BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi merupakan jaringan keras pada rongga mulut yang berfungsi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manfaat yang maksimal, maka ASI harus diberikan sesegera mungkin setelah

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan

Calcium Softgel Cegah Osteoporosis

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, khususnya pada pertumbuhan gigi desidui anak. Banyak orang

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN. negara maju maupun negara berkembang adalah anemia defisiensi besi.

KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA KEHAMILAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mengevaluasi keberhasilan perawatan yang telah dilakukan. 1,2,3 Kemudian dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

I. PENDAHULUAN. Kalsium merupakan kation dengan fosfat sebagai anionnya, absorbsi

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoporosis adalah kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini masalah pangan dan gizi menjadi permasalahan serius di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. oleh tubuh. Kekurangan asupan kalsium di dalam tubuh dapat menyebabkan

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

ABSTRAK. laktat pada masa kehamilan. Sedangkan pendidikan ataupun pekerjaan tidak memilki hubungan yang signifikan terhadap pengetahuannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman

Eko Winarti, SST.,M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Kalsium adalah mineral yang paling banyak kadarnya dalam tubuh manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, pemenuhan zat gizi harus benar benar

PENERAPAN FINITE COVERING DALAM PEMILIHAN BAHAN MAKANAN BAGI IBU HAMIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1033ºK, titik lebur 336,8 ºK, dan massa jenis 0,86 gram/cm 3. Kalium

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama

MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. dilakukan sejak tahun 1995, meliputi pengolahan dan tingkat penggunaan dalam

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Apa itu Kalsium (Ca)?

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi atau yang biasanya dikenal masyarakat sebagai gigi berlubang,

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu indikator status kesehatan masyarakat. Kesepakatan global Millenium

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 yaitu 73,7 tahun.

PENGERTIAN GIZI DAN FERTILITAS PENYEBAB FERTILITAS. Muslim, MPH 5/18/2010

BAB I PENDAHULUAN. sesuai hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 yaitu 373 per

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Deskripsi Udang Mantis ( Harpiosquilla raphidea

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa folat berperan sebagai koenzyme pada berbagai metabolisme asam amino

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB I. PENDAHULUAN. fisiologis namun, berbagai penelitian hanya dilakukan pada mineral yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu hamil dan balita sangatlah penting, sehingga Notoatmodjo (2003)

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang

DEFISIENSI ZAT GIZI SITI SULASTRI SST

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi kalsium..., Endang Mulyani, FKM UI, 2009

makalah KEK dalam kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta merupakan kota metropolitan yang terbagi. Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Kep.Seribu (Riskesdas 2010).

LATIHAN, NUTRISI DAN TULANG SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tulang dan osteoporosis di kehidupan selanjutnya (Greer et al,2006)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH GIZI ZAT BESI

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Unit Percobaan

REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kalsium merupakan mineral yang paling banyak di dalam tubuh, sekitar 99%

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu peternakan. Pakan

PENDAHULUAN. Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

Syarat makanan untuk bayi dan anak :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MINERAL. Rizqie Auliana, M.Kes

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah.

BAB I PENDAHULUAN. dimana tiap trimester berlangsung hampir 3 bulan lamanya. Trimester 1

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Gigi merupakan jaringan keras pada rongga mulut yang berfungsi memotong, menghaluskan, dan mencampur makanan (Hall, 2011). Bagian keras dari gigi adalah email, dentin, dan sementum yang mengalami kalsifikasi. Bagianbagian ini mengandung bahan-bahan organik dan anorganik, salah satunya kalsium. Ketersediaan kalsium merupakan faktor yang kritis dalam pembentukan gigi yang sempurna (Utami, 2010). Kalsium adalah mineral makro yang berperan sangat penting di dalam tubuh. Lebih dari 99% kalsium ditemukan pada jaringan keras yaitu tulang dan gigi manusia dalam bentuk kalsium fosfat (Guyton dan Hall, 2006). Kalsium banyak terdapat pada susu dan hasil olahan susu seperti keju, dan yogurt. Ikan, kacang-kacangan, tahu, tempe, dan sayuran hijau juga merupakan sumber kalsium yang biasa dikonsumsi masyarakat (Almatsier, 2004). Dewoto dan Wardhini (1995) mengatakan bahwa kebutuhan kalsium meningkat pada masa pertumbuhan, selama masa kehamilan dan menyusui, serta pada wanita pasca menopause. Pada masa pertumbuhan, kekurangan kalsium dapat menyebabkan pengurangan massa dan kekerasan tulang yang sedang dibentuk (Darmono, 1995). Kebutuhan kalsium maternal meningkat pada masa awal kehamilan dan akan tetap meningkat sampai melahirkan. Kebutuhan kalsium maternal harus terus-menerus dipertahankan dalam kondisi tercukupi karena 1

2 meningkatnya absorpsi kalsium di saluran pencernaan seiring dengan meningkatnya kebutuhan kalsium bagi ibu dan janin, dan bila hal tersebut tidak terpenuhi akan mengakibatkan terjadinya resorpsi tulang yang berlebihan pada ibu hamil (Hanzlik dkk., 2004). Asupan kalsium yang diberikan kepada ibu hamil dan menyusui akan membantu mencukupi kebutuhan mineral kalsium, baik bagi ibu maupun bayi yang dikandung (Ettinger dkk., 2009). Kalsium akan ditransfer secara aktif dari ibu ke janin melalui plasenta selama dalam kandungan. Setelah kelahiran, kebutuhan kalsium untuk bayi akan didapatkan dari air susu ibu (Heffner dan Schust, 2006). Homeostasis kalsium dalam tubuh harus selalu terjaga. Konsentrasi kalsium sekitar 99% terdapat pada tulang dan gigi, sedangkan sisanya berada pada cairan intraseluler maupun ekstraseluler (Winarno, 2008). Pada kondisi konsentrasi kalsium cairan ekstraseluler di bawah normal, sistem endokrin akan bekerja untuk mempertahankan homeostasis kalsium. Pelepasan hormon paratiroid bertujuan untuk mempertahankan konsentrasi kalsium, dan akan bekerja langsung pada tulang dan gigi dengan cara meningkatkan resorpsi mineral tulang dan gigi. Hal ini menyebabkan pelepasan sejumlah kalsium ke dalam cairan ekstraseluler untuk mengembalikan kadar kalsium seperti semula (Greenspan dan Baxter, 2000). Bila keadaan ini terjadi secara terus menerus, maka konsentrasi kalsium pada tulang dan gigi akan terganggu. Jika konsentrasi kalsium cairan ekstraseluler terus menerus rendah, dalam jangka waktu yang panjang akan menimbulkan gangguan pada tulang dan gigi (Guyton dan Hall, 2006).

3 Asupan kalsium selama masa kehamilan berfungsi dalam menjaga kestabilan kondisi ibu hamil. Kalsium dapat membantu sejumlah proses fisiologi dan biokimiawi yang mencakup kerja sistem pembekuan darah, neuromuskular, serta aktivitas hormon dan enzim (Guyton dan Hall, 2006). Kebutuhan kalsium yang terpenuhi juga dapat mencegah terjadinya hipertensi saat kehamilan, mengurangi risiko kematian akibat pre-eclampsia, dan kemungkinan bayi lahir prematur (Imdad dkk., 2011). Kalsium maternal juga memiliki peran yang sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tulang dan gigi anak yang dikandung (Utami, 2010). Adiningsih (2010) mengatakan bahwa pertumbuhan bakal gigi anak sudah dimulai sejak dalam kandungan. Mineralisasi dalam tahapan proses pembentukan gigi tidak lepas dari peranan kalsium. Kekurangan kalsium dapat mengganggu proses mineralisasi predentin menjadi dentin (Tjaderhane dkk., 1995), dan mengakibatkan pembentukan akar gigi menjadi tidak sempurna (Furuta dkk., 1999). Maturasi enamel menjadi tidak merata akibat kebutuhan kalsium ibu hamil tidak terpenuhi, sehingga terkadang dijumpai kasus hipoplasi email, atau warna gigi terlalu kuning di beberapa bagian (Bonucci dkk., 1994; Ozbek dkk., 2004). Kekurangan asupan kalsium bagi anak-anak juga dapat menyebabkan gigi-geligi terlambat erupsi (Peedikayil, 2011). Pemberian suplemen pada ibu hamil dan menyusui menjadi penting dilakukan karena kebutuhan kalsium meningkat pada masa tersebut, dan ditambah lagi dengan kondisi psikologis yang kurang stabil. Angka kecukupan rata-rata per hari untuk kalsium bagi orang Indonesia bayi dan anak-anak adalah 300-500 mg,

4 pada dewasa dan remaja berkisar antara 500-800 mg, sedangkan ibu hamil dan menyusui berkisar 900-1200 mg (Almatsier, 2004). Ibu hamil dan menyusui sering mengeluhkan gangguan pada rongga mulutnya, seperti gigi goyah, dan gusi yang membengkak, akibat faktor hormonal dan kondisi oral hygiene yang kurang baik (American Dental Association, 2006). Hal ini berdampak pada menurunnya nafsu makan. Ibu hamil dan menyusui juga cenderung mempunyai psikologis yang labil, sehingga terkadang muncul keinginan untuk memilih-milih makanan, dan pada akhirnya mengalami kekurangan gizi (Cunningham dkk., 2006). Pemberian suplemen kalsium kepada ibu hamil dan menyusui secara efektif membantu mencukupi kebutuhan mineral kalsium bagi ibu maupun anak (Bergel dkk., 2010). Suplemen kalsium yang biasa digunakan adalah suplemen dalam bentuk kalsium karbonat dan kalsium sitrat. Kalsium karbonat merupakan kalsium dalam bentuk padat yang dapat masuk melalui saluran pencernaan dan lebih mudah diabsorpsi (Gulson dkk., 2001). Tulang ayam merupakan hasil samping yang cukup besar dari pengolahan ayam, namun selama ini pemanfaatan tulang ayam masih terbatas hanya sebagai bahan tambahan dalam pembuatan pupuk kompos ataupun bahan tambahan pakan ternak. Tulang ayam mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi, sama seperti daging ayam (Suryanto, 1992). Selain protein, tulang ayam juga mengandung kalsium yang tinggi (Kettawan dkk., 2002). Tulang ayam merupakan alternatif sumber kalsium yang murah. Kandungan kalsium pada tulang ayam mentah adalah 30 g/100 g berat tulang ayam. Tulang ayam tidak mengandung zatzat penghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat, dan oksalat, sehingga

5 kalsium pada tulang ayam dapat lebih mudah diserap oleh tubuh (Sittikulwitit dkk., 2004). B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diajukan masalah yaitu: bagaimana pengaruh pemberian suplemen bubuk tulang ayam (BTA) kepada induk selama masa kehamilan dan menyusui terhadap kadar kalsium gigi anak tikus Sprague dawley? C. Keaslian Penelitian Penelitian tentang bioavailibilitas ekstrak tulang ayam sebagai bahan fortifikasi dalam suatu produk pangan pernah dilakukan oleh Sittikulwitit dkk. (2004). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tulang ayam memiliki bioavailibilitas lebih tinggi daripada susu dan beberapa sumber kalsium lain. Kalsium pada ekstrak tulang ayam yang dijadikan bahan tambahan zat gizi suatu produk roti ternyata lebih mudah diserap oleh tubuh. Penelitian dari Lozupone dan Favia (1994) menyatakan bahwa pemberian asupan tambahan kalsium maternal pada induk tikus yang kekurangan kalsium dapat membantu proses mineralisasi dentin gigi insisivus anak. Penelitian oleh Atmokotomo dkk. (unpublished data) menunjukkan bahwa pemberian pelet dengan suplemen bubuk ekstrak tulang ayam pada induk tikus wistar selama masa kehamilan dan menyusui dapat mengoptimalkan pertumbuhan gigi anakan, yang terlihat dari meningkatnya kecepatan erupsi serta pembentukan gigi-gigi molar anak tikus. Sejauh yang

6 penulis ketahui, penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian asupan bubuk tulang ayam (BTA) kepada induk selama masa kehamilan dan menyusui terhadap kadar kalsium gigi anak tikus Sprague dawley belum pernah dilaporkan. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian suplemen bubuk tulang ayam (BTA) kepada induk selama masa kehamilan dan menyusui terhadap kadar kalsium gigi anak tikus Sprague dawley. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh pemberian suplemen bubuk tulang ayam (BTA) kepada induk selama masa kehamilan dan menyusui terhadap kadar kalsium gigi anak tikus Sprague dawley. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai penelitian tahap awal yang dapat menyediakan informasi mengenai bahan pangan yang berfungsi sebagai sumber kalsium tambahan bagi kebutuhan tubuh melalui pemanfaatan hasil samping pengolahan ayam yaitu tulang ayam.