat kemudahan.

Position Contoh : P1SE Mengarahkan obyek tanpa adanya tekanan dengan bentuk obyek simetri dan mudah dikendalikan.

Melepaskan (Release) Gerakan melepaskan dibagi dalam 2 kategori, yaitu R11, yang dimaksud ialah melepaskan penguasaan objek dengan membuka jari untuk melepaskan. R12, yang dimaksud ialah menghindar, lawan dari G5, Sehingga biasanya bila gerakan grasp-nya masuk dalam kategori G1, G2, G3 atau G4, maka gerakan release-nya adalah RL1. Sedangkan bila gerakan grasp-nya masuk dalam kategori G5, maka gerakan release-nya adalah RL2.

Melepas Rakit (Disengange) Gerakan melepas rakit (disengage) ialah gerakan dasar untuk memisahkan suatu obyek dari obyek lain. Pembagian pada gerakan disengage ini dibagi dalam tiga kategori, yaitu 1. D1, Loose, sangat sedikit usahanya, dan bercampur dengan gerakan selanjutnya. Dan jarak pemisahannya sampai 1 inch. 2. D2, Close, usahanya normal, dan jarak pemisahannya antara 1 inch sampai dengan 5 inch. 3. D3, Tight, usaha yang besar, dan jarak pemisahannya lebih besar dari 5 inch dan lebih kecil dari 12 inch.

Body, Leg, and Foot Motion Horizontal Motion Leg & Foot Motion Vertical Motion

Horizontal Motion (1) Berjalan atau Walk (W), yang dimaksud dengan Walk adalah pergerakan ke depan atau ke belakang dari tubuh yang timbul dari langkah perpindahan. Penulisan simbol dari gerakan walk Simbol pertama menginformasikan gerakan berjalan. Simbol kedua menginformasikan jarak yang ditempuh. Simbol ketiga menginformasikan jarak. ( P berarti jarak ditentukan dari jumlah langkah, FT berarti jarak ditempuh dalam satuan feet). Simbol keempat menginformasikan rintangan atau halangan, apabila tidak ada halangan atau rintangan maka simbol O tidak dituliskan.

Horizontal Motion (2) Slide-Step, yang dimaksud dengan Side Step adalah pergerakan atau perpindahan tubuh ke samping dengan satu atau dua langkah ke samping, tanpa perputaran badan. Terdapat tiga jenis pembagian pada gerakan Side Step, yaitu: 1. C1 untuk satu langkah ke samping. Jika perpindahan lebih kecil dari 12 inch, maka gerakan Side Step ini tidak dipakai, dan bila perpindahannya sebesar 12 inch, ditetapkan sebesar 17 TMU. Sedangkan jika lebih besar dari pada 12 inch, maka penambahan 0,6 TMU tiap inch.

Horizontal Motion (3) 2. C2 untuk dua langkah ke samping. Jika perpindahan sebesar 12 inch, ditetapkan sebesar 34,1 TMU, sedangkan jika perpindahan lebih besar daripada 12 inch, maka penambahan 1,1 TMU tiap inch. 3. Turn Body, yang dimaksud dengan Turn Body adalah memutar badan yang dikerjakan dengan satu atau dua langkah. Pembagian gerakan Turn Body ini dibagi dalam dua kategori. C1 dipakai jika perputaran dengan satu langkah. Sedangkan C2 dipakai bila perputaran dilakukan dengan dua langkah.

Leg and Motion 1. Foot Motion (FM), yang dimaksud dengan Foot Motion adalah gerakan menekan atau mengangkat telapak kaki melalui tumit. Sebagai contoh kita ambil pada saat kaki menginjak pedal gas mobil. Syarat dari pada Foot Motion ini adalah pergerakan tidak lebih dari 4 inch. Jika lebih besar dari 4 inch, maka gerakan Foot Motion ini tidak dipakai. 2. Foot Motion with Heavy Pressure (FMP), identik dengan Foot Motion, perbedaannya ialah bahwa untuk gerakan bagian ini dikategorikan dengan adanya kesukaran atau beban tekanan kaki. 3. Leg Motion (LM), yang dimaksud dengan Leg Motion adalah keadaan menggerakkan kaki baik melalui lutut bila keadaan duduk, maupun pinggang bila keadaan berdiri. Bila pergerakan lebih kecil atau sama dengan 6 inch, maka ditetapkan sebesar 7,1 TMU. Sedangkan bila lebih besar dari 6 inch, maka penambahan 1,2 TMU tiap inch.

Vertical Motion 1. Sit (SIT), yaitu gerakan badan untuk duduk, dari keadaan berdiri. 2. Stand (STD), yaitu gerakan badan untuk berdiri, dari keadaan duduk. 3. Bend (B), yaitu gerakan membungkuk di tempat dari posisi berdiri, sehingga tangan dapat menjangkau suatu obyek. Dengan syarat lutut tetap lurus. 4. Stoop (S), yaitu gerakan membungkuk di tempat dari posisi berdiri, sehingga tangan sampai ke lantai. Atau dengan kata lain membungkuk sambil berlutut, lututnya bertelut. 5. Kneel on One Knee (KOK), yaitu gerakan merendahkan badan dari keadaan berdiri dengan memindahkan datu kaki ke depan atau ke belakang dan menurunkansatu lutut ke lantai.

Vertical Motion (2) 6. Arise from Bend (AB), yaitu gerakan berdiri tegak kembali dari posisi bungkuk (Bend). 7. Arise from Stoop (AS), yaitu gerakan berdiri tegak kembali dari posisi bungkuk (Stoop). 8. Arise from Kneel on One Knee (AKOK), yaitu gerakan berdiri tegak dari posisi Kneel on One Knee. 9. Kneel on Both Knees (KBK), yaitu gerakan merendahkan tubuh dari posisi berdiri dengan memindahkan satu kaki ke depan atau ke belakang, dan merendahkan atau menurunkan satu lutut ke lantai, serta menempatkan lutut kedua berdekatan dengan lutut pertama. 10. Arise from Kneel on Both Knees (AKBK), yaitu berdiri tegak kembali setelah melakukan Arise from Kneel on Both Knees (KBK).

Eye Travel (ET) Eye travel ialah gerakan mata yang dipergunakan untuk mengubah pandangan dari suatu lokasi ke lokasi lain. Terdapat dua cara pengukuran yang dapat dilakukan sehubungan dengan penentuan eye travel ini, yaitu berdasarkan jarak perpindahan (T) dan jarak tegak lurus antara mata dan garis perpindahan (D). 15,2 x T/D TMU Contoh: ET30/27,6 = 15,2 x (30/27,6) = 16,5 TMU Sudut Perpindahan (derajat) TMU 15 4.3 30 8.6 45 12.8 60 17.1 >=75 20

Eye Focus (EF) Eye focus ialah konsentrasi mata atau penglihatan mata terhadap suatu obyek pada kurun waktu tertentu dengan maksud memperjelas penglihatan. Besar TMU yang ditetapkan untuk gerakan ini adalah sebesar 7,3 TMU.

Pemakaian Tekanan (Apply Pressure) Ialah pemakaian tekanan pada waktu pergerakan. Contoh gerakan yaitu mengencangkan sekrup dengan obeng. Apply Pressure (AP) dibagi menjadi 2 kasus yaitu APA dan APB. a. APA : AF + DM + RLF b. APB : APA + G2 Keterangan: AF: Apply Force, yaitu menambahkan atau mengendalikan tenaga otot ke objek yang besarnya 3,4 TMU. DM: Dwell Minimum, yaitu waktu pendek selama tenaga pembalikan terjadi pada tingkat tenaga yang relatif konstan, yang besar 4,2 TMU. RLF: Release Force, yaitu relaksasi atau pelemahan dari otot, membebaskan tenaga dari objek, yang besarnya 3,0 TMU. G2: Regrasp, yaitu gerakan pemegangan kembali tanpa menghilangkan kendali terhadap objek tersebut.

Tabel AP

Bagan Analisa

Contoh Bagan Analisa

Ringkasan Konversi 1 TMU = 0,00001 jam 1 TMU = 0,036 detik 1 lbs = 0,45 kg 1 inchi = 2,54 cm 1 feet = 0,3048