BAB VII TATARAN LINGUISTIK(4) SEMANTIK

dokumen-dokumen yang mirip
TATARAN LINGUISTIK (4) : SEMANTIK. meskipun sifat kehadirannya pada tiap tataran itu tidak sama.

7. TATARAN LINGUISTIK (4) SEMANTIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai

BAB 7 TATARAN LINGUISTIK : SEMANTIK

M.K SEMANTIK Pertemuan Ke-4 RAGAM MAKNA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga

BAHASA INDONESIA UMB. Penulisan Kata (Diksi) Dra. Hj. Winarmi. M. Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

Bidang linguistik yang mempelajari makna tanda bahasa.

KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257

Bab 1. Pendahuluan. kita rasakan baik di dalam hati maupun pikiran. Begitu pula menurut Walija (1996 : 4),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 21

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

KATA HABIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA Anisa Rofikoh Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kabupaten Purbalingga (Kajian Semantik) ini berbeda dengan penelitian-penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca.

BAHASA INDONESIA D I K S I. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas SISTEM INFORMASI. Program Studi SISTEM INFORMASI.

MENYAKSIKAN DAN MENONTON: ANALISIS RELASI MAKNA SIMILARITAS

ANTROPOLINGUISTIK DR. FAJRI USMAN, M.HUM FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ANDALAS 2014

BAB II LANDASAN TEORI

JENIS MAKNA DAN PERUBAHAN MAKNA

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

1.makna denotasi ; makna tersurat (cth-tangan,muka,hidung ;semuanya anggota badan) 2.makna konotasi ; makna tersirat (cth; bunga kemboja; kematian)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adapun Penelitian tentang makna kata dalam Al-Qur an sudah pernah diteliti

MODUL. BAHASA dan SASTRA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BENTUK KATA DAN MAKNA

Makna dan Semantik. Modul 1 PENDAHULUAN

SILABUS DAN SAP MATA KULIAH

SEMANTIK LEKSIKAL, SEMANTIK KALIMAT, MAKNA DAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama,

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak ahli yang berpendapat mengenai makna kata. Soedjito (1990: 51)

Bab 2. Landasan Teori. dari definisi langsung dan penyusunan bagian-bagiannya, melainkan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

RELASI MAKNA DALAM BAHASA MELAYU DESA PANTAI LABU BARU, KABUPATEN DELI SERDANG. Skripsi. Dikerjakan Oleh, NAMA : SATRIA SINAGA NIM :

KATA BAIK: MOROFOTAKTIK, VALENSI SINTAKSIS, DAN MAKNA INTISARI

Tugasan II akan menyumbangkan 20 % markah kepada kursus BBM3212

RELASI MAKNA DALAM BAHASA MELAYU DIALEK MELAWI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Menurut Kridalaksana

kalimat dan makna materi bahan ajar cetak. Untuk itu, maka setelah mempelajari BBM ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan tentang:

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengkomunikasikan segala

AMBIGUITAS DALAM BAHASA INDONESIA

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Pilihan Kata (Diksi) Sri Rahayu Handayani, SPd. MM. 11Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

4. Memahami relasi atau hubungan bentuk dan makna 5. Memahami adanya perubahan makna 6. Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip analisis semantik

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin

BAB II TEORI SEMANTIK

BAHASA INDONESIA KELAS X Oleh: Dra. M.M. Lies Supriyantini

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 2. Landasan Teori. dapat diartikan begitu saja. Inoue (1989 : 70) menyatakan bahwa:

SEMANTIK. Disusun oleh : Kelas 1B Kelompok 7

AMBIGUITAS FRASA NOMINA PADA JUDUL ARTIKEL SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS SEPTEMBER-OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia

SEMANTIK BAHASA INDONESIA. Astri Widyaruli Anggraeni, S.S., M.A

Kata dan Gagasan a) Adaptasi dari Gorys Keraff. Pilihan Kata

BAB II LANDASAN TEORI. Prasetya, NIM , tahun 2010 dengan judul Konsep Penamaan Rumah

BAB II ILMU SEMANTIK DAN MAKNA IDIOM

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas-tugas tersebut. Tetapi kalau memahami masalah-masalah

KALIMAT EFEKTIF. Modul ke: Fakultas Ekonomi. Drs. Sri Satata, MM. Program Studi Akutansi & Manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau bunyi ujar.

Semantik NORDIN BIN TAHIR INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS IPOH

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara lisan adalah hubungan langsung. Dalam hubungan langsung

Bahasa sebagai Sistem. Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd. Dosen Penerbitan Politeknik Negeri Media Kreatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hurford dan Hearsly menyatakan bahwa semantik merupakan cabang dari

ANALISIS MAKNA KONOTATIF DAN PERUBAHAN MAKNA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT PERIODE BULAN OKTOBER 2013 s.d. BULAN JANUARI 2014

Kontribusi Penguasaan Semantik terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa IIPK Universitas Negeri Padang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang

Ferdinand de Saussure

ISSN : KETAKSAAN MAKNA DALAM KAJIAN LOGIKA (Dra. Restiasih, M.Pd.) Abstrak

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. mengandung berbagai makna (Ekoyanantiasih, dkk., 2007: 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

TERTIB BERBAHASA INDONESIA. Yeti Mulyati UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam aspek kehidupan manusia (Sutedi, 2003:2). Sehingga

BAB VI PENUTUP. tradisional yang berupa sejenis teka-teki, namun suku kata yang menjadi jawaban

MEDAN MAKNA GERAK ORGAN TUBUH BAGIAN KEPALA MANUSIA DALAM BAHASA GORONTALO

Bab 2. Landasan Teori. mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan semantik adalah sebagai berikut:

BAB II KAJIAN TEORETIS, KONSEP DAN PENELITIAN TERDAHULU. meronim, member-collection, dan portion-mass (Saeed, 2009:63). Sehubungan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB I PENDAHULUAN. (Wijana, 2011:1). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa peran

Transkripsi:

Nama : Hasan Triyakfi NIM : 1402408287 BAB VII TATARAN LINGUISTIK(4) SEMANTIK Dalam berbagai kepustakaan linguistik disebutkan bidang studi linguistik yang objek penelitiannya makna bahasa juga merupakan satu tataran linguistik. Semantik dengan objeknya yaitu makna,berada di seluruh tataran bahasa,karena makna berada dalam tataran fonologi,morfologi,dan sintaksis. Chomsky,bapak linguistik transformasi menyatakan betapa pentingnya semantik dalam studi linguistik,maka studi semantik sebagai bagian dari studi linguistik menjadi semarak. Semantik tidak lagi menjadi objek peripheral, melainkan manjadi objek yang setaraf dengan bidang-bidang studi linguistik lainnya. 7.1 HAKIKAT MAKNA Menurut Ferdinand de Saussure setiap tanda linguitik atau tanda bahasa terdiri dari dua komponen,yaitu komponen signifian atau yang mengartikan yang wujudnya berupa runtutan bunyi,dan komponen signifie atau yang diartikan yang bentuknya berupa pengertian atau konsep(yang dimiliki signifian). Contoh: tanda linguistik meja terdiri dari : -komponen signifian,yang berupa rangkaian fonem /m/,/e/,/j/,dan /a/ -komponen signifie,yang berupa konsep atau makna sejenis perabot kantor atau rumah tangga. Jadi menurut Saussure makna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda linguistik.

7.2 JENIS MAKNA Ada beberapa jenis makna dalam bahasa Indonesia,antara lain sebagai berikut : 1) Makna Leksikal,Gramatikal,dan Kontekstual - Makna kontekstual adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks apapun. Makna leksikal juga biasa disebut dengan makna yang sebenarnya atau makna apa adanya. Contoh : kata kuda makna leksikalnya adalah sejenis binatang berkaki empat yang dapat dikendarai. - Makna gramatikal adalah makna yang terjadi setelah adanya proses gramatikal seperti afiksasi,reduplikasi,komposisi,atau klimatisasi. Contoh : Dalam proses afiksasi prefiks ber- dngan dasar baju melahirkan makna gramatikal mengenakan/memakai baju. - Makna kontestual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada dalam satu konteks. Contoh : 1. Rambut di kepala nenek belum ada yang putih 2. Sebagai kepala sekolah dia harus menegur anak itu Makna kata kepala pada kedua kalimat diatas tidak sama,karena konteks kalimatnya berbeda. 2) Makna Referensial dan non-referensial - Makna referensial adalah makna kata/leksem yang mempunyai referens/acuan. Contoh : kata-kata sepeti kuda,meja,dan gambar termasuk kata yang bermakna referensial,karena mempunyai acuan dalam dunia nyata. - Makna non-refrensial adalah makna kata yang tidak mempunyai acuan. Contoh : kata-kata seperti dan,karena atau. 3) Makna Denotatif dan konotatif - Makna denotatif adalah makna asli,makna asal,makna yang sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem atau kata. Contoh : kata babi memiliki makna denotatif sejenis binatang berkaki empat yang biasa diternakkan.

- Makna konotatif adalah makna lain yang yang ditambahkan pada makna denotatif yang berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut, Contoh : kata babi dalam masyarakat islam memilki makna konotatif yang negatif. 4) Makna Konseptual dan makna asosiatif - Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Contoh : kata radio memiliki makna konseptual sejenis alat elektronik. - makna asosiatif adalah makna yang dimilki sebuah leksem atau kata yang berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan suatu yang ada di luar bahasa. Contoh : kata merah berasosiasi dengan berani Leech(1976) memasukkan beberapa makna ke dalam makna asosiatif ini,antara lain : Makna konotatif,yaitu makna tambahan/makna bukan sebenarnya. Makna afektif, yaitu makna yang berkenaan dengan perasaan pembicara terhadap laean bicara atau objek yang dibicarakan. Makna stlistika, yaitu makna yang berkenaan dengan pembedaanpenggunaan kata sehubungan dengan perbedaan social/bidang kegiatan. Makna kolokatif, yaitu makna yang berkenaan dengan cirri-ciri makna tertentu yang dimiliki sebuah kata dari sejumlah kata-kata yang bersinonim,sehingga kata tersebut hanya cocok untuk digunakan berpasangan dengan kata tertentu lainnya. 5) Makna kata dan makna istilah - makna kata adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem/kata,yang masih bersifat umum,kasar,dan belum jelas. Contoh : kata tangan dan lengan maknanya lazim dianggap sama,dan akan menjadi jelas bila sudah berada di dalam konteks kalimatnya atau situasinya.

- Makna istilah adalah makna yang sudah pasti,jelas,dan tidak meragukan,meskipun tanpa konteks kalimat. Contoh : istlah tangan dalam dunia kedokteran memiliki makna bagian pergelangan sampai jari tangan. 6) makna idiom dan Peribahasa 7.3 RELASI MAKNA Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lain. a) Sinonim Sinonom atau sinonimi adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran yang lain. Contoh : - kata benar bersinonin dengan kata betul - Budi membeli buku bersinonim dengan buku dibeli budi Dari dua buah ujaran yang bersinonim,maknanya tidak akan persis sama. Hal itu terjadi karena adanya berbagai faktor,yaitu : faktor waktu,tempat atau wilayah,keformalan,sosial,bidang kegiatan,dan faktor nuansa makna. b) Antonim Antonim atau antonimi adalah hubungan semantik antara dua buah satuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan,pertentangan,atau kontras antara yang satu dengan yang lain. Contoh :- Hidup berantonim dengan mati - Besar berantonin dengan kecil Dilihat dari sifat hubungan,maka antonim dibedakan atas beberapa jenis,yaitu: Antonim yang bersifat mutlak Antonim yang bersifat relative/bergadrasi Antonim yang bersifat relasional Antonim yang bersifat hierarkial

c) Polisemi Sebuah kata dikatakan berpolisemi kalau kata tersebut mempunyai makna lebih dari satu. Contoh : kata kepala mempunyai makna : - Bagian tubuh manusia - Ketua/pemimpin - Sesuatu yang ada di sebelah atas - Dll d) Homonimi,homofoni,dan homografi Homonimi adalah dua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya kebetulan sama,dan maknanya tentu saja berbeda. Contoh : kata bisa(racun ular) dengan kata bisa(sanggup) Homofoni adalah adanya kesamaan bunyi antara dua satuan ujaran,tanpa memperhatikan ejaannya. Contoh : Kata bank(lembaga keuangan) dengan bang(abang) Homografi adalah bentuk ujaran yang sama ortografinya/ejaannya,tetapi ucapan dan maknanya berbeda. Contoh : Teras(bagian serambi rumah) dengan teras(inti) e) Hiponimi dan hipernimi Hiponomi adalah hubungan semantik antara bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam makna bentuk ujaran yang lain. Contoh : Kata merpati tercakup dalam makna kata burung. Relasi hiponimi bersifat searah,sebab kalau merpati berhiponim dengan burung,maka burung bukan berhiponim dengan merpati,melainkan berhipernim. f) Ambiguiti ambiguiti atau ketaksaan adalah gejala dapat terjadinya kegandaan makna akibat tafsiran gramatikal yang berbeda. Contoh: bentuk Buku sejarah baru dapat ditafsirkan maknanya menjadi: - Buku sejarah itu baru terbit - Buku itu memuat sejarah zaman baru

g) Redundasi Redundasi bisa diartikan sebagai berlebih-lebihannya penggunaan unsur segmental dalam suatu bentuk ujaran. Contoh : Penggunaan preposisi oleh dalam kalimat bola itu ditendang oleh Dika merupakan redundasi. 7.4 PERUBAHAN MAKNA Secara sinkronis makna kata atau leksem tidak dapat berubah,tetapi secara diakronis ada kemungkinan dapat berubah,yaitu dalam waktu yang cukup lama. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan makna tersebut antara lain: - Perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi - Perkembangan social budaya - Perkembangan pemakaian kata - Pertukaran tanggapan indera - Adanya asosiasi Perubahan makna kata atau satuan ujaran itu ada beberapa macam,antara lain : Perubahan makna yang meluas. Artinys kalau tadinya sebuah kata bermakna A, maka kemudian bermakna B. Perubahan makna menyempit. Artinya kalau tadinya sebuah kata memiliki makna yang masih umum tetapi kini maknanya menjadi khusus atau sangat khusus. Contoh : kata sarjana Perubahan makna secara total. Artinya makna yang dimiliki sekarang sudah jauh berbeda dengan makna aslinya. Contoh: kata ceramah dan seni 7.5 MEDAN MAKNA DAN KOMPONEN MAKNA Kata-kata atau leksem dalam bahasa dapat dikelompokkan atas kelompokkelompok tertentu atas dasar kesamaan ciri semantik yang dimiliki kelompok kata

itu. Kata-kata yang ada dalam satu kelompok lazim dinamai kata-kata yang berada dalam satu medan makna atau satu medan leksikal. Contoh: kata-kata seperti merah,kuning,hijau,dan biru berada dalam satu kelompok yaitu warna. Medan Makna Medan makna atau medn leksikal adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanuya saling berkaitan karena menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu. Misalnya nama-nama warna,nama hewan,dll. Kata-kata atau leksem yang mengelmpok dalam satu medan makna berdasarkan sifat hubungan semantisnya dapat dikelompokkan atas kelompok medan kolokasi dan medan set. Medan kolokasi menunjuk pada hubungan sintagmantik,sedangkan medan set menunjuk pada hubungan paradigmantik. Komponen makna Setiap kata,leksem,atau butir leksikal tentu mempunyai makna. Makna yang dimiliki oleh setiap kata itu terdiri atas sejunlah komponen(yang disebut komponen makna),yang membentuk keseluruhan makna itu. Contoh: - Kata ayah memiliki komponen makna : /+manusia/, /+dewasa/, /+jantan/, /+punya anak/. - kata ibu memilki komponen makna: /+manusia/, /+dewasa/, /- jantan/, /+punya anak/. Analisis komponen makna dapat digunakan untuk : - Mancari perbedaan dari bentuk-bentuk yang bersinonim - Membuat prediksi makna-makna gramatikal afiksasi, reduplikasi, dan komposisi dalam bahasa Indonesia. - Meramalkan makna gramatikal, dapat juga kita lihat pada proses reduplikasi dan komposisi. Kesesuaian Semantik dan Sintaksis