BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PT. Permata Finance Indonesia (PT. PFI) dan PT. Nusa Surya Ciptadana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang kredit serta memberikan suatu kredit.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Abdi dalem merupakan orang yang mengabdi pada Keraton, pengabdian abdi

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU NEGERI DI SMAN I WONOSARI DENGAN GURU SWASTA DI SMA MUHAMMADIYAH I KLATEN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun swasta namun, peningkatan jumlah perguruan tinggi tersebut tidak dibarengi

2015 SUBJECTIVE WELL-BEING PENGEMUDI ANGKUTAN KOTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Hariandja dalam Tunjungsari (2011) stres adalah ketegangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menjalani kehidupan manusia memiliki rasa kebahagiaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya, menurut beberapa tokoh psikologi Subjective Well Being

1. Mohon Jelaskan kegiatan kerja anda sehari hari? (Jam kerja, jenis pekerjaan, tanggung jawab, dll). Jam kerja fleksibel menyesuaikan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam membangun atau mengembangkan suatu usaha dibutuhkan modal awal. menyediakan sejumlah dana untuk keperluan modal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi masyarakat modern, bekerja merupakan suatu tuntutan yang

BAB I PENDAHULUAN. bahkan melakukan yang terbaik untuk perusahaan. Untuk beberapa pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. A Latar Belakang Mahasiswa dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan, salah

BAB I PENDAHULUAN. Pada perguruan tinggi mahasiswa tahun pertama harus bersiap menghadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar seperti makan, minum, dan pakaian hingga kebutuhan untuk diakui

SURVEY ANALISA KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peristiwa yang menyenangkan maupun peristiwa yang tidak menyenangkan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk tersebutlah yang menjadi salah satu masalah bagi suatu kota besar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia seseorang dikatakan sejahtera apabila dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk lebih cermat dalam menentukan strategi bisnisnya, bukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Subjective Well-Being. kebermaknaan ( contentment). Beberapa peneliti menggunakan istilah well-being

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. strategis di era globalisasi. Dengan adanya kemajuan tersebut, sesungguhnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan salah satu aset yang menentukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh karyawan lebih dari sekedar kegiatan yang berhubungan dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

, 2015 EFEKTIVITAS GRATITUDE TRAINING TERHADAP PENINGKATAN SUBJECTIVE WELL BEINGPADA BURUH PABRIK SARUNG ALIMIN MAJALAYA

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. A. Syarat-syarat Pemberian Kredit Umum BPR Nusamba

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Prevalensi perokok di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Tobacco Atlas tahun 2015, Indonesia meraih predikat jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan seperti firman Allah dalam Qur`an Surat Al- Baqarah ayat 36

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akselerasi memberikan kesempatan bagi para siswa dalam percepatan belajar dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukan bank yang menawarkan berbagai jenis kredit kepada. Upaya masyarakat dalam meningkatkan taraf perekenomiannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas

PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. usahanya tersebut. Profesi buruh gendong banyak dikerjakan oleh kaum

BAB I PENDAHULUAN. membagi lansia ke dalam 3 tahapan yaitu young old, old-old, dan oldest old.

RINGKASAN MENGENAI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN KONSUMEN PT RADANA BHASKARA FINANCE, Tbk ================================================

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Showroom Kardi Putera Motor pertama kali berdiri pada tahun 1997 dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pengetahuan dan teknologi membawa perubahan dalam. dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fred Luthans 2006:439) Munandar (2004)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Harapan bagi setiap wanita yang ada di dunia ini adalah untuk bisa

RETNO SAWITRIAVI F

BAB 1 PENDAHULUAN. kodrati memiliki harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?

BAB I PENDAHULUAN. terhadap setiap individu yang berada dalam organisasi. Setiap individu yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia ini. Dalam pendidikan formal dan non- formal proses belajar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. unit sosial yang terkoordinasi secara berkesinambungan, gabungan dari dua

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bentuk evaluasi yang sering di laksanakan oleh guru di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jenis kelamin, status ekonomi sosial ataupun usia, semua orang menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi untuk jaman sekarang sangat dibutuhkan oleh setiap perorangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perceraian adalah puncak dari penyesuaian perkawinan yang buruk,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Berdirinya PT. Permata Finance Indonesia Cabang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun dengan lawan jenis merupakan salah satu tugas perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Globalisasi mengakibatkan adanya perubahan dengan tuntutan tertentu

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bidang pelayanan kesehatan tempat yang mendukung rujukan dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Lieben und arbeiten, untuk mencinta dan untuk bekerja.

Ariesta Marsitho Nugrahawan F

BAB IV ANALISIS TENTANG FUNGSI ACCOUNT CREDIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut merupakan proses yang diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan memiliki pesaing yang banyak di era globalisasi saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sifatnya subjektif. Kebahagiaan, kesejahteraan, dan rasa puas terhadap hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk

Pegadaian dan sewa guna usaha (leasing)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan juga merupakan faktor krisis yang dapat menentukan maju

semua individu dapat bekerja dalam tim. Penilaian yang diberikan kepada Perilaku sosial dalam organisasi atau Organizational Citizenship Behaviour

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari hadirnya tekanan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Permata Finance Indonesia (PT. PFI) dan PT. Nusa Surya Ciptadana Finance adalah sejenis perusahaan leasing yang memberikan pinjaman dana dengan jaminan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB). Seorang yang ingin mengajukan pinjaman di PT. PFI dan PT. Nusa harus melengkapi persyaratan yaitu BPKB asli kendaraan kendaraannya disertai fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), fotokopi Kartu Keluarga (KK), fotokopi Rekning Listrik dan fotokopi STNK motor. Kemudian surveyor mendatangi rumah calon konsumen untuk memperoleh data-data konsumen, misal kondisi rumah, pekerjaan, dan jumlah tanggungan keluarga. Jika semua syarat terpenuhi, maka konsumen mendapat uang pinjaman dan si konsumen menyetor uang perbulannya dengan bunga sesuai perjanjian. Jika konsumen tidak dapat mengembalikan uang pinjamannya maka motor atau mobil harus dititipkan di kantor sebagai barang jaminan. Bekerja di perusahaan leasing memiliki tantangan tersendiri. Seperti diungkapkan oleh salah satu karyawan yang bekerja sebagai Customer Service (CS) di PT. PFI pada wawancara yang dilakukan penulis tentang pekerjaannya melayani nasabah yang berkaitan masalah pinjaman, menerima angsuran, dan membuat laporan keuangan. Terdapat beberapa konsumen yang komplain tentang pengajuannya karena tidak segera di proses padahal di iklan selebarannya tertulis 1

2 pelayanan 1 jam cair. Hal tersebut disebabkan proses penggarapan berkas yang mungkin berbenturan dengan pengajuan yang lain. Selain itu ada target minimum konsumen yang harus dipenuhi yakni 20 konsumen setiap posko per bulan, dan hal tersebut tidak mudah untuk dipenuhi. Bila tidak bisa memenuhi target maka akan mendapat surat peringatan dari atasan yang bisa membuat tekanan kerja tersendiri bagi karyawan tersebut 1. Diakui juga oleh salah satu karyawan sebagai Account Officer (AO) yang bertugas menagih konsumen jika terlambat membayar pada jatuh tempo terkadang konsumen susah dicari atau bersembunyi dari AO. Hal tersebut sering membuat AO kebingungan karena bagaimanapun harus menemukan konsumen tersebut atau menerima sanksi dari atasan. Padahal AO tersebut tidak tega menagih dengan cara yang kasar kepada konsumen, tapi bila AO tidak berhasil menagih maka AO akan menerima sanksi dari perusahaan. AO juga terkadang menalangi atau menutup terlebih dahulu pembayaran konsumen, namun ada juga konsumen yang tidak mau membayar kembali ke AO 2. Selain mendapat gaji bulanan, para karyawan juga mendapat bonus atau fee, misal CS mendapat Rp.10.000,-/konsumen yang datang pengajuan langsung ke kantor dan disetujui. Sedangkan AO mendapat fee tambahan bila target menagihnya mencapai persenan tertentu. Jika telah menjadi karyawan tetap dalam jangka waktu tertentu disediakan liburan, sampai ke Singapore, pada September 2010 yang lalu. Kesejahteraan yang ingin dicari karyawan di PT. PFI, dimana 1 Wawancara dilakukan pada karyawan Custumer Service pada tanggal 20 November 2010 2 Wawancara dilakukan pada karyawan Account Officer pada tanggal 21 November 2010

3 kesejahteraan tersebut menjadi salah satu konsep dari subjective well-being (SWB) atau kesejahteraan subjektif. Namun tidak semua karyawan mengalami kesejahteraan subjektif yang diharapkan. Misalnya saja dari segi gaji, gaji pokok karyawan di perusahaan leasing tidak besar. Hal itu tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup apalagi untuk mencukupi karyawan yang sudah berkeluarga. Belum lagi biaya yang ditanggung para karyawan seperti uang untuk bensin bepergian mendatangi konsumen dan untuk makan. Definisi dari kesejahteraan subjektif menurut Diener dan Lucas (1999) adalah evaluasi seseorang tentang hidup mereka, termasuk penilaian kognitif terhadap kepuasan hidupnya serta evaluasi afektif dari mood dan emosi-emosi. Komponen-komponen dari SWB dibagi menjadi komponen kognitif dan komponen afektif. Komponen kognitif terbagi menjadi kepuasan hidup secara global dan kepuasan hidup terhadap domain tertentu, sedangkan komponen afektif terbagi menjadi evaluasi keberadaan afek positif dan afek negatif. Pendapatan, pilihan, keuntungan menjadi tujuan utama dalam konsep objektif, akan tetapi dalam hal subjektif kebahagiaan lebih diutamakan. Pandangan ini berdasarkan dua alasan. Alasan pertama, kesejahteraan adalah tujuan semua orang dan setiap individu menggunakan uang untuk mencapai kesejahteraan, tapi apabila kesejahteraan itu telah tercapai, uang bukanlah yang paling utama dalam kehidupan seseorang (Veenhoven, 1991). Alasan kedua, terdapat di beberapa negara bahwa pada seluruh masyarakat, uang tidak meningkatkan kebahagiaan dalam masyarakat atau sekurang-kurangnya tidak banyak.

4 Pada kenyataannya pekerjaan di perusahaan leasing tersebut juga memberikan tekanan dan beban kerja pada karyawan yang dapat menyebabkan stres. Dampak negatif dari kelebihan beban pada peran dan konflik peran tersebut dapat berefek buruk pada kesehatan fisik, psikologis, dan kesejahteraan diri. Padahal, kesejahteraan diri dapat membantu seseorang untuk sukses di berbagai area kehidupan (Lyubomirsky & Dickerhoof, 2005), sehingga penurunan kesejahteraan diri tersebut perlu dicegah. Menurut Hager (1999), stres sangat bersifat individual dan pada dasarnya bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban yang dirasakannya. Namun, berhadapan dengan suatu stressor (sumber stres) tidak selalu mengakibatkan gangguan secara psikologis maupun fisiologis. Terganggu atau tidaknya individu, tergantung pada persepsinya terhadap peristiwa yang dialaminya. Faktor kunci dari stres adalah persepsi seseorang dan penilaian terhadap situasi dan kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari situasi yang dihadapi (Diana, 1991). Dengan kata lain, bahwa reaksi terhadap stres dipengaruhi oleh bagaimana pikiran dan tubuh individu mempersepsi suatu peristiwa. Clonninger (1996) mengemukakan stres adalah keadaan yang terjadi ketika seseorang mendapatkan masalah atau tantangan dan belum mempunyai jalan keluarnya atau banyak pikiran yang menganggu seseorang terhadap sesuatu yang akan dilakukannya. Stres biasanya muncul pada situasi-situasi yang kompleks, menuntut sesuatu di luar kemampuan individu, dan munculnya situasi yang tidak jelas. Dalam konteks pekerjaan biasanya stres dapat timbul dari beban tugas yang

5 tinggi, kerumitan tugas, tidak tersedianya fasilitas untuk mengerjakan tugas, kebijakan perusahaan, atasan yang otoriter, kondisi fisik lingkungan kerja yang panas, bising, dan berbau. Stres dapat muncul dari hubungan yang tidak harmonis antara atasan dan bawahan, adanya konflik antara rekan kerja, kekaburan peran dan tanggung jawab dalam pekerjaan, persaingan yang tidak sehat antarsesama rekan kerja (Rice, 1999). Kendall dan Hammen (1998) menyatakan stres dapat terjadi pada individu ketika terdapat ketidakseimbangan antara situasi yang menuntut dengan perasaan individu atas kemampuannya untuk bertemu dengan tuntutan-tuntutan tersebut. Situasi yang menuntut tersebut dipandang sebagai beban atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya. PT. PFI dan PT. Nusa sendiri dalam menghadapi stres para karyawan yang berada di bawah tekanan memberikan beberapa reward. Reward tersebut diberikan oleh perusahaan untuk memotivasi karyawan agar bekerja lebih maksimal, betah bekerja di perusahaan, dan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan serta karyawannya. Pada karyawan sendiri bekerja mencari uang adalah tidak lain mencari kesejahteraan bagi dirinya, pada keluarga, dan untuk memberi masa depan cerah pada anak-anaknya kelak. Pada kenyataannya kesejahteraan subjektif pada karyawan perusahaan leasing tidak semua tercapai. Berdasarkan wawancara kepada 2 customer service dan 3 collector serta observasi di salah satu pos sales PT. Permata dan PT. Nusa pada tanggal 20 dan 21 November 2010, penulis menarik kesimpulan bahwa karyawan mengalami tekanan kerja dan umumnya memicu kondisi stres kerja pada

6 karyawan. Tidak hanya dari segi gaji atau reward tetapi juga masalah apakah karyawan tersebut bisa bertahan di lingkungan kerja yang dibawah tekanan, sanksi yang tegas, target yang harus dicapai, dan persepsi karyawan terhadap stres kerja itu sendiri. Padahal kesejahteraan juga dilihat dari bagaimana perasaan karyawan tersebut bekerja, apakah dirinya merasa bahagia di tempat tersebut atau stres karena banyak tekanan. Faktor psikologis dari emosi masing-masing karyawan juga berpengaruh, apakah karyawan tersebut mudah terbawa suasana emosinya seperti marah, cemas, dan takut. Hal-hal seperti itulah yang akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan seorang karyawan dan juga membawa dampak di kehidupan sehari-hari. Berdasar fenomena tersebut di atas maka muncul permasalahan Apakah ada hubungan antara stres kerja dengan kesejahteraan subjektif pada karyawan di lembaga keuangan? Sehingga untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk mengambil judul Hubungan antara stres kerja dengan kesejahteraan subjektif pada karyawan perusahaan leasing di lembaga keuangan

7 B. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui: 1. Mengetahui hubungan antara stres kerja dengan kesejahteraan subjektif 2. Mengetahui peranan stres kerja terhadap kesejahteraan subjektif 3. Mengetahui tingkat stres kerja 4. Mengetahui tingkat kesejahteraan subjektif C. Manfaat Penelitian Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Sebagai masukan bagi para ilmuwan dalam usaha mengembangkan ilmu-ilmu psikologi khususnya psikologi sosial yang berkaitan dengan psikologi industri. 2. Bagi karyawan di perusahaan leasing, dengan terbuktinya hipotesis dalam penelitian ini diharapkan untuk mengendalikan emosi individu terhadap stres kerja sehingga pada akhirnya mencapai kesejahteraan subjektif yang diinginkan. 3. Bagi perusahaan, dengan terbuktinya hipotesis dalam penelitian ini diharapkan perusahaan dapat menurunkan stres kerja sehingga kinerja para karyawan dapat meningkat dan dapat menguntungkan bagi perusahaan.