BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kabupaten Purbalingga (Kajian Semantik) ini berbeda dengan penelitian-penelitian
|
|
- Inge Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian yang Relevan Penelitian yang berjudul Sistem Penamaan Tempat Pemakaman Umum di Kabupaten Purbalingga (Kajian Semantik) ini berbeda dengan penelitian-penelitian sejenis. Untuk membuktikannya, Peneliti membandingkan dengan dua hasil penelitian terdahulu, yaitu skripsi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto yakni: 1. Skripsi Nofiyanti (2013) yang berjudul Kajian Semantik Pada Nama-Nama Tempat Kos di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. 2. Skripsi Apriliani (2016) yang berjudul Analisis semantik nama-nama hotel di lokawisata Baturaden kabupaten Banyumas Diantara penelitian ini dengan dua penelitian tersebut di atas terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaan yang paling mendasar yaitu sama-sama meneliti tentang penamaan dengan menggunakan kajian semantik dalam analisisnya. Perbedaan antara dua referensi penelitian sebelumnya dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nofiyanti (2013) dalam skripsinya yang berjudul Kajian Semantik Pada Nama-Nama Tempat Kos di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas membahas mengenai latar belakang, tujuan, jenis, dan makna dari nama-nama tempat kos. Penelitian yang dilakukan oleh Apriliani (2016) dengan judul Analisis semantik nama-nama hotel di lokawisata Baturaden kabupaten Banyumas membahas tentang jenis penamaan umum dan jenis penamaan khusus pada nama-nama hotel. Dalam penelitian ini, peneliti lebih menekankan jenisjenis penamaan dan jenis-jenis makna yang terkandung dalam nama-nama tempat pemakaman umum (TPU). Selain itu, data dan sumber data penelitian berbeda antara 6
2 7 penelitian ini dengan dua penelitian sebelumnya. Data penelitian yang telah dilakukan adalah nama-nama tempat kos dan nama-nama hotel sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa nama-nama tempat pemakaman umum di Kabupaten Purbalingga. Penelitian mengenai sistem penamaan tempat pemakaman umum di Kabupaten Purbalingga juga belum pernah dilakukan oleh mahasiswa atau pun peneliti lain, sehingga perlu dilakukan penelitian. Dalam hal ini peneliti memfokuskan penelitian ini pada bidang semantik karena menurut pendapat Kambertel dan Verhaar (dalam pateda, 2010:7), semantik adalah studi tentang makna atau teori makna. Selain itu, bahasa merupakan kesatuan bentuk dan makna. Sebagaimana diketahui bahasa merupakan sistem lambang yang berwujud bunyi atau bunyi ujar. Sebagai lambang tentu ada yang dilambangkan. Dengan demikian, yang dilambangkan adalah suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi. Karena lambanglambang mengacu pada sesuatu konsep, ide atau pikiran, maka dapat dikatakan bahwa bahasa mempunyai makna. Jadi, dalam hal ini kata-kata yang digunakan sebagai nama-nama tempat pemakaman umum merupakan lambang suatu konsep, ide, atau pikiran dari si pemberi nama. B. Landasan Teori 1. Pengertian Semantik Semantik di dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris semantics; dari bahasa Yunani sema (nomina: tanda) atau dari verba samaino (menandai, berarti). Istilah tersebut digunakan para pakar bahasa (linguis) untuk menyebut bagian ilmu bahasa (linguistik) yang mempelajari makna. Semantik ada pada ketiga tataran bahasa
3 8 yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis dan leksikon (Djajasudarma, 2009:1). Menurut Depdiknas (2007:1025), pengertian semantik terbagi menjadi dua, yaitu: (1) ilmu tentang makna kata dan kalimat, (2) bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan atau struktur makna suatu wicara. Sejalan dengan pendapat di atas, Kridalaknasa (2008:201) mengemukakan bahwa pengertian semantik meliputi (1) bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan dan struktur makna suatu wicara dan (2) sistem dan penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa atau bahasa pada umumnya. Pendapat yang berbunyi semantik adalah studi tentang makna juga dikemukakan oleh Kambartel (dalam Pateda, 2010:7). Menurutnya, semantik mengasumsikan bahwa bahasa terdiri dari struktur yang menampakkan makna apabila dihubungkan dengan objek dalam pengalaman dunia manusia. Verhaar (dalam Pateda, 2010:7) mengatakan semantik berarti teori makna atau teori arti. Di dalam Ensiklopedi Britanika dirumuskan, semantik adalah studi tentang hubungan antara suatu pembeda lingusitik dengan hubungan proses mental atau simbol dalam aktivitas bicara (Pateda, 2010:7). Dari beberapa pengertian dan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semantik adalah ilmu yang mengkaji mengenai makna. Makna yang dimaksud identik dengan komponen signifie yang diartikan, sebagaimana dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure (dalam Chaer : 2013), semantik itu sendiri merupakan bagian dari struktur bahasa. 2. Nama dan Penamaan Nama adalah salah satu wujud bahasa dalam kehidupan manusia dan merupakan hasil persepsi manusia. Persepsi yang dimaksud, yaitu segala sesuatu yang
4 9 dilihat dan hasil pencarian alam pikiran manusia tentang bentuk kebahasaan yang dapat mengekspresikan apa yang telah dipersepsikannya itu. Nama merupakan katakata yang menjadi label setiap makhluk benda, aktivitas, dan peristiwa di dunia ini (Djajasudarma, 2009: 47). Menurut Depdiknas (2007:773), nama adalah kata untuk menyebut tempat, barang, binatang, serta nama untuk menyebut atau memanggil orang. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa nama merupakan satu wujud bahasa dalam kehidupan dan merupakan hasil persepsi manusia untuk menyebutkan tempat, barang, binatang, serta nama untuk menyebut atau memanggil orang. Menurut Chaer (2013: 43), penamaan adalah pelambangan suatu konsep untuk mengacu kepada suatu referen yang berada di luar bahasa. Menurut Djajasudarma (2009: 47-49), penamaan tidak lepas dari bahasa, dan studi bahasa pada dasarnya adalah peristiwa budaya. Jika dalam suatu wilayah terdapat budaya yang beraneka ragam, maka bahasa yang muncul akibat peristiwa budaya juga akan beraneka ragam, termasuk di dalamnya ada penamaan dan pemaknaan. Maka dapat disimpulkan bahwa penamaan adalah perlambangan suatu konsep yang mengacu kepada suatu referen yang berada di luar bahasa yang didasarkan pada peristiwa budaya. Contoh penamaan dalam bahasa Indonesia manis, bahasa Sunda amis, bahasa Jawa legi. Jadi penaman adalah proses perlambangan suatu benda, proses gejala, aktivitas, serta sifat. 3. Jenis Penamaan Secara kontemporer kita masih dapat menelusuri sebab-sebab atau peristiwaperistiwa yang melatarbelakangi terjadinya penamaan atau penyebutan terhadap sejumlah kata yang ada dalam leksikon bahasa Indonesia. Latar belakang tersebut
5 10 mendasari penggolongan penamaan menjadi jenis-jenis tertentu. Jenis-jenis penamaan dapat diuraikan sebagai berikut: Menurut Chaer (2013: 44-51), jenis penamaan dibagi menjadi 9, yaitu: penamaan berdasarkan (1) peniruan bunyi, (2) penyebutan bagian, (3) penyebutan sifat khas, (4) penemu dan pembuat, (5) tempat asal, (6) bahan, (7) keserupaan, (8) pemendekan, (9) penamaan baru. Sedangkan menurut Sudaryat (2009: 59-60) ada 10 jenis penamaan, yaitu: penamaan berdasarkan (1) peniruan bunyi, (2) penyebutan bagian, (3) penyebutan sifat khas, (4) penyebutan apelativa, (5) penyebutan tempat asal, (6) penyebutan bahan, (7) penyebutan keserupaan, (8) penyebutan pemendekan, (9) penyebutan penemuan baru, (10) pengistilahan. Penelitian ini menggunakan jenis penamaan sesuai dengan klasifikasi data, yaitu penamaan berdasarkan: (1) penyebutan bagian, (2) penyebutan sifat khas, (3) penyebutan tempat asal, (4) penyebutan keserupaan, (5) penyebutan pemendekan, (6) penyebutan penamaan baru a. Penamaan Berdasarkan Penyebutan Bagian (Pars Prototo) Dalam bidang kesusastraan ada istilah pars prototo yaitu gaya bahasa yang menyebutkan bagian dari suatu benda atau hal, padahal yang dimaksud adalah keseluruhannya (Chaer, 2013: 45). Menurut Sudaryat (2009: 59), penyebutan bagian adalah penamaan suatu benda dengan cara menyebutkan bagian dari suatu benda padahal yang dimasud keseluruhannya. Kesimpulannya, penamaan berdasarkan penyebutan bagian adalah penyebutan sebagian untuk mewakili keseluruhan. Misalnya, kalau kita masuk ke rumah makan dan meminta kopi maka pasti pemilik atau pelayan rumah makan itu tidak akan menyodorkan kopi saja, melainkan kopi
6 11 yang sudah diseduh dengan air panas, diberi gula, dan ditempatkan dalam cangkir atau wadah lain. b. Penamaan Berdasarkan Penyebutan Sifat Khas Penamaan suatu benda berdasarkan sifat yang khas yang ada pada benda itu. Gejala ini merupakan peristiwa semantik karena dalam peristiwa itu terjadi transposisi makna dalam pemakaian, yaitu perubahan dari kata sifat menjadi kata benda. Di sini terjadi perkembangan, yaitu berupa ciri makna yang disebut dengan kata sifat itu mendesak kata bendanya karena sifatnya yang sangat menonjol, sehingga kata sifatnya itulah yang menjadi nama bendanya (Chaer, 2013: 46). Menurut Sudaryat (2009:59), bahwa penyebutan sifat khas yakni penamaan suatu benda dengan berdasarkan sifat yang khas yang ada pada benda itu. Kesimpulannya, penamaan berdasarkan sifat khas, yaitu penamaan suatu benda berdasarkan sifat khas atau ciri paling dominan yang ada pada benda itu. Misalnya, orang yang sangat kikir lazim disebut si kikir atau si bakhil. Anak yang tidak dapat tumbuh menjadi besar, tetap saja kecil, disebut si kerdil. c. Penamaan Berdasar Tempat Asal Sejumlah nama benda dapat ditelusuri berasal dari nama tempat asal benda tersebut (Chaer, 2013: 48). Sudaryat (2009:59) mengatakan bahwa penyebutan tempat asal adalah penamaan suatu benda berdasarkan nama asal benda tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penamaan berdasarkan penyebutan tempat asal adalah penamaan suatu benda berdasarkan tempat asal benda tersebut. Misalnya kata magnet berasal dari nama tempat Magnesia ; kata kenari, yaitu nama sejenis burung, berasal dari nama pulau Kenari di Afrika.
7 12 d. Penamaan Berdasarkan Keserupaan Dalam praktik berbahasa banyak kata yang digunakan secara metaforis. Arti kata itu digunakan dalam suatu ujaran yang maknanya dipersamakan atau diperbandingkan dengan makna leksikal dari kata itu (Chaer, 2013: 50). Dalam pemakaian bahasa sekarang, banyak nama benda dibuat berdasarkan kesamaan sifat atau ciri dari makna leksikal kata itu. Menurut Sudaryat (2009: 60), penyebutan keserupaan adalah suatu benda berdasarkan keserupaan sesuatu dengan benda lain. Kesimpulannya, penamaan berdasarkan keserupaan adalah kata yang digunakan dalam suatu ujaran yang maknanya dipersamakan atau diperbandingkan dengan makna leksikal dari kata itu. Misalnya kata kaki ada frasa kaki meja, kaki gunung, dan kaki kursi. Di sini kata kaki mempunyai kesamaan makna dengan salah satu ciri makna dari kata kaki itu yaitu alat penopang berdirinya tubuh. e. Penamaan Berdasarkan Pemendekan (Abreviasi) Menurut Chaer (2013:51) dalam perkembangan bahasa terakhir ini banyak kata-kata dalam bahasa Indonesia yang terbentuk sebagai hasil penggabungan unsurunsur huruf awal atau suku kata dari beberapa kata yang digabungkan menjadi satu. Penyebutan pemendekan adalah penamaan suatu benda dengan cara memendekkan ujaran atau kata lain (Sudaryat, 2009: 60). Menurut Kridalaksana (2010: ), bentuk-bentuk kependekan dapat dibagi menjadi empat yaitu: (a) singkatan, (b) penggalan, (c) akronim dan kontraksi, (d) lambang huruf. Bentuk-bentuk kependekan dapat dipaparkan sebagai berikut:
8 13 1) Singkatan Singkatan adalah salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf maupun yang tidak dieja huruf demi huruf (Kridalaksana, 2010:162). Bentuk singkatan terjadi karena proses-proses (1) pengekalan huruf pertama tiap komponen, misalnya A = agama, (2) pengekalan huruf pertama dengan pelepasan konjungsi, preposisi, reduplikasi dan preposisi, artikulasi dan kata, misalnya ABJK = Akademi Bahasa dan Kebudayaan Jepang, (3) pengekalan dua huruf pertama dari kata:as = asisten, (4) pengekalan huruf pertanadan huruf terakhir kata, misalnya Ir = insinyur, (5) pengekalan huruf pertama suku kata pertama dan huruf pertama dan terakhir suku kata kedua dari suku kata, misalnya dgn = de ngan. 2) Penggalan Menurut Kridalaksana (2010:162) penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem. Penggalan mempunyai sub-klasifikasi yaitu: (1) penggalan suku kata pertama dari suatu kata, misalnya Dok = dokter, (2) pengekalan suku terakhir suatu kata, milsanya Pak = bapak, (3) pengekalan tiga huruf pertama dari suatu kata, misalnya Bag = bagian, (4) pengekalan empat huruf pertama dari suatu kata, misalnya Prof = profesor, dan (5) pengekalan kata terakhir dari suatu frase, misalnya harian surat kabar harian. 3) Akronim dan Kontraksi Menurut Kridalaksana (2010:162) akronim yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata, atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan
9 14 sebagai kata yang wajar dan memenuhi kaidah fonotatif Indonesia. Bila seluruh kependekan itu dilafalkan sebagai kata yang wajar, kependekan itu merupakan akronim, misalnya ABRI, IKIP, pemilu, iptek. Kontraksi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau gabungan leksem. Kontraksi mempunyai sun klasifikasi yaitu: (1) pengekalan suku pertama dari tiap komponen, misalnya Orba = orde baru, (2) pengekalan suku kata terakhir dari tiap komponen, misal Lisin = ahli mesin, (3) pengekalan huruf pertama tiap komponen, misalnya KONI = Komite Olahraga Nasional Indonesia, (4) pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen, misalnya Komwil = komando wilayah, (5) pengekalan tiga huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta pengekalan huruf pertama komponen kedua, misalnya Nasakom = Nasionalis, Agama, Komunis. 4) Lambang Huruf Lambang huruf adalah proses pemendekan yang menghasilkan suatu huruf atau lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan atau unsur. Huruf lambang tidak diberi titik dibelakangnya (Kridalaksana, 2010:163). Contoh: cm (sentimeter), m (meter), g (gram). Bentuk ini disebut lambang karena dalam perkembangannya tidak dirasakan lagi asosiasi linguistik dengan kepanjangannya. Lambang-lambang tersebut sudah menjadi kesepakatan dalam konsep dasar ilmiah. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemendekan atau penyingkatan merupakan kata yang terbentuk karena adanya penggabungan huruf awal atau suku kata dari beberapa kata yang digabung atau dipendekkan menjadi suatu kata. Bentuk pemendekan ada empat, yaitu: singkatan, penggalan, dan akronim dan kontraksi. Dalam penamaan kata-kata yang digunakan dapat dipendekkan dengan cara disingkat, dipenggal, atau diakronimkan.
10 15 f. Penamaan Berdasarkan Penamaan Baru Yang Ditemukan Dalam penelitian ini, tidak semua data termasuk dalam delapan jenis penamaan yang sudah ada dalam teori semantik, sehingga peneliti membuat argumentasi terkait jenis penamaan berdasarkan pola baru sesuai dengan data yang diteliti dan sesuai dengan daya pikir peneliti. Hal ini sejalan dengan pendapat Chaer (2013:51) bahwa dewasa ini banyak kata atau istilah yang dibentuk untuk menggantikan kata atau istilah lama yang sudah ada. 4. Pengertian Makna Menurut Depdiknas (2007:703), pengertian makna terbagi menjadi dua yaitu: (1) arti mengandung maksud dan tujuan, juga merupakan konsep yang mencakup makna dan pengertian tentang sesuatu, (2) maksud dari pembicaraan atau penulis, pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan. Menurut Kridalaksana (2008:148), pengertian makna dibagi menjadi empat antara lain: (1) maksud pembicaraan agar mudah dimengerti oleh lawan bicara, (2) pengaruh satuan bahasa dalam pemahaman persepsi atau prilaku manusia atau kelompok manusia, (3) hubingan, dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa dan alam di luar bahasa, atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkan, (4) cara menggunakan lambang-lambang bahasa. Menurut Djajasudarma (2008:5), makna adalah pertautan yang ada di antara unsur-unsur bahasa itu sendiri terutama kata. Makna sebagai penguhung bahasa dengan dunia luar sesuai dengan kesepakatan para pemakainya sehingga dapat saling mengerti. Menurut Chaer (2013: 33), makna adalah unsur dari sebuah kata atau lebih tepat sebagai gejala-gejala ujaran. Wallace dan Chafe (dalam Djajasudarma, 2009:8)
11 16 mengungkapkan pula bahwa berpikir tentang bahasa, sebenarnya sekaligus melibatkan makna. Mempelajari makna pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap pemakai bahasa dalam suatu masyarakat bahasa saling mengerti. Menurut Aminudin (2011:52-53), makna adalah hubungan antara bahasa dengan dunia di luar bahasa yang telah disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga dapat saling mengerti. Dari batasan pengertian ini dapat diketahui tiga unsur pokok yang tercakup di dalamnya, yaitu (1) makna adalah hasil hubungan antara bahasa dengan alam di luar bahasa, (2) penentuan hubungan terjadi karena kesepakatan para pemakai bahasa, serta (3) perwujudan makna itu dapat digunakan untuk menyampaikan informasi sehingga dapat saling mengerti. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa makna adalah arti yang mengandung maksud dan tujuan. Makna juga merupakan konsep, ide, arti, pikiran yang diungkapkan melalui bahasa, maka dapat dikatakan bahwa bahasa mempunyai makna. Semua hal yang ditunjuk oleh para pemakai bahasa mengandung makna sehingga mereka dapat saling mengerti akan maksud dan ujaran tersebut. 5. Jenis Makna Menurut Chaer (2015: ) ada tiga tataran makna yaitu: makna leksikal, makna gramatikal, dan makna kontekstual. Menurut Djajasudarma (2013: 8-20), membagi 14 jenis makna yaitu (1) makna sempit, (2) makna luas, (3) makna kognitif, (4) makna konotatif, (5) makna emotif, (6) makna referensial, (7) makna konstruksi, (8) makna leksikal, (9) makna gramatikal, (10) makna ideasional, (11) makna proposisi, (12) makna pusat, (13) makna piktoral, dan (14) idiomatik. Chaer (2013:60-78) membagi jenis makna menjadi 16, yaitu: (1) makna leksikal, (2) makna
12 17 gramatikal, (3) makna referensial, (4) makna non referensial, (5) makna denotatif, (6) makna konotatif, (7) makna kata, (8) makna istilah, (9) makna konseptual, (10) makna asosiatif, (11) makna idiomatik, (12) makna pribahasa, (13) makna kias, (14) makna kolusi, (15) makna ilokusi, (16) makna perlokusi. Menurut Pateda (2010: ) terdapat 29 jenis makna, yaitu: (1) makna afektif, (2) makna denotatif, (3) makna deskriptif, (4) makna ekstensi, (5) makna emotif, (6) makna gereflekter, (7) makna gramatikal, (8) makna ideasial, (9) makna itensi, (10) makna khusus, (11) makna kiasan, (12) makna kognitif, (13) makna kolokasi, (14) makna konotatif, (15) makna konseptual, (16) makna konstruksi, (17) makna kontekstual, (18) makna leksikal, (19) makna lokusi, (20) makna luas, (21) makna piktoral, (22) makna proposional, (23) makna pusat, (24) makna referensial, (25) makna sempit, (26) makna stilistika, (27) makna tekstual, (28) makna tematis, (29) makna umum. Dari pendapat di atas, peneliti perlu membatasi jenis makna yang akan digunakan dalam penelitian ini. Batasan-batasan yang digunakan disesuaikan dengan hasil klasifikasi data-data yang ada. Peneliti menggunakan beberapa jenis makna, yaitu (1) makna denotatif, (2) makna asosiatif, (3) makna konotatif, dan (4) makna referensial. a. Makna Denotatif Chaer (2007: 292), makna denotatif adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah leksem. Jadi, makna denotatif sebenarnya sama dengan makna leksikal. Menurut Pateda (2010: 98), makna denotatif adalah makna polos, makna apa adanya yang bersifat objektif. Makna denotatif disebut juga makna sebenarnya. Kesimpulannya bahwa makna denotatif merupakan makna yang mengacu
13 18 pada makna asli atau makna sebenarnya dari sebuah kata. Misalnya, kata uang yang mengandung makna benda kertas atau logam yang digunakan dalam transaksi jual beli. Kita memaknakan kata uang tanpa mengasosiasikannya dengan hal-hal lain. Makna yang terkandung dalam kata uang tidak dihubungkan dengan hal-hal lain, tidak ditafsirkan dalam kaitannya dengan benda atau peristiwa yang lain. b. Makna Asosiatif Menurut Chaer (2013:72) makna asosiatif yaitu makna yang dimiliki sebuah kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar bahasa. Makna asosiatif ini sebenarnya sama dengan perlambangan yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk menyatakan suatu konsep lain yang mempunyai kemiripan dengan sifat, keadaan atau ciri yang ada pada konsep asal kata atau leksem tersebut. Contoh: kata kursi berasosiasi dengan kekuasaan ; kata amplop berasosiasi dengan uang suap. c. Makna Konotatif Menurut Djajasudarma (2008: 9), makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan kita terhadap apa yang diucapkan atau apa yang didengar. Makna konotatif adalah makna yang muncul dari makna kognitif, dalam makna kognitif tersebut ditambahkan komponen makna lain. Menurut Pateda (2010: 112), makna konotatif adalah makna yang muncul sebagai akibat asosiasi perasaan pemakai bahasa terhadap kata yang didengar atau kata yang dibaca. Menurut Chaer (2013:65) sebuah kata disebut mampunyai makna konotatif apabila kata itu mempunyai nilai rasa baik positif maupun negatif. Kesimpulannya bahwa makna konotatif adalah makna yang
14 19 mengandung nili rasa atau makna yang muncul sebagai akibat asosiasi perasaan kita terhadap kata yang dilafalkan atau kata yang didengarkan. Misalnya kata perempuan dan wanita. Walaupun kata perempuan dan wanita mempunyai makna denotasi yang sama tetapi kedua kata itu mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata perempuan memiliki nilai rasa yang rendah sedangkat kata wanita mempunyai nilai rasa yang tinggi. d. Makna Referensial Menurut Pateda (2010:125), makna referensial adalah makna yang langsung berhubugan dengan acuan yang ditunjuk oleh kata. Referen dapat berupa benda, peristiwa, proses, atau kenyataan. Djajasudarma (2013:14) mengemukakan bahwa makna referensial yaitu makna yang berhubungan langsung dengan kenyatan atau referent (acuan). Menurut Chaer (2013: 63-64), sebuah kata dapat bermakna referensial apabila kata tersebut mengacu pada sesuatu di luar bahasa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa makna referensial adalah makna yang berhubungan langsung dengan kenyataan atau sesuatu yang ditunjuk oleh suatu kata. Sesuatu itu dapat berupa benda, peristiwa, atau kenyataan. Contoh: kata biru termasuk kata bermakna referensial karena ada acuannya dalam dunia nyata, yaitu warna biru seperti langit. 6. Peta Konsep Penelitian dengan judul sistem penamaan tempat pemakaman umum di Kabupaten Purbalingga menggunakan kajian semantik dalam penelitiannya. Objek yang diteliti menggunakan kajian semantik yaitu nama tempat pemakaman umum di Kabupaten Purbalingga. Pada penelitian ini, yang dikaji yaitu jenis penamaan dan
15 20 jenis makna nama tempat pemakaman umum di Kabupaten Purbalingga. Berikut ini bagan Peta Konsep. Sistem Penamaan Tempat Pemakaman Umum Di Kabupaten Purbalingga (Kajian Semantik) Semantik Nama Tempat Pemakaman Umum Penamaan Makna Jenis Penamaan a. Penyebutan Bagian b. Sifat Khas c. Tempat Asal d. Keserupaan e. Singkatan f. Penamaan Baru Yang Ditemukan 1. Tujuan dan Harapan 2. Inspirasi Jenis Makna a. Makna Denotatif b. Makna Asosiatif c. Makna Konotatif d. Makna Referensial
BAB II LANDASSAN TEORI
6 BAB II LANDASSAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian dengan judul Analisis Semantik Nama-Nama Hotel di Kawasan Lokawisata Baturraden, Kabupaten Banyumas. Karya Wilantika Apriliani Tahun 2016
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian dengan judul Konsep Penamaan Rumah Makan di Daerah Purwokerto Kabupaten Banyumas, tahun 2010 oleh Danang Eko Prasetyo. Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. penelitian mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang berjudul
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian ini berjudul Kajian Penamaan Tempat Fotokopi di Sekitar Lingkungan Kampus di Purwokerto Tahun 2015. Untuk membedakan penelitian sekarang dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Prasetya, NIM , tahun 2010 dengan judul Konsep Penamaan Rumah
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Untuk membedakan penelitian yang berjudul Sistem Penamaan Toko di Purwokerto, Kabupaten Banyumas dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh masyarakat umum dengan tujuan berkomunikasi. Dalam ilmu bahasa dikenal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial perlu untuk berinteraksi untuk bisa hidup berdampingan dan saling membantu. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berinteraksi
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi pustaka karena teori secara nyata dapat dipeoleh melalui studi atau kajian kepustakaan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan Masalah nama panggilan unik ini dikaji berdasarkan kajian semantik, yaitu ilmu tentang makna atau arti. Penelitian tentang penamaan sebelumnya sudah dilakukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang penamaan ini telah dilakukan oleh beberapa mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purwokerto dalam rangka penyusunan skripsi. Dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. pada bidang semantik yang mengkaji tentang nama diri. Perbedaannya dengan
BAB II KAJIAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian yang Berjudul Kajian Semantik Nama Diri Anak SD Negeri (Kelas Satu) di Eks Kota Administrasi Puwokerto Kabupaten Banyumas oleh Chandra Devani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu cara manusia berinteraksi dengan orang lain yang biasa disebut interaksi sosial. Interaksi sosial ini dapat mengungkapkan perasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi sehari-hari oleh para penuturnya. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses berpikir maupun dalam kegiatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK 2.1 Teori-Teori Yang Relevan Dengan Variabel Yang Diteliti 2.1.1 Pengertian Semantik Semantik ialah bidang linguistik yang mengkaji hubungan antara tanda-tanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang berbentuk lisan dan tulisan yang dipergunakan oleh masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses berbahasa adalah hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia. Dengan berbahasa, seseorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyambut kedatangan siswa baru. Kegiatan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semantik merupakan istilah yang digunakan dalam bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berjudul Makna Referensial Pemakaian Nama Panggilan Mahasiswa Kos di
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian ini berjudul Kajian Semantik Nama Panggilan Unik dan Menarik pada Siswa di Sekolah Dasar Negeri 1 Gumiwang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran
Lebih terperinciDiajukan Oleh: ALI MAHMUDI A
ANALISIS MAKNA PADA STATUS BBM (BLACKBERRY MESSENGER) DI KALANGAN REMAJA: TINJAUAN SEMANTIK Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan manusia yang lain. Ia selalu berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Hubungan ini dapat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan Dengan Judul Kajian Semantik Penamaan Kendaraan Dan Suku Cadang Di Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah oleh Moch. Arifudin Penelitian yang akan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kebudayaan Widhagdo (1988 : 21) menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupan. Semuanya
Lebih terperinciIstilah Bangunan Rumah Panggung Sunda Di Pesisir Selatan Tasikmalaya Oleh Fiana Abdurahman. Abstrak
Istilah Bangunan Rumah Panggung Sunda Di Pesisir Selatan Tasikmalaya Oleh Fiana Abdurahman Abstrak Dalam seni bina, pembinaan, kejuruteraan, dan pembangunan harta tanah, bangunan merujuk kepada mana-mana
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Sinonim Secara etimologi kata sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim berarti nama lain
Lebih terperinciBAB VII TATARAN LINGUISTIK(4) SEMANTIK
Nama : Hasan Triyakfi NIM : 1402408287 BAB VII TATARAN LINGUISTIK(4) SEMANTIK Dalam berbagai kepustakaan linguistik disebutkan bidang studi linguistik yang objek penelitiannya makna bahasa juga merupakan
Lebih terperinciKELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia
KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU Makalah Bahasa Indonesia KATA PENGANTAR Syukur alhamdulilah kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang telah di limpahkannya. Sehingga penyusunan
Lebih terperinciTATARAN LINGUISTIK (4) : SEMANTIK. meskipun sifat kehadirannya pada tiap tataran itu tidak sama.
Nama : Setyaningyan NIM : 1402408232 BAB 7 TATARAN LINGUISTIK (4) : SEMANTIK Makna bahasa juga merupakan satu tataran linguistik. Semantik, dengan objeknya yakni makna, berada di seluruh atau di semua
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kata, baik berbentuk gramatikal maupun leksikal. Bahasa yang digunakan seharihari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kosakata bahasa Indonesia tidak terlepas dari proses pembentukan kata, baik berbentuk gramatikal maupun leksikal. Bahasa yang digunakan seharihari di masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia dalam kehidupan. Bahasa sebagai sarana komunikasi tentunya mempunyai fungsi berdasarkan kebutuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adapun Penelitian tentang makna kata dalam Al-Qur an sudah pernah diteliti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Adapun Penelitian tentang makna kata dalam Al-Qur an sudah pernah diteliti oleh peneliti- peneliti sebelumnya antara lain tentang analisis makna kata Ruh oleh Uswatun Hasanah (990704023),
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. teori makna yang dimiliki seseorang pengguna bahasa telah memadai dan cukup.
8 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Semantik Semantik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang makna atau arti yang terkandung dalam bahasa, kode, atau jenis lain dari representasi. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi dalam bertukar pendapat. Bahasa dapat diartikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sarana untuk bertukar pendapat, ide, maupun gagasan. Alat yang digunakan dalam komunikasi yaitu bahasa. Bahasa menjadi hal pokok yang
Lebih terperinciBAHASA INDONESIA KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS
BAHASA INDONESIA Modul ke: KARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id A. Pengertian Bahasa 1. Bloch & Trager Bahasa adalah
Lebih terperinciANALISIS MAKNA DALAM KATA MUTIARA PADA ACARA TELEVISI HITAM PUTIH DI TRANS7 BULAN AGUSTUS 2011: TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS MAKNA DALAM KATA MUTIARA PADA ACARA TELEVISI HITAM PUTIH DI TRANS7 BULAN AGUSTUS 2011: TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI NOVIA ESTI NINGSIH A 310 070 021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, hampir semua kegiatan manusia bergantung pada dan bertaut dengan bahasa. Tanpa adanya bahasa
Lebih terperinciKATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257
KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI - 13010113140096 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257 1. INTISARI Semiotika merupakan teori tentang sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau label terhadap benda atau peristiwa yang ada di sekelilingnya karena terlalu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sering sekali manusia termasuk kita sukar memberi nama atau label terhadap benda atau peristiwa yang ada di sekelilingnya karena terlalu banyak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. manusia atau kelompok (Kridalaksana, 2001:1993). Makna kata merupakan bidang
BAB II KAJIAN TEORI A. Semantik Semantik adalah bagian dari struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan dan dengan struktur makna suatu wicara. Makna adalah maksud pembicaraan, pengaruh satuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retno Eko Wulandari, 2013
BAB I PENDAHULUAN Pada bab I akan dipaparkan latar belakang, masalah penelitian yang meliputi identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem yang dibutuhkan bagi manusia untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bahasa menyampaikan pesan, konsep, ide, perasaan atau pemikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan
BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Masalah Robert Sibarani (1997: 65) mengemukakan, bahwa bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan, konsep, ide, atau pemikiran. Oleh karena itu, bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki fungsi yang penting bagi manusia. Menurut Chaer (1994: 45), fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi bagi manusia, menyampaikan pesan, konsep, ide,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Kata dan Frasa Bahasa Asing dalam Iklan Elektronik pada Surat Kabar Suara
BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Untuk membedakan penelitian yang berjudul Analisis Komponen Makna Kata dan Frasa Bahasa Asing dalam Iklan Elektronik pada Surat Kabar Suara Merdeka
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori dalam penelitian ini perlu dibicarakan secara terinci.
BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dalam penelitian ini perlu dibicarakan secara terinci. Pembicaraan mengenai teori dibatasi pada teori yang relevan dengan tujuan penelitian. Teori-teori yang dimaksud sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mempelajari bahasa Inggris terutama yang berkenaan dengan makna yang terkandung dalam setiap unsur suatu bahasa, semantik merupakan ilmu yang menjadi pengukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013
BAB I PENDAHULUAN Dalam bagian ini akan diuraikan, latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Adapun uraiannya sebagai berikut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan, manusia dikodratkan sebagai makhluk sosial karena manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya membutuhkan bantuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Silfi Pitriyanti, 2014 Penggunaan Abreviasi Pada Ranah Kesehatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbahasa merupakan salah satu kegiatan sehari-hari manusia dalam berkomunikasi, yang artinya dengan berbahasalah manusia saling berkomunikasi dan berinteraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya di muka bumi ini. Semua orang menyadari betapa pentingnya peranan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. masyarakat untuk tujuan komunikasi (Sudaryat, 2009: 2). Dalam kehidupan
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Makna Bahasa ialah sebuah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh masyarakat untuk tujuan komunikasi (Sudaryat, 2009: 2). Dalam kehidupan sehari-hari manusia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Rubik Ekonomi Majalah Tempo Edisi Bulan Maret 2016 berbeda dengan
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Penelitian Jenis-jenis Makna Istilah Bidang Ekonomi Makro-Mikro pada Rubik Ekonomi Majalah Tempo Edisi Bulan Maret 2016 berbeda dengan penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa dan masyarakat merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa akan selalu berhubungan dengan masyarakat penutur begitu pula sebaliknya, masyarakat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Iklan Iklan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran, iklan menjadi media komunikasi yang sangat efektif untuk digunakan sebagai alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu
Lebih terperinciM.K SEMANTIK Pertemuan Ke-4 RAGAM MAKNA
M.K SEMANTIK Pertemuan Ke-4 RAGAM MAKNA Ragam Makna/Jenis Makna Berdasarkan jenis semantiknya Makna leksikal Makna gramatikal Berdasarkan ada tidaknya referen suatu kata Makna referensial Makna nonreferensial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan tanggapannya terhadap alam sekitar atau peristiwa-peristiwa yang dialami secara individual atau secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat
Lebih terperinci2015 FENOMENA PENGGUNAAN NAMA-NAMA UNIK PADA MAKANAN DI BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, masalah penelitian yang meliputi pengidentifikasian masalahah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
Lebih terperinci7. TATARAN LINGUISTIK (4) SEMANTIK
7. TATARAN LINGUISTIK (4) SEMANTIK Hocket, seorang tokoh strukturalis menyatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem yang kompleks dari kebiasaan-kebiasaan. Sistem bahasa ini terdiri dari lima sub sistem,
Lebih terperinciANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI
ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Bahasa sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Bahasa sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Adalah suatu kenyataan bahwa manusia
Lebih terperinciREALISASI STRUKTUR SINTAKSIS PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA IA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP PGRI BANGKALAN TAHUN AJARAN
REALISASI STRUKTUR SINTAKSIS PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA IA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP PGRI BANGKALAN TAHUN AJARAN 2016 Sakrim Surel: sakrim.madura@yahoo.com ABSTRAK Pembuktian
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN SEMANTIK DR 414
SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEMANTIK DR 414 Hernawan, S.Pd., M.Pd. NIP 197810202003121001 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 SATUAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Giovanni (2013) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perubahan Makna
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa skripsi maupun jurnal penelitian, ditemukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat terjalin dengan baik karena adanya bahasa. Bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dapat terjalin dengan baik karena adanya bahasa. Bahasa merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan maksud, gagasan atau suatu ide yang ditujukan
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan semantik adalah sebagai berikut:
Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini saya akan memperkenalkan teori-teori yang akan digunakan untuk menganalisis bab 3. 2.1 Semantik 意味論 Dalam menganalisis lagu, tidak dapat terlepas dari semantik. Keraf
Lebih terperinciPENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA
PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang
Lebih terperinciKAJIAN SEMANTIK NAMA JAJANAN PASAR DI WILAYAH PURWOKERTO
KAJIAN SEMANTIK NAMA JAJANAN PASAR DI WILAYAH PURWOKERTO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh NABILLAH SEAN FIA 1301040035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini digunakan pendekatan morfologi dan semantik. Sehingga penelitian ini menggunakan payung penelitian morfosemantik. Penelitian ini akan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya,
Lebih terperinciBidang linguistik yang mempelajari makna tanda bahasa.
SEMANTIK Pengantar Linguistik Umum 3 November 2014 APAKAH SEMANTIK ITU? 1 2 Bidang linguistik yang mempelajari makna tanda bahasa. Menurut Ogden & Richards (1923), makna tanda bahasa dapat dilihat dari
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan
Bab 2 Landasan Teori Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian kali ini. Teori tersebut mencangkup teori semantik dan teori pengkajian puisi. Teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian secara umum, bahasa merupakan suatu bentuk alat komunikasi manusia yang berupa lambang bunyi melalui alat ucap yang dikeluarkannya akan memunculkan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara lisan adalah hubungan langsung. Dalam hubungan langsung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat sekitar. Ada dua cara
Lebih terperinciPEMBELAJARANKOSAKATA Oleh: (Khairil Usman, S.Pd., M.Pd.)
A. Pengertian Kosakata PEMBELAJARANKOSAKATA Oleh: (Khairil Usman, S.Pd., M.Pd.) Guru Bahasa Indonesia SMAN 3 Parepare Kosakata menurut Kridalaksana (1993: 122) sama dengan leksikon. Leksikon adalah (1)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kategori kata dalam kajian gramatik bahasa Indonesia tidak. pernah lepas dari pembicaraan. Begitu kompleks dan pentingnya
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kategori kata dalam kajian gramatik bahasa Indonesia tidak pernah lepas dari pembicaraan. Begitu kompleks dan pentingnya permasalahan kategori ini sehingga tidak
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk
Lebih terperincib. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah yang turut memperkaya kebudayaan nasional.
1.4.2 Manfaat Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pemakaian kata sapaan dalam bahasa Batak Toba. b. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak ahli yang berpendapat mengenai makna kata. Soedjito (1990: 51)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak ahli yang berpendapat mengenai makna kata. Soedjito (1990: 51) dalam bukunya yang berjudul Kosa Kata Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa makna kata ialah
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN. penyerapan mengalami penyesuaian dengan sistem bahasa Indonesia sehingga
320 BAB VII KESIMPULAN Kosakata bahasa Prancis yang masuk dan diserap ke dalam bahasa Indonesia secara difusi dikenal dan digunakan dari masa kolonial Eropa di Indonesia hingga saat ini. Kosakata bahasa
Lebih terperinciKAJIAN BENTUK-BENTUK AKRONIM BAHASA INDONESIA DAN KAJIAN FONOTAKTIKNYA DALAM BERITA LIPUTAN KHUSUS PEMILU 2009 PADA SURAT KABAR SOLOPOS SKRIPSI
KAJIAN BENTUK-BENTUK AKRONIM BAHASA INDONESIA DAN KAJIAN FONOTAKTIKNYA DALAM BERITA LIPUTAN KHUSUS PEMILU 2009 PADA SURAT KABAR SOLOPOS SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. relevan, yaitu penelitian berjudul Kajian Semantik pada Syair Lagu Kesenian
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Penelitian Jenis-jenis Makna Kata Pada Lirik Lagu Banyumasan Ciptaan Bapak Rasito Purwo Pangrawit memiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak dapat hidup bermasyarakat. Dengan bahasa orang dapat. lambang bunyi, suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari orang tidak dapat lepas dari pemakaian bahasa, apalagi dalam kehidupan masyarakat. Peranan bahasa dalam hidup bermasyarakat sangat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga
2.1 Kepustakaan yang Relevan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penulisan suatu karya ilmiah merupakan suatu rangkaian yang semuanya selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk
Lebih terperinciBAB II TEORI SEMANTIK
BAB II TEORI SEMANTIK A. Pengertian dan Perkembangan Sejarah Semantik Kata semantik, sebenarnya merupakan istilah teknis yang mengacu pada studi tentang makna. 1 Makna yang dimaksud disini adalah makna
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Bahasa adalah alat untuk mengungkapkan pikiran, keinginan, pendapat, dan perasaan seseorang kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Di dalam interaksi tersebut, terjadi adanya proses komunikasi dan penyampaian pesan yang
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan manusia untuk mengerti satu sama lain. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, baik dalam bidang pendidikan, pemerintahan, maupun dalam berkomunikasi
Lebih terperinci