Mata Kuliah Penelitian Operasional II OPERATIONS RESEARCH AN INTRODUCTION SEVENTH EDITION BY HAMDY A. TAHA BAB 6.

dokumen-dokumen yang mirip
1. Minimal spanning tree 2. Shortest-route algorithm 3. Maximum flow algorithm

Pada perkembangannya ternyata model transportasi ini dapat juga digambarkan dan diselesaikan dalam suatu bentuk jaringan

Model Jaringan. Asumsikan himpunan C sebagai himpunan simpul yang terhubung dan C sebagai himpunan simpul yang tidak terhubung.

Model Jaringan. Ahmad Sabri, MSi, Riset Operasional 2, Universitas Gunadarma

MODEL ARUS JARINGAN. Pertemuan 9

BAB I. MASALAH TRANSPORTASI KHUSUS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Model Arus Jaringan. Rudi Susanto

Model Arus Jaringan. Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi

Optimasi Jaringan. Masalah Optimasi Jaringan Model Optimasi Jaringan Penyelesaian Optimasi Jaringan dengan Simpleks

MATERI 8 MODEL ARUS JARINGAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENYELESAIAN MASALAH ALIRAN MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA FORD-FULKERSON TUGAS AKHIR

NETWORK (Analisa Jaringan)

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS JARINGAN MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11 &12. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

PENYELESAIAN MASALAH LINTASAN TERPENDEK FUZZY DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHUANG KUNG DAN ALGORITMA FLOYD

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013. Graf Berarah

Algoritma dan Pemrograman Pendekatan Pemrograman Modular

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

CRITICAL PATH. Menggunakan Graph berbobot dan mempunya arah dari Critical Path: simpul asal : 1 simpul tujuan : 5. Graph G. Alternatif

PENENTUAN RUTE TERPENDEK PADA OPTIMALISASI JALUR PENDISTRIBUSIAN BARANG DI PT. X DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL

ANALISIS JARINGAN MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN STRUKTUR DATA YANG EFISIEN UNTUK PEMROGRAMAN ANALISIS JARINGAN

IKI 20100: Struktur Data & Algoritma

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E), yang dalam hal ini:

BAB 2 LANDASAN TEORI

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penerapan Teori Graf Pada Algoritma Routing

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN ALGORITMA RELAKSASI PADA PERMASALAHAN MINIMUM COST FLOW

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. barang, jaringan jalan raya, atau dalam masalah komputasi yaitu jaringan penjadwalan.

UJM 2 (1) (2013) UNNES Journal of Mathematics.

ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )}

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Analisis Pengimplementasian Algoritma Greedy untuk Memilih Rute Angkutan Umum

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

TARGET BERORIENTASI METODE CABANG DAN BATAS UNTUK OPTIMISASI GLOBAL

Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya 1* Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya 2,3

OPTIMASI RUTE PERJALANAN AMBULANCE MENGGUNAKAN ALGORITMA A-STAR. Marhaendro Bayu Setyawan

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari

Elvira Firdausi Nuzula, Purwanto, dan Lucky Tri Oktoviana Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE TABU SEARCH

Penerapan Algoritma Steiner Tree dalam Konstruksi Jaringan Pipa Gas

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN STRUKTUR DATA YANG EFISIEN UNTUK PEMROGRAMAN ANALISIS JARINGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menyatakan objek dinyatakan dengan sebuah titik (vertex),

ANALISIS ALGORITMA FLOYD UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH PENCARIAN LINTASAN TERPENDEK PADA SETIAP PASANGAN SIMPUL

MODEL NETWORK. Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi

Design and Analysis Algorithm. Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom. Pertemuan 09

PERANCANGAN STRUKTUR DATA YANG EFISIEN UNTUK PEMROGRAMAN ANALISIS JARINGAN

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

Studi Algoritma Optimasi dalam Graf Berbobot

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

PENCARIAN ALIRAN MAKSIMUM DENGAN ALGORITMA FORD-FULKERSON DAN MODIFIKASINYA

ALGORITMA METODE SIMPLEKS (PRIMAL)

Algoritma Brute-Force dan Greedy dalam Pemrosesan Graf

PENERAPAN ALGORITMA KRUSKAL PADA JARINGAN LISTRIK PERUMAHAN KAMPOENG HARMONI DI UNGARAN BARAT

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

merupakan himpunan sisi-sisi tidak berarah pada. (Yaoyuenyong et al. 2002)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

Diktat Algoritma dan Struktur Data 2

BAB III ALGORITMA BRANCH AND BOUND. Algoritma Branch and Bound merupakan metode pencarian di dalam ruang

BAB II LANDASAN TEORI

PENYELESAIAN MASALAH ALIRAN MAKSIMUM MENGGUNAKAN EDMONS KARP ALGORITHM

Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Dijkstra

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Penghematan BBM pada Bisnis Antar-Jemput dengan Algoritma Branch and Bound

Aplikasi Graf pada Persoalan Lintasan Terpendek dengan Algoritma Dijkstra

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Aplikasi Teori Graf dalam Manajemen Sistem Basis Data Tersebar

BAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354).

TEKNIK INFORMATIKA. Teori Dasar Graf

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

PENDISTRIBUSIAN BARANG FARMASI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (STUDI KASUS : PT. AIR MAS CHEMICAL)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penerapan Graf dalam Optimasi Jalur Penerbangan Komersial dengan Floyd-Warshall Algorithm

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND

Dwiprima Elvanny Myori

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI

Kode MK/ Matematika Diskrit

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Mata Kuliah Penelitian Operasional II OPERATIONS RESEARCH AN INTRODUCTION SEVENTH EDITION BY HAMDY A. TAHA BAB 6 Analisis Jaringan Dipresentasikan oleh: Herman R. Suwarman, S.Si

Pendahuluan- Ilustrasi Situasi Aplikasi Analisis Jaringan Rancangan sambungan pipa gas alam lepas pantai yang menghubungkan sumbernya di Teluk Mexico dengan sebuah titik pengiriman di pantai dengan tujuan meminimumkan biaya pembuatan sambungan pipa tersebut Penentuan rute terdekat yang menghubungkan dua kota dalam sebuah jaringan jalan raya yang ada. Penentuan kapasitas tahunan maksimum dalam jumlah ton jaringan pipa penyaluran batu bara yang menghubungkan tambang batu bara di Wyoming dengan pembangkit tenaga listrik di Houston. (Jaringan pipa batu bara mengirimkan batu bara denganmemompa air melalui pipa yang dirancang khusus dan menghubungakan tambang baru bara dan tujuan yang diinginkan). Penentuan jadwal arus berbiaya minimum dari ladang minyak ke pengilangan minyak dan akhirnya ke pusat-pusat distribusi. Minyak mentah dan produk-produk bensin dapat dikirimkan lewat tanker, pipa, dan/atau truk. Di samping ketersediaan penawaran maksimum di ladang minyak dan persyaratan permintaan minimum di pusat distribusi, batasan atas kapasitas pengilangan dan cara transportasi harus dipertimbangkan.

Algoritma Optimisasi Jaringan Model Pohon Perentangan Minimal (Minimal spanning Tree) Algoritma Rute Terdekat (Shortest-route Algorithm) Algoritma Arus Maksimum (Maximum Flow Algorithm). Algoritma Jaringan Berkapasitas Biaya Minimum (Minimum-cost capacitated network algorithm) Algoritma Jalur Kritis (Critical Path Algorithm)

Definisi Jaringan Sebuah jaringan (network) merupakan sekumpulan node yang dihubungkan oleh busur (arc) atau cabang (branch).

Definisi Jaringan G = (N,A) N = { 1,2,3,4,5} A = {(1,2),(1,3),(2,3),(2,5),(3,4),(3,5),(4,2),(4,5)} 1 3 5 2 4

Definisi Jaringan Busur (Arc) : dikatakan berorientasi (oriented) atau berarah (directed) jika busur tersebut memungkinkan arus positif dalam satu arah dan arus nol dalam arah yang berlawanan. Jaringan berarah: jaringan semua busur berarah.

Definisi Jaringan Jalur (path) merupakan urutan busur-busur tertentu yang menghubungkan dua node tanpa bergantung pada orientasi busur. Siklus (cycle) : jalur (path) yang membentuk sebuah loop yaitu jika jalur tersebut menghubungkan sebuah node dengan dirinya sendiri. Jaringan yang berhubungan (connected network) setiap dua node tertentu yang terhubung sedikitnya oleh sebuah jalur (path)

Definisi Jaringan 1 3 Pohon (Tree) : jaringan yang melibatkan sebagian node. 2 1 3 5 2 4 Pohon Perentangan (Spanning Tree) : Pohon yang menghubungkan semua node dari jaringan tanpa adanya siklus.

Algoritma Pohon Perentangan Minimal (Minimal Spanning Tree Algorithm) Contoh aplikasi : pembangunan aspal yang menghubungkan beberapa kota. Jalan antara dua kota bisa jadi melalui satu atau lebih kota-kota yang lainnya. Desain ekonomis yang berdasarkan keterbatasan anggaran membutuhkan langkah minimasi jumlah total jarak (km) jalan yang akan diaspal yang memungkinkan hubungan lalu lintas secara langsung atau tidak langsung di antara kota-kota yang berbeda. Node = Kota Busur = jalan

Algoritma Pohon Perentangan Minimal (Minimal Spanning Tree Algorithm) - Tentukan himpunan node dari jaringan N = {1,2,...,n} - Definisikan = himpunan node yang secara permanen terhubung pada iterasi k = himpunan node yang belum/akan terhubung secara permanen

Contoh Kasus Minimal Spanning Tree Algorithm Sebuah perusahaan TV kabel Midwest TV Cable Company sedang dalam proses dalam menyediakan jaringan jasa kepada lima wilayah perumahan yang baru dibangun. Kebutuhan perusahaan adalah menentukan hubungan-hubungan yang dapat meminimasi konsumsi kabel dengan jaminan bahwa semua wilayah dapat terhubung (langsung atau tidak langsung)

Jaringan Kabel Midwest TV Cable Company 1 2 3 5 4 6 9 1 5 3 8 7 5 10 4 6

Algoritma Rute Terdekat (Shortest-route Algorithm) Algoritma Asiklis Algoritma Siklis (Dijkstra) Algoritma Floyd Keterangan Baik algoritma asiklik maupun siklis (Dijkstra) merupakan desain algoritma yang menentukan rute terpendek antara node sumber dan node tujuan. Sedangkan algoritma Floyd merupakan algoritma generic karena dapat menentukan rute terpendek pada setiap dua node pada suatu jaringan

Algoritma Rute Terdekat- Asiklis Jaringan dikatakan bersifat asiklik jika tidak memiliki loop Algoritma asiklik didasari oleh penggunaan perhitungan rekursif

Algoritma Rute Terdekat- Asiklis

Algoritma Rute Terdekat- Asiklis

Algoritma Rute Terdekat- Asiklis [2,1] [7,2] 5 2 2 11 8 5 6 10 4 1 [0,-] 7 [13,5] 7 3 4 9 3 6 1 Keterangan Node 1 (node awal) Node 7 (node akhir) Tidak mempunyai loop [4,1] [5,3]

Algoritma Rute Terdekat- Asiklis Node j Perhitungan u j Label 1 u 1 0 [0,-] 2 u 2 = u 1 +d 12 = 0+2 = 2, dari 1 [2,1] 3 u 3 = u 1 +d 13 = 0 + 4, dari 1 [4,1] u 4 = min { u 1 + d 14, u 2 +d 24,u 3 +d 34 } 4 u 4 = min { 0+10,2+11,4+3} U 4 = min {10, 13, 7} = 7, dari 3 [7,3] 5 u 5 = min {u 2 +d 25, u 4 +d 45 } u 5 = min {2+5,7+8} =7, dari 2 [7,2] 6 u 6 = min { u 3 +d 36, u 4 +d 46 } [5,3] u 6 = min {4+1,7+7} = 5, dari 3 7 u 7 = min {u 5 +d 57,u 6 + d 67 } [13,5] u 7 = min {7+6,5+9} =13, dari 5

Algoritma Rute Terdekat- Asiklis Rute Optimum diperoleh dimulai dari node 7 dan menelusuri ke belakang dengan informasi label (7) *13,5+ (5) *7,2+ (2) *2,1+ 1 Sehingga Rute optimum dari 1 hingga 7 adalah (1) (2) (5) (7)

Algoritma Rute Terdekat- Siklis (Dijkstra) Algoritma Siklis digunakan ketika jaringan mencakup loop yang terarah Pada algoritma siklis terdapat evaluasi ulang terhadap suatu node

Algoritma Dijkstra (Siklik) Contoh Kasus 2 15 100 20 4 50 10 1 30 3 600 5

Algoritma Dijkstra (Siklik) Iterasi 0 Contoh Kasus Tentukan label permanen pada node 1, [0,-] 2 15 100 20 4 50 10 [0,-] 1 30 3 600 5

Algoritma Dijkstra (Siklik) Contoh Kasus Iterasi 1 Node 2 dan 3 dapat ditempuh dari node 1 (permanen) menjadi dua label temporer [100,1] dan [30,1]. [100,1] (1) 2 15 100 20 4 50 10 [0,-] 1 30 [30,1] (1) 3 600 5

Iterasi 1 Algoritma Dijkstra (Siklik) Contoh Kasus Node Label Status 1 [0,-] Permanen 2 [100,1] Temporer 3 [30,1] Temporer u 3 = 30, merupakan jarak yang lebih kecil, sehingga node 3 dengan label [30,1]berubah menjadi permanen untuk iterasi berikutnya.

Algoritma Dijkstra (Siklik) Iterasi 2 Node 4 dan 5 dapat ditempuh dari node 3 Contoh Kasus 2 [100,1] (1) 15 [40,3] (2) 100 20 4 50 10 [0,-] 30 (1) 1 [30,1] (1) 3 60 [90,3] (2) 5

Iterasi 2 Algoritma Dijkstra (Siklik) Contoh Kasus Node Label Status 1 [0,-] Permanen 2 [100,1] Temporer 3 [30,1] Permanen 4 [30+10, 3] = [40,3] Temporer 5 [30+60, 3] = [90,3] Temporer u 4 = 40, berubah menjadi permanen untuk iterasi berikutnya.

Algoritma Dijkstra (Siklik) Iterasi 3 Node 2 dan 5 dapat ditempuh dari node 4 [55,4] (2) Contoh Kasus 2 [100,1] (1) 15 [40,3] (2) 100 20 [0,-] 30 (1) 1 [30,1] (1) 3 10 4 600 50 [90,4] (3) [90,3] (2) 5

Iterasi 3 Algoritma Dijkstra (Siklik) Contoh Kasus Node Label Status 1 [0,-] Permanen 2 [100,1] Temporer 3 [30,1] Permanen 4 [40,3] Permanen 5 [90,3] atau [40+50, 4] = [90,4] Temporer node 2 dengan label temporer [100,1] pada iterasi 2 berubah ke label [55,4] pada iterasi 3. hal ini menunjukkan rute terpendek telah ditemukan melalui node 4. node 2 menjadi permanen Pada iterasi 3, node 5 mempunyai dua alternatif label dengan jarak yang sama.

Iterasi 4 Algoritma Dijkstra (Siklik) Contoh Kasus hanya node 3 yang dapat dicapai melalui node 2. tetapi node 3 telah memiliki label permanen dan tidak bisa diberikan label baru. Daftar label tetap sama dengan iterasi 3 kecuali label node 2 yang menjadi permanen. node 5 tidak mengarah pada node yang lainnya, sehingga dapat dirubah menjadi permanen, dengan demikian proses berhenti pada iterasi ini.

Algoritma Dijkstra (Siklik) Contoh Kasus Jalur yang diperoleh dari informasi label (2) *55,4+ (4) *40,3+ (3)-> *30,1+ (1) Sehingga rute terpendek yang diinginkan 1 3 4 2 dengan total jarak 55 satuan jarak.

Algoritma Floyd Sifatnya lebih general dibanding algoritma Dijkstra karena algoritma Floyd bisa menentukan rute terpendek untuk setiap dua node dalam suatu jaringan (network) Algoritma Floyd merepresentasikan jaringan n-node sebagai sebuah matriks segiempat dengan n-baris dan n-kolom. Entri (i, j) dari matriks merupakan jarak dari node i ke j

Algoritma Floyd- triple operation j d ij d jk i d ik k Gagasan algoritma : mencapai k dari i melalui j dengan jarak terpendek jika keadaan optimal adalah mengganti rute i k dengan i j k

Algoritma Floyd - Prosedur Matriks Jarak

Algoritma Floyd - Prosedur Matriks Sekuens

Algoritma Floyd - Prosedur

Algoritma Floyd - Prosedur

Implementasi Operasi Tripel Kolom j Kolom Pivot k Kolom q Baris i Baris Pivot k Baris p

Implementasi Operasi Tripel

Algoritma Floyd Contoh Kasus