BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kantor Sebagai Lingkungan Binaan Kognitif Beban kerja yang tinggi dan aktivitas yang padat dalam jangka waktu yang relatif lama tentunya menjadi masalah utama bagi para karyawan perkantoran. Terlebih aktivitas tersebut dilakukan pada ruang gerak yang relatif kecil dan terbatas. Dengan mobilitas kerja yang relatif statis tersebut membuat karyawan dalam kondisi yang fatigue (jenuh). Pada pendekatan rasional, perseptual dan pendekatan estetik, bidang keilmuan Desain Interior berupaya mencapai idealisasi fasilitas dan kebutuhan ruang, agar tercipta penyelesaian dari estetika, fungsi dan permasalahan teknis. Usaha-usaha tersebut tak lain untuk menghasilkan out-put yang ideal dan kondusif bagi suatu perusahaan. Beranjak dari sanalah dilibatkannya beragam disiplin keilmuan. Mulai dari ilmu manajemen, komunikasi, industri, psikologi, hingga ilmu perancangan (gubahan arsitektur dan desain interior). Bagi para desainer kaum modernis di negara-negara maju seperti USA dan Eropa, objek kantor masih tergolong objek dimana fungsi masih mencerminkan karakter kegiatan. Yakni cukup adanya sistem kerja, hubungan kerja secara organisatoris, hirarki di dalam organisasi, sistem komunikasi (oral, visual, tekstual), produktivitas, efisiensi, perkembangan usaha (prospek ekspansi), dsb. 1 Beranjak dari pemikiran kaum tersebut, gambaran yang paling representatif dalam menggambarkan kondisi yang terjadi saat ini, yakni masih banyak keberadaan interior perkantoran fisik (terutama milik negara) yang sering 1 Sulasmi Darmaprawira WA, Warna, Teori dan Kreativitas Penggunanya, 2002 1
kurang memperhatikan hal-hal yang intangible seperti suasana, psikologi, citra, warna, dll. Padahal bagaimana asas, seperti yang dikemukakan dari kaca mata kaum modernis tersebut dapat terlaksana -- seperti misalnya sistem komunikasi apabila tidak berlangsung di dalam kondisi yang nyaman dan menyenangkan. Beranjak dari wacana tersebut, maka kita akan kembali merunut prinsip dasar yang digunakan desainer dalam acuan perancangannya. Di antaranya adalah warna. Hal yang signifikan yang nantinya akan dihubungan dengan semangat motivasi kerja, sebagai sub-faktor dari peningkatan produktivitas kinerja karyawan. Warna Sebagai Prinsip Keilmuan Perancangan Warna adalah jiwa desain. Warna menciptakan persepsi yang kuat dan mudah tertangkap oleh mata. Warna bisa mempengaruhi suasana hati manusia dan menciptakan atmosfer atau suasana ruang. Tenang atau dinamis, aktif atau pasif, ceria atau muram, maskulin atau feminin. Para ilmuan yakin bahwa persepsi visual terutama bergantung kepada intepretasi otak terhadap suatu rangsangan yang diterima oleh mata. Warna menyebabkan otak bekerja sama dengan mata dalam membatasi dunia eksternal. Menurut penelitian, manusia mempunyai rasa yang lebih baik dalam visi dan lebih kuat dalam persepsi terhadap warna. Warna juga merupakan salah satu unsur penting dari usaha desainer dalam merancang dan menciptakan suasana dan atmosfer tertentu di dalam suatu ruang. Yang nantinya akan berpengaruh besar terhadap emosi dan psikologi manusia terhadap dunia eksternalnya. 2 Sejauh mana warna berpengaruh terhadap emosi dan psikologi manusia? Untuk itu penulis akan mencoba mengangkat objek kantor sebagai bahan untuk dikaji dalam penelitian ini. 2 Pile, John F, Interior Design, Harry N. Abrams, New York, Inc., 1995 2
2.2 BATASAN MASALAH Objek studi yang nantinya akan digunakan dibatasi oleh variabel dengan ketentuan sebagai berikut: - Jenis Kantor : Kantor dengan tingkat stres yang relatif tinggi. Seperti kantor media cetak, kantor konsultan desain, kantor stasiun televisi, dsb. Objek yang diambil adalah kantor stasiun televisi lokal Bandung, MQTV. - Jenis Karyawan : Karyawan staf yang bekerja di dalam ruangan (semua gender), dengan jenis dan beban kerja yang relatif sama. Karyawan yang dijadikan objek studi adalah Tim Editing. - Jenis Manajemen : Dipilih kantor dengan manajemen operasional yang identik. Seperti kurang lebih kesamaan faktor pendapatan yang diterima, lulusan tingkat pendidikan formal, nilai indeks prestasi, dsb. 3.3 TUJUAN PENELITIAN Seperti yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini bertujuan dalam mencari kebenaran bahwa warna dapat mempengaruhi emosi dan psikologi manusia. Serta sejauh apa pengaruh warna yang diterapkan pada interior kantor tehadap kinerja karyawannya. 1.4 MANFAAT PENELITIAN a. Teoritis Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi kajian ilmu desain, khususnya disiplin ilmu Desain Interior yang berkaitan dengan disiplin ilmu lainnya, seperti ilmu psikologi, fisika, arsitektur, dll. 3
b. Praktis Sebagai referensi bagi Desainer Interior dalam merancang atau menggubah ruang dalam sebuah bangunan kantor di dalam pengoptimalan out-put atau produktivitas kerja. 1.5 KERANGKA PEMIKIRAN Sejauhmana Warna pada Desain Interior Kantor Dapat Mendukung Usaha Peningkatan Kinerja Karyawan HIPOTESIS: Ada Hubungan Signifikan Antara Warna dan Kinerja LITERATUR OBSERVASI Wawancara Perangkat Quisioner PENDEKATAN EMPIRIS Observasi Kantor MQTV Bandung (Karyawan Editing) Dengan variabel yang sama: - jenis pekerjaan - tingkat kesulitan pekerjaan - manajemen - usia, ipk, pendapatan, dll HASIL PENELITIAN HASIL 4
1.5 METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan cara survei dan observasi terhadap dua objek kantor, wawancara langsung dengan user dari objek yang bersangkutan, serta dengan pengkajian teoritis dari berbagai ilmu-ilmu lain yang berkaitan dan beberapa studi literatur. 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan skripsi ini terdiri atas lima bab yang secara sistematis disusun untuk menguraikan dan membahas permasalahan sampai kepada kesimpulan dan saran. Bab I merupakan bagian awal untuk masuk ke permasalahan serta mempertajam masalah warna pada perkantoran sebagai lingkungan tempat bekerja. Pada bab ini dibahas gambaran umum tentang isi penulisan, latar belakang, permasalahan, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian. Selanjutnya dibahas metode penelitian, kerangka penelitian sampai pada prosedur penelitian. Bab II merupakan Pendekatan Teoritis yang memaparkan teori dasar yang menjadi pijakan awal dari penelitian ini. Teori-teori yang merupakan derivasi dari teori dasar, atau teori-teori lain yang terkait dengan area permasalahan dijelaskan secara sistematis. Terdiri atas tinjauan warna, desain interior secara luas dan teori desain interior perkantoran, dan teori kinerja. Bab III kajian terhadap kasus studi, berisi tentang objek yang diteliti. Disamping menjelaskan mengenai data-data lapangan, Peneliti juga mengumpulkan fakta-fakta yang terjadi di lapangan. 5
Bab IV merupakan analisis terhadap semua data yang dihasilkan dari instrumen-insterumen penelitian, baik data primer maupun data sekunder. Mengupas secara detail mengenai bahasan quisioner sebagai perangkat kerja data sekunder, disamping pengamatan perilaku secara langsung dan kelengkapan data wawancara terhadap responden. Bab V berisi simpulan dan saran Penulis terhadap studi dan penelitian yang dilakukan, berupa pembuktian hipotesis dan rekomendasi yang sekaligus sebagai bab penutup laporan tugas akhir skripsi ini. 6